Bab 5

1 minggu kemudian seperti yang Reno janjikan kepada Reysa, ia sedang bersiap-siap membereskan pakaian yang akan ia bawa selama berada di Indonesia.

"Oh iya. Kira-kira kami berada disana berapa hari yah? Sebaiknya aku tanya saja Reno" Reysa menyambar ponselnya, ia langsung menghubungi nomor Reno. "Hallo Reno! berapa hari kita akan berada di Indonesia?".

"Mmmm, sekitar 4 hari saja Rey. Kenapa?".

"Tidak Reno. Aku hanya memperkirakan berapa pakaian yang harus aku bawa. Ya sudah aku siap-siap dulu yah. Sebentar lagi aku akan langsung ke bandara".

"Iya Rey".

Kemudian Reysa menatap pakaian yang terletak diatas tempat tidur, setelah itu ia memasuki semuanya kedalam koper.

"Tidak apa-apa kalau aku membawa pakaian banyak. Sepertinya itu jauh lebih bagus, sekarang waktunya kita mandi".

Tidak membutuhkan waktu yang lama, seperti biasa Reysa hanya menghabiskan waktu kurang lebih dari 15 menit di dalam kamar mandi. setelah itu ia pun segera keluar dari dalam sana dengan handuk putih melilit di atas dada.

Lalu ia tersenyum lebar menatap pantulan wajahnya di depan cermin begitu ia selesai memakai pakaiannya.

"Aku cantik sekali. Setibanya nanti di Indonesia, aku akan mendatangi rumahnya. Semoga saat itu juga Argana ada disana, rasanya aku ingin sekali memeluknya".

Ting!

Sebuah notifikasi memasuki ponselnya, "Oo, ternyata Reno sudah tiba di bandara. Aku harus segera berangkat" Reysa menyambar kopernya ia segera keluar dari dalam apartemen.

Hingga kini ia telah tiba di bandara, ia langsung melihat Reno menunggu di pintu satu bersama dengan kelompoknya yang lainnya.

"Reysa disini" Reno melambaikan tangan kanannya. Dengan senyum mengembang di wajah Reysa, ia pun sedikit berlari kearah mereka. "Jangan lari Rey. Kamu bisa jatuh".

"Hahahahah.. Tidak apa-apa Reno. Aku sudah terbiasa. Ah maaf, kalian pasti sudah menunggu lama yah? Maaf" ucapnya lagi dengan kepala menunduk.

"Tidak apa-apa Rey. Ayo".

"Mmmmm".

_

_

Bercampur dengan perasaan bahagia, Reysa semakin melebarkan senyumnya diwajahnya ketika sang pramugari memberitahu kalau pesawat yang mereka tumpangi akan segera tiba di bandara internasional.

"Wah.. Kamu tampak sangat bahagia sekali Reysa. Ada apa hhhmmm? Aku tidak bisa jamin kalau kamu bilang kamu sangat bahagia sekali akan bertemu dengan keluarga mu. Apa dia orang yang begitu spesial dalam hidup mu?".

Reysa pun langsung tertawa mengangguk, "Mmmmm, dia kekasihku Reno. Aku sangat merindukan dia setelah 1 tahun lamanya kamu berpisah".

"Oohh" gumam Reno sambil mengangguk.

"Iya Reno".

Hingga kini mereka telah tiba di bandara, bus yang akan menjemput mereka ke bandara telah menunggu disana.

"Kamu mau ikut kita ke hotel atau kamu mau langsung menemui dia Rey?" tanya Reno melihatnya.

"Ikut kalian dulu ke hotel. Setelah itu aku akan kesana".

"Oh ya sudah. Berikan koper mu" Reno membawa kopernya ke dalam bagasi bus, sedangkan Reysa duluan masuk kedalam bus. Ia lalu mendudukkan diri disalah satu kursi yang kosong, tidak lama kemudian Reno menyusulnya masuk kedalam.

"Sebelumnya kamu sudah pernah ke Indonesia Reno? Indonesia sangat panas tidak seperti kita berada di London".

"Aku sudah tau kalau Indonesia panas Rey" jawab Reno tersenyum. "Lagian aku lebih suka cuaca Indonesia, bagaimana kalau nantinya kita ke Bali?".

"Bali?".

"Mmmm, kenapa?".

"Tidak, tapi aku rasa kamu tidak akan punya waktu pergi kesana. Soalnya kalau kita pergi kesana..

"Jangan khawatir. Waktu ada pada kita Reysa" potong Reno mengedipkan sebelah matanya membuat Reysa tertawa.

"Baiklah kalau gitu. Kita akan ke Bali Reno".

"Goods Reysa".

Sesampainya mereka di hotel, beberapa pelayan di hotel tersebut datang menghampiri mereka dengan senyuman ramah. "Selamat datang di hotel kami tuan nona. Ayo ikut kita".

Kemudian mereka membawa kelompok Reno ke dalam apertemen yang sengaja di pesan untuk beberapa hari kedepannya. Namun berbeda dengan Reysa, ia dikhususkan di dalam satu kamar hotel sesuai dengan permintaan Reno.

"Wah, aku jadi merasa paling spesial dari yang lain Reno" senyum Reysa merasa tidak enak dengan yang lainnya.

"Tidak apa-apa. Lagian kamu tidak bagian dari kelompok kita. Jadi sudah sewajarnya kamu berpisah tempat".

"Kalau gitu terima kasih banyak Reno. Kamu baik banget deh".

"Mmmm... Masuklah istirahat, kalau ada apa-apa cepat beritahu aku atau yang lainnya".

"Iya Reno" Reysa pun segera masuk ke dalam kamarnya.

Lalu ia menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur, sambil menatap keatas langit-langit kamar, Reysa mengangkat tangan kanannya dia atas kepala. "Hhooaammm.. Aku sedikit mengantuk. Sebaiknya aku tidur dulu, setelah itu aku akan kerumah Argana".

_

_

Sepulang kuliah Bagas mengajak Argana ketempat tongkrongan biasa mereka. Disana Bagas dan Argana tengah di tungguin oleh teman lama mereka semasa SMA yaitu Dava dan Mario.

"Apa kalian sudah menunggu lama?" tanya Bagas mendudukkan diri.

"Belum. Kami tiba disini sekitar 15 menit yang lalu" jawab Mario menuang anggur tersebut diatas gelas mereka masing-masing. Lalu meneguknya dengan sekali tegukan saja, "Malam ini aku ingin melupakan semuanya dengan anggur merah ini".

"Hahahahah" tawa mereka melihat Mario yang sedang dalam kehancuran. "Sudah bro, lupakan wanita yang menyakiti mu. Kenapa kamu harus menyiksa diri?" ucap Bagas. "Bukankah begitu Argana?".

Argana lalu tersenyum tipis, ia memilih tidak menjawabnya dari pada harus memberikan jawaban.

"Ais.. Kamu sama saja dengan Mario. Bagaimana dengan mu Dava?".

"Seperti biasa" jawab Dava menarik sudah bibirnya terangkat keatas meneguk anggur ya kembali dengan sekali tegukan. "Aku tidak takut kehilangan wanita jika wanita itu sendiri yang memilih pergi dari ku haahh.. Kenapa harus kita yang merasakan sakit? Ais.. Aku tidak pernah perduli dengan wanita. Biarkan saja mereka dengan dunianya selagi kita tidak kekurangan wanita".

Mendengar jawaban dari Dava, Bagas langsung bertepuk tangan dihadapannya. "Bagus Dava, jangan pernah merasa hancur hanya karna satu wanita yang sama sekali tidak ingin bersama kita" ucap Bagas sembari melirik kearah Argana yang hanya diam saja mendengar percakapan keduanya.

"Ais.. Sebaiknya kalian berdua diam saja. Kalian berdua berkata seperti itu karena belum pernah merasakan apa yang aku dan Argana rasakan. Bukankah begitu Argana?" lagi-lagi Argana bukannya menjawab, ia malah menuang anggur itu kembali di dalam gelasnya.

"Baiklah.. Karna posisi kita berada di tempat yang sama. Jadi aku akan memakluminya Argana" Mario pun ikutan kembali menuang anggurnya di dalam gelas dan meneguknya kembali dengan sekali tegukan hingga kini ia merasa sedikit pusing begitu juga dengan Argana.

Sedangkan kedua orang itu hanya bisa tertawa sambil geleng kepala. Lalu Bagas memesan anggur mereka kembali, "Mbak.. Kami pesan dua botol lagi".

"Baik" Angguknya tersenyum manis segera membawakan pesanan yang Bagas minta.

Setelah itu ia menaruh diatas meja mereka, dengan senyuman yang tidak pudar dari wajahnya, ia seperti sedang berusaha mencoba menarik perhatian Bagas dengan membuka sedikit kancing kemeja hingga belahan dadanya terlihat begitu jelas di kedua mata Bagas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!