Antara Cinta Dan Luka
Pada suatu malam di tengah hujan yang lebat terdengar suara tangisan bayi di depan pintu Panti Asuhan Kasih Bunda.
"Oe..oe..oe.."
Ibu Panti yang bernama Mirna akhirnya keluar karena mendengar tangisan bayi tersebut.
"Astagfirulloh...siapa yang sudah tega membuang bayi kecil tidak berdosa di tengah malam dan hujan yang deras seperti ini?" tanya Bu Mirna.
"Bu coba lihat, ini ada kalung di keranjang bayi nya," ucap salah satu Anak Panti yang sudah besar.
Bu Mirna pun melihat kalung tersebut yang bertuliskan Melati.
"Mungkin bayi ini bernama Melati, kasihan sekali kamu Nak, padahal kamu bayi yang sangat cantik, semoga kelak kamu menjadi Anak yang baik dan berhati cantik, secantik namamu sayang," ucap Bu Mirna, sehingga akhirnya semua orang yang berada di Panti memanggil bayi tersebut dengan nama Melati.
Melati kecil mempunyai teman yang bernama Gilang, mereka tumbuh bersama sejak bayi, karena Melati dan Gilang ditemukan hanya selisih beberapa bulan saja, dan umur Gilang lebih tua beberapa bulan dari Melati.
Suatu hari, tepat di usia Melati yang ke-5 tahun Gilang mengajak Melati pergi ke Arena Bermain Anak yang tidak jauh dari Panti Asuhan, Gilang sengaja menabung agar bisa mengajak Melati ke tempat tersebut.
"Terimakasih ya, Kak Gilang sudah mengajak Melati ke Taman Bermain, dari dulu Melati ingin sekali pergi ke sana."
"Iya sama-sama, Kak Gilang sengaja menabung supaya bisa mengajak Melati ke Taman Bermain, anggap saja itu sebagai kado Ulang tahun dari Kak Gilang," jawab Gilang dengan tersenyum.
Setelah beberapa menit berjalan, mereka berdua akhirnya sampai di Arena Bermain Anak, Gilang dan Melati sangat bahagia karena ini untuk pertama kalinya mereka bisa masuk ke tempat tersebut.
"Waaah...tempatnya bagus sekali Kak, Melati tidak sedang bermimpi kan?" tanya Melati.
"Aduh...sakit Kak," ucap Melati yang kini mendapatkan cubitan di pipinya dari Gilang.
"Berarti kalau sakit artinya Melati tidak sedang bermimpi," jelas Gilang yang membuat Melati tersenyum bahagia.
......................
Tidak terasa hari pun sudah sore, sehingga Gilang dan Melati akhirnya memutuskan untuk pulang ke Panti Asuhan.
"Waktu terasa cepat sekali berlalu ya Kak, padahal Melati masih ingin bermain," ujar Melati dengan cemberut.
"Melati jangan bersedih ya, nanti kalau Kak Gilang punya uang, Kakak pasti akan mengajak Melati kesini lagi," ucap Gilang mencoba untuk menghibur Melati.
Pada saat perjalanan pulang, mereka tidak sengaja menemukan seekor anak kucing yang berada di dalam selokan.
"Kak Gilang, coba lihat deh ada anak kucing di dalam selokan, padahal sebentar lagi mau turun hujan, kasihan banget ya, yuk kita tolongin," ajak Melati.
Akhirnya Gilang pun turun ke dalam selokan untuk mengambil kucing tersebut.
"Mel, sebaiknya kita bawa saja anak kucingnya ke Panti," ujar Gilang yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Melati. Namun, di tengah perjalanan menuju pulang ke Panti, Melati dan Gilang dicegat oleh beberapa orang preman yang memaksa akan membawa mereka berdua untuk dijadikan pengemis.
Entah mempunyai kekuatan darimana tiba-tiba Melati bisa menggerakan benda-benda di sekitarnya hanya dengan kekuatan pikirannya saja.
"Lho kenapa karungnya bisa terbang sendiri?" ucap salah satu Preman.
"Jangan-jangan disini ada ha...ha...hantu...." ucap ke empat preman tersebut sampai lari terbirit-birit.
Mereka semua tidak ada yang menyadari kalau itu adalah perbuatan Melati, bahkan Gilang yang berada di samping Melati pun sama sekali tidak menyadarinya.
"Huuuuh..badannya aja yang gede, tapi sama hantu saja takut," teriak Gilang.
"Alhamdulillah ya Kak Gilang, akhirnya mereka tidak berhasil menculik kita," ucap Melati.
"Kamu gak apa-apa kan Mel?" Tanya Gilang.
"Aku gak apa-apa kok Kak."
"Syukur deh kalau begitu, terimakasih ya om hantu atau tanteu hantu," ucap Gilang.
"Hus..Kakak itu gak boleh ngomong begitu, harusnya berterimakasih itu kepada Allah SWT," ucap Melati mengingatkan Gilang.
"He..he..iya maaf," ucap Gilang dengan cengengesan.
Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan membawa anak kucing yang mereka selamatkan tadi.
Sesampainya di Panti, mereka berdua membersihkan anak kucing tersebut yang terlihat kotor.
"Mel kamu mau kasih nama apa kucingnya?" Tanya Gilang.
"Bagaimana kalau Megi saja kak?"
"Kenapa Megi?" Tanya Gilang.
"Megi adalah gabungan dari nama kita, yaitu Melati dan Gilang."
Akhirnya Gilang setuju dengan usul Melati, dan kucing tersebut kini mereka panggil dengan nama Megi.
......................
Bu Mirna berniat untuk berjualan makanan di Bazar yang di adakan di lapangan sebelah Panti asuhan, lumayan hasil dari jualannya bisa membantu ekonomi Panti. Namun, Bu Mirna bingung karena tidak ada yang bisa membantunya membuat makanan, sampai akhirnya Melati dan Gilang mempunyai ide untuk membantu Bu Mirna.
"Ibu gak usah khawatir ya, nanti pasti Melati sama Kak Gilang bantu."
"Memangnya kalian berdua bisa? Kamu dan Gilang kan masih kecil sayang."
"Insyaalloh Bu, Melati kan sering lihat ibu memasak."
Akhirnya mereka bertiga pun memutuskan untuk memulai membuat makanan, dan betapa terkejutnya Bu Mirna dan Gilang karena Melati begitu lihai menunjukan keahliannya dalam memasak, padahal sebelumnya tidak pernah ada yang mengajarkan Melati.
Makanan kini sudah selesai dibuat dan siap untuk dijual, semua orang sangat menyukai makanan yang dijual oleh Bu mirna, bahkan hanya dalam sekejap saja makanannya sudah habis terjual.
"Bu Mirna makanannya sangat enak, nanti kapan-kapan kami pesen sama Bu Mirna."
"Iya terimakasih Ibu-ibu semuanya, ini juga bukan hanya masakan saya."
"Ah Bu Mirna suka merendah, lagian gak mungkin kan yang masak Melati atau Gilang? Kan hanya mereka berdua sekarang yang paling besar diantara anak Panti yang lain."
Disaat Bu Mirna hendak menjawab ucapan Ibu-ibu tersebut, Melati melarangnya dengan memberikan kode melalui gerakan tangannya dan Bu Mirna pun mengerti maksud Melati.
Akhirnya mereka bertiga kembali pulang ke Panti setelah acara Bazar selesai.
"Terimakasih ya sayang, ini semua berkat bantuan kalian berdua," ucap Bu Mirna.
"Iya sama-sama Bu, harusnya kami yang berterimakasih karena Ibu sudah merawat kami sejak kami masih bayi," ucap Melati sehingga mereka bertiga kini berpelukan.
......................
Kini Melati dan Gilang sudah berumur enam tahun, Megi pun sudah menjadi kucing betina dewasa, mereka berdua selalu bermain dengan Megi ketika sudah selesai membantu pekerjaan Bu Mirna di Panti.
Harusnya Melati dan Gilang sudah masuk TK. Akan tetapi, karena keterbatasan ekonomi dengan sangat menyesal Bu Mirna tidak dapat menyekolahkan mereka berdua. Namun, karena mereka rajin belajar di Panti, mereka kini sudah bisa membaca dan menulis.
Suatu ketika Gilang tiba-tiba mimisan lalu kemudian pingsan sehingga membuat Melati dan Bu Mirna merasa khawatir dan membawanya untuk diperiksa ke Rumah sakit, betapa terkejutnya Bu mirna dan Melati yang mengetahui kalau Gilang mengidap kanker otak stadium awal. Namun, mereka sepakat merahasiakan tentang penyakitnya kepada Gilang untuk sementara waktu supaya Gilang tidak merasa takut.
Beberapa hari kemudian, ada pengusaha kaya dari kota yang hendak mengadopsi Melati. beliau adalah seorang perempuan cantik yang bernama Shintya Prayoga, Ibu Shintya langsung jatuh hati kepada Melati pada saat pertemuan mereka yang pertama, karena beliau berkata Melati telah mengingatkannya kepada Putrinya yang telah meninggal pada waktu bayi. Namun, Melati memohon kepada Ibu Shintya agar Gilang saja yang di adopsi, dan Melati meminta supaya Ibu Shintya mengobati Gilang yang kini terkena kanker otak.
Gilang yang mengetahui dirinya akan diadopsi pun menolak, karena dia tidak mau berpisah dengan Melati. Bu Shintya akhirnya memutuskan untuk mengadopsi mereka berdua. Akan tetapi, dengan berat hati Melati menolak untuk di adopsi dengan alasan tidak ingin berpisah dari Bu Mirna, karena seandainya Melati ikut pergi bersama Gilang maka tidak akan ada lagi yang membantu Bu Mirna di Panti. Bu Mirna pun akhirnya memberitahukan tentang penyakit yang diderita oleh Gilang supaya Gilang bersedia untuk diadopsi.
Akhirnya Melati dan Gilang berpisah. Namun, sebelum pergi Gilang berjanji jika kelak dia sudah dewasa dan sukses, Gilang akan kembali menjemput Melati dan akan Menikahinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
martina melati
gime... gilang melati/Grin/
2024-09-27
1
Lina Zascia Amandia
Karya dirimu ada terpajang di Rising Star yang ini. Slmt ya.... senang rasanya pny tmn yg prnh dukung like ada di pajang di beranda.
2022-10-18
2
Fara F
Asli best ceritamu dek...identik sekali sama kehidupan...suka deh pokoknya😘😍👍
tetap semangat up ya💪
2022-09-12
2