Pada suatu malam di tengah hujan yang lebat terdengar suara tangisan bayi di depan pintu Panti Asuhan Kasih Bunda.
"Oe..oe..oe.."
Ibu Panti yang bernama Mirna akhirnya keluar karena mendengar tangisan bayi tersebut.
"Astagfirulloh...siapa yang sudah tega membuang bayi kecil tidak berdosa di tengah malam dan hujan yang deras seperti ini?" tanya Bu Mirna.
"Bu coba lihat, ini ada kalung di keranjang bayi nya," ucap salah satu Anak Panti yang sudah besar.
Bu Mirna pun melihat kalung tersebut yang bertuliskan Melati.
"Mungkin bayi ini bernama Melati, kasihan sekali kamu Nak, padahal kamu bayi yang sangat cantik, semoga kelak kamu menjadi Anak yang baik dan berhati cantik, secantik namamu sayang," ucap Bu Mirna, sehingga akhirnya semua orang yang berada di Panti memanggil bayi tersebut dengan nama Melati.
Melati kecil mempunyai teman yang bernama Gilang, mereka tumbuh bersama sejak bayi, karena Melati dan Gilang ditemukan hanya selisih beberapa bulan saja, dan umur Gilang lebih tua beberapa bulan dari Melati.
Suatu hari, tepat di usia Melati yang ke-5 tahun Gilang mengajak Melati pergi ke Arena Bermain Anak yang tidak jauh dari Panti Asuhan, Gilang sengaja menabung agar bisa mengajak Melati ke tempat tersebut.
"Terimakasih ya, Kak Gilang sudah mengajak Melati ke Taman Bermain, dari dulu Melati ingin sekali pergi ke sana."
"Iya sama-sama, Kak Gilang sengaja menabung supaya bisa mengajak Melati ke Taman Bermain, anggap saja itu sebagai kado Ulang tahun dari Kak Gilang," jawab Gilang dengan tersenyum.
Setelah beberapa menit berjalan, mereka berdua akhirnya sampai di Arena Bermain Anak, Gilang dan Melati sangat bahagia karena ini untuk pertama kalinya mereka bisa masuk ke tempat tersebut.
"Waaah...tempatnya bagus sekali Kak, Melati tidak sedang bermimpi kan?" tanya Melati.
"Aduh...sakit Kak," ucap Melati yang kini mendapatkan cubitan di pipinya dari Gilang.
"Berarti kalau sakit artinya Melati tidak sedang bermimpi," jelas Gilang yang membuat Melati tersenyum bahagia.
......................
Tidak terasa hari pun sudah sore, sehingga Gilang dan Melati akhirnya memutuskan untuk pulang ke Panti Asuhan.
"Waktu terasa cepat sekali berlalu ya Kak, padahal Melati masih ingin bermain," ujar Melati dengan cemberut.
"Melati jangan bersedih ya, nanti kalau Kak Gilang punya uang, Kakak pasti akan mengajak Melati kesini lagi," ucap Gilang mencoba untuk menghibur Melati.
Pada saat perjalanan pulang, mereka tidak sengaja menemukan seekor anak kucing yang berada di dalam selokan.
"Kak Gilang, coba lihat deh ada anak kucing di dalam selokan, padahal sebentar lagi mau turun hujan, kasihan banget ya, yuk kita tolongin," ajak Melati.
Akhirnya Gilang pun turun ke dalam selokan untuk mengambil kucing tersebut.
"Mel, sebaiknya kita bawa saja anak kucingnya ke Panti," ujar Gilang yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Melati. Namun, di tengah perjalanan menuju pulang ke Panti, Melati dan Gilang dicegat oleh beberapa orang preman yang memaksa akan membawa mereka berdua untuk dijadikan pengemis.
Entah mempunyai kekuatan darimana tiba-tiba Melati bisa menggerakan benda-benda di sekitarnya hanya dengan kekuatan pikirannya saja.
"Lho kenapa karungnya bisa terbang sendiri?" ucap salah satu Preman.
"Jangan-jangan disini ada ha...ha...hantu...." ucap ke empat preman tersebut sampai lari terbirit-birit.
Mereka semua tidak ada yang menyadari kalau itu adalah perbuatan Melati, bahkan Gilang yang berada di samping Melati pun sama sekali tidak menyadarinya.
"Huuuuh..badannya aja yang gede, tapi sama hantu saja takut," teriak Gilang.
"Alhamdulillah ya Kak Gilang, akhirnya mereka tidak berhasil menculik kita," ucap Melati.
"Kamu gak apa-apa kan Mel?" Tanya Gilang.
"Aku gak apa-apa kok Kak."
"Syukur deh kalau begitu, terimakasih ya om hantu atau tanteu hantu," ucap Gilang.
"Hus..Kakak itu gak boleh ngomong begitu, harusnya berterimakasih itu kepada Allah SWT," ucap Melati mengingatkan Gilang.
"He..he..iya maaf," ucap Gilang dengan cengengesan.
Akhirnya mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan membawa anak kucing yang mereka selamatkan tadi.
Sesampainya di Panti, mereka berdua membersihkan anak kucing tersebut yang terlihat kotor.
"Mel kamu mau kasih nama apa kucingnya?" Tanya Gilang.
"Bagaimana kalau Megi saja kak?"
"Kenapa Megi?" Tanya Gilang.
"Megi adalah gabungan dari nama kita, yaitu Melati dan Gilang."
Akhirnya Gilang setuju dengan usul Melati, dan kucing tersebut kini mereka panggil dengan nama Megi.
......................
Bu Mirna berniat untuk berjualan makanan di Bazar yang di adakan di lapangan sebelah Panti asuhan, lumayan hasil dari jualannya bisa membantu ekonomi Panti. Namun, Bu Mirna bingung karena tidak ada yang bisa membantunya membuat makanan, sampai akhirnya Melati dan Gilang mempunyai ide untuk membantu Bu Mirna.
"Ibu gak usah khawatir ya, nanti pasti Melati sama Kak Gilang bantu."
"Memangnya kalian berdua bisa? Kamu dan Gilang kan masih kecil sayang."
"Insyaalloh Bu, Melati kan sering lihat ibu memasak."
Akhirnya mereka bertiga pun memutuskan untuk memulai membuat makanan, dan betapa terkejutnya Bu Mirna dan Gilang karena Melati begitu lihai menunjukan keahliannya dalam memasak, padahal sebelumnya tidak pernah ada yang mengajarkan Melati.
Makanan kini sudah selesai dibuat dan siap untuk dijual, semua orang sangat menyukai makanan yang dijual oleh Bu mirna, bahkan hanya dalam sekejap saja makanannya sudah habis terjual.
"Bu Mirna makanannya sangat enak, nanti kapan-kapan kami pesen sama Bu Mirna."
"Iya terimakasih Ibu-ibu semuanya, ini juga bukan hanya masakan saya."
"Ah Bu Mirna suka merendah, lagian gak mungkin kan yang masak Melati atau Gilang? Kan hanya mereka berdua sekarang yang paling besar diantara anak Panti yang lain."
Disaat Bu Mirna hendak menjawab ucapan Ibu-ibu tersebut, Melati melarangnya dengan memberikan kode melalui gerakan tangannya dan Bu Mirna pun mengerti maksud Melati.
Akhirnya mereka bertiga kembali pulang ke Panti setelah acara Bazar selesai.
"Terimakasih ya sayang, ini semua berkat bantuan kalian berdua," ucap Bu Mirna.
"Iya sama-sama Bu, harusnya kami yang berterimakasih karena Ibu sudah merawat kami sejak kami masih bayi," ucap Melati sehingga mereka bertiga kini berpelukan.
......................
Kini Melati dan Gilang sudah berumur enam tahun, Megi pun sudah menjadi kucing betina dewasa, mereka berdua selalu bermain dengan Megi ketika sudah selesai membantu pekerjaan Bu Mirna di Panti.
Harusnya Melati dan Gilang sudah masuk TK. Akan tetapi, karena keterbatasan ekonomi dengan sangat menyesal Bu Mirna tidak dapat menyekolahkan mereka berdua. Namun, karena mereka rajin belajar di Panti, mereka kini sudah bisa membaca dan menulis.
Suatu ketika Gilang tiba-tiba mimisan lalu kemudian pingsan sehingga membuat Melati dan Bu Mirna merasa khawatir dan membawanya untuk diperiksa ke Rumah sakit, betapa terkejutnya Bu mirna dan Melati yang mengetahui kalau Gilang mengidap kanker otak stadium awal. Namun, mereka sepakat merahasiakan tentang penyakitnya kepada Gilang untuk sementara waktu supaya Gilang tidak merasa takut.
Beberapa hari kemudian, ada pengusaha kaya dari kota yang hendak mengadopsi Melati. beliau adalah seorang perempuan cantik yang bernama Shintya Prayoga, Ibu Shintya langsung jatuh hati kepada Melati pada saat pertemuan mereka yang pertama, karena beliau berkata Melati telah mengingatkannya kepada Putrinya yang telah meninggal pada waktu bayi. Namun, Melati memohon kepada Ibu Shintya agar Gilang saja yang di adopsi, dan Melati meminta supaya Ibu Shintya mengobati Gilang yang kini terkena kanker otak.
Gilang yang mengetahui dirinya akan diadopsi pun menolak, karena dia tidak mau berpisah dengan Melati. Bu Shintya akhirnya memutuskan untuk mengadopsi mereka berdua. Akan tetapi, dengan berat hati Melati menolak untuk di adopsi dengan alasan tidak ingin berpisah dari Bu Mirna, karena seandainya Melati ikut pergi bersama Gilang maka tidak akan ada lagi yang membantu Bu Mirna di Panti. Bu Mirna pun akhirnya memberitahukan tentang penyakit yang diderita oleh Gilang supaya Gilang bersedia untuk diadopsi.
Akhirnya Melati dan Gilang berpisah. Namun, sebelum pergi Gilang berjanji jika kelak dia sudah dewasa dan sukses, Gilang akan kembali menjemput Melati dan akan Menikahinya.
Enam tahun pun berlalu dari semenjak perpisahan Melati dan Gilang.
Hari ini adalah hari Pertama Melati masuk SMP. Melati selalu merasa kesepian semenjak kepergian Gilang, karena selama SD pun Melati tidak pernah mempunyai seorang teman, mereka semua tidak mau berteman dengan Melati yang hanya anak Panti Asuhan yang tidak jelas asal-usulnya. Kini dia hanya mempunyai Megi sebagai teman bermain.
"Kak Gilang, Melati kangen, bagaimana kabar kak Gilang sekarang? kenapa Kakak gak pernah ngabarin Melati? Mudah-mudahan saja penyakit kakak sudah sembuh, Melati selalu mendo'akan kesembuhan kak Gilang di setiap sujud Melati," gumam Melati dengan meneteskan airmata.
"Melati sayang kenapa Melamun? ayo segera berangkat Sekolah nanti kamu terlambat," ucap Bu Mirna.
"Tidak apa-apa kok Bu, Kalau begitu Melati pamit dulu ya Bu," ucap Melati dengan mencium punggung tangan Bu Mirna lalu mengucapkan salam sebelum ia pergi.
"Hati-hati ya sayang," ucap Bu Mirna yang dijawab oleh anggukan kepala serta senyuman dari Melati.
Sesampainya di Sekolah, Melati mencari ruangan kelasnya, sehingga dia nampak berjalan kesana kemari, dia pun akhirnya mencoba bertanya kepada salah satu anak yang bersekolah disana.
"Kak maaf saya mau tanya, kelas tujuh berada di sebelah mana ya?" Tanya Melati.
"Itu di sebelah sana, kamu lurus saja, nanti ada gang kamu belok ke sebelah kiri, kelasnya ada di paling ujung," tunjuk anak perempuan tersebut kepada Melati.
Melati pun kini mencoba melangkahkan kaki ke tempat yang tadi di tunjukan oleh kakak kelasnya tanpa sedikitpun mempunyai prasangka buruk. Akan tetapi, disaat dia mencoba masuk ke dalam ruangan tersebut tiba-tiba pintu nampak ditutup lalu di kunci dari luar.
BRUG..
Terdengar keras suara pintu yang di tutup, kemudian Melati mencoba untuk membukanya. Akan tetapi, rupanya pintu sudah di kunci dari luar, lalu sesaat kemudian terdengar tawa beberapa orang dari depan pintu.
"Rasain kamu anak h*r*m, suruh siapa sekolah disini, jangan harap kamu bisa tenang berada di Sekolah ini," ucap salah satu anak yang mengunci Melati.
"Yuk Guys kita mending masuk saja ke kelas, biarkan anak h*r*m itu terkurung disana untuk selamanya," ajak anak yang lain, sehingga mereka pergi meninggalkan Melati yang terkunci di dalam gudang.
"Ya Alloh apa salahku pada mereka sehingga di hari pertama sekolah saja aku sudah di bully, padahal bukan salahku jika aku tidak mengetahui siapa kedua orangtuaku. Sabar Melati, biarkan Alloh yang membalas semua kejahatan mereka," ucap Melati dalam hati.
Dan dengan mudah kini Melati membuka pintu kunci ruangan tersebut karena kekuatan Melati akan muncul sesuai perintah yang ada dalam pikirannya.
"Alhamdulillah Ya Alloh, sekarang aku harus bergegas mencari ruang kelasku sebelum bel berbunyi."
Kini Melati sudah sampai di kelasnya sesuai dengan arahan dari Pak Satpam. Melati pun masuk sambil mengucapkan salam.
Salah satu anak yang ikut mengunci Melati Merasa kesal karena Melati berhasil keluar dari dalam Gudang, anak itu bernama Jennifer, dia tidak suka dengan Melati sejak mereka SD, karena dia selalu merasa tersaingi dengan kecantikan dan kepintaran Melati, sehingga dia selalu berusaha menghasut teman-temannya supaya tidak ada yang mau berteman dengan Melati.
"Assalamu'alaikum Bu, maaf saya telat soalnya tadi saya nyasar," ucap Melati dengan mencium punggung tangan Bu guru.
"Wa'alaikumsalam, iya tidak apa-apa sayang, ayo perkenalkan namamu kepada semua teman disini," ucap Bu guru.
"Assalamu'alaikum teman-teman semuanya, Perkenalkan nama saya Melati, senang bertemu dengan kalian semua," ucap Melati yang sama sekali tidak mendapat sambutan dari teman-temannya.
"Jangan sedih ya sayang, masih ada Ibu yang sayang sama kamu, perkenalkan nama Ibu Arum. Sebaiknya sekarang Melati duduk ya," ucap Bu Arum kepada Melati. Melati kini berusaha mencari bangku yang kosong. Namun, lagi-lagi temannya tidak ada yang mau sebangku dengan Melati, sehingga Melati memutuskan untuk duduk sendiri di bangku yang kosong di pojok paling belakang.
Meskipun Melati selalu dibully di Sekolahnya, akan tetapi dia tidak pernah merasa berkecil hati, dan dia membuktikannya lewat prestasi. Hanya Bu Arum yang selalu bersikap baik kepada Melati fan beliau selalu memberikan motivasi terhadap Melati.
Semua orang yang sering membully Melati merasa tertampar olehnya, karena Melati menjadi juara umum di Sekolahnya dan itu semakin membuat Jenni merasa iri.
Pada suatu hari Melati melihat seorang anak lelaki yang seumuran dengannya sedang diganggu oleh empat orang preman, Melati pun berniat untuk menolongnya, Melati kini menggunakan topeng yang selalu dia bawa di dalam tas, karena Melati tidak ingin identitasnya diketahui oleh orang lain disaat dia menolong orang, apalagi dengan melawan orang jahat, Melati tidak mau kalau sampai nanti mereka membuat perhitungan dan datang ke Panti Asuhan jika mengetahui identitas Melati yang sebenarnya.
"Assalamu'alaikum Bapak-Bapak? Bapak-Bapak ini belum kapok ya hampir setiap hari kerjaannya mengganggu orang?" ucap Melati dengan suaranya yang lantang.
"Apa maksud kamu anak ingusan? lagi-lagi kamu selalu mengganggu rencana kami gadis kecil Bertopeng !!" ujar salah satu preman.
"Kalau ada yang ngucapin Salam itu dijawab Pak, dan kalau Bapak gak mau diganggu, makanya jangan suka ganggu orang juga donk," jawab Melati.
"Aaaah..banyak bacot kamu, ayo semuanya kita serang dia," ucap ketua preman.
"Ciaaaaaaat..." kini Melati berlari untuk menyerang keempat preman tersebut, dan dengan lincahnya dia menggerakan badannya yang mungil untuk melawan Keempat Preman yang bertubuh besar dan kekar, sehingga perkelahian pun kini tak ter elakkan lagi.
Beberapa kali Melati hampir terkena pukulan oleh mereka, namun dia selalu berhasil menghindarinya.
Anak lelaki yang ditolong oleh Melati pun merasa terpana dengan apa yang dilakukan oleh Melati, karena tidak memerlukan waktu yang lama Melati akhirnya berhasil melumpuhkan keempat Preman tersebut.
"Bagaimana sekarang? apa Bapak-Bapak semua masih ingin berbuat kejahatan?" tanya Melati.
"Ampun..ampun...Gadis Bertopeng, kami bertaubat," ucap keempat preman tersebut dengan berjongkok di depan Melati.
"Bapak jangan seperti itu, ayo berdirilah, bertaubatlah kepada Alloh, dan jangan sampai mengulanginya lagi, carilah rezeki yang halal untuk menghidupi anak dan istri Bapak," ujar Melati. Dan kini keempat Preman pun lari terbirit-birit.
"Alhamdulillah, mudah-mudahan saja benar mereka akan bertaubat," gumam Melati.
Meskipun Melati masih terbilang kecil, tapi dia selalu mempunyai pemikiran seperti orang dewasa, mungkin karena keadaan dia yang sedari bayi tinggal di Panti Asuhan, jadi dia dituntut untuk dewasa sebelum waktunya.
Anak lelaki yang ditolong oleh Melati kini mencoba untuk menghampirinya. Akan tetapi sebelum dia berhasil menghampiri Melati, secepat kilat Melati pergi dari tempat tersebut, sehingga anak tersebut selalu berusaha untuk mencari keberadaan Gadis kecil Bertopeng.
Yuda begitu penasaran terhadap gadis bertopeng yang sudah menolongnya, Sehingga Yuda terus berusaha untuk mencarinya agar bisa mengucapkan terimakasih.
Gadis Bertopeng kini menjadi viral dimana-mana, dia menjadi bahan perbincangan semua orang karena sudah menjadi Pahlawan Wanita yang selalu membantu untuk membasmi kejahatan. Namun, tidak ada satu orang pun yang mengetahui identitas Gadis Bertopeng yang sebenarnya.
......................
Sekarang Melati sudah kelas VIII, meski sampai sekarang tidak ada satu orang pun yang ingin berteman dengannya karena hasutan dari Jennifer, tapi dia sama sekali tidak memperdulikannya.
Suatu ketika disaat Melati masuk ke dalam toilet, Jennifer bersama kedua temannya sudah berencana untuk mengerjai Melati kembali. Mereka sudah sering melakukannya tapi selalu gagal karena Melati selalu berhasil menghindari jebakan mereka.
"Kali ini kita tidak boleh gagal lagi guys, aku ingin melihat Melati basah kuyup dengan air comberan yang bau ini, sehingga dia merasa malu untuk masuk kembali ke dalam kelas," ucap Jenifer kepada kedua temannya dengan menggantungkan ember di depan pintu toilet yang dimasuki oleh Melati.
Melati kini membuka pintu toilet, lalu tiba-tiba..
Byurrrr...
Air dalam ember pun kini tumpah, tapi bukan mengenai tubuh Melati, melainkan mengenai tubuh Jennifer bersama kedua temannya, lagi dan lagi Melati dengan mudahnya membereskan mereka yang mempunyai niat jahat terhadapnya.
Jennifer bersama kedua temannya kini terlihat kaget serta diam mematung karena kejadian tersebut begitu cepat sehingga mereka tidak dapat menghindarinya. Dan Melati pun terus melangkahkan kakinya untuk masuk kembali ke dalam kelas tanpa sedikit pun menoleh ke arah mereka bertiga.
"Lagi-lagi anak H*r*m itu lolos dari jebakan kita, apa mungkin dia itu memiliki Ilmu Sihir?" teriak Jennifer dengan kesal.
"Gimana ini Jen, kita gak mungkin masuk kembali ke dalam kelas dengan baju yang kotor begini kan? mana bau lagi," ucap salah satu teman Jennifer.
"Dasar Melati si*al*n, memang benar anak itu pembawa sial buat kita," ujar Jennifer yang kini masih terlihat kesal, bukannya sadar Jennifer pun malah semakin menjadi-jadi.
"Tunggu saja pembalasanku Melati, aku akan membuat hidupmu nanti bagaikan di Neraka," ucap Jennifer dalam hati.
"Ayo sebaiknya kita pulang saja ke rumahku sekarang, lagian tidak akan ada yang berani mengeluarkan kita dari Sekolah ini, apalagi Papah adalah donatur terbesar di Sekolah ini," ajak Jennifer, kemudian mereka bertiga pun pulang ke rumah Jennifer.
Keesokan harinya ada murid baru yang kebetulan masuk ke kelas Melati.
Kini Ibu guru pun menyuruh anak tersebut untuk memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi semuanya perkenalkan nama saya Yuda Fahreza, senang berkenalan dengan kalian semua," ujar Yuda.
Jennifer CS begitu antusias melihat Yuda yang sangat tampan, apalagi yang mereka dengar bahwa Yuda adalah anak Pejabat.
Mereka semua pun berebut ingin duduk sebangku bersama Yuda. Akan tetapi Yuda langsung tertarik kepada gadis culun berkacamata, dengan rambut dikepang dua yang duduk di bangku paling belakang. Yuda pun kini menghampiri Melati dan berniat untuk duduk di sampingnya.
"Maaf apa boleh saya duduk disini?" tanya Yuda, dan Melati hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.
"Kenalkan namaku Yuda," ucap Yuda dengan menyodorkan tangannya kepada Melati.
"Melati," jawab Melati singkat tanpa mau menjabat tangan Yuda.
"Apa boleh aku berteman denganmu?" tanya Yuda kembali, akan tetapi Melati sama sekali tidak menghiraukannya.
Jennifer pun nampak geram karena melihat Yuda yang berusaha untuk mendekati Melati. Sehingga tidak sadar dia memukul meja dengan keras menggunakan kepalan tangannya.
BRUG..terdengar suara meja yang dipukul keras, lalu sesaat kemudian,
"Awwwww"Jennifer pun meringis kesakitan.
"Kamu kenapa Jen?" tanya Bu guru.
"Saya cuma berusaha untuk memukul semut yang kecentilan saja Bu," jawab Jennifer dengan kesal sehingga membuat semua teman sekelasnya tertawa.
"Sudah-sudah semuanya berhenti tertawa, kita lanjutkan kembali pelajarannya," ujar Bu Guru.
Setelah pulang sekolah, Yuda terus saja mengikuti Melati dengan sembunyi-sembunyi, bahkan sampai ke Panti Asuhan.
"Jadi disini Melati tinggal," gumam Yuda.
Melati pun kini sudah masuk ke dalam Panti tanpa memperdulikan Yuda, karena tadi sekilas Melati melihat Yuda yang sedang menguntitnya.
......................
Setiap hari Yuda selalu saja mengikuti Melati, entah mengapa dia selalu ingin berteman dengan Melati, bahkan dia sampai main ke Panti Asuhan dan membawakan hadiah untuk semua anak Panti.
"Kamu ngapain sih pake acara main kesini segala?" tanya Melati kepada Yuda.
"Mel, kenapa sih kamu selalu menutup diri buatku? apa aku tidak boleh berteman denganmu?" Yuda malah balik nanya.
"Hemmmmz..."
Melati kini menarik napas panjang.
"Memangnya apa alasan kamu ingin berteman denganku? kamu itu anak orang kaya, aku tidak pantas berteman denganmu," ujar Melati.
"Aku melihat sesuatu yang menarik dari dirimu, kamu itu pintar, baik hati, dan selalu membantu sesama, apa salah jika aku ingin berteman denganmu?" jawab Yuda.
"Tapi semua orang selalu berkata kalau aku ini anak h*r*m serta pembawa sial, apa kamu tidak takut tertular sial olehku?" tanya Melati.
"Mel, bukan kesalahanmu jika kamu tidak mengetahui siapa kedua orangtuamu, mungkin mereka punya alasan tertentu meninggalkanmu di Panti Asuhan," ujar Yuda dan Melati pun kini terlihat meneteskan airmata.
"Terimakasih Yuda karena kamu sudah mau berteman denganku, karena selama ini tidak ada satu orang pun yang ingin dekat denganku, apalagi sudi menjadi temanku, hanya kak Gilang yang dulu selalu menjadi teman sekaligus Kakak untukku, tapi sekarang aku sama sekali tidak mengetahui keberadaannya," ucap Melati.
"Iya sama-sama Mel, mulai sekarang aku akan menjadi teman terbaik untukmu, yang akan selalu menemanimu dalam suka mau pun duka," jawab Yuda, dan akhirnya Melati dan Yuda pun berteman.
Jennifer yang melihat kedekatan Yuda dan Melati pun kini semakin geram dan selalu berusaha untuk mencelakai Melati, akan tetapi usahanya selalu saja gagal sehingga dia menyuruh Preman untuk menculik Melati.
Tapi bukan Melati namanya jika tidak berhasil melawan Preman suruhan Jennifer, sehingga semua Preman tersebut pun babak belur.
Preman suruhan Jennifer kini menghampiri Jennifer untuk meminta imbalan. Akan tetapi, Jennifer pun marah karena semua Preman suruhannya tidak berhasil menculik Melati, sehingga Jennifer tidak mau memberikan uang kepada mereka.
"Nona mana bayaran kami?" ucap Preman.
"Hanya untuk menculik Gadis kecil saja Kalian semua itu tidak becus, lalu untuk apa kalian meminta bayaran padaku?" teriak Jennifer.
"Kamu jangan main-main terhadap kami Nona, kalau kamu tidak memberikan bayaran pada kami, jangan salahkan kami jika berbuat nekad mencelakaimu," ujar Preman kepada Jennifer sehingga membuat Jennifer gemetar ketakutan.
Ketika semua Preman sudah mendekati Jennifer untuk melakukan tindakan tidak senonoh kepadanya, Gadis Bertopeng pun datang lalu kemudian menolong Jennifer dari semua preman tersebut.
"Hentikan perbuatan b*j*t kalian, seharusnya kalian semua malu dengan perbuatan tidak senonoh yang akan kalian lakukan. Bagaimana kalau semua itu terjadi kepada istri atau anak Bapak?" tanya Melati kepada semua Preman tersebut sehingga mereka terlihat tertunduk malu.
Akhirnya tanpa ada baku hantam semua Preman pun pergi, mereka sudah tidak mau babak belur lagi, Gadis Bertopeng pun kini menghampiri Jennifer.
"Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Gadis bertopeng kepada Jennifer.
Memang dasarnya Jennifer angkuh dan sombong, dia bukannya menjawab pertanyaan Gadis Bertopeng, apalagi mengucapkan terimakasih, Jennifer malah pergi begitu saja meninggalkan gadis bertopeng.
"Dasar gadis sombong, padahal aku juga tidak mengharapkan ucapan terimakasih darinya, tapi semoga dia baik-baik saja," ucap Melati sambil berlalu dari tempat tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!