Chapter 1.1 : The Begining Of Journey

15 Maret 2013 adalah tanggal di mana kami pergi dari rumah Master Rosei, pada pukul 6 pagi. Master menyarankan kami untuk pergi ke kota terdekat yaitu Dyne.

Dyne adalah sebuah kota yang lokasinya berada sekitar dua kilometer dari rumah Master Rosei yang mengarah ke barat.

... Sepertinya dunia ini memanglah sangat berbeda dari dunia di mana aku berasal. Yang merupakan dunia modern.

Sebelumnya, Master Rosei pernah menceritakan kepada kami tentang semua hal yang ada di dunia ini.

Hmm ... Kalau tidak salah, nama dunia ini adalah ... Namek? Numek? ... Entahlah aku lupa, tehee ... baiklah. Aku serius. Numek adalah nama dari dunia ini.

Berdasarkan informasi yang kudapat dari Master Rosei, tampaknya dunia ini memang memiliki setting sejarah abad pertengahan. Sebagian besar penduduknya mengandalkan kekuatan bakat yang mereka miliki untuk kehidupan sehari-hari.

Kekuatan bakat ini disebut sebagai Zen. Ada beberapa pihak yang menyebutnya Soul dan sebagian lainnya mengatakan Macro, namun kebanyakan orang menyebutnya Holding. Sepertinya hanya orang-orang segenerasi Master Rosei yang menyebutnya Zen.

Ada tiga jenis Holding.

Pertama, Regular. Jenis Holding ini kebanyakan biasa dimiliki oleh para penduduk. Kebanyakan hanya dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari, namun ada beberapa yang dapat digunakan untuk bertarung. Sebenarnya Holding ini dapat dipelajari oleh siapa pun selama mereka memiliki buku latihannya.

Kedua, Rare. Seseorang bisa mendapatkan kekuatan ini sejak lahir, kebanyakan seperti itu. Namun ada pula mereka yang tidak memperolehnya sejak lahir. Pemilik Rare Holding tidak memiliki kekuatan yang sama satu sama lain, masing-masing bersifat khusus, bisa dibilang hanya bisa dimiliki satu orang saja.

Asal usul jenis ini masih misterius, tidak diketahui mulai kapan adanya. Bila penggunanya meninggal, maka kekuatan ini akan muncul lagi sepuluh tahun mendatang.

Terakhir, yaitu Twin. Sebenarnya sebutan ini hanya untuk orang-orang yang memiliki kekuatan Regular dan Rare Holding.

Di Numek, ada sekitar empat negara yang masih berdiri.

Stonefall, merupakan negara yang memiliki jumlah kekuatan militer terbesar di antara ketiga negara lainnya. Tidak mengherankan jika menemukan banyak Rare Holder berbakat dan kuat di sana. Sebagian besar penduduknya adalah orang kaya, karena banyaknya sumber daya alam yang melimpah. Bangunan dari kota-kota di Stonefall kebanyakan terbuat dari batu beton.

Senkrieth, negara ini memiliki daya pertahanan militer yang kuat. Senkrieth sama sekali tidak dapat diserang oleh negara manapun dalam sejarahnya. Jadi negara ini merupakan tempat teraman di antara negara-negara lainnya.

Jika kau tanyakan tentang bagaimana nuansa negara ini, jawabannya adalah anggap saja negara ini memiliki nuansa yang sama seperti kebanyakan dunia abad pertengahan eropa. Kota Dyne berada di Senkrieth.

Monechromia, merupakan negara termuda di antara negara lainnya. Sebagian besar penduduk dari negeri ini adalah orang-orang yang masih muda. Mungkin sekitar 10-20 tahun.

Monechromia memiliki teknologi yang jauh lebih maju dibandingkan negara-negara lainnya. Jadi bisa dibilang negara ini seperti negara modern di dunia asalku. Negara ini baru dibangun lima tahun yang lalu. Selain itu, di sana juga merupakan kampung halaman dari banyak makhluk suci seperti Peri, Elf, Dryad dan lain-lain.

Ekime, merupakan negara terlemah di antara yang lainnya. Seluruh penduduknya adalah orang miskin dan kriminal. Di negara ini banyak sekali tindak kiminal dan berbagai macam tindak kejahatan lainnya yang kerap terjadi di setiap kota-kotanya. Bahkan raja negara ini sendiri merupakan seorang penjahat.

Di sana akan banyak ditemukan tempat kumuh dan tempat-tempat yang hancur. Perjudian bebas, prostitusi, pertarungan jalanan, dan hal-hal negatif lainnya juga biasa ada di sana.

Cukup untuk penjelasannya.

****

Tak lama kemudian kami tiba di depan pintu gerbang kota Dyne. Kemudian seorang penjaga menghampiri kami.

"Siapa Kalian? Dan apa keperluan kalian?" tanyanya dengan nada sedikit tinggi menanyakan hal itu kepada kami.

Tenang tenang....

"Kami hanyalah pengelana, paman penjaga."

"Silahkah masuk...."

Hmm ... aneh tidak ada pemeriksaan gitu?

Kami berdua pun berjalan masuk.

"Hei kalian! Kembalilah!"

Ada apa ya? Apa dia baru sadar kalau belum melakukan pemeriksaan?

"Begini, kalian itu seorang petualang 'kan?" tanya paman itu dengan nada bertanya sambil membuat wajah penasaran.

"Ahh ... ya. Benar," jawab Akihiko-nii dengan sopan.

Ada apa ini, tiba-tiba menanyakan hal itu?

"Kalian datang di waktu yang tepat. Karena turnamen tahunan kota ini akan diselerenggarakan nanti sore, bagaimana?"

"Turnamen?" tanya kami bersamaan.

"Ya. Turnamen itu diadakan di sebuah arena bertarung yang berada di tengah kota ini, yaitu di Grande Colleseum."

"Grande Colleseum Tournament? Roma?" Akihiko-nii melihat ke arahku. "Yang dia maksud itu, bukannya di Italia?"

"Mana aku tahu. Pengetahuanku tidak luas sepertimu."

"Grande Colleseum Tournament adalah turnamen tahunan kota ini. Lomba yang diadakan bermacam-macam di sana, tapi kebanyakan adalah turnamen pertarungan. Siapa pun yang menang akan mendapatkan banyak uang. Kesempatan yang bagus bukan?"

Memang benar, ini kesempatan bagus.

"Bukankah itu bagus? Jika kita masuk tiga besar, kita akan mendapat banyak uang! Ayo kita ikut."

Akihiko-nii benar, siapa tahu kita bisa mendapat pengalaman berharga. Toh kita akhirnya bertarung di arena resmi, pasti akan terjadi hal yang bagus nanti.

"Ya, aku ikut!" seruku sembari mengangkat satu tangan ke atas.

"Kudoakan kemenangan kalian."

"Terima kasih paman!"

Ternyata itu toh ... tapi yang menjadi pertanyaanku kenapa dia tidak memeriksa kami? Kurasa dia hanya seorang pemakan gaji buta, tapi aku tahu dia adalah orang baik.

"Sampai nanti paman!" seruku sembari melambaikan tangan dan berjalan masuk ke dalam kota bersama Akihiko-nii.

"Ya! Hati-hati!" respon paman itu yang sepertinya juga melambaikan tangan.

Kami berdua akhirnya tiba di dalam area kota.

Kota ini benar-benar dipenuhi oleh banyak orang, terlihat orang-orang yang berjalan ke sana ke sini.

Setiap tempat yang kami lewati selalu dipenuhi oleh orang lain sampai-sampai para penjaga toko kewalahan menangani orang sebanyak ini.

Sebenarnya penduduk lokal di kota ini cukup terbilang sedikit, namun yang membuat tempat ini ramai karena mereka mampu memanfaatkan sumber daya sekitar dan memanfaatkan kemampuan mereka dengan baik. Oleh karena itulah kota ini banyak dikunjungi oleh orang-orang dari kota lain bahkan dari negara lain.

Kota ini memiliki sebuah pelabuhan yang berada di dekat pintu gerbang tempat kami masuk tadi, di sana cukup banyak kapal yang berlabuh di sana. Selain itu banyak pedagang ikan yang sedang menjual hasil tangkapan mereka sendiri di sekitar situ.

Lalu ada banyak petualang yang keluar masuk gedung asosiasi guild kota ini, asosiasi guild kota ini bernama Nexus. Gedungnya terlihat sangat besar bagaikan sebuah gedung pentas seni.

"Enaknya kemana dulu ya, uwahh...."

Aku sudah seperti orang yang super semangat sekarang, rasanya antusias sekali. Aku benar-benar perasaan dengan apa saja yang bisa kutemukan di kota ini. Aku tak bisa menghentikan mata yang terus menerus berbinar ini.

"Sebelum itu, sebaiknya kita membeli perlengkapan dulu."

Tapi memang benar kita ini butuh perlengkapan. Tapi beli di mana? Aku lupa menanyakan tentang toko-toko kepada paman itu.

"Ya, benar. Ayo!"

Tanya-tanya kepada orang sekitar saja, siapa tahu dapat rekomendasi yang lebih baik.

Kami bertanya kepada warga sekitar tentang toko perlengkapan termurah di Kota ini. Banyak orang yang menyarankan toko Jelanovic, nampaknya toko itu merupakan toko perlengkapan paling terkenal di kota ini.

Saat ini kami berdua sedang duduk di sekitar area alun-alun kota.

"Toko Jelanovic. Kira-kira apa saja yang disediakan di sana? Kuharap sesuatu seperti armor keren."

"Hmm...." Akihiko-nii berpose seperti orang yang sedang berpikir. "Katanya pemiliknya adalah seorang wanita."

"Apa itu suatu masalah jika seorang wanita pemiliknya?"

"Tidak, aku hanya merasa tidak biasa saja. Kau tahu 'kan kebanyakan pemilik toko semacam itu kebanyakan laki-laki jika di game RPG."

"Kau memang ada benarnya. Dari pada mempermasalahkan hal ini, ayo kita segera ke sana."

"Ya."

Toko itu berada di dekat Colleseum, sejajar dengan beberapa toko lain seperti toko kue dan toko perhiasan.

Hmm ... kalau tidak salah ada sebuah patung di depan tokonya, lalu ada semacam hiasan di sekitar papan nama toko itu. Ya, inilah tokonya.

Kami berdua masuk ke dalam toko tersebut, lalu tampak seorang gadis yang sedang menyapu lantai toko.

Mudanya ... dia seperti masih berusia 17 tahun.

Tempat ini terlihat seperti kebanyakan toko peralatan di game RPG. Gadis itu memakai sebuah apron toko, Dia mempunyai rambut kepang kuda berwarna merah tua, tubuh yang langsing, dan mata berwarna biru.

Selain itu di sini tidak ada pelanggan lain, apa ini cuman kebetulan?

"Permisi...."

"Eng? Oh? Selamat datang," ucapnya dengan nada formal.

Dia langsung meletakkan sapunya dan menghampiri kami.

"Ada yang bisa kubantu, para Ksatria Kecil," ucapnya dengan senyuman manis.

"Kami mau membeli Peralatan untuk mengikuti turnamen," ucapku yang langsung kembali normal dan terus menatap melon gadis itu.

Si Gadis penjaga tampaknya terlihat kaget setelah mendegar perkataanku.

Namun ia langsung melihat mata kami dan tiba-tiba tersenyum. Kemudian ia mengkonfirmasi perkataan kami.

"Ara? Kalian mau mengikuti turnamen itu? Oh ya, kalian bisa memanggilku Regina," jawabnya dengan suara lirih sambil menyilangkan kedua tangannya untuk menahan dadanya.

"Benar, Regina-san. Apa ada rekomendasi untuk kami berdua?" ucap Akihiko-nii dengan sopan yang menjawab pertanyaan Regina-san.

Dan dia daritadi memperhatikan wajahnya, bukan sepertiku yang terus menerus memperhatikan melonnya yang memantul itu sambil terlihat mimisan.

"Hmmm ... Oh! Ini. Sepertinya kalian hanya membutuhkan armor dan sarung tangan saja. Untuk si pendek berambut silver, kusarankan untuk memakai armor Streth yang terbuat dari kulit beruang. Sang pembuat Streusen juga menambahkan efek anti elemen, jadi tidak dapat dihancurkan oleh kekuatan elemen manapun. Harganya hanyalah 200 keping emas. Lalu untuk sarung tangan, tada ... ini adalah sarung tangan terbaik kami. Ini juga dibuat oleh Streusen, efeknya sama seperti armornya. Harganya 140 keping emas."

"Aku tidak pendek lho! Regina-san," responku dengan nada tersinggung sambil membuat wajah tersinggung setelah mendengar perkataannya itu.

"Haha. Maaf-maaf," ucap Regina sambil menggaruk kepalanya.

"Lalu untuk si manis berambut orange, kusarankan memakai armor kinesis beserta sarung tangannya. Efek yang dimiliki kedua benda ini, yaitu memiliki daya pertahanan yang kuat. Ini cocok untuk seorang yang biasa main bertahan sepertimu. Harga keduanya adalah 325 keping emas."

"Eh? Kok bisa tahu?"

Akihiko-nii terlihat kaget.

"Kalian tahu aku ini adalah seorang pemilik toko perlengkapan, jadi sudah sepantasnya aku tahu apa yang cocok untuk para petarung seperti kalian," ucapnya dengan percaya diri dan bangga dengan keahliannya sebagai tukang besi.

Seperti yang diharapkan oleh pemilik toko perlengkapan. Dia benar-benar ahlinya.

"Begitu ya. Hebat ya, Regina-san," ucapku dengan rasa kagum.

Sepertinya kami punya uang lebih. Sekitar 1000 keping emas, pemberian dari Master Rosei. Jadi kami mengambil barang rekomendasinya.

"Kami beli! Regina-san."

"Ya, terima kasih telah membeli produk kami!" jawabnya seperti kebanyakan seorang penjual katakan bahkan nadanya juga sama.

Namun bedanya suaranya sangat indah untuk didengar bahkan aku ingin mendengarnya sekali lagi.

Sebelum kami keluar, Regina-san mengatakan sesuatu kepada kami.

"Kalian bisa kemari lagi kapan saja yang kalian inginkan, aku akan mendengarkan masalah kalian."

Yah. Walaupun begitu, Dia benar-benar orang yang Cantik ya ... selain itu baik hati lagi. Perawakannya yang seperti seorang ibu muda, dadanya yang besar, tubuh seksinya itu dan pahanya tidak kalah menggoda, menambah kesempurnaan dirinya itu. Dengan senang hati aku tentunya akan mengunjunginya bila ada keperluan.

Selanjutnya kami berdua pergi ke loket colleseum itu, untuk mendaftar menjadi Peserta turnamen. Setiba di depan loket pendaftaran turnamen Grande Colleseum, kami mengantri agar dapat segera mendaftarkan diri.

"Ada yang bisa saya bantu Nak?" ucap penjaga loket dengan sopan.

"Kami mau mendaftar menjadi peserta turnamen ini," jawabku pula yang terdengar sopan sambil mengeluarkan uang untuk membayar pendaftaran.

Lalu beberapa orang dewasa yang ada di sebelah kami tiba-tiba menyahut....

"BOCAH SEPERTI KALIAN IKUT TURNAMEN? Hahahaha sebaiknya kalian kembali ke mama kalian saja," ucap salah satu orang dewasa itu yang terlihat sangat sombong.

Jujur saja, orang sepertinya tidak tahu yang namanya kekejaman dunia, seenaknya saja berkata seperti itu. Benar-benar orang yang bodoh.

Tiba-tiba di belakang kami ada suara teriakan wanita.

"Kyaa!! Siapapun! Tolong tangkap pencuri itu!"

Sepertinya ada pencurian dompet.

Yah ... walaupun negeri ini merupakan negara yang aman, bukan berarti tidak ada kejahatan.

"Serahkan padaku!" ucapku dengan lantang

"Ya, hati-hati...."

Akihiko-nii hanya menjawab seperti itu dan terus melihatku. Kemudian aku pergi ke arah belakang untuk mendatangi tempat pencurian dompet wanita itu.

Si pencuri lari ke arah barat setelah mencuri dompet wanita itu, lalu Aku lari secepatnya mengejar si pencuri dan melewatinya kemudian berbalik menghadapnya.

"Ng- Ehh!?!?"

Si pencuri itu kaget karena aku tiba-tiba muncul di hadapannya.

Tak lama kemudian aku melakukan gerakan Zigzag cepat dan melompat untuk memberi tendangan Roundhouse ke muka si pencuri ke arah tanah yang langsung retak, lalu si pencuri pingsan di tempat.

"Sepertinya aku melakukannya terlalu berlebihan. Ya sudahlah sebaiknya aku mengembalikan dompet wanita itu," ucapku dengan tatapan orang yang tidak sengaja.

Orang-orang di sekitar terlihat tercengang setelah melihat diriku yang dengan mudahnya mengalahkan seorang pencuri.

Aku melihat sekitar dan bertanya-tanya mengapa mereka seperti itu.

"Ada apa. Kok kalian seperti habis melihat hantu saja?"

Tentu saja ini tidak normal bagi anak kecil sepertiku, yap itu berbeda untukku. Karena aku berlatih jauh lebih keras dibandingkan siapapun pada waktu itu. Aku benar-benar berlatih seperti orang gila.

Dua tahun lalu di dojo Master Rosei.

"Ora ora ora ora!" seruku saat aku berlatih dengan memukul sebuah dummy bertubi-tubi.

Master Rosei sampai kagum melihat aksiku.

Namun tiba-tiba ia langsung marah saat aku menghancurkan Dummy miliknya.

"HEI! Dasar bocah! Jangan dihancurin dong, itu mahal tahu!" kata Master sambil memukul kepalaku dan membuat wajah jengkel.

"Aw!! Maaf Master...," jawabku sambil menyentuh kepalaku dengan kedua tanganku.

Namun pada akhirnya aku berakhir menghancurkan seluruh Dummy milik Master. Tentunya aku kena amukannya dan dia menghukumku dengan cara membersihkan sungai dekat rumahnya yang dipenuhi dengan kotoran manusia dan hewan.

Jelasnya aku sangat ogah melakukannya tapi dia memaksa dan pada akhirnya aku pasrah saja.

Benar-benar kenangan yang menyenangkan. Menyenangkan apanya?! Malah memilukan oi!

Kemudian aku mendatangi wanita itu dan menyerahkan dompetnya.

"Terima kasih banyak Nak. Tapi sebenarnya siapakah kamu?" ucap wanita itu dengan heran dan tak percaya dengan apa yang kulakukan tadi.

"Hmm? Aku? Aku hanyalah anak-anak."

Aku mengatakannya dengan biasa agar tidak terkesan sombong.

Dia tidak terlihat yakin dengan ucapanku barusan, aku bingung harus menjawab apa, jadi aku asal jawab saja.

Setelah itu aku kembali ke loket dan segera mendaftarkan diri. Orang-orang yang tadi mengejek kami, sekarang jadi terkagum-kagum dengan kami.

****

"Kazuya. Berhubung masih siang, bagaimana kalau kita keliling kota ini dulu?" tanya Akihiko-nii setelah kami selesai mendaftar menjadi peserta turnamen Grande Colleseum.

"Ohh! Mari-mari!" jawabku dengan antusias.

Kami pun mengelilingi kota Dyne hingga turnamen dimulai pada sore hari. Kami berkunjung ke satu tempat ke tempat lain seperti guild, pasar, dan teater pertunjukkan.

Sore pun tiba dan akhirnya turnamen Grande Colleseum akan segera dimulai. Kami pun bergegas pergi ke area lobi peserta turnamen itu.

Setiba di sana, kami melihat sekitar dalam lobby itu. Banyak sekali orang-orang yang terlihat kuat di sana dari berbagai macam kalangan.

Ya ... karena hadiah Turnamen kali ini adalah lima buah Awekener beserta Rare Scanner.

Awekener adalah sebuah biji yang dapat membangkitkan kekuatan seorang Rare Holder. Dalam kasus Rare Holder, ada beberapa orang yang tidak dapat membangkitkan kekuatannya secara alami. Karena itulah para ilmuwan membuat sebuah biji yang mengandung ransangan agar kekuatan kita dapat bangkit.

Tetapi, kita tidak tahu apakah kita sendiri memiliki potensi atau tidak. Jika ternyata kita merupakan golongan orang yg tidak memiliki potensi, maka dalam sekejap saja nyawa kita akan melayang karena tidak kuat menahan rangsangan dari biji tersebut karena efeknya yang dapat merusak organ tubuh.

Oleh sebab itu, para ilmuan juga menciptakan alat pendeksi potensi Rare Holding yang dinamakan Rare Scanner.

Apakah si penjaga loket tahu kalau kita memiliki potensi?

Ya. Karena mereka secara singkat memberi tahu tentang hadiah turnamen ini dan melakukan indentifikasi Rare Holding menggunakan Rare Scanner. Jika kita tidak berpotensi maka kita akan langsung diusir oleh si penjaga loket.

Nampaknya kami memiliki potensi tersebut, karena itulah kami bisa masuk.

Tak lama kemudian terdengar sebuah suara dari benda yang mirip dengan pengeras suara, yang berada di atas dinding lobi.

"Para peserta turnamen Grande Colleseum ke-74, diharapkan kalian semua segera mempersiapkan diri. Sebentar lagi turnamen akan segera dimulai, saya harap tidak terjadi suatu kendala di turnamen kali ini. Terima kasih."

Setelah mendengar itu, semua orang termasuk Kami bersiap-siap untuk memasuki arena Grande Colleseum. Terlihat beberapa figur kuat yang bersemangat menghadapi turnamen ini.

Sepertinya ini akan sulit.

 

 

To Be Continued....

Terpopuler

Comments

MhadiS

MhadiS

Koment yg lain mna nih

2019-09-05

1

ian

ian

Ceritanya bagus bro, sayangnya ga rajin up
Kalau tiap hari up, aku yakin cerita ini bakalan rame, tetap semangat ya 😜

2019-09-05

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 0.1 : Despair
2 Chapter 0.2 : Aku Tidak Mau Hidup Lagi....
3 Chapter 0.3 : Waktunya Bangkit!
4 Chapter 0.4 : Akihiko
5 Chapter 1.1 : The Begining Of Journey
6 Chapter 1.2 : Grande Colleseum Tournament
7 Chapter 1.3 : Pencuri Misterius dan Penginapan
8 Chapter 1.4 : Yatohira Kyosuke
9 Chapter 1.5 : Chaos Plant
10 Chapter 1.6 : Lawan yang Sulit
11 Chapter 1.7 : Semi Final
12 Chapter 1.8 : Babak Terakhir
13 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 10 : Crescendo
14 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 11 : Celestial Gate
15 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 12 : Negeri Terburuk, Ekime
16 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 13 : Roussel Household
17 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 14 : Kecelakaan?!
18 Arc 4 : Celestial Gate (END) - Chapter 15 : Kumakiri Shino
19 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 16 : Adamante Recisa
20 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 17 : Halangan
21 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 18 : Absolute Defense
22 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 19 : Crusade
23 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 20 : Lost Bastille I
24 Arc 5 : Everlude Realm (END) - Chapter 21 : Lost Bastille II
25 Arc 6 : Invasion - Chapter 22 : Serangan
26 Arc 6 : Invasion - Chapter 23 : Irene Vs Pavel
27 Arc 6 : Invasion - Chapter 24 : Ketidakpastian
28 Arc 6 : Invasion - Chapter 25 : Groundway
29 Arc 6 : Invasion - Chapter 26 : Tempat Rahasia
30 Arc 6 : Invasion - Chapter 27 : Kembalinya Ingatan dan Orang-orang Menarik
31 Arc 6 : Invasion - Chapter 28 : Trio Garnet
32 Arc 6 : Invasion - Chapter 29 : Awal Dari Invasi
33 Arc 6 : Invasion - Chapter 30 : Kesulitan Yang Terjadi Di Kota
34 Arc 6 : Invasion - Chapter 31 : Jati Diri I
35 Arc 6 : Invasion - Chapter 32 : Jati Diri II
36 Arc 6 : Invasion - Chapter 33 : Rasa Ingin Melawan
37 Arc 6 : Invasion - Chapter 33,5 : Pelatihan 3 Bulan
38 Arc 6 : Invasion - Chapter 34 : Menentang Kematian I
39 Arc 6 : Invasion - Chapter 35 : Menentang Kematian II
40 Arc 6 : Invasion - Chapter 36 : Engage To War Zone
41 Arc 6 : Invasion - Chapter 39 : Distopia I
42 Arc 6 : Invasion - Chapter 40 : Distopia II
43 Arc 6 : Invasion - Chapter 41 : Distopia III
44 Arc 6 : Invasion - Chapter 42 : Jatuhnya Avalon
45 Arc 6 : Invasion - Chapter 43 : Kerusuhan Kota Abel I
46 Arc 6 : Invasion - Chapter 44 : Kerusuhan Kota Abel II
47 Arc 6 : Invasion - Chapter 45 : Mengulang
48 Arc 6 : Invasion - Chapter 46 Part 1 : Siklus Pengulangan
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 0.1 : Despair
2
Chapter 0.2 : Aku Tidak Mau Hidup Lagi....
3
Chapter 0.3 : Waktunya Bangkit!
4
Chapter 0.4 : Akihiko
5
Chapter 1.1 : The Begining Of Journey
6
Chapter 1.2 : Grande Colleseum Tournament
7
Chapter 1.3 : Pencuri Misterius dan Penginapan
8
Chapter 1.4 : Yatohira Kyosuke
9
Chapter 1.5 : Chaos Plant
10
Chapter 1.6 : Lawan yang Sulit
11
Chapter 1.7 : Semi Final
12
Chapter 1.8 : Babak Terakhir
13
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 10 : Crescendo
14
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 11 : Celestial Gate
15
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 12 : Negeri Terburuk, Ekime
16
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 13 : Roussel Household
17
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 14 : Kecelakaan?!
18
Arc 4 : Celestial Gate (END) - Chapter 15 : Kumakiri Shino
19
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 16 : Adamante Recisa
20
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 17 : Halangan
21
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 18 : Absolute Defense
22
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 19 : Crusade
23
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 20 : Lost Bastille I
24
Arc 5 : Everlude Realm (END) - Chapter 21 : Lost Bastille II
25
Arc 6 : Invasion - Chapter 22 : Serangan
26
Arc 6 : Invasion - Chapter 23 : Irene Vs Pavel
27
Arc 6 : Invasion - Chapter 24 : Ketidakpastian
28
Arc 6 : Invasion - Chapter 25 : Groundway
29
Arc 6 : Invasion - Chapter 26 : Tempat Rahasia
30
Arc 6 : Invasion - Chapter 27 : Kembalinya Ingatan dan Orang-orang Menarik
31
Arc 6 : Invasion - Chapter 28 : Trio Garnet
32
Arc 6 : Invasion - Chapter 29 : Awal Dari Invasi
33
Arc 6 : Invasion - Chapter 30 : Kesulitan Yang Terjadi Di Kota
34
Arc 6 : Invasion - Chapter 31 : Jati Diri I
35
Arc 6 : Invasion - Chapter 32 : Jati Diri II
36
Arc 6 : Invasion - Chapter 33 : Rasa Ingin Melawan
37
Arc 6 : Invasion - Chapter 33,5 : Pelatihan 3 Bulan
38
Arc 6 : Invasion - Chapter 34 : Menentang Kematian I
39
Arc 6 : Invasion - Chapter 35 : Menentang Kematian II
40
Arc 6 : Invasion - Chapter 36 : Engage To War Zone
41
Arc 6 : Invasion - Chapter 39 : Distopia I
42
Arc 6 : Invasion - Chapter 40 : Distopia II
43
Arc 6 : Invasion - Chapter 41 : Distopia III
44
Arc 6 : Invasion - Chapter 42 : Jatuhnya Avalon
45
Arc 6 : Invasion - Chapter 43 : Kerusuhan Kota Abel I
46
Arc 6 : Invasion - Chapter 44 : Kerusuhan Kota Abel II
47
Arc 6 : Invasion - Chapter 45 : Mengulang
48
Arc 6 : Invasion - Chapter 46 Part 1 : Siklus Pengulangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!