Pandangan mataku terlihat tidak jelas, semuanya terlihat putih.
Ahh ... apakah ini dunia akhirat? Begitu ya ... aku sudah mati. Jauh lebih baik....
Tak lama kemudian pandanganku mulai jelas dan hal yang pertama kali kulihat adalah sebuah langit-langit.
Tiba-tiba terdengar suara sahutan lirih.
"Hei nak! Apa kau baik-baik saja?!"
Sahutan tersebut datang dari seorang kakek tua yang melihatku sembari melepaskan ikatan tali yang mengikat tanganku dengan erat dan melepas selotip di mulutku.
Aku pun langsung berdiri dan pergi menjauh darinya.
Kakek itu sempat memanggiliku beberapa kali, namun aku mengabaikannya dan terus berjalan ke arah sebuah pintu di sebelah kiri tempat aku berada tadi. Aku pun masuk ke sana dan mengunci pintunya.
Setiba di dalam, aku mulai duduk dipojokan dan mulai menangis sembari berteriak-teriak dengan keras.
Aku terus menerus menangis dan teriak sembari melontarkan kata-kata kotor. Tangisan demi tangisan, teriakan demi teriakan, aku terus melakukannya secara bergantian.
Waktu terus berjalan dan aku terus menangis, berteriak. Lagi-lagi tangisan dan teriakan keputusasaan. Aku bahkan sudah tidak ingat berapa lama aku berada di sini.
Ayah ... ibu ... paman ... bibi ... kakek ... nenek ... Misa-nee ... Saburo-nii ... Maera ... Aki-nii ... Miku-neesan ... Yusa-neesama ... Haru-san ... Lisa-chan ... semuanya. Kalian di mana?
"Hue hue hue!"
"Woa woa woa Kazuya, kamu tidak apa-apa?"
"A-ayah?"
"Sini berdirilah! Jangan duduk menempelkan kedua lututmu dan menyembunyikan wajahmu seperti itu."
"Tapi-"
"Kazuya ... anak laki-laki tidak boleh cengeng, jika ada yang mengganggumu langsung hajar saja. Jangan takut, anak ayah kuat!"
"Ya! Akan kucoba!"
"Hehe begitu dong, ini baru anak ayah!"
"Tapi, aku tetap tidak suka berkelahi. Aku akan mencoba berbaikan dengan mereka! Sampai nanti ayah!"
"Hehe ayah lebih bangga lagi kepadamu."
Tiba-tiba aku mengingat kembali tentang itu.
Waktu itu sejak tahun pertama aku selalu diganggu, aku pun selalu pulang dengan keadaan menangis.
Ayah selalu datang menghiburku, dia selalu bilang bahwa aku jauh lebih baik dari mereka. Terakhir kali, ia menyuruhku untuk menghajar siapa pun yang menggangguku. Hanya kata-kata sederhana, bisa membuatku kembali ceria.
Hehe semenjak aku mengikuti saran ayah, aku sudah tidak pernah diganggu lagi. Bahkan sekarang aku punya banyak teman~
Tapi ... tidak ada gunanya. Semuanya sudah menghilang, aku sudah tidak punya lagi....
Setelah itu aku teringat kenangan lain.
"Kazuya ... apa yang kamu lakukan?"
"Ibu. Aku hanya menyiram tanaman."
Saat itu aku sedang menyiram tanaman yang beberapa minggu lalu di tanam oleh ibu, lebih tepatnya tiga tahun yang lalu.
Aku hanya penasaran bagaimana rasanya menyiram tanaman, sepertinya ada sesuatu yang membuat ibu sampai-sampai terlihat kaget seperti itu.
"Tidak boleh! Kamu tidak menaburkan air terlalu banyak kepada satu tanaman! Nanti bisa layu lho!"
"Maaf, ibu! A-aku hanya ingin mencoba."
Aku meletakkan kembali penyiram tanaman ke tanah.
Ibu pasti marah, tadinya itu yang kupikirkan.
"Kazuya, sini ibu ajari caranya menyiram tanaman dengan benar."
Eh? Dia sama sekali tidak marah. Dia sekarang malah terlihat senang.
Ia mengambil penyiram tanaman itu dan memperlihatkan kepadaku cara menyiram yang benar.
"Setiap tanaman itu memiliki kebutuhan air yang berbeda-beda, jadi pastikan jangan memberikan air berlebih ataupun sedikit air. Tapi berikanlah dengan pas, lihat! Mereka masih terlihat lemas seperti itu bukan? Terus siram mereka hingga mereka benar-benar tidak haus lagi. Cobalah!"
Ibu memberikan penyiram tanaman kepadaku.
Aku pun menerimanya dan mengikuti arahan ibu.
"Hore! Lihat ibu! Aku akhirnya bisa~"
"Ibu bangga denganmu Nak...."
Ibu berjongkok dan mengelus kepalaku sembari menunjukkan ekspresi tulus senang.
"Jika kamu ingin belajar hal lain, minta ibu saja ya? Ibu akan pastikan mengajarimu sampai paham."
"Ya!" jawabku dengan senang.
Mulai dari saat itulah dikala aku ingin mencoba sesuatu, aku selalu mencari ibu untuk memintanya mengajariku. Selama tiga tahun aku jadi belajar banyak hal.
Tapi ... itu sudah tidak berguna ... dia sudah tidak ada lagi....
Air mata ini tidak mau berhenti keluar, perasaanku benar-benar sakit sekarang.
Ahh ... lagi-lagi kenangan lain muncul.
"Haha boodoh!"
"Yusa-neesama mu takkan datang. Booodoh!"
"Hweek!"
Ingatan ini 'kah? Kalau tidak salah ini pada saat aku masih diganggu. Taman ini 'kah....
Biasanya Saburo-nii atau Yusa-neesama yang datang menolongku, hari itu mereka berdua sedang mendapat kelas khusus. Karena nilai mereka yang selalu jelek.
"Hmm ada apa semuanya?"
Semuanya berubah saat orang itu datang.
"Gawat!"
"Itu adalah Aoki-senpai!"
"Kabuurrr!"
Pada akhirnya mereka kabur akibat kedatangan Haru-san.
"Ehhh? Malah pergi."
Dia terlihat kecewa.
Jika kau bertanya apa alasannya, alasannya hanyalah satu. Dia terlalu aneh.
Yusa-neesama dan Saburo-nii memiliki nilai yang selalu rendah, bahkan mereka terlalu bodoh. Yah ... walaupun aku juga sama seperti mereka, p-paling tidak aku lebih baik dari mereka. Walau hanya sedikit.
Nah ... dibandingkan dengan mereka, Haru-san jauh lebih baik dari mereka. Meskipun Haru-san memiliki kepribadian yang tergolong cukup aneh, karena dia tidak bersikap seperti anak kecil pada umumnya.
Dia selalu mendapat nilai sempurna pada setiap pelajaran, bahkan dia dapat memecahkan teka-teki dengan cepat. Tapi caranya untuk melakukan semua itu tidak seperti cara yang normal, entah bagaimana caraku mengucapkannya. Pokoknya cara belajar dan isi pikirannya tidak jelas, dia seperti monster.
Karena keanehannya itu, dia tidak memiliki satu pun seorang teman. Yang mau mendekatinya hanyalah aku, Saburo-nii, Misa-nee, Lisa-chan, Aki-nii, Miku-neesan, Yusa-neesama, Maera. Selain itu, tidak ada yang mau berteman dengannya.
Aku pun merasa kasihan sekaligus iri dengannya, maksudku iri dengan kemampuannya.
"Kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Haru-san yang membantuku untuk berdiri.
"Ya...."
"Tadi ada apa?" tanyanya sekali-lagi dengan menunjukkan raut wajah penasaran.
"T-tidak ada apa-apa, mereka hanya sedang bermain denganku kok! Ahaha haha."
Jika aku memberitahunya, pastinya dia akan mengocehkan beberapa hal yang tidak kumengerti dan bersifat aneh. Bisa-bisa aku kelelahan hanya dengan berada di sini.
"Mmmm ... aneh."
Seperti yang kuduga, dia sulit untuk ditipu.
"Oiiii! Haru! Ternyata kamu di sini- Oh Kazuya! Kamu tidak apa-apa?! Kenapa kamu kelihatan lecet-lecet sepert itu?"
Dari belakang datanglah Miku-neesan bersama Aki-nii dan Lisa-chan. Miku-neesan langsung datang menghampiriku dan memegangi tanganku yang lecet.
"Tenang saja, Miku-neesan. Mereka sudah pergi, berkat Haru-san yang datang kemari."
Miku-neesan dan mereka berdua melihat ke arah Haru-san sejenak, setelah itu mereka mengalihkan pandangan mereka dan membuat wajah orang yang mengerti apa penyebabnya
"Ahh ... aku paham," ucap Miku-neesan.
"Seperti yang diharapkan dari Haru," ucap Aki-nii.
"Mmmm mmm!"
Lisa hanya bisa mengangguk setuju dengan senang.
Haru-san hanya bisa terlihat bingung, dia menggaruk-garuk kepala dan membuat wajah bodoh.
Berteman dengan mereka sangatlah menyenangkan....
Tapi tetap saja itu sudah tidak berguna ... lagipula mereka sudah tidak bersamaku lagi....
Dan kenangan-kenangan sudah tidak teringat lagi ... kini aku hanya duduk di pojokan sendirian di tempat yang cukup gelap ini.
Sudah berapa lama aku di sini? Mungkin satu atau dua hari? Seminggu? Aku sendiri tidak tahu. Tubuh ini juga tidak bisa kugerakkan, aku hanya bisa mempertahankan posisi ini. Tubuhku bau, aku pun juga lapar.
Sudahlah ... lebih baik mati dengan cara seperti ini.
Diriku yang sekarang tidak bisa melakukan apa-apa untuk menolong mereka, aku terlalu lemah.
*Dok* *Dok* *Dok*
Ada seseorang yang mengetuk pintu itu dengan keras.
"Hei bocah! Keluarlah!"
Kakek itu 'kah ... aku sama sekali tidak peduli.
Aku pun mengabaikannya dan terus meratapi kesedihanku.
"Heiii!! Kau dengar??"
Diam kau tua bangka ... aku hanya mau mati di sini!
Setelah aku berpikir seperti itu, kakek itu tidak mengetuk pintu lagi.
Sepertinya dia sudah menyerah.
Oh ya ... kalau lebih diperhatikan, ternyata tempat ini adalah ruangannya seorang pendeta. Aku tidak menyadari sekitar karena terlalu sedih dan putus asa.
Berkat kakek itu, aku menjadi cukup terganggu dan membuatku tersadarkan dengan sekitar.
Jika mereka ada di posisi seperti ini, apa yang akan mereka lakukan ya? Hatiku masih sakit, air mata masih keluar, bahkan aku sudah tidak bisa berpikir lagi. Hanya ada keputusasaan.
"Kazuya ... jadilah anak yang kuat!"
"Kalau ada apa-apa, konsultasikan kepada ibu ya?"
"Hahaa! Kau masih belum bisa menandingi Tuan Saburo yang hebat ini! Sini! Jadilah muridku, Kazuya!"
"Kamu anak yang baik sekali ya ... Kazuya?"
"J-jangan salah paham ya?! A-aku membantumu bukan berarti aku suka denganmu!"
"Tch, seperti biasa kau menyebalkan!"
"Ya, aku akan menunggumu menjadi pria terkuat di dunia. Aku tidak sabar menantikannya~"
"Kazuya onii-chan~"
"Kau tahu mekanika kuantum? Mekanika kuantum, termasuk teori medan kuantum, adalah cabang dasar fisika yang menggantikan mekanika klasik pada tataran sistem atom dan subatom."
Pada akhirnya aku mengingat mereka lagi ... itu semua adalah kata-kata mereka yang paling tergiang-giang di kepalaku, entah kenapa di bagian terakhir aku mengingat kata-kata Haru-san. Dia mengatakan hal-hal yang rumit, lagipula ... mekanika kuantum itu apa??!! Kenapa aku sampai mengingatnya?
Seperti biasa Miku-neesan dengan sikap Tsundere, lalu Aki-nii yang sebal denganku, Saburo-nii dengan kebanggaannya yang tinggi, Misa-nee yang sangat cantik, ayah dan ibu yang selalu mendukungku, Lisa-chan memang imut sekali ya? Sayang sekali dia bukan adik kandungku.
Apa Yusa-neesama masih ingat janji itu ya? Janji itu benar-benar memalukan, aku pun baru menyadarinya di usia ini.
Ah ... entah kenapa aku menjadi tenang ketika mengingat semua itu. Memang benar keluargaku baru saja mati, tapi setidaknya aku masih memiliki mereka.
Apa aku harus berdiri dan menemui kakek itu? Aku tidak tahu, walau pikiranku ingin, hatiku tidak menginginkannya.
Aku harus apa...?
Ya, aku tahu ... jawabannya adalah mati. Lupakan keoptimisanku yang tadi, tidak ada gunanya mengharapkan mereka masih hidup.
Aku sendirian.
TO BE CONTINUED....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
marcle
aku curiga ini anak genk FISIKA
2021-07-25
0
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"
2020-06-10
0
Okino Kazura™
Nice senpai!!!
2020-02-09
0