Chapter 0.4 : Akihiko

Keesokan harinya. Sesuai katanya, aku datang ke dojonya.

Aku pun ke sana pada pukul enam pagi.

Ya, ia hanya mengatakan datang ke sana pagi-pagi. Jadi aku tak tahu kapan tepatnya.

Aku membuka pintu geser ala jepang itu.

"Anu ... Master ... master Rosei? Siapapun...?" ucapku dengan wajah bingung dan dari tadi memperhatikan sebuah foto yang terpajang di tembok dojo.

"Hmm ... mungkin aku datang terlalu awal," gumamku setelah melihat area sekitar dalam dojo itu.

Karena aku cukup penasaran dengan tempat ini, aku pun pergi keluar dan mencoba berkeliling di sekitar wilayah dojo tersebut.

Wow, tempat ini luas sekali ... apa orang tua ini orang kaya atau semacamnya? Lihat ini, bahkan ada patung di sini. Patung apa ini? Kok bentuknya aneh?

Setelah melihat sekeliling dojo, aku pun pergi ke daerah sungai dekat tempat ini.

Hmm ... tempat ini seperti kebanyakan sungai yang ada di hutan. TAPI APA ITU!? Benda apaan itu yang mengapung ke sana kemari itu? Jelas-jelas ini kelakuan orang aneh yang sembarangan buang benda "begitulah" itu ke sungai ini.

Ini membuatku enggan mendekati sungai ini, bahkan aku langsung lari pergi dari sini dengan perasaan jengkel.

Setelah itu aku mulai jalan ke sana-sini tanpa tujuan yang jelas, sampai-sampai aku tak sadar waktu berlalu dua jam.

Kurasa karena keanehan yang kutemukan di sini membuatku mendadak jengkel dan entah kenapa aku juga merasa kasihan dengan Master....

Seharusnya sudah ada orang di Dojo itu, sebaiknya aku ke sana.

Setiba di sana, terlihat sosok Master Rosei yang baru saja masuk ke dalam dojo dan aku pun menyusulnya..

"Datang juga kau nak, kemarilah! Ada yang ingin kutanyakan kepadamu."

Dia masih saja mengenakan seragam karate salah ukuran itu. Apa kau sadar bahwa kau itu sudah bertambah tua? Baik, kembali ke topik. Soal apa ya? Kuharap sesuatu yang penting....

"Apakah kau mengenal bocah ini?"

Dia menunjuk kepada orang yang muncul dari belakangnya. Rasanya seperti mengenalnya....

"K-Kau! Akihiko-nii! Apakah itu kau?"

Secara spontan lompat ke belakang sambil membuat muka bingung dan kaget, tak kusangka sama sekali.

"Sepertinya kau sehat-sehat saja, Kazuya," katanya dengan senyuman sok kerennya.

Rupanya dia masih belum berubah, tak sedikit pun. Seperti biasa masih narsis seperti itu. Tapi, b-bagaimana dia bisa selamat?! Tapi yang terpenting, syukurlah ... aku masih bisa bertemu dengannya lagi walaupun dia itu orangnya menyebalkan sekali.

"Hmm? Apa? Ternyata kau mengenalnya, apakah dia adalah kenalanmu?" respon Master yang terlihat bingung sambil menggaruk-garuk kepalanya dan sedang menatapku.

"Sebenarnya dia adalah sepupuku," ucapku dengan nada lirih.

Tapi, ya ... kenyataan tentang dirinya masih hidup itu saja sudah membuatku sangat senang.

"Namanya Haruno Akihiko, tapi ... mengapa dia ada di sini, Master?"

Dan saat itulah perasaan hatiku yang sebelumnya serasa sangat hancur bagaikan sebuah kayu yang rapuh mendadak menjadi sedikit lebih membaik.

Senang sekali melihat orang menyebalkan itu kembali.

Akihiko-nii adalah orang yang memiliki sifat tenang dan feminis. Terkadang bisa terlihat konyol. Ia memiliki rambut orange, matanya berwarna hijau. Wajahnya itu lebih terlihat cantik daripada tampan. Dengan kata lain, jadi mungkin semacam pria cantik?

Yang kumaksud konyol itu adalah hobinya. Walaupun tampangnya mungkin terlihat keren bagi seorang gadis, tetapi dia itu orangnya pemalas.

Apalagi soal tidur, wah ... dia benar-benar rajanya tukang tidur. Dia sangat sulit sekali dibangunkan, bahkan perlu perjuangan penuh untuk melakukannya. Tingkahnya yang selalu berpura-pura tidur saat dia terkena masalah, yang membuatku merasa sebal.

Baiklah, sebaiknya kudengarkan perkataan Master dahulu.

"Sebenarnya begini...."

Master Rosei menceritakan tentang bagaimana Akihiko-nii berada di sini.

Ternyata alasannya sama sepertiku. Namun ia ditemukan di dekat dojo ini, sehari setelah menemukanku di gereja kumuh itu.

"Eh? Kok dia tidak ada saat kau merawatku?"

Benar, bagaimana bisa? Seharusnya dia ada di sekitar ketika aku masih dirawat. Ada yang janggal

"Sebenarnya dia ada di ruang sebelah tempatmu tidur," jawabnya dengan terlihat seperti orang yang tidak tahu apa-apa.

Memangnya ada ruangan lain? Aku tidak diberitahu soal itu.

"Ehh? Master kenapa tidak memberitahuku?"

"Aku tidak bilang ya?" jawabnya layaknya orang bodoh yang tidak menyadari kebodohannya sendiri.

Wajar saja sih, dia hanyalah seorang kakek tua.

"...."

Aku terdiam sejenak sambil menepuk mukaku.

"Baiklah Nak, bisakah kau menceritakan tentang kakak-kakakmu itu, mungkin aku dapat membantu."

Kok sepertinya dia mencoba menghindar dari tuntutan? Ya sudahlah, aku tidak masalah dengan itu sebenarnya.

"Hmm ... dari mana dulu ya? Seperti yang kukatakan sebelumnya, bahwa aku hanya memiliki enam orang kakak saja. Sebenarnya aku juga punya seorang adik perempuan."

"Jadi kau punya adik juga?" dia menggaruk-garuk kepalanya dan bingung. "Ayo duduk, aku capek berdiri terus."

Aku mengangguk untuk menjawab pertanyaan itu. Kami bertiga pun duduk, setelah itu aku melanjutkan perkataanku.

"Pertama ini tentang kakak kandungku."

"Jadi sisanya bukan kandung? Berarti mereka saudara tiri?"

Wajar saja jika dia tidak mengerti. Hubungan yang kami punya sebetulnya cukup khusus walaupun sebenarnya ada yang tidak terikat hubungan darah.

"Bukan begitu, aku dan yang lainnya sebenarnya sekedar teman masa kecil orang ini." Akihiko-nii menunjukku. "Dia mengganggap kami sebagai saudara sendiri."

"Begitu rupanya. Bisa kau lanjutkan, Kazuya?" Master Rosei berdiri. "Oh ya kalian mau teh?"

"Ya," jawab kami sembari mengangguk.

Master Rosei pergi ke ruangan sebelah, mungkin di sana lokasi teko tehnya berada.

Beberapa menit berlalu, dia kembali dengan membawa sekumpulan cangkir dan satu teko, meletakkannya di tengah agar kami mengerubunginya.

"Baiklah kulanjut. Kakak tertua, Takagi Misa. Dia sekarang berusia 15 tahun dan sekarang sudah SMA. Kemudian kakak kedua, Takagi Saburo. Dia hanya setahun lebih muda dariku."

Sesekali aku menyeruput teh dan meletakkan cangkir kembali ke tempatnya.

"SMA? Apa itu?" tanya Master Rosei yang terlihat bingung.

Oh ya ya, dia 'kan tidak tahu apa itu SMA. Aku lupa kalau ini di dunia lain.

"Anggap saja itu semacam sekolah khusus."

Sekolah khusus apanya? Aku tak tahu apa yang harus diberitahu kepadanya.

Akihiko-nii menggerakkan jarinya, mengarahkannya kepadaku, dia seperti ingin bilang "Serahkan saja kepadaku" begitulah.

"Tidak, bukan sekolah khusus. Itu...."

Dia mulai menjelaskannya panjang lebar, hal-hal tak penting juga ia jelaskan kepadanya. Hal ini memakan waktu sekitar lima menitan. Selain itu dia juga menjelaskan dirinya dan yang lainnya, menggantikanku.

Ya, itu bagus.

"Begitu rupanya. Dunia kalian cukup menarik, lain kali beritahu hal lainnya kepadaku."

"Na ... Akihiko-nii, sebenarnya bagaimana cara kamu selamat dari para penculik itu?" ucapku merasa penasaran dan menatap kedua matanya karena ingin kulihat kepastian darinya.

"Tentang itu ... tiba-tiba aku dan yang lainnya dipindahkan ke dunia ini begitu saja. Aku tidak terluka sebelumnya, jadi mungkin karena itu Master Rosei menghabiskan waktu di kamarmu."

Jadi begitu rupanya....

"Apa itu benar, Master?"

"Ucapannya benar." Master Rosei berdiri dan dia membawa papan cangkir dan teko itu. "Bicaranya cukup, sepertinya murid-murid lain sudah tiba."

Aku dan Akihiko-nii melihat ke pintu masuk. Memang benar kalau mereka sudah datang.

"Begitu aku kembali dari dapur, nanti perkenalkan diri kalian di hadapan mereka."

"Baik!" jawab kami berdua dengan lantang dan berdiri tegak lurus.

Beberapa menit kami menunggu dan tak lama kemudian dia kembali. Dia pun menyuruh seluruh murid berkumpul, duduk rapi, sesuai barisan mereka. Setelah itu Master menyuruh kami untuk memperkenalkan diri.

Dikarenakan kami masih pemula, kami disuruh melihat latihan para murid lain untuk hari ini. Agar kami paham dengan latihan yang harus dilakukan.

Keesokan harinya, Master menyuruh kami berputar mengelilingi daerah luar dojo yang jaraknya sekisar 100 meter sebanyak lima kali perhari.

Bila kemampuan kami berkembang, maka putarannya akan ditambah lima lagi hingga seterusnya. Kami melakukan latihan ini kurang lebih selama satu bulan, secara rutin yang putarannya berjumlah 100.

Selanjutnya Master menyuruh kami untuk mengangkat batu yang ada di sungai, dekat rumah dan menaruhnya ke daratan.

Jumlah batu yang diletakkan harus berjumlah lima puluh perhari. Bila kami sudah berkembang, maka jumlah batu yang harus diletakkan menjadi lima puluh lima hingga seterusnya. Latihan ini berjalan selama satu bulan dengan jumlah batu yang diangkat berjumlah 100 perjam.

Kami melakukan kedua latihan ini dengan sangat serius, tanpa adanya rasa malas.

Kemudian latihan selanjutnya adalah berlatih gerakan dasar karate.

Selama satu bulan kami berlatih dasar-dasar karate, kemudian berlatih gaya bertarung dalam karate. Master menyarankanku untuk berlatih gaya Kyokushinkai, karena menurutnya aku memiliki potensi sebagai seorang berkelas Fighter. Akihiko-nii disarankan berlatih Hakkyokuken, untuk mengasah pertahanan dan daya tahan tubuhnya.

****

Satu bulan telah berlalu lagi....

Suatu hari Master menyuruh kami untuk melakukan Sparring bersama setiap hari, selama seminggu untuk melihat kemampuan kami.

"Baiklah. Kalian sudah menjalani semua latihan yang dapat kuberikan kepada kalian. Sisanya kalian harus mengasahnya sendiri, berdasarkan cara kalian sendiri! Apa kalian mengerti!?"

"YA!!"

17 Agustus 2009, kami berdua memutuskan untuk pergi ke kota sekitar, untuk mencari sebuah kompetisi pertarungan.

Di arah barat ada Kota Dyne, di timur ada Kota Monroe, selatan adalah Kota Turf, dan di utara ada Kota Severth. Kami saat ini menuju ke kota Severth.

Setiba di Severth, kami bertanya kepada warga sekitar untuk mencari tahu tentang cara mencari uang di sini.

Dari informasi yang kami dapatkan, ada sebuah kompetisi pertarungan harian yang hadiahnya adalah keping emas. Sebenarnya kompetisi ini semacam Gamble yang dilakukan warga, dengan memberi taruhan beberapa keping emas untuk petarung pilhan mereka.

Kami pun langsung ke pusat kota dan mendaftarkan diri.

Awalnya kami diremehkan, karena kami adalah anak kecil. Namun setelah melihat aksi kami, orang-orang menaruh taruhan besar kepada kami dan pada akhirnya kami mendapat banyak keping emas dan kami pun pulang ke rumah.

Kami datang ke kota ini setiap hari, untuk mengetes kemampuan dan mencari uang selama seminggu.

Kemudian keesokannya lagi, kami memutuskan untuk pergi ke kota yang ada di sebelah timur rumah Master, Kota Monroe.

Di kota Monroe tidak ada yang namanya pertarungan jalanan di sini, karena hukum di kota ini cukup diketatkan. Jadi cara untuk mendapat uang di sini adalah dengan pergi ke asosiasi Guild kota ini.

Guild di kota ini bernama Roe.

Fasilitas yang ada di Guild ini menurutku lumayan lengkap, walaupun kurang populer. Orang-orang yang di sini cukup ramah kepada siapapun, jadi mudah untuk berteman dengan mereka.

Selain itu para penjaga resepsionis semuanya adalah wanita-wanita yang sangat cantik dan mempesona. Mereka semua masih berusia belia, yaitu sekitar 17 tahun hingga 30 tahun. Selain cantik mereka juga memiliki tubuh yang menggoda.

Pemandangan itu cukup menggiurkan lho. Hehehe....

Baiklah kesampingkan dulu tentang para wanita di sini. Untuk permulaan aku mengambil Quest yang berisikan, membasmi para Slime yang ada di menara tua kota ini.

Akihiko-nii mengambil quest membasmi para goblin yang membuat sarangnya di daerah gua, dekat hutan barat kota ini.

Kami pergi ke tujuan masing-masing untuk melaksanakan Quest pertama kami. Setiba di menara tua, aku pun langsung memasuki tempat itu.

Wah ... di sini memang banyak sekali slime, tapi menurutku ini akan cepat selesai karena mereka hanya ada di ruang utama menara ini.

Aku pun langsung menyerbu mereka dan semua langsung berakhir hanya dengan memukul mereka sekali saja.

Untuk catatan saja, aku tidaklah sembarangan menyerang mereka dengan tangan kosong. Master Rosei mengajari ilmu pengendalian energi kepada kami, jadi itulah yang membuatku dapat mengalahkan monster-monster itu.

Setelah itu aku langsung kembali ke guild untuk mengkonfirmasi quest ini. Setiba di sana Akihiko-nii sudah berada di depan resepsionis guild.

Setelah kami selesai, kami kembali pulang ke rumah untuk datang lagi ke Guild mulai besok hingga seterusnya.

****

Satu tahun terlewatkan dan alhasil kami dipromosikan menjadi petualang tingkat Gold.

Dalam Asosiasi Guild, ada beberapa macam gelar petualang menurut jumlah pengalaman, kemampuan dan konstribusi yang dicurahkan dalam melaksanakan quest yang ada di papan quest Guild. Gelar pertama adalah Bronze, kemudian Silver, Gold, Platinum, Mythril, Orichalcum, Adamantite, dan terakhir adalah Diamond.

Pada akhirnya kami menyudahi pengetesan kemampuan kami, kemudian memulai kehidupan biasa di rumah dan terkadang berkunjung ke Kota untuk mengecek quest di Guild serta bermain dengan teman-teman kami di sana.

*Tujuh Bulan kemudian*

Kami berdua pulang kembali ke rumah Master Rosei setelah sekian lama berpetualang di sekitar dan mencari uang.

"Ah ... sudah dua tahun kah. Tak kusangka waktu berjalan secepat itu, benarkan?" ucapku sambil meregangkan tangan ke atas.

"Ya, kau benar," jawab Akihiko-nii sambil memandang langit.

Benar ... dua tahun ini cepat berlalu. Kami bertemu banyak orang, berteman, mengejutkan banyak orang. Yah, setidaknya begitulah yang terus terjadi. Hanya berpetualang, menyelesaikan Quest, bermain, dan jalan-jalan.

"Mulai sekarang apa yang harus kita lakukan, Kazuya?" tanyanya dengan wajah orang yang ingin melihat keputusan seseorang.

Kami berdua berbincang-bincang tentang apa yang harus dilakukan setelah ini. Kami pun sepakat bahwa akan mulai berkelana untuk mencari saudara-saudara kami.

Kami pun mendatangi Master Rosei untuk membicarakan hal ini. Saat ini dia sepertinya ada di dojo.

"Master, ada yang ingin kami bicarakan denganmu," ucapku dengan serius dan menatap Master.

"Ada apa? Kalian terlihat serius," tanyanya dengan bingung dan saat ini sedang memperhatikan patung anehnya.

Kami mulai menjelaskan alasan kami kemari kepada Master Rosei.

"Mencari saudara kalian ya...," responnya dengan nada biasa, namun dia terlihat terkejut.

"Kenapa Master. Tidak boleh?"

"Tidak. Bukan itu, Aku hanya tidak menyangka kalian memutuskan secepat ini. Kukira butuh waktu 3 tahun lagi, ternyata secepat ini kalian bisa pulih."

Ya, dia memang ada benarnya, tapi aku sudah lama melupakan kematian mereka selama dua tahun ini. Mungkin aku masih memiliki kesedihan dan rasa trauma, namun hidup di sini membuatku menemukan sebuah harapan lain. Mereka yang ada di sini sudah seperti keluarga baru bagiku.

"Kami tidak boleh terus meratapi penyesalan lagi! Kami harus melihat ke depan. Karena, itu semua berkatmu Master. Kau sudah mau repot-repot mendidik, memarahi, memukul, dan menasehati kami. Kami benar-benar bersyukur, karena Master mau memungut kami berdua. K-Kau sudah seperti Ayah kami sendiri!" kataku yang terlihat ingin menangis dan merasa bersyukur atas anugrah yang diberikan kepadaku ini.

"Dasar bodoh! Aku tidak peduli dengan hal ini! Aku sama sekali tidak peduli kepada kalian!" kata Master yang kata-katanya berlawanan dengan tindakannya, yaitu memeluk kami berdua dan menangis bahagia.

Tua-tua kok Tsundere?! Sangat tidak cocok sama sekali pak tua! Tapi, aku mengerti dengan perasaannya.

Karena itulah aku memeluknya dan Akihiko-nii sepertinya juga berpikiran sama denganku.

Kami pun mulai menangis cukup lama sambil berpelukan. Lupakan tentang adegan menangis, kami berencana untuk pergi dari tempat ini besok pagi.

****

Keesokan Harinya, tepatnya pukul enam pagi.

"Kazuya ... kamu membohongiku bukan?" ucap Master dengan wajah serius.

"Eh? Aku berbohong?! Memangnya soal apa?" responku dengan bingung akan perkataannya.

"Kau bilang, berlatih karate untuk membela yang lemah bukan? Asal kamu tahu ... aku masih bisa melihat aura akan rasa dendam dari dirimu, bahkan terlihat jelas di wajahmu selama dua tahun ini."

Kau memang benar, aku sebenarnya tidak berencana untuk melakukan itu. Tapi sepertinya sekarang aku harus benar-benar mempertimbangkan hal ini.

"Begitu ya ... tapi kenapa kau diam saja Master?"

"Jujur saja perilakumu itu sangat buruk, tapi ada sesuatu yang membuatmu kuterima dengan senang hati."

"Apa itu?"

"Cari saja jawabannya di luar sana, nantinya kamu akan mengerti hal terbesar dan hal paling bersinar dari dirimu," jawabnya dengan tersenyum dan wajahnya terlihat seperti orang yang menemukan harapan.

Jati diri 'kah? Sepertinya dia tidak menyalahkanku, tidak menyalahkan motivasiku. Mungkin sekarang aku hanya bisa berpikir tentang balas dendam, tapi aku yakin ... suatu hari nanti perasaan itu berubah. Aku merasa, ada suatu perubahan pada diriku jika aku benar-benar berpetualang, masih banyak tempat yang belum kami datangi.

Setelah itu aku dan Akihiko-nii mengemasi barang-barang yang diperlukan, membawanya dalam bentuk tas. Kemudian kami berkumpul di depan dojo.

"Apa tidak ada yang ketinggalan?"

"Tidak, Master," jawab kami berdua.

"Begitu ya, kalau begitu Berhati-hatilah ... dan jangan sampai kena demam."

"Ya, kami berangkat...."

Kami melambaikan tangan kepadanya dan para muridnya.

"Hati-hati!" seru Master Rosei yang terlihat tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Murid-murid dojo juga ikut berseru dan mengucapkan "hati-hati" dan "kapan-kapan main ke sini lagi ya?" begitulah.

Akhirnya petualangan besarku dimulai....

 

 

To Be Continued....

 

 

Note :

Kyokushinkai (極真会館) adalah sebuah aliran karate yang didirikan oleh (大山倍達 Ōyama Masutatsu). Aliran ini menekankan latihan fisik dan full-contact kumite, yakni latih-tanding (sparring) tanpa pelindung. Kyokushin memiliki arti kebenaran tertinggi, yang diyakini oleh Oyama sebagaimana karate itu seharusnya diajarkan dan dipelajari. Kurikulum Kyokushinkai menekankan pada pertarungan realistik dan kekuatan fisik.

Hakkyokuken atau bisa disebut Bajiquan (bahasa Cina: 八極拳) adalah seni bela diri Tiongkok yang memiliki kekuatan eksplosif, jarak dekat dan terkenal dengan serangan siku dan bahunya.

Slime adalah makhluk yang tercipta dari gumpalan-gumpalan yang menjadi padat. Tubuh mereka cukup sulit untuk disentuh, selain itu tubuh mereka sangat panas bila kita menyentuhnya. Mereka adalah makhluk terlemah dalam game RPG.

Goblin adalah makhluk yang buas dan ganas. Mereka tinggal di gua-gua yang gelap atau di bawah tanah. Ras mereka diidentikkan dengan makhluk jahat dan merupakan petarung yang brutal. Mereka adalah makhluk berbadan tegap seperti manusia, berkulit hijau, telinganya lancip, dan berwajah sangar dan mengerikan. Kadang-kadang mereka menculik bayi dan memangsa manusia. Jelasnya bukan seperti di Anime & Manga Goblin Slayer ya.

Terpopuler

Comments

yuni f

yuni f

masih nyemil

2020-06-12

0

Okino Kazura™

Okino Kazura™

Ganbate Senpai!!!

2020-02-09

0

Ahmad ardi Sulaiman

Ahmad ardi Sulaiman

kosong terozzzxx

2019-08-25

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 0.1 : Despair
2 Chapter 0.2 : Aku Tidak Mau Hidup Lagi....
3 Chapter 0.3 : Waktunya Bangkit!
4 Chapter 0.4 : Akihiko
5 Chapter 1.1 : The Begining Of Journey
6 Chapter 1.2 : Grande Colleseum Tournament
7 Chapter 1.3 : Pencuri Misterius dan Penginapan
8 Chapter 1.4 : Yatohira Kyosuke
9 Chapter 1.5 : Chaos Plant
10 Chapter 1.6 : Lawan yang Sulit
11 Chapter 1.7 : Semi Final
12 Chapter 1.8 : Babak Terakhir
13 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 10 : Crescendo
14 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 11 : Celestial Gate
15 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 12 : Negeri Terburuk, Ekime
16 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 13 : Roussel Household
17 Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 14 : Kecelakaan?!
18 Arc 4 : Celestial Gate (END) - Chapter 15 : Kumakiri Shino
19 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 16 : Adamante Recisa
20 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 17 : Halangan
21 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 18 : Absolute Defense
22 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 19 : Crusade
23 Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 20 : Lost Bastille I
24 Arc 5 : Everlude Realm (END) - Chapter 21 : Lost Bastille II
25 Arc 6 : Invasion - Chapter 22 : Serangan
26 Arc 6 : Invasion - Chapter 23 : Irene Vs Pavel
27 Arc 6 : Invasion - Chapter 24 : Ketidakpastian
28 Arc 6 : Invasion - Chapter 25 : Groundway
29 Arc 6 : Invasion - Chapter 26 : Tempat Rahasia
30 Arc 6 : Invasion - Chapter 27 : Kembalinya Ingatan dan Orang-orang Menarik
31 Arc 6 : Invasion - Chapter 28 : Trio Garnet
32 Arc 6 : Invasion - Chapter 29 : Awal Dari Invasi
33 Arc 6 : Invasion - Chapter 30 : Kesulitan Yang Terjadi Di Kota
34 Arc 6 : Invasion - Chapter 31 : Jati Diri I
35 Arc 6 : Invasion - Chapter 32 : Jati Diri II
36 Arc 6 : Invasion - Chapter 33 : Rasa Ingin Melawan
37 Arc 6 : Invasion - Chapter 33,5 : Pelatihan 3 Bulan
38 Arc 6 : Invasion - Chapter 34 : Menentang Kematian I
39 Arc 6 : Invasion - Chapter 35 : Menentang Kematian II
40 Arc 6 : Invasion - Chapter 36 : Engage To War Zone
41 Arc 6 : Invasion - Chapter 39 : Distopia I
42 Arc 6 : Invasion - Chapter 40 : Distopia II
43 Arc 6 : Invasion - Chapter 41 : Distopia III
44 Arc 6 : Invasion - Chapter 42 : Jatuhnya Avalon
45 Arc 6 : Invasion - Chapter 43 : Kerusuhan Kota Abel I
46 Arc 6 : Invasion - Chapter 44 : Kerusuhan Kota Abel II
47 Arc 6 : Invasion - Chapter 45 : Mengulang
48 Arc 6 : Invasion - Chapter 46 Part 1 : Siklus Pengulangan
Episodes

Updated 48 Episodes

1
Chapter 0.1 : Despair
2
Chapter 0.2 : Aku Tidak Mau Hidup Lagi....
3
Chapter 0.3 : Waktunya Bangkit!
4
Chapter 0.4 : Akihiko
5
Chapter 1.1 : The Begining Of Journey
6
Chapter 1.2 : Grande Colleseum Tournament
7
Chapter 1.3 : Pencuri Misterius dan Penginapan
8
Chapter 1.4 : Yatohira Kyosuke
9
Chapter 1.5 : Chaos Plant
10
Chapter 1.6 : Lawan yang Sulit
11
Chapter 1.7 : Semi Final
12
Chapter 1.8 : Babak Terakhir
13
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 10 : Crescendo
14
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 11 : Celestial Gate
15
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 12 : Negeri Terburuk, Ekime
16
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 13 : Roussel Household
17
Arc 4 : Celestial Gate - Chapter 14 : Kecelakaan?!
18
Arc 4 : Celestial Gate (END) - Chapter 15 : Kumakiri Shino
19
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 16 : Adamante Recisa
20
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 17 : Halangan
21
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 18 : Absolute Defense
22
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 19 : Crusade
23
Arc 5 : Everlude Realm - Chapter 20 : Lost Bastille I
24
Arc 5 : Everlude Realm (END) - Chapter 21 : Lost Bastille II
25
Arc 6 : Invasion - Chapter 22 : Serangan
26
Arc 6 : Invasion - Chapter 23 : Irene Vs Pavel
27
Arc 6 : Invasion - Chapter 24 : Ketidakpastian
28
Arc 6 : Invasion - Chapter 25 : Groundway
29
Arc 6 : Invasion - Chapter 26 : Tempat Rahasia
30
Arc 6 : Invasion - Chapter 27 : Kembalinya Ingatan dan Orang-orang Menarik
31
Arc 6 : Invasion - Chapter 28 : Trio Garnet
32
Arc 6 : Invasion - Chapter 29 : Awal Dari Invasi
33
Arc 6 : Invasion - Chapter 30 : Kesulitan Yang Terjadi Di Kota
34
Arc 6 : Invasion - Chapter 31 : Jati Diri I
35
Arc 6 : Invasion - Chapter 32 : Jati Diri II
36
Arc 6 : Invasion - Chapter 33 : Rasa Ingin Melawan
37
Arc 6 : Invasion - Chapter 33,5 : Pelatihan 3 Bulan
38
Arc 6 : Invasion - Chapter 34 : Menentang Kematian I
39
Arc 6 : Invasion - Chapter 35 : Menentang Kematian II
40
Arc 6 : Invasion - Chapter 36 : Engage To War Zone
41
Arc 6 : Invasion - Chapter 39 : Distopia I
42
Arc 6 : Invasion - Chapter 40 : Distopia II
43
Arc 6 : Invasion - Chapter 41 : Distopia III
44
Arc 6 : Invasion - Chapter 42 : Jatuhnya Avalon
45
Arc 6 : Invasion - Chapter 43 : Kerusuhan Kota Abel I
46
Arc 6 : Invasion - Chapter 44 : Kerusuhan Kota Abel II
47
Arc 6 : Invasion - Chapter 45 : Mengulang
48
Arc 6 : Invasion - Chapter 46 Part 1 : Siklus Pengulangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!