Jalanan di kota jakarta pagi ini terlihat lebih ramai dari biasanya. Bunyi klakson dan deruan mobil menambah keramain di pagi yang penuh kebisingan dan hiruk pikuk ini. Ara yang baru saja membeli sepeda, hari ini mengendarai sepedanya untuk pergi ke kantor. Sepeda yang ia kendarai itu melintasi jalanan yang sangat padat secara berlawanan arah dengan para pengendara kendaraan bermotor yang berlalu lalang. Sehingga ia mengarahkan posisi sepedanya untuk selalu berada di pinggir jalan.
Di pertengahan jalan, ada sebuah mobil yang berhenti dan parkir di pinggir jalanan yang akan ia lalui. Sehingga Ara harus mengarahkan posisi sepedanya agak ke tengah. Namun setelah melewati mobil tersebut, tiba-tiba Ara menghentikan goesan sepedanya. Ia lalu melirik ke arah mobil yang sekarang berada di belakangnya. Ternyata sekilas tadi dia melihat ada seorang pria sedang duduk berjongkok di sana.
Pria itu sedang sibuk memperbaiki mobilnya yang sedang mogok. Jika dilihat dari penampakan wajahnya yang kusut dan penampilannya yang kotor serta berantakan, sepertinya pria itu sudah lama berkutat untuk memperbaiki mobilnya. Mengetahui betapa kesusahannya pria itu, jiwa sosial dan penolong yang ada pada diri Ara pun muncul. Tanpa berpikir lebih lama lagi, Ara memutar balik sepedanya untuk menghampiri pria itu.
"Hai, ada apa dengan mobilmu?", tanya Ara dengan suara setengah berteriak agar pria itu dapat mendengarnya.
Mendengar suara Ara, pria itu mendongakkan kepalanya kearah sumber suara.
"Ban mobil ku kempes." Jawabnya ketika menemukan sosok Ara yang ada di depannya. "Aku sedang berusaha menggantinya dengan ban cadangan. Tapi sepertinya aku kurang mahir dalam melakukannya.", jawab pria itu sambil kembali sibuk memasang ban mobilnya.
"Apa aku boleh membantumu?", tanya Ara lagi. Dia lalu melihat jam tangannya dan bergumam sendiri "masih ada waktu 45 menit". Erika memarkirkan sepedanya dan tanpa ragu ataupun merasa canggung, dia ikut berjongkok di samping pria itu.
"Ban mobilmu ini belum terpasang dengan posisi yang benar." Ara memutar baut yang terpasang pada ban untuk melepaskannya. Kemudian ia menarik lepas ban itu. "Begini, masukkan ban secara perlahan dan sambil digoyangkan sedikit. Nah, ban sudah terpasang dengan benar. Sekarang kamu tinggal memasang kembali baut-baut ini.", Ara mengambil beberapa baut dan memberikannya ke pria itu.
Pria itu tercengang melihat gerakan Ara yang cekatan dan sangat ahli. Dia terdiam cukup lama sambil menatapi Ara dengan penuh kekaguman. Bagaimana bisa seorang wanita yang berbadan kecil seperti dia dapat memasang ban mobil dengan begitu mudah dan cepatnya. Sedangkan baginya yang seorang pria berbadan besar dan kuat, hal itu sangatlah sulit untuk dilakukan.
"Haloo.." Ara mengibas-nginaskan telapak tangannya didepan wajahnya. Gerakan Ara itu membangunkannya dari lamunannya. Dengan segera ia mengambil baut yang diberikan Ara padanya dan memasang baut-baut itu.
Selesai memastikan semua baut telah terpasang dengan kencang, pria itu menendang ban mobilnya untuk mengecek apakah ban tersebut sudah terpasang dengan benar. Karena ban yang ditendang tidak bergeser sedikitpun, itu berarti bannya sudah terpasang dengan benar dan kuat. Ia merasa takjub dan senang sekali.
"Luar biasa, kamu memang seorang wanita yang hebat dan tangguh. Sudah daritadi aku mencobanya berkali-kali, tetap saja ban yang kupasang tadi dapat bergoyang dan bergeser. Tapi dirimu dapat dengan begitu mudah memasangnya. Hanya dengan melihatnya sekilas kamu dapat melihat dan memperbaiki kesalahanku. Terima kasih nona, aku jadi merasa malu karena dibantu oleh seorang wanita untuk urusan seperti ini." Terlihat rona merah diwajah pria itu karena perasaan malu yang menderanya. Namun senyum diwajahnya menunjukkan bahwa hatinya penuh kebahagiaan dan kelegaan.
"Tidak apa-apa, jangan merasa sungkan atau malu padaku. Hal seperti ini merupakan hal yang biasa bagiku, karena ayahku memiliki usaha perbengkelan jadi aku sering melihat dan membantunya.", jawab Ara agak tersipu malu karena pria itu menatapnya dengan penuh kekaguman.
"Oh iya kita belum saling meperkenalkan diri kita masing-masing. Perkenalkan, namaku Ryon Melchie. Siapakah namamu?", pria itu mengulurkan tangannya.
"Namaku Ara.", jawab Ara singkat sambil menyambut uluran tangan pria itu untuk menjabat tangannya.
Mendengar nama yang pria itu sebutkan, Ara dapat memastikan bahwa pria itu memiliki campuran keturunan asing.
Ternyata dia keturunan orang asing. P**antas saja wajahnya sangat tampan dan kulitnya juga putih bersih, Ara berucap dalam hati.
"Oh iya, aku punya lolipop untukmu." Ara merogoh tasnya untuk mencari sebungkus permen lolipop. "Kulihat kamu cukup lelah dan berpeluh. Setidaknya lolipop ini bisa sedikit mengurangi dahaga dan menyegarkan dirimu di panas yang terik ini. Ini, ambillah." Ara menjulurkan sebungkus permen lolipop pada Ryon.
Ryon tertawa geli pada dirinya sendiri. Ia merasa dirinya seperti seorang anak kecil karena merasa senang saat diberi permen oleh Ara. Ryon mengambil lolipop itu dan mengucapkan, "Terima kasih, lolipop ini aku anggap sebagai traktiran darimu. Selanjutnya biarkan aku yang mentraktirmu. Juga sebagai balasan atas bantuanmu tadi kepadaku. Apakah aku boleh minta nomor hp mu agar aku bisa menghubungimu nanti ketika aku ingin mentraktirmu?"
"Tidak, tidak perlu. Aku tulus dan ikhlas membantumu. Kamu tak perlu mentraktirku untuk membalas perbuatanku." Ara melihat jam tangannya. "Ohh tidakk, aku harus segera melanjutkan perjalananku ke kantor. Maaf, aku pergi dulu ya. Bye bye.", Ara lalu bergegas mengambil sepedanya dan menggoesnya menuju kantor.
Ryon pun melongo melihat Ara yang pergi begitu saja meninggalkannya. Ia menjadi sedikit bingung, apakah ini bisa dikatakan bahwa secara tak langsung wanita itu telah menolaknya. Hatinya sedikit merasa sedih karena gadis itu tidak memberikan nomor hp miliknya yang ia minta. Tetapi dia sangat mengharapkan dapat bertemu kembali dengan gadis itu suatu saat nanti.
Ryon membuka pintu mobilnya agar dapat masuk ke dalam mobilnya. Dia tidak menyadarainya bahwa ada sebuah mobil yang ikut parkir di belakang mobilnya. Bahkan orang yang ada di dalam mobil tersebut ikut menyimak dan mendengarkan omongan mereka sejak tadi. Sampai ketika ia ingin masuk ke dalam mobilnya, barulah ia menyadari keberadaan mobil tersebut.
Ryon terkejut karena ia mengenali pemilik mobil itu. Pemilik mobil itu adalah rekan bisnis yang juga sahabatnya yang ia tunggu-tunggu kehadirannya untuk membantunya sebelum Ara datang. Ryon lalu berjalan mendekati mobil itu dan mengetuk jendela mobil tersebut.
"Axell, kamu sudah disini? Sejak kapan?",tanya Ryon dengan nada sedikit berseru seketika jendela mobil terbuka dan memperlihatkan wajah penumpang di balik jendela itu yang adalah sahabatnya yang sedang dinantinya.
"Sejak kalian saling berjabat tangan untuk berkenalan. Aku juga memperhatikan kalian yang terlihat sangat asik berbicara berduaan saja.", jawab Axell. Ia lalu keluar dan turun dari mobilnya.
"Mengapa kamu lama sekali baru datang. Untung saja ada Ara yang membantuku. Kalau tidak, saat kamu datang, aku sudah berubah menjadi ikan asin kerana terlalu lama terjemur dibawah terik matahari."
"Ara? Ohh...jadi nama perempuan yang telah membantumu tadi adalah Ara. Hmm..Mendengarmu menyebut namanya begitu membuatku berpikir bahwa kalian sudah sangat akrab." Axell ingat dengan wanita itu. Mereka pernah bertemu sebelumnya. Pertemuan yang memberikan kesan buruk terhadapnya. "Sebenarnya kamu senang, kan? Karena keterlambatanku, jadi kamu bisa bertemu dan berkenalan dengannya. Seorang wanita perkasa yang telah membantumu memasang ban mobil dengan baik dan benar. Selain itu, kamu juga mendapat bonus sebuah traktiran lolipop darinya", jawab Axell sambil terkekeh dan mengedipkan mata, menggodanya.
"Brengsek kamu, tidak tahu apa penderitaanku tadi. Lihat saja sekarang penampilanku pasti sangat kacau. Wajah dan pakaianku kotor dan berantakan." Menyadari penampilannya yang berantakan, membuatnya malu karena teringat pertemuannya dengan Ara tadi. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangan nya sambil setengah berteriak, "Ohh nooo.. wajahku dan bajuku.." Ryon juga terkejut ketika melihat penampilannya di kaca mobil. Lalu dia sibuk mengelap noda kotoran yang ada di wajahnya dan merapihkan rambut serta pakaiannya.
Melihat tingkah temannya itu, Axell menertawakannya. Tak menyangka temannya yang playboy ini bisa menjadi panik dan malu seperti itu karena seorang wanita yang biasa saja. Ya, wanita yang aneh dan tak menarik sama sekali.
"Masih berani menertawakanku ya, terima ini." Melihat Axell menertawakannya hingga terbahak-bahak, membuatnya kesal sehingga Ryon pun menyerang temannya itu. Dengan gaya berpura-pura menendang dan memukulinya.
"Aku sangat laparrr. Sebelum kita pergi, kamu harus traktir aku makan makanan terlezat yang ada di kawasan ini dulu.", ajak Ryon setengah memaksa setelah dirinya merasa puas memukuli Axell.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments