2 Taman Arshiena

Di kota Jakarta, terdapat banyak gedung perkantoran yang dibangun dengan megah dan tinggi. Gedung perkantoran tersebut selalu menjadi incaran bagi para sarjana lulusan S1 yang ingin bekerja. Salah satu gedung yang paling terkenal adalah gedung yang bernama "Fernan". Gedung ini dimiliki oleh 2 keluarga bangsawan yang sangat terkenal di dunia bisnis yaitu keluarga Ferician dan Ernando. Sebagian besar perusahaan yang berlokasi di gedung ini merupakan perusahaan yang dimiliki oleh kedua keluarga tersebut.

Walaupun sama-sama pebisnis, namun mereka tidak pernah saling berkompetisi. Melainkan mereka memiliki suatu perusahaan gabungan yang termasuk dalam satu grup usaha bersama dengan nama Fernan yang merupakan penggabungan dari dua nama keluarga tersebut.

Gedung Fernan, selain terkenal dengan interiornya yang megah, juga terkenal dengan sebuah taman pribadinya yang terletak tepat di belakang gedung Fernan. Taman itu bernama Taman Arshiena. Banyak orang yang penasaran dan tertarik ingin masuk ke dalam taman Arshiena untuk melihat dan menikmati keindahan yang terdapat di dalam taman tersebut. Namun taman itu tidak pernah dibuka untuk umum, hanya orang kalangan sendiri yang boleh masuk ke dalamnya.

Saat ini di dalam taman tersebut, terlihat pria muda berjas biru yang tadi membuat kehebohan di kedai roti karena membawa beberapa penjaga berjas hitam serta penampakannya yang sangat tampan sehingga menarik perhatian banyak wanita yang ada di sana. Pria muda itu bernama Axell Ernando. Dia merupakan Tuan Muda keluarga Ernando. Satu-satunya penerus dan ahli waris di keluarga itu. Selain memiliki fisik yang bagus seperti wajah yang tampan dengan tubuh tinggi tegap serta otot seperti seorang atlet, Axell juga seorang artisian. Dia memiliki pandangan yang tajam serta ide yang kreatif di dunia desain perhiasan.

Dia merupakan salah satu lulusan terbaik di institut art New York. Bahkan sebelum lulus dari kuliahnya, ia sudah direkrut oleh sebuah perusahaan perhiasan terkenal yang berlokasi di New York sebagai perancang perhiasan. Setelah lulus ia memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya, yang merupakan ibukota Indonesia yaitu kota Jakarta. Dan baru pagi ini dia tiba di Jakarta.

Namun, Axell meminta ayahnya untuk memberinya waktu selama beberapa hari untuk tinggal sendiri di apartemen milik keluarga mereka karena dia memiliki beberapa urusan yang perlu dia kerjakan dan selesaikan terlebih dahulu.

Ayahnya tidak dapat menolak ataupun melarang kehendak Axell karena bagi ayahnya kepulangan anaknya merupakan suatu hal besar yang patut disyukuri. Karena selama ini sangat sulit membuat anaknya untuk mau kembali tinggal dan menetap di Indonesia. Sehingga ia pun menuruti permintaan anaknya ini. Selain itu, bagi ayahnya yang terpenting adalah Axell mau pulang dan menyetujui pertunangan yang telah ayahnya rencanakan.

Tetapi karena ayah sangat menyayangi dan mengkhawatirkannya, ayah lalu menugaskan beberapa penjaga dan petugas keamanan untuk menjemput dan mengawali Axell selama di bandara hingga dia dapat tiba di apartemennya dengan selamat. Itulah mengapa dia membawa begitu banyak rombongan pria berjas hitam ke kedai roti tersebut.

Tempat pertama kali yang ingin dia kunjungi setibanya di Jakarta adalah kedai roti Sweet Hut. Dia ingin membeli semua persediaan roti goreng berisi selai coklat yang ada di kedai roti itu dan membawanya ke taman Arshiena.

Kini, berkotak-kotak roti tersebut diletakkan di atas meja taman yang berada di depan sebuah batu marmer yang bertuliskan 'Taman Arshiena' yang merupakan nama taman itu.

Axell duduk di salah satu kursi didekat meja taman, ia lalu membuka satu per satu kotak roti tersebut. Sambil memandangi roti-roti itu, dia terlihat seolah-olah sedang berbicara dengan seseorang "Shiena, aku sudah pulang. Setelah lulus, aku segera kembali kesini agar aku dapat berada di dekatmu lagi." Ketika berbicara, pandangan matanya tak pernah terlepas dari batu marmer tersebut.

"Lihatlah! Ini, aku bawakan roti goreng isi coklat kesukaanmu. Aku masih ingat bahwa kamu memiliki alergi susu sehingga kamu tidak dapat makan sembarang roti. Padahal kamu sangat menyukai roti. Saat paman Arman membawakan roti goreng isi coklat yang tidak mengandung susu dari kedai Sweet Hut, kamu langsung melahapnya sampai habis. Dan sejak itu roti goreng ini selalu menjadi makanan favoritmu. Hampir setiap hari kamu minta dibelikan roti goreng ini. Hanya saja paman dan ibuku sering menolak membelikannya. Mereka juga melarangmu memakannya dalam jumlah banyak." Suara Axell tercekat dengan matanya terlihat berkaca-kaca. Lalu, dia terdiam sambil termenung.

Setelah agak tenang, dia kembali melanjutkan dengan suara yang terdengar agak parau. "Shiena, dimana kamu berada sekarang? Dan bagaimana keadaanmu saat ini? Maafkan aku Shiena. Sungguh, maafkan aku yang masih belum bisa menemukanmu hingga saat ini. Entah bagaimana keadaanmu. Aku berharap kamu baik-baik saja, dengan keadaan tubuh yang sehat dan hidup berbahagia. Aku merindukanmu, sangat rindu padamu. Shienaa.." Lanjutnya dengan beberapa tetes air mata yang mulai berjatuhan tanpa bisa ia tahan lagi.

"Sudah sekian lama kita berpisah. Dan sudah sekian lama pula kami berusaha mencarimu, namun belum juga menemukanmu. Apakah benar apa yang mereka bilang bahwa kamu.. kamu.." suara Axell tercekat, dan dia benar-benar tidak mampu untuk melanjutkan apa yang ingin diucapkannya.

Pastinya tak ada seorang pun yang menyangka, bahwa seorang pria angkuh yang terkesan dingin dan tak berperasaan seperti dirinya, dapat terlihat sedih dan pilu seperti itu. Siapakah sosok yang bernama Shiena ini. Sepertinya Axell benar-benar merindukannya dan merasa sangat kehilangan.

Jika saja ada orang yang melihat dan mendengarnya saat ini, mereka langsung dapat mengetahui bahwa Shiena adalah orang yang sangat dia sayangi. Untung saja ini merupakan taman pribadi yang tertutup, sehingga ia dapat mencurahkan seluruh isi hati dan kesedihannya tanpa ada seorang pun yang melihat atau mendengarnya.

Setelah mengucapkan beberapa kata curahan yang menggambarkan kesedihannya, Axell mengusap air matanya. Ia kembali berucap, "Shiena, aku telah kembali untukmu. Sehingga sekarang aku mempunyai banyak waktu dan kesempatan untuk mencarimu. Aku yakin kalau aku pasti akan segera menemukanmu."

Selesai berbicara, Axell masih berada di taman untuk waktu yang cukup lama. Dia duduk diam dengan merenung di taman itu sambil menikmati udara yang segar serta pemandangan taman yang asri nan indah. Beberapa kenangan masa kecilnya terlintas dibenaknya.

Dulu kecil, dia dan Shiena sering bermain bersama di taman. Shiena kecil juga suka duduk di kursi taman yang sekarang ia duduki sambil menikmati sekotak roti goreng coklat kesukaannya. Sedangkan Axell kecil hanya diam sambil memandanginya makan dengan tersenyum senang. Terkadang, dia menggodanya.

"Ini sudah roti ketiga yang kamu makan. Kalau ayahmu tahu, kamu pasti akan dimarahinya", goda Axell kecil pada Shiena.

"Ee-emm..Tapi aku sangat menyukai roti ini. Lagipula Ayahku sangat menyayangiku, dia pasti tidak akan marah padaku walaupun aku sudah memakan roti ini dengan banyak." Shiena berbicara dengan mulut yang masih mengunyah roti. "Kamu tahu kan, aku sangat suka roti. Tapi karena aku alergi susu jadi aku tidak bisa makan sembarang roti. Nanti kalau kita sudah besar, kamu harus selalu ingat dengan roti kesukaanku ini dan kamu harus membelikanku sekotak roti ini setiap harinya!", lanjut Shiena kecil yang terdengar seperti sedang memberi perintah pada Axell kecil.

"Aku tidak mau! Nanti kalau kita sudah besar dan kamu telah menjadi istriku, maka aku akan melarangmu memakan banyak roti itu. Kalau tidak, nanti bisa-bisa kamu akan berubah menjadi gendut dan bulat seperti roti itu." ucap Axell kecil kembali menggodanya.

"Kalau begitu aku tidak mau menikah dan menjadi istrimu. Wekk." Jawab Shiena sambil memeletkan lidahnya.

"Tapi kalau kamu gendut dan bulat seperti roti, siapa yang mau menikah denganmu selain aku", ledek Axell lagi.

"Huhuhu.. Apa benar yang kamu ucapkan? Kalau aku makan roti ini setiap hari, nanti aku bisa menjadi gendut dan jelek sehingga tidak ada yang menyukaiku?" Rengek Shiena. "Kalau begitu aku tidak mau memakan roti ini lagi." Shiena meletakkan roti yang sedang dia pegang ke dalam kotak roti di depannya dan mendorong kotak roti itu menjauh darinya. Raut wajahnya yang ceria berubah menjadi sedih.

Melihat wajah sedihnya, Axell kecil merasa bersalah. "Maafkan aku Shiena, aku hanya bercanda." Axell mengelus kepala Shiena, menghiburnya. "Nanti kalau sudah besar, tentunya aku akan mengingat semua kesukaanmu dan aku pasti akan membelikannya untukmu. Karena bagiku kamu akan selalu menjadi seorang putri yang cantik yang adalah kesayanganku dan juga kesayangan bagi semua orang." Mendengar perkataan yang Axell ucapkan, Shiena kecil berhasil terhibur. Dia tersenyum lebar dan kembali terlihat ceria lagi.

"Kalau begitu aku akan menghabiskan roti goreng ini." Jawabnya ceria sambil kembali melanjutkan memakan rotinya. Membuat Axell tertawa geli melihatnya.

"Na..na..na..". Tiba-tiba terdengar dering hp. Membuat lamunannya terlepas saat mendengar bunyi dering hp tersebut. Sebelum menjawab panggilan tersebut, Axell melihat nama yang tertera di layar hp nya. Maretha. Dengan enggan ia menjawab panggilan itu.

"Halo, Kak Axell?" Terdengar suara seorang wanita berbicara dari sebrang telepon sebelum Axell berbicara. "Ternyata benar kamu sudah tiba di Jakarta. Mengapa kamu tidak pulang dulu ke rumah dan menghubungiku? Aku sudah rindu sekali denganmu." Nada suara wanita itu terdengar sangat manja. Namun, Axell hanya diam saja, tidak menjawabnya. "Apakah saat ini kakak sedang berada di kantor dan langsung sibuk dengan urusan pekerjaanmu?" Kembali terdengar suara wanita itu, memberikan pertanyaan lainnya lagi.

"Tidak, aku ada urusan lain. Belum ke kantor juga belum sempat pulang ke rumah dulu." Axell akhirnya berbicara, menjawab pertanyaannya.

"Aku tahu, pasti saat ini kakak sedang berada di taman kak Shiena." Kali ini nada suara nya terdengar tidak manja lagi melainkan terkesan sedikit kesal.

"Kebetulan aku sedang makan siang di sekitar situ. Ayo, Kak datang kemari dan makan siang bareng denganku", lanjutnya. Dia kembali berbicara dengan nada manjanya.

"Lain kali saja, saat ini aku sudah ada janji makan siang dengan rekan bisnisku. Sudah dulu ya, aku mau melanjutkan kembali urusanku.", tanpa menunggu jawaban, Axell langsung menekan tombol off di hp nya.

Axell tidak menyadari bahwa hari sudah siang dan sudah hampir 5 jam dia duduk di taman itu. Jika saja tidak ada panggilan tadi, mungkin dia tidak akan berhenti dari lamunannya. Ia lalu bangkit berdiri, merapikan pakaiannya dan beranjak pergi keluar dari taman menuju mobilnya.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!