Ada Cinta Untuk Perempuan
Kehangatan dalam keluarga tidak diukur dari ukuran luas rumahnya, tapi luasnya kebahagiaan yang menempati.
Tapi istilah itu tidak berlaku dengan apa yang kualami.
Namaku perempuan,seorang gadis belia yang seharusnya tengah menikmati masa mudaku layaknya teman-teman sebayaku. Dirumah yang kecil ini aku hidup bersama ibu dan lelaki brengsek itu, iya dia yang kupanggil ayah.
Hujan turun begitu deras kuintip melalui jendela karena hatiku teduh mendengar suara hujan dan melihat embunnya tersisa dijendela namun pandanganku berubah karena lelaki brengsek itu sudah datang dengan basah kuyup sedang membuka pagar kecil rumah, buru-buru aku masuk kamar,mematikan lampu kamar dan masuk dalam selimut.
Suara hentakan kaki perlahan menuju arah kamarku dan aku lupa mengunci pintu kamar karena terburu-buru,
Klek...
Suara pintu kamarku terbuka dan dikunci dari dalam.Kedua tangan setan itu membuka paksa selimut yang kugenggam kuat.
Lelaki brengsek itu mulai mencium bibirku dengan paksa.
Celanaku dan bajuku habis dibukanya dengan garang dan mulai mencium segalanya tak lupa dia berbisik ditelingaku,
"kamu pengganti ibumu! Kalau kau ribut nyawa ibumu takkan selamat! taukan kalau ibumu tidak bisa hidup tanpaku?".
Setelah itu dimasukkannya berkali-kali dengan penuh nafsu dan lagi - lagi berbisik,
"Kau sudah besar nak,semakin enak dan empuk!
Aku hanya bisa terdiam merasakan aksi bejatnya dengan ditemani lampu redup dan suara hujan.
Jangan harap aku menangis karena air mataku sudah benar-benar kering sejak dia mengambil kehormatanku.
"Nak kau bilang?? apa pantas kau melakukan ini kepada putri semata wayangmu??"bisik hatiku.
****
Hujan sudah mulai reda aku berjalan kearah kamar ibu setelah dari kamar mandi menyucikan kembali diriku dengan air dan sabun.
Kupandangi wajah ibu yang sedang lelap tertidur.
"Aku tidak apa-apa bu. Aku kuat. Aku akan melakukan apapun agar bisa membawa ibu terus berobat.Kalau ibu sudah sehat kita segera pindah ya bu!". Bisik hatiku menahan airmata sambil memegang tangan ibu.
****
Keesokan paginya seperti biasa sehabis menyuapi ibu,mengelap badannya aku segera bersiap-siap kesekolah.
"Bu,puan berangkat dulu ya". Bisikku ketelinga ibu dan mencium tangannya.
Setelah menutup pintu kamar aku berjalan kearah depan,
"Cih,najis!" Dalam batinku berbicara.
Melihat wajah beringasnya yang tertidur disofa! Jika aku bisa merubah nasib aku hanya ingin dia mati namun sayangnya aku tidak ingin mengotori tanganku.
Aku menaiki motor beat hasil kerja malam yang kusisihkan selama setahun karena lumayan bisa mengirit ongkosku.
Sesampainya disekolah seperti biasa Dera sahabatku sudah menungguku didepan kelas,
"Pu,jangan masuk dulu! Kita kekantin ya".pinta dera sambil memohon.
Kulirik jam tanganku,masih 15 menit lagi baru masuk.
"Iya-iya ayok".
Sebenarnya aku tidak terlalu suka kekantin karena begitu banyak pasang mata laki-laki memandangiku dengan penuh nafsu namun karena dera yang meminta aku tidak mampu untuk menolaknya.
"Ih,aku iri! Jalan sama kamu semua ngeliatin mulu serasa jalan sama artis". Kata dera sambil menyeduh es teh manisnya.
"Apaan sih,perasaan kamu aja kali der".Jawabku santai.
"Emang benar kok pu! wajar sih kan kamu emang cantiknya kebangetan!".
Aku menghela napas panjang, "cantik apaan sih!".
"Nih lihat kekaca aku! Wajah oke,body oke apalagi coba yang kurang?".
"Udahan deh der,selama kita berteman itu mulu deh yang kamu bahas. Bosan tau!".
"Ya kan aku iri sekalian bangga! Hehehe..! Oh ya pu udah lama nih aku gak jenguk tante, kapan sih aku bisa kesana?".
Aku tiba-tiba terdiam. Aku benci pertanyaan yang sering diulang dera setiap harinya.
Dera menatap wajahku,
"Hei..ih dia malah melamun! Pu,pu..dengar gak sih?".
Aku yang tersentak karena pertanyaan dera menjawab, "Iya maaf-maaf tadi tuh kepikiran drakor yang terbaru itu!".aku mencoba mengalihkan pertanyaan dera.
"Ntar dulu deh bahas drakor. Jadi kapan aku bisa jenguk tante?biar aku bawain bubur ketan hitam kesukaannya tante!".
"Iya der sabar ya,soalnya benar-benar ibu tuh harus pemulihan jadi belum bisa ditemuin".
"Gitu ya? Ya udah deh tapi jangan lupa langsung kabarin aku ya bisanya kapan".
Aku hanya mengangguk senyum. "Maaf der,aku hanya saja tidak ingin kamu menjadi korban nafsu lelaki brengsek itu jika bertemu denganmu dirumah". Batinku berbisik.
Setelah itu kami beranjak ke kelas karena 2 menit lagi pasti pak tejo akan masuk kekelas.
"Puan,tadi malam gue sekilas ngelihat lo deh!". Kata bora teman sekelasku yang sebenarnya tidak suka denganku lebih tepatnya iri.
"Gue gak pernah kemana-mana!".jawabku cuek.
"Beneran,wajahnya mirip banget sama lo!! di daerah jalan haryono arah ke diskotik jadul itu!". Lanjut bora dengan penuh keyakinan.
Dera yang memang sangat tidak menyukai bora pun menghardiknya,
"eh kalau mau fitnah itu lihat dulu baik-baik! jangan asal ngomong!".
"Loh kan cuma nanya doang karena emang sekilas mirip kok!".
Dera mendekati bora, "maksudmu puan perempuan malam kerjanya? Iya? Eh dia keluar malam aja gak pernah jadi jangan suka jelekin orang!".
Bora langsung membalas omongan dera dengan sinis,
"Heh, aku kan gak bilang gitu! kok jadi situ yang sewot sih!".
Aku menarik tangan dera untuk mengakhiri adegan perang mulut dengan bora.
Tiba-tiba pak tejo masuk, "Ada apa ini kok ribut-ribut?".
"Gak ada apa-apa pak!".Jawabku kearah pak tejo dan langsung menarik dera ketempat duduk.
"Oh,kembali ketempat duduk masing-masing! Hari ini kita akan menyelesaikan beberapa latihan sebelum minggu depan ujian!".
Dera tiba-tiba berbicara pelan ke arahku, "Sekali lagi dia berkata macam-macam habis dia aku buat! Masa kamu dikatain begitu!".
"Udahlah gak usah ditanggapin omongannya!". Jawabku singkat.
Hatiku berkecamuk dengan pembelaan dera terhadapku ntah bagaimana responnya jika suatu saat nanti dia tau bahwa itu kerjaku tiap malam,
"Maafkan aku der,!"bisik hatiku.
****
Sepulang sekolah,
Pu,wait! ke gramed yok habis itu kita nongkrong!" Ajak dera.
Aku melirik jam tanganku dengan seksama, "Kayaknya gak bisa deh der soalnya aku harus rutin kasih ibu obat".
"Ya udah kita kasih obat tante aja dulu baru cus deh kegramed".
"Tahan dulu ya der,soalnya emang gak bisa aku kemana-mana dulu! mau fokus pengobatannya ibu".
"Huft..iya juga sih, ya udah lain waktu aja aku udah dijemput pak supir tuh.Hati-hati dijalan ya pu,salam sama tante". Jawab dera sambil melambaikan tangannya.
Ingin rasanya kuiyakan karena jujur memang aku butuh waktu untuk refreshing namun jelas terbayang wajah ibu yang sangat butuh waktuku.
"Apa ada yang lebih susah dari nasib burukku dibelahan dunia lain? atau hanya aku saja yang mengalami hal seperti ini? tanyaku pada diri sendiri.
Aku menyalakan motor dan bergegas pulang karena harus memberi ibu makan dan obat setelah itu beristirahat untuk lanjut dinas malamku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments