BAB III

Setelah menemaninya mengobrol panjang akhirnya giliran dia yang bertanya tentang kehidupanku. Ntah kenapa aku malas membahas seputar hidupku yang tidak ada indah-indahnya.

"Kamu sendiri anak kecil? kenapa malah kerja seperti ini?".

"Jangan sebut aku anak kecil! aku sudah dewasa!".Bantahku dengan kesal.

Dia tertawa cekikikan..

"Wajahmu tidak bisa dibohongi! kutebak usiamu pasti masih 16 tahunan kan?".

"Ah sudahlah jangan bahas usia! aku kerja begini ya karena tuntutan hidup!".

"tuntutan hidup gimana? kan masih banyak kerjaan yang jauh lebih pantas?".

" aku butuh hasil yang cepat!".

"Segala sesuatu butuh waktu dan pengorbanan asal kamu sabar menjalaninya hasilnya pasti jauh lebih dari yang kamu duga".Katanya dengan memberikan senyumannya yang hampir membuatku benar-benar terpana.

Aku mengambil minuman yang ada didepanku,

"Tapi semua tergantung cerita hidupnya toh! Pacarmu sendiri sudah ada?".

Dia menggelengkan kepalanya,

" aku susah jatuh cinta!".

"Jadi bakalan duda selamanya?".

"Hahahaha, kerja dan fokus untuk kedua anakku itu saja untuk saat ini!".Jawabnya dengan nada tertawa.

Ntah mengapa aku terpesona dengan lelaki satu ini,sungguh beda dengan tamu-tamuku sebelumnya.

"Sayang dia sudah duda!"Ungkapku dalam hati.

****

"Heh pecun! bangun!". teriak seorang perempuan yang sangat kukenal suaranya.

Aku terbangun dan menatap sekelilingku. Aku masih ditempat mengobrol sedari awal.

"Wait! pria yang bersamaku tadi mana mina?" tanyaku ke mina salah satu office girl diclub.

"Udah kapan taun pulang!tadi dia bilang ga tega bangunin jadi lu dibiarin tidur disini!".

Sontak aku kaget karena dia tidak ada membangunkan atau dari awal memberiku tip!

Hatiku mulai mencibir,

"Dasar lelaki gak modal!". Kataku sambil mengecek isi tasku yang kuletakkan disampingku.

Deg!

Sebuah amplop putih ada ditasku kuambil dan mataku terbelalak melihat jumlahnya.

"Hah! banyak sekali".Dalam hati kecilku berteriak.

Mataku masih terbelalak melihat uang lembaran 100 dan jumlahnya satu juta rupiah.

Mina melihat kearahku,

" Dapat gede tuh pasti!".

Aku tersenyum sambil membetulkan jaket dan tasku,

"Mau tau aja..! bye min!".Jawabku yang langsung menuju arah pintu untuk bergegas pulang.

****

Pukul 24.00

Kuparkirkan motorku didepan halaman rumah,

"Untung lelaki brengsek itu gak dirumah".

Setelah mengganti baju dan menyimpan uang hasil pemberiannya ditempat yang benar-benar aman, aku langsung menuju kamar ibu untuk melihatnya sebentar.

Ketika aku membuka pintu kamar ibu,

"Loh ibu kok belum tidur? udah jam 12 malam ini?" Tanyaku kaget karena melihat ibu masih membuka matanya sambil memegang sebuah foto.

Ntah apa maksud ibu hanya saja aku tidak senang melihat foto yang dipegangnya, foto kami bertiga waktu aku lulus sd dulu.

"Ibu tidur ya. Bapak sibuk kerja jadi susah buat lihatin ibu! kan buat pengobatan ibu!".

Lagi-lagi aku harus membohongi ibu tentang laki-laki brengsek yang sangat dicintainya. Untunglah ibu percaya dan menganggukkan kepalanya namun dia tidak ingin melepaskan foto itu. Aku membelai rambut ibu dengan lembut,

"Kelak kalau ibu sudah sembuh ibu akan tau semuanya". lirih batinku.

****

Disekolah

"Der, cara buat buku tabungan gimana sih?"tanyaku ke dera yang selalu duduk disebelahku dari kelas 1.

"Tinggal bawa kartu tanda pelajar aja sih pu, kamu mau buat?".

"Iya,ntar temenin aku ya".

"Tumben,biasanya cuma mau nyimpen didompet!".

"Ya biar lebih aman aja sih".

"Uang darimana? si om? emang dia udah gak pelit lagi?".

Pertanyaan dera yang berderet membuatku sedikit terbata-bata menjawab.

"Hah? om? om apa sih der?" Tanya balikku yang sangat panik takut kalau dera sudah tau pekerjaanku.

"Ya bapakmu lah, kan aku panggil om gimana sih kamu!".Jawab dera mengernyitkan dahinya sambil menatapku bingung.

Aku bernapas lega, kukira dera sudah tau pekerjaanku.

" Oh iya ya,hehehe..!".

"Kok gak jawab? kamu aneh ih!".

"Dia kasih waktu itu makanya aku mikir ya bagusan dibuat di buku tabungan kan?".

"Maksudku pu, tumben si om kasih uang? biasanya kan dia pelit!".

"Oh,udah berubah kali der! Ya udah ntar temeni aku ya!" Jawabku sembari mengalihkan pertanyaannya.

Dera mengiyakan dengan jempolnya kearahku.

Tidak berselang 10 menit pergantian mata pelajaran pun tiba,

"Kekantin bentar yok mumpung bapaknya belum masuk!". Ajak dera yang langsung menggandeng tanganku padahal samasekali aku belum mengiyakan.

***

KANTIN

"Nih". Dera memberikan jus jambu merah dan sepiring siomay kehadapanku.

"Apaan nih? kan bisa ntar kali pas jam keluar main der".

"Udah makan aja dulu, wajah kamu tuh kayak capek banget! kayak gak tidur 100 tahun!".

Aku tertawa mendengar perkataan dera sembari melahap yang diberikannya. Dera benar aku tidak ada lagi waktu untuk merawat diriku hanya karena harus kerja kerja dan kerja.

"Dengar-dengar pak gunawan diganti ama guru baru,pu!". Cerita dera yang selalu update soal dunia guru disekolah.

"Oh ya? kenapa pindah? terus yang gantiin siapa?".

"Katanya karena baru nikah jadi dia ikut istrinya dinas dipadang,kalau yang sekarang aku beneran gak tau!".

Aku tersedak keras mendengar kalimat dera langsung kuminumkan jus jambu merah yang disuguhkan dera.

"Lah dianya batuk!". Ujar dera sambil memberikan tisu keringnya.

"Hari gini seorang dera gak tau info tentang guru! Ya kagetlah aku".

"Iya sih,beneran! kali ini aku ga dapat info apapun! Jadi penasaran deh siapa tuh guru!".

Segera kuhabiskan makanan yang ada dipiringku,

"Yok udah lewat jam masuk ntar yang ada dihukum lagi !" Suruhku sambil mengelap mulutku dengan tisu.

"Haih,pop mieku kuahnya masih ada nih!".

Gantian kutarik lengan baju dera yang tak sempat menyeruput kuah pop mienya. Dera si pecinta pop mie yang bakalan sampai titik akhir kuahnya pun tak terlihat.

Sesampainya dikelas,

"Maaf pak kami tadi dari wc". Jawabku terengah-engah karena berlari dari kantin naik kekelasku. Kupandangi pundaknya yang membelakangiku seakan aku pernah melihat postur tubuhnya ntah dimana.

Glek..

Felix???

Mataku benar-benar tidak berkedip samasekali karena laki-laki yang dimaksud dera adalah felix, Iya laki-laki yang bersamaku minum tadi malam adalah guru baruku.

Dia tersenyum kearahku

"Oh dari wc ya? Ya sudah kalau gitu pembuka perkenalan kamu saja dulu". Katanya dengan senyumannya yang sulit dilupakan.

"Hmm baik pak, perkenalkan nama saya Perempuan". Jawabku sedikit grogi karena akhirnya dia tau nama asliku.

"Perempuan???".Tanyanya balik dengan wajah keheranan.

Dera yang benar-benar tidak bisa melihat lelaki tampan langsung memperkenalkan dirinya,

" Saya Derai Arumi pak. Sekretaris kelas ini."

"Oke kalian boleh kembali ketempat duduk ya". Balas pak felix yang terus menatapku tanpa jeda.

"Mimpi apa aku semalam? Kenapa harus dia sih?mau ditaruh dimana mukaku?".Gerutuku dalam hati.

"Baik anak-anak,perkenalkan nama saya Felix Bakri yang jadi pengganti  pak gunawan.".

Bora langsung mengancungkan tangannya,

"Pak,sudah punya istrikah?".

Dia tersenyum dan hanya memberikan jawaban yang singkat,

"Saya punya dua anak ".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!