BAB IV

Sepanjang hari ini benar-benar membuatku tidak bisa konsentrasi.

Bagaimana tidak lelaki yang kutemani tadi malam adalah guru baru disekolahku.

"Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia memberitahu ke guru-guru kalau aku kerja di club?" Tanyaku dalam hati.

Tiba-tiba dera menyikut lenganku,

"Pu,sumpah ya ganteng banget pak felix! Kalau begini mah aku bakal betah terus dikelas ga akan kekantin lagi!" Dera begitu bersemangat sejak kehadiran pak felix dikelas.

"Oh,biasa saja ah der!.

Dera langsung menaruh tangannya didahiku,

"waras pu? semua cewek dikelas malah disekolah ini pasti naksir berat sama pak felix dan cuma kamu yang bilang biasa saja?".

Aku hanya mengangguk tanpa sepatah kata pun karena mata pak felix mengarah ke meja kami berdua.

"Baik,karena sebentar lagi jam mata pelajaran saya habis silahkan dicatat tugas yang sudah saya tulis didepan ya! Oh ya  kamu yang pakai sweater ungu tolong bawa buku-buku latihannya kekantor ya!". Ucap pak felix kearahku.

"Aku pak?"tanyaku bingung.

"Kan cuma kamu yang sweater ungu. Tolong bawa ya". Pak felix bergegas pergi meninggalkan kelas.

"What?kan aku sekretaris kok kamu sih pu yang disuruh!".Ucap dera dengan wajah manyun.

"Ya udah kamu saja yang bawa gih buku pak felix!"sahutku menanggapi perkataan dera yang sepertinya ngambek terhadap diriku.

Dira menoleh kearahku, "It's okay pu, aku main-main kali ah! sana bawa bukunya sekalian minta nomor wanya.

"Ogah!.

Aku berjalan menuju kantor tempat pak felix bekerja sambil membawa buku yang disuruhnya.

"Duh,kenapa harus aku sih?" gumamku.

Aku sudah berdiri tepat didepan pintu kantor para guru dan masi dengan posisi berpikir.

"Puan,ada apa? kok gak masuk?"tanya ibu tasya guru ipa dikelas kami.

Lamunanku menghilang karena teguran dari bu tasya,"eeh iya ibu.Ini mau masuk cuma tadi lagi mengingat meja pak felix bu.

Ibu tasya menunjukkan arah tangannya ke meja pak felix, "itu mejanya pu tempat pak budi dulu.

"Siap-siap bu.Terimakasih bu.

Aku berjalan ke arah mejanya dan melihatnya sedang mengotak-atik handphonenya.

"Ini bukunya pak.permisi pak." jawabku meletakkan buku-buku diatas mejanya dan langsung berbalik pergi.

"Eh kamu tadi siapa namanya?"tanya pak felix sambil tersenyum.

Aku berhenti melangkahkan kakiku dan berbalik lagi kearahnya,"panggil aja puan pak.

Dia mengangguk,

"Oh puan.Nama yang unik ya. Kali ini benar-benar namamu kan nak?" Tanyanya dengan wajah seperti menyindir ditambah lagi dengan senyumannya yang susah untuk diungkapkan.

Aku tidak tau harus menjawab apa,karena kalau kujawab dan posisi dikantor yang begitu banyak kuping bertebaran.

"Iya pak. Saya pamit ya pak karena guru biologinya sudah dikelas",jawabku yang langsung menghindar pergi tanpa menghiraukan ucapannya lagi.

*****

Sepulang sekolah seperti biasa ditemani dengan terik matahari aku menuju arah parkiran motor,

"Aah aku bosan kerjaan setiap hari begini terus!"keluhku sendiri.

Tiba-tiba dari belakang dira berteriak memanggilku,

"pu..pu!"

Aku menoleh kebelakang,

"Loh bukannya udah dijemput der?".

"Pu,aku minta tolong dong kali ini,"pinta dera sambil memasang muka memelasnya.

"Kenapa emangnya der?".

"Temani aku beli kado buat mami.Aku benar-benar gak tau mau beli apa terus aku ga bisa aja pergi sendiri.Kali ini aja temani aku pu,plis!"Pinta dera dengan kedua tangannya yang diarahkan kedepanku.

Ingin raaanya aku menolak tapi karena melihat wajah memelasnya rasanya tak tega untuk katakan tidak,

" Ya udah kali ini aja ya der soalnya kamu taukan kondisi aku sekarang gak sama kayak dulu.

"Beneran?Iya siap pu. Ya udah pakai mobil aku aja ya soalnya hari ini aku sengaja gak pake supir.

Yok!"Ucap dera kegirangan dan langsing menarik tanganku.

****

Sudah 1 jam lebih kami mengitari mall untuk mencari kado ulang tahun mamanya dera untunglah akhirnya dapat juga.

Sudah hampir 1 tahun lebih aku tidak pernah menginjakkan kakiku ke mall semenjak ibu sakit jadi lumayan walaupun tidak membeli tapi sedikit bisa mengobati kejenuhanku.

Dera tiba-tiba berhenti didepan salah satu coffeshop dan membawaku kesana,

"Sebentar aja ya pu,haus berat nh!".

"Tak apalah kuiyakan kali ini.Toh aku juga perlu santai!"gumamku dalam hati.

Setelah kami memilih meja dera langsung bergegas untuk memesan,

"pu,kamu pesan apa?".

"hmm,aku pesan cokelat panas aja! Lagi malas aja minum kopi."Jawabku yang benar-benar lelah karena keliling mencari kado.

Aku sedikit menghela napas karena hampir disekelilingku sibuk para pasangan-pasangan yang usianya hampir sama denganku.

Ntah kenapa tiba-tiba pikiranku melayang ke pak felix. Tak bisa dipungkiri karena senyumannya itu membuat hati selalu jantungan.

"Aah,mana mungkin dia mau sama aku!Lagian dia juga duda anak dua! "ungkapku dalam hati.

Dera datang dengan membawa 2 kopi lalu ditaruhnya diatas meja,

"Nih pu minum dulu,daritadi udah capek keliling!".

Aku dengan cepat langsung menyeruputnya maklum tenggorokan sudah benar-benar kering.

Mataku tiba-tiba terbelalak melihat sosok laki-laki yang sudah tak asing lagi.

"Hai,kalian disini ngapain?"sapa pak Felix yang menyapa meja kami dan duduk tepat disebelahku.

"Eh pak Felix, baru beli kado buat ulangtahun mama pak. Lah pak Felix sendiri lagi ngapain? sama siapa pak?istri ya?"Tanya dera dengan segudang pertanyaan yang menurutku tidak penting.

Pak Felix tertawa,

" Banyak sekali pertanyaannya dera.Besok kalau pas pelajaran saya bertanyanya harus seperti itu ya!".

Dera tersipu malu mendengar perkataan pak Felix.

"Lagi beli perlengkapan untuk anak dirumah sekalian cuci mata!"jawab pak Felix sambil memandang kearahku.

"Sumpah! Kok hati jadi gak karuan gini sih pu!"Batin puan berbicara dalam hati.

"Aduh papa idaman banget ya pak felix. Tapi istrinya mana pak? kan biasanya itu tugas istri?"Tanya dera lagi.

Pak felix lagi-lagi tertawa seraya menggelengkan kepala,

"Itu bukan cuma tugas istri tapi tugas suami juga kok selagi ada waktu kosong. Oh ya,puan emang anaknya pendiam ya ?".

Aku benar-benar gak habis pikir dengan pertanyaan pak felix padahal dia sudah tau karakterku bagaimana walau baru satu malam itu kami bertemu.Untung aku masih berusaha untuk tetap dingin agar tidak terlalu kelihatan didepan dera.

"Hahaha,puan itu cuek pak kalau didepan anak laki-laki! 1 sekolah tuh pada suka ama puan pak tapi habis ditembokin sama puan"Jawab dera terbahak-bahak melirik kearahku.

"Mulai deh kamu!".Balasku sambil menyentil telinga dera.

Pak Felix kembali melihat kearahku,

"Jangan terlalu cuek pu nanti laki-laki jadi takut sama kamu".

Aku samasekali tidak ingin membalas omongan pak felix karena isi otakku pak felix pasti hanya ingin menyindirku karena dia tau kerjaku.Kulihat jam tanganku yang sudah mengarah ke jam 3 sore tandanya aku harus segera pulang.

"Oh ya der udah jam 3 nih,aku harus pulang duluan ya!"

Dera melihat jam tangannya,

"Astaga kelamaan ya kitanya? Aku antar ya pu?".

Aku menggeleng menolak ajakan dera karena jika kuiyakan maka semua pasti terbongkar.Kuambil tasku dan minumanku bersiap untuk pergi.

"Ga usah der! Biar cepat aku naik ojek online aja! Aku duluan balik ya.Makasih minumannya ya. Pak felix aku duluan pulang ya.

Dira melambaikan tangannya kearahku sedangkan pak felix hanya melihat kepergianku.Ntah apa yang akan ditanya lagi oleh pak felix tentangku dengan dira.Asalkan jangan sampai pak felix membocorkan kerjaanku ke dira bagiku tidak masalah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!