BAB II

Sesampainya aku dirumah langsung kuparkirkan motor dan melihat sekeliling rumah,

"untunglah pria brengsek itu sudah pergi!". Kataku pada diri sendiri.

Kusiapkan nasi dan lauk yang kumasak tadi pagi untuk ibu dan menuju kekamar.

"Siang bu, ayok kita makan siang dulu". Kuangkat badannya yang samasekali seperti tidak bertulang.

"Makan yang banyak ya bu baru minum obat biar cepat sembuh".

Ibu tidak bisa menjawab hanya bisa tersenyum sedikit. Melihat senyumannya saja sudah lega bagiku.

Setelah memberi ibu makan kusempatkan sebentar membersihkan rumah yang dipenuhi debu rokok dan dosa pria brengsek itu!.

"Aah lelah sekali ini!".

Aku menuju kamar tidur namun sebentar mengecek isi amplop tempat tabungan yang kuletakkan dibawah kasur,

"Loh, kemana 1 juta yang disini? kenapa tinggal 300?".Tanyaku panik.

Kegusaranku benar-benar membuatku sangat emosi,aku tau ulah siapa ini.

****

Sehabis mandi sore aku bersiap-siap untuk dinas malam seketika aku mendengar suara motornya,

"Kembalikan uang yang ayah ambil!".Kataku kasar.

"Sudah kukasih ke pak sobari nanti kalau tokcer nomornya kan dapat jutaan!". Jawabnya dengan nada santai.

"Itu untuk pengobatan ibu!Bukan untuk bayar togelmu!

" Iya nanti kuganti! lagian kan tinggal kerja aja nanti malam dapat juga!".

Ingin rasanya kuambil pisau dan kubunuh pria brengsek ini namun karena masih ingat ibu membuatku mengurungkan niatku. Aku berbalik badan tidak ingin menanggapinya.

"Heh, jangan lupa kalau sudah pulang cuci bersih-bersih ya,manatau yang ini minta!". menunjuk kearah resleting celananya.

Kulempar piring kearahnya namun tidak mengenai kepalanya karena dia menghindar dengan sigap seraya tertawa lebar.

Aku pergi langsung dan menjalankan motorku dengan hati yang benar-benar emosi.

****

Kuparkirkan motorku dekat dengan club tempatku bekerja sambil menyeruput es teh manis duduk dengan santai sebelum jam 7 malam.

Tiba-tiba kulihat ada seorang anak kecil yang tertawa terbahak-bahak dengan ayahnya.

"Seandainya aku yang jadi dia pasti gak akan begini hidupku!".Sesalku dengan keadaan yang kualami.

Rasa iriku selalu muncul jika melihat kedekatan antara seorang ayah dan anak perempuan.

Tidak sepertiku yang malah diperbudak oleh bapak kandung sendiri.

"Oi pere..cuss masuk! ada aplusan noh buat kita!". Teriak salah satu kawan satu dinasku.

Aku tidak menjawab hanya mengikuti langkahnya.

Seorang wanita paruh baya dengan seperintilan emas layaknya toko emas berjalan sedang menginterogasi kami,

"Oke kali ini mami gak mau banyak omong ya, tolong lebih sigap lagi kalau ada pelanggan! Apapun yang mereka minta semua harus kalian iyakan! Tamu adalah raja! mengerti?".

Semua menjawab iya dan langsung menuju tempat masing-masing.

"Udah cukup uang lo buat biaya nyokap?" tanya kak lexa salah satu senior terlama disini.

Aku menggelengkan kepala, " Kalau udah cukup aku udah cabut dari sini kak!".

"Iya sih! pasang tarif gede aja,biasanya lo kan target 2 orang per malam ya tambahin jadi 4 gitu!". Balas kak lexa sambil menyembulkan asap rokoknya.

" Gila! memarlah barangku kak!".

"Ya elah ya harus pinterlah lo mainnya! buat dia ngeluarin duluan tanpa lo yang diapa-apain!".

"Udah aku buat kayak gitu tapi tetap sama aja,pada ngebet mau dimasukkin semua!".

"Lagian lo masih sempit sih,masih muda makanya langsung basah deh tuh hidung belang ngeliatin lo!".

Aku hanya bisa tertawa kecil menanggapi omongan kak lexa. Dia yang sudah bekerja hampir 13 tahun sejak usia 15 tahun. Nasibnya hampir sama denganku karena kesusahan orangtuanya dikampung jadi dia memilih bekerja seperti ini dikota namun yang membedakan hanya bapaknya tidak sebejat pria brengsek itu.

"Inget ya kalau udah terkumpul langsung cabut dari sini! walaupun udah ga virgin tapi perjalanan lo masih panjang!Sekolah setinggi mungkin! jangan sampe kayak gue!".

Kak lexalah salah satu orang yang menyuruhku untuk tidak berhenti sekolah karena baginya pendidikan tetap nomor satu,pendidikan yang bakal merubah nasib jelek seseorang.

"Iya kak doakan aja! Aku ganti baju dulu ya buat siap-siap!".

Kak lexa mengiyakan sambil melanjutkan isapan rokoknya.

****

Pukul 20.00

1 Jam lebih aku menunggu pelanggan tapi satupun belum ada yang datang!

"Apa karena akhir bulan ya?" Tanyaku dalam hati.

Oni,kesini sebentar". Panggil mami kearahku.

Disini aku dipanggil oni sesuai dengan permintaanku karena aku tidak ingin semua tau nama asliku.

"Iya,mi!".

"Itu diruang vip 1 ada tamu dia mau ditemani minum dulu sama karaokean, bagian kamu saja dulu ya!".

"Gak langsung main aja mi?kekamar?".

" Dia maunya ditemani minum dulu, paling juga kalau udah on bakalan minta! sana temani dulu!".

"Tapi pasti uangnya dikit mi kalau cuma begituan doang".

"Ya kalau sudah mabuk juga bakalan dia minta kok! layani sana!".

"Iya mi!".

Aku sedikit malas sebenarnya karena aku tau harga sebatas menemani minum pasti nanti ujung-ujungnya hanya 50 ribu yang dimasukkan kedalam bra ku,namun siapa yang bisa menolak suruhan mami.

Aku melangkahkan kakiku kearah vip 1 dan mengintipnya dari kaca pintu, Tampak seorang pria tinggi,putih dan athletis.

"Cakep juga!".Kataku yang segera membuka pintunya.

"Hai om".Sapaku sambil membuka jaketku dengan santai dan yang terlihat dariku hanya tanktop hitam yang tersisa.

"Jangan panggil om ,panggil aku felix! Sini temani aku minum!".

Aku mengangguk dan duduk disebelahnya menuangkan minuman kegelas kecilku.

"Siapa namamu?" tanya felix menatap kearah mata puan.

"Panggil aku oni!".

"Oh oni, kamu seperti masih belia sekali! berapa umurmu?".

"Oh c'mon, umurku memang masih muda tapi mainku jangan ditanya!". Jawabku mendekat ke arah telinganya.

Pria separuh baya yang tampan ini hanya memberikan senyum tipis manisnya,

"Aku tidak butuh tubuh saat ini yang aku butuhkan hanya teman minum".

"Ya kalau hanya untuk menemani minum,teman kerja kan banyak om!".

"kadang kita butuh privacy dalam hidup ini dan satu lagi panggil aku felix!".

"kenapa? kan umurmu pasti sudah tua banget". Tanyaku terbahak-bahak.

"Karena aku tidak suka dipanggil om-om!".

"hmm..lagi ribut dengan istrimu?".

"Sudah cerai!".Jawabnya singkat sambil meneguk minumannya.

"Ooh dan kamu frustasi karena bercerai ditambah anakmu pasti dibawa istrimu, makanya kamu kesini! iyakan?".

"Anakku ada dua dan mereka bersamaku!".

Kupandangi wajahnya yang jelas kelihatan dia bukan seperti lelaki hidung belang yang kukenal disini.

"Dia lebih memilih laki-laki selingkuhannya dari aku dan anak-anak!".Lanjutnya bercerita.

"Jadi karena itu kamu kesini toh!".

"Sebenarnya aku sudah mulai belajar bangkit tapi gak sengaja tadi aku melihatnya bersama pacar barunya!".

Aku berusaha mengalihkan topik pembicaraan ini agar pria ini tidak terlalu hanyut dalam masalahnya.

" Kerja dimana?".

Dia mengeluarkan kartu nama dari dalam dompetnya dan menyerahkan padaku,

"Nih manatau suatu saat penting untukmu!".

"Felix Bakrie" Pemilik yayasan sekolah bakrie yang terbesar di indonesia dan tempat dimana aku sekolah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!