NovelToon NovelToon

Ada Cinta Untuk Perempuan

BAB I

Kehangatan dalam keluarga tidak diukur dari ukuran luas rumahnya, tapi luasnya kebahagiaan yang menempati.

Tapi istilah itu tidak berlaku dengan apa yang kualami.

Namaku perempuan,seorang gadis belia yang seharusnya tengah menikmati masa mudaku layaknya teman-teman sebayaku. Dirumah yang kecil ini aku hidup bersama ibu dan lelaki brengsek itu, iya dia yang kupanggil ayah.

Hujan turun begitu deras kuintip melalui jendela karena hatiku teduh mendengar suara hujan dan melihat embunnya tersisa dijendela namun pandanganku berubah karena lelaki brengsek itu sudah datang dengan basah kuyup sedang membuka pagar kecil rumah, buru-buru aku masuk kamar,mematikan lampu kamar dan masuk dalam selimut.

Suara hentakan kaki perlahan menuju arah kamarku dan aku lupa mengunci pintu kamar karena terburu-buru,

Klek...

Suara pintu kamarku terbuka dan dikunci dari dalam.Kedua tangan setan itu membuka paksa selimut yang kugenggam kuat.

Lelaki brengsek itu mulai mencium bibirku dengan paksa.

Celanaku dan bajuku habis dibukanya dengan garang dan mulai mencium segalanya tak lupa dia berbisik ditelingaku,

"kamu pengganti ibumu! Kalau kau ribut nyawa ibumu takkan selamat! taukan kalau ibumu tidak bisa hidup tanpaku?".

Setelah itu dimasukkannya berkali-kali dengan penuh nafsu dan lagi - lagi berbisik,

"Kau sudah besar nak,semakin enak dan empuk!

Aku hanya bisa terdiam merasakan aksi bejatnya dengan ditemani lampu redup dan suara hujan.

Jangan harap aku menangis karena air mataku sudah benar-benar kering sejak dia mengambil kehormatanku.

"Nak kau bilang?? apa pantas kau melakukan ini kepada putri semata wayangmu??"bisik hatiku.

****

Hujan sudah mulai reda aku berjalan kearah kamar ibu setelah dari kamar mandi menyucikan kembali diriku dengan air dan sabun.

Kupandangi wajah ibu yang sedang lelap tertidur.

"Aku tidak apa-apa bu. Aku kuat. Aku akan melakukan apapun agar bisa membawa ibu terus berobat.Kalau ibu sudah sehat kita segera pindah ya bu!". Bisik hatiku menahan airmata sambil memegang tangan ibu.

****

Keesokan paginya seperti biasa sehabis menyuapi ibu,mengelap badannya aku segera bersiap-siap kesekolah.

"Bu,puan berangkat dulu ya". Bisikku ketelinga ibu dan mencium tangannya.

Setelah menutup pintu kamar aku berjalan kearah depan,

"Cih,najis!" Dalam batinku berbicara.

Melihat wajah beringasnya yang tertidur disofa! Jika aku bisa merubah nasib aku hanya ingin dia mati namun sayangnya aku tidak ingin mengotori tanganku.

Aku menaiki motor beat hasil kerja malam yang kusisihkan selama setahun karena lumayan bisa mengirit ongkosku.

Sesampainya disekolah seperti biasa Dera sahabatku sudah menungguku didepan kelas,

"Pu,jangan masuk dulu! Kita kekantin ya".pinta dera sambil memohon.

Kulirik jam tanganku,masih 15 menit lagi baru masuk.

"Iya-iya ayok".

Sebenarnya aku tidak terlalu suka kekantin karena begitu banyak pasang mata laki-laki memandangiku dengan penuh nafsu namun karena dera yang meminta aku tidak mampu untuk menolaknya.

"Ih,aku iri! Jalan sama kamu semua ngeliatin mulu serasa jalan sama artis". Kata dera sambil menyeduh es teh manisnya.

"Apaan sih,perasaan kamu aja kali der".Jawabku santai.

"Emang benar kok pu! wajar sih kan kamu emang cantiknya kebangetan!".

Aku menghela napas panjang, "cantik apaan sih!".

"Nih lihat kekaca aku! Wajah oke,body oke apalagi coba yang kurang?".

"Udahan deh der,selama kita berteman itu mulu deh yang kamu bahas. Bosan tau!".

"Ya kan aku iri  sekalian bangga! Hehehe..! Oh ya pu udah lama nih aku gak jenguk tante, kapan sih aku bisa kesana?".

Aku tiba-tiba terdiam. Aku benci pertanyaan yang sering diulang dera setiap harinya.

Dera menatap wajahku,

"Hei..ih dia malah melamun! Pu,pu..dengar gak sih?".

Aku yang tersentak karena pertanyaan dera menjawab, "Iya maaf-maaf tadi tuh kepikiran drakor yang terbaru itu!".aku mencoba mengalihkan pertanyaan dera.

"Ntar dulu deh bahas drakor. Jadi kapan aku bisa jenguk tante?biar aku bawain bubur ketan hitam kesukaannya tante!".

"Iya der sabar ya,soalnya benar-benar ibu tuh harus pemulihan jadi belum bisa ditemuin".

"Gitu ya? Ya udah deh tapi jangan lupa langsung kabarin aku ya bisanya kapan".

Aku hanya mengangguk senyum. "Maaf der,aku hanya saja tidak ingin kamu menjadi korban nafsu lelaki brengsek itu jika bertemu denganmu dirumah". Batinku berbisik.

Setelah itu kami beranjak ke kelas karena 2 menit lagi pasti pak tejo akan masuk kekelas.

"Puan,tadi malam gue sekilas ngelihat lo deh!". Kata bora teman sekelasku yang sebenarnya tidak suka denganku lebih tepatnya iri.

"Gue gak pernah kemana-mana!".jawabku cuek.

"Beneran,wajahnya mirip banget sama lo!! di daerah jalan haryono arah ke diskotik jadul itu!". Lanjut bora dengan penuh keyakinan.

Dera yang memang sangat tidak menyukai bora pun menghardiknya,

"eh kalau mau fitnah itu lihat dulu baik-baik! jangan asal ngomong!".

"Loh kan cuma nanya doang karena emang sekilas mirip kok!".

Dera mendekati bora, "maksudmu puan perempuan malam kerjanya? Iya? Eh dia keluar malam aja gak pernah jadi jangan suka jelekin orang!".

Bora langsung membalas omongan  dera dengan sinis,

"Heh, aku kan gak bilang gitu! kok jadi situ yang sewot sih!".

Aku menarik tangan dera untuk mengakhiri adegan perang mulut dengan bora.

Tiba-tiba pak tejo masuk, "Ada apa ini kok ribut-ribut?".

"Gak ada apa-apa pak!".Jawabku kearah pak tejo dan langsung menarik dera ketempat duduk.

"Oh,kembali ketempat duduk masing-masing! Hari ini kita akan menyelesaikan beberapa latihan sebelum minggu depan ujian!".

Dera tiba-tiba berbicara pelan ke arahku, "Sekali lagi dia berkata macam-macam habis dia aku buat! Masa kamu dikatain begitu!".

"Udahlah gak usah ditanggapin omongannya!". Jawabku singkat.

Hatiku berkecamuk dengan pembelaan dera terhadapku ntah bagaimana responnya jika suatu saat nanti dia tau bahwa itu kerjaku tiap malam,

"Maafkan aku der,!"bisik hatiku.

****

Sepulang sekolah,

Pu,wait! ke gramed yok habis itu kita nongkrong!" Ajak dera.

Aku melirik jam tanganku dengan seksama, "Kayaknya gak bisa deh der soalnya aku harus rutin kasih ibu obat".

"Ya udah kita kasih obat tante aja dulu baru cus deh kegramed".

"Tahan dulu ya der,soalnya emang gak bisa aku kemana-mana dulu! mau fokus pengobatannya ibu".

"Huft..iya juga sih, ya udah lain waktu aja aku udah dijemput pak supir tuh.Hati-hati dijalan ya pu,salam sama tante". Jawab dera sambil melambaikan tangannya.

Ingin rasanya kuiyakan karena jujur memang aku butuh waktu untuk refreshing namun jelas terbayang wajah ibu yang sangat butuh waktuku.

"Apa ada yang lebih susah dari nasib burukku dibelahan dunia lain? atau hanya aku saja yang mengalami hal seperti ini? tanyaku pada diri sendiri.

Aku menyalakan motor dan bergegas pulang karena harus memberi ibu makan dan obat setelah itu beristirahat untuk lanjut dinas malamku.

BAB II

Sesampainya aku dirumah langsung kuparkirkan motor dan melihat sekeliling rumah,

"untunglah pria brengsek itu sudah pergi!". Kataku pada diri sendiri.

Kusiapkan nasi dan lauk yang kumasak tadi pagi untuk ibu dan menuju kekamar.

"Siang bu, ayok kita makan siang dulu". Kuangkat badannya yang samasekali seperti tidak bertulang.

"Makan yang banyak ya bu baru minum obat biar cepat sembuh".

Ibu tidak bisa menjawab hanya bisa tersenyum sedikit. Melihat senyumannya saja sudah lega bagiku.

Setelah memberi ibu makan kusempatkan sebentar membersihkan rumah yang dipenuhi debu rokok dan dosa pria brengsek itu!.

"Aah lelah sekali ini!".

Aku menuju kamar tidur namun sebentar mengecek isi amplop tempat tabungan yang kuletakkan dibawah kasur,

"Loh, kemana 1 juta yang disini? kenapa tinggal 300?".Tanyaku panik.

Kegusaranku benar-benar membuatku sangat emosi,aku tau ulah siapa ini.

****

Sehabis mandi sore aku bersiap-siap untuk dinas malam seketika aku mendengar suara motornya,

"Kembalikan uang yang ayah ambil!".Kataku kasar.

"Sudah kukasih ke pak sobari nanti kalau tokcer nomornya kan dapat jutaan!". Jawabnya dengan nada santai.

"Itu untuk pengobatan ibu!Bukan untuk bayar togelmu!

" Iya nanti kuganti! lagian kan tinggal kerja aja nanti malam dapat juga!".

Ingin rasanya kuambil pisau dan kubunuh pria brengsek ini namun karena masih ingat ibu membuatku mengurungkan niatku. Aku berbalik badan tidak ingin menanggapinya.

"Heh, jangan lupa kalau sudah pulang cuci bersih-bersih ya,manatau yang ini minta!". menunjuk kearah resleting celananya.

Kulempar piring kearahnya namun tidak mengenai kepalanya karena dia menghindar dengan sigap seraya tertawa lebar.

Aku pergi langsung dan menjalankan motorku dengan hati yang benar-benar emosi.

****

Kuparkirkan motorku dekat dengan club tempatku bekerja sambil menyeruput es teh manis duduk dengan santai sebelum jam 7 malam.

Tiba-tiba kulihat ada seorang anak kecil yang tertawa terbahak-bahak dengan ayahnya.

"Seandainya aku yang jadi dia pasti gak akan begini hidupku!".Sesalku dengan keadaan yang kualami.

Rasa iriku selalu muncul jika melihat kedekatan antara seorang ayah dan anak perempuan.

Tidak sepertiku yang malah diperbudak oleh bapak kandung sendiri.

"Oi pere..cuss masuk! ada aplusan noh buat kita!". Teriak salah satu kawan satu dinasku.

Aku tidak menjawab hanya mengikuti langkahnya.

Seorang wanita paruh baya dengan seperintilan emas layaknya toko emas berjalan sedang menginterogasi kami,

"Oke kali ini mami gak mau banyak omong ya, tolong lebih sigap lagi kalau ada pelanggan! Apapun yang mereka minta semua harus kalian iyakan! Tamu adalah raja! mengerti?".

Semua menjawab iya dan langsung menuju tempat masing-masing.

"Udah cukup uang lo buat biaya nyokap?" tanya kak lexa salah satu senior terlama disini.

Aku menggelengkan kepala, " Kalau udah cukup aku udah cabut dari sini kak!".

"Iya sih! pasang tarif gede aja,biasanya lo kan target 2 orang per malam ya tambahin jadi 4 gitu!". Balas kak lexa sambil menyembulkan asap rokoknya.

" Gila! memarlah barangku kak!".

"Ya elah ya harus pinterlah lo mainnya! buat dia ngeluarin duluan tanpa lo yang diapa-apain!".

"Udah aku buat kayak gitu tapi tetap sama aja,pada ngebet mau dimasukkin semua!".

"Lagian lo masih sempit sih,masih muda makanya langsung basah deh tuh hidung belang ngeliatin lo!".

Aku hanya bisa tertawa kecil menanggapi omongan kak lexa. Dia yang sudah bekerja hampir 13 tahun sejak usia 15 tahun. Nasibnya hampir sama denganku karena kesusahan orangtuanya dikampung jadi dia memilih bekerja seperti ini dikota namun yang membedakan hanya bapaknya tidak sebejat pria brengsek itu.

"Inget ya kalau udah terkumpul langsung cabut dari sini! walaupun udah ga virgin tapi perjalanan lo masih panjang!Sekolah setinggi mungkin! jangan sampe kayak gue!".

Kak lexalah salah satu orang yang menyuruhku untuk tidak berhenti sekolah karena baginya pendidikan tetap nomor satu,pendidikan yang bakal merubah nasib jelek seseorang.

"Iya kak doakan aja! Aku ganti baju dulu ya buat siap-siap!".

Kak lexa mengiyakan sambil melanjutkan isapan rokoknya.

****

Pukul 20.00

1 Jam lebih aku menunggu pelanggan tapi satupun belum ada yang datang!

"Apa karena akhir bulan ya?" Tanyaku dalam hati.

Oni,kesini sebentar". Panggil mami kearahku.

Disini aku dipanggil oni sesuai dengan permintaanku karena aku tidak ingin semua tau nama asliku.

"Iya,mi!".

"Itu diruang vip 1 ada tamu dia mau ditemani minum dulu sama karaokean, bagian kamu saja dulu ya!".

"Gak langsung main aja mi?kekamar?".

" Dia maunya ditemani minum dulu, paling juga kalau udah on bakalan minta! sana temani dulu!".

"Tapi pasti uangnya dikit mi kalau cuma begituan doang".

"Ya kalau sudah mabuk juga bakalan dia minta kok! layani sana!".

"Iya mi!".

Aku sedikit malas sebenarnya karena aku tau harga sebatas menemani minum pasti nanti ujung-ujungnya hanya 50 ribu yang dimasukkan kedalam bra ku,namun siapa yang bisa menolak suruhan mami.

Aku melangkahkan kakiku kearah vip 1 dan mengintipnya dari kaca pintu, Tampak seorang pria tinggi,putih dan athletis.

"Cakep juga!".Kataku yang segera membuka pintunya.

"Hai om".Sapaku sambil membuka jaketku dengan santai dan yang terlihat dariku hanya tanktop hitam yang tersisa.

"Jangan panggil om ,panggil aku felix! Sini temani aku minum!".

Aku mengangguk dan duduk disebelahnya menuangkan minuman kegelas kecilku.

"Siapa namamu?" tanya felix menatap kearah mata puan.

"Panggil aku oni!".

"Oh oni, kamu seperti masih belia sekali! berapa umurmu?".

"Oh c'mon, umurku memang masih muda tapi mainku jangan ditanya!". Jawabku mendekat ke arah telinganya.

Pria separuh baya yang tampan ini hanya memberikan senyum tipis manisnya,

"Aku tidak butuh tubuh saat ini yang aku butuhkan hanya teman minum".

"Ya kalau hanya untuk menemani minum,teman kerja kan banyak om!".

"kadang kita butuh privacy dalam hidup ini dan satu lagi panggil aku felix!".

"kenapa? kan umurmu pasti sudah tua banget". Tanyaku terbahak-bahak.

"Karena aku tidak suka dipanggil om-om!".

"hmm..lagi ribut dengan istrimu?".

"Sudah cerai!".Jawabnya singkat sambil meneguk minumannya.

"Ooh dan kamu frustasi karena bercerai ditambah anakmu pasti dibawa istrimu, makanya kamu kesini! iyakan?".

"Anakku ada dua dan mereka bersamaku!".

Kupandangi wajahnya yang jelas kelihatan dia bukan seperti lelaki hidung belang yang kukenal disini.

"Dia lebih memilih laki-laki selingkuhannya dari aku dan anak-anak!".Lanjutnya bercerita.

"Jadi karena itu kamu kesini toh!".

"Sebenarnya aku sudah mulai belajar bangkit tapi gak sengaja tadi aku melihatnya bersama pacar barunya!".

Aku berusaha mengalihkan topik pembicaraan ini agar pria ini tidak terlalu hanyut dalam masalahnya.

" Kerja dimana?".

Dia mengeluarkan kartu nama dari dalam dompetnya dan menyerahkan padaku,

"Nih manatau suatu saat penting untukmu!".

"Felix Bakrie" Pemilik yayasan sekolah bakrie yang terbesar di indonesia dan tempat dimana aku sekolah.

BAB III

Setelah menemaninya mengobrol panjang akhirnya giliran dia yang bertanya tentang kehidupanku. Ntah kenapa aku malas membahas seputar hidupku yang tidak ada indah-indahnya.

"Kamu sendiri anak kecil? kenapa malah kerja seperti ini?".

"Jangan sebut aku anak kecil! aku sudah dewasa!".Bantahku dengan kesal.

Dia tertawa cekikikan..

"Wajahmu tidak bisa dibohongi! kutebak usiamu pasti masih 16 tahunan kan?".

"Ah sudahlah jangan bahas usia! aku kerja begini ya karena tuntutan hidup!".

"tuntutan hidup gimana? kan masih banyak kerjaan yang jauh lebih pantas?".

" aku butuh hasil yang cepat!".

"Segala sesuatu butuh waktu dan pengorbanan asal kamu sabar menjalaninya hasilnya pasti jauh lebih dari yang kamu duga".Katanya dengan memberikan senyumannya yang hampir membuatku benar-benar terpana.

Aku mengambil minuman yang ada didepanku,

"Tapi semua tergantung cerita hidupnya toh! Pacarmu sendiri sudah ada?".

Dia menggelengkan kepalanya,

" aku susah jatuh cinta!".

"Jadi bakalan duda selamanya?".

"Hahahaha, kerja dan fokus untuk kedua anakku itu saja untuk saat ini!".Jawabnya dengan nada tertawa.

Ntah mengapa aku terpesona dengan lelaki satu ini,sungguh beda dengan tamu-tamuku sebelumnya.

"Sayang dia sudah duda!"Ungkapku dalam hati.

****

"Heh pecun! bangun!". teriak seorang perempuan yang sangat kukenal suaranya.

Aku terbangun dan menatap sekelilingku. Aku masih ditempat mengobrol sedari awal.

"Wait! pria yang bersamaku tadi mana mina?" tanyaku ke mina salah satu office girl diclub.

"Udah kapan taun pulang!tadi dia bilang ga tega bangunin jadi lu dibiarin tidur disini!".

Sontak aku kaget karena dia tidak ada membangunkan atau dari awal memberiku tip!

Hatiku mulai mencibir,

"Dasar lelaki gak modal!". Kataku sambil mengecek isi tasku yang kuletakkan disampingku.

Deg!

Sebuah amplop putih ada ditasku kuambil dan mataku terbelalak melihat jumlahnya.

"Hah! banyak sekali".Dalam hati kecilku berteriak.

Mataku masih terbelalak melihat uang lembaran 100 dan jumlahnya satu juta rupiah.

Mina melihat kearahku,

" Dapat gede tuh pasti!".

Aku tersenyum sambil membetulkan jaket dan tasku,

"Mau tau aja..! bye min!".Jawabku yang langsung menuju arah pintu untuk bergegas pulang.

****

Pukul 24.00

Kuparkirkan motorku didepan halaman rumah,

"Untung lelaki brengsek itu gak dirumah".

Setelah mengganti baju dan menyimpan uang hasil pemberiannya ditempat yang benar-benar aman, aku langsung menuju kamar ibu untuk melihatnya sebentar.

Ketika aku membuka pintu kamar ibu,

"Loh ibu kok belum tidur? udah jam 12 malam ini?" Tanyaku kaget karena melihat ibu masih membuka matanya sambil memegang sebuah foto.

Ntah apa maksud ibu hanya saja aku tidak senang melihat foto yang dipegangnya, foto kami bertiga waktu aku lulus sd dulu.

"Ibu tidur ya. Bapak sibuk kerja jadi susah buat lihatin ibu! kan buat pengobatan ibu!".

Lagi-lagi aku harus membohongi ibu tentang laki-laki brengsek yang sangat dicintainya. Untunglah ibu percaya dan menganggukkan kepalanya namun dia tidak ingin melepaskan foto itu. Aku membelai rambut ibu dengan lembut,

"Kelak kalau ibu sudah sembuh ibu akan tau semuanya". lirih batinku.

****

Disekolah

"Der, cara buat buku tabungan gimana sih?"tanyaku ke dera yang selalu duduk disebelahku dari kelas 1.

"Tinggal bawa kartu tanda pelajar aja sih pu, kamu mau buat?".

"Iya,ntar temenin aku ya".

"Tumben,biasanya cuma mau nyimpen didompet!".

"Ya biar lebih aman aja sih".

"Uang darimana? si om? emang dia udah gak pelit lagi?".

Pertanyaan dera yang berderet membuatku sedikit terbata-bata menjawab.

"Hah? om? om apa sih der?" Tanya balikku yang sangat panik takut kalau dera sudah tau pekerjaanku.

"Ya bapakmu lah, kan aku panggil om gimana sih kamu!".Jawab dera mengernyitkan dahinya sambil menatapku bingung.

Aku bernapas lega, kukira dera sudah tau pekerjaanku.

" Oh iya ya,hehehe..!".

"Kok gak jawab? kamu aneh ih!".

"Dia kasih waktu itu makanya aku mikir ya bagusan dibuat di buku tabungan kan?".

"Maksudku pu, tumben si om kasih uang? biasanya kan dia pelit!".

"Oh,udah berubah kali der! Ya udah ntar temeni aku ya!" Jawabku sembari mengalihkan pertanyaannya.

Dera mengiyakan dengan jempolnya kearahku.

Tidak berselang 10 menit pergantian mata pelajaran pun tiba,

"Kekantin bentar yok mumpung bapaknya belum masuk!". Ajak dera yang langsung menggandeng tanganku padahal samasekali aku belum mengiyakan.

***

KANTIN

"Nih". Dera memberikan jus jambu merah dan sepiring siomay kehadapanku.

"Apaan nih? kan bisa ntar kali pas jam keluar main der".

"Udah makan aja dulu, wajah kamu tuh kayak capek banget! kayak gak tidur 100 tahun!".

Aku tertawa mendengar perkataan dera sembari melahap yang diberikannya. Dera benar aku tidak ada lagi waktu untuk merawat diriku hanya karena harus kerja kerja dan kerja.

"Dengar-dengar pak gunawan diganti ama guru baru,pu!". Cerita dera yang selalu update soal dunia guru disekolah.

"Oh ya? kenapa pindah? terus yang gantiin siapa?".

"Katanya karena baru nikah jadi dia ikut istrinya dinas dipadang,kalau yang sekarang aku beneran gak tau!".

Aku tersedak keras mendengar kalimat dera langsung kuminumkan jus jambu merah yang disuguhkan dera.

"Lah dianya batuk!". Ujar dera sambil memberikan tisu keringnya.

"Hari gini seorang dera gak tau info tentang guru! Ya kagetlah aku".

"Iya sih,beneran! kali ini aku ga dapat info apapun! Jadi penasaran deh siapa tuh guru!".

Segera kuhabiskan makanan yang ada dipiringku,

"Yok udah lewat jam masuk ntar yang ada dihukum lagi !" Suruhku sambil mengelap mulutku dengan tisu.

"Haih,pop mieku kuahnya masih ada nih!".

Gantian kutarik lengan baju dera yang tak sempat menyeruput kuah pop mienya. Dera si pecinta pop mie yang bakalan sampai titik akhir kuahnya pun tak terlihat.

Sesampainya dikelas,

"Maaf pak kami tadi dari wc". Jawabku terengah-engah karena berlari dari kantin naik kekelasku. Kupandangi pundaknya yang membelakangiku seakan aku pernah melihat postur tubuhnya ntah dimana.

Glek..

Felix???

Mataku benar-benar tidak berkedip samasekali karena laki-laki yang dimaksud dera adalah felix, Iya laki-laki yang bersamaku minum tadi malam adalah guru baruku.

Dia tersenyum kearahku

"Oh dari wc ya? Ya sudah kalau gitu pembuka perkenalan kamu saja dulu". Katanya dengan senyumannya yang sulit dilupakan.

"Hmm baik pak, perkenalkan nama saya Perempuan". Jawabku sedikit grogi karena akhirnya dia tau nama asliku.

"Perempuan???".Tanyanya balik dengan wajah keheranan.

Dera yang benar-benar tidak bisa melihat lelaki tampan langsung memperkenalkan dirinya,

" Saya Derai Arumi pak. Sekretaris kelas ini."

"Oke kalian boleh kembali ketempat duduk ya". Balas pak felix yang terus menatapku tanpa jeda.

"Mimpi apa aku semalam? Kenapa harus dia sih?mau ditaruh dimana mukaku?".Gerutuku dalam hati.

"Baik anak-anak,perkenalkan nama saya Felix Bakri yang jadi pengganti  pak gunawan.".

Bora langsung mengancungkan tangannya,

"Pak,sudah punya istrikah?".

Dia tersenyum dan hanya memberikan jawaban yang singkat,

"Saya punya dua anak ".

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!