Mengejar Cinta Sang Mafia

Mengejar Cinta Sang Mafia

Pertemuan pertama

Di sebuah gedang tua terjadi adu tembakan kepada beberapa kelompok yang saring menyerang.

"Zilan segera masuk dan cari keberadaan adik kita. biarkan aku yang menangani keadaan di luar." kata pria berjas Abu-abu kepada pria di sampingnya yang mengenakan jas navi.

"Baik" jawab pria yang bernama Zilan itu.

"Ayo masuk dan cari Tuan putri" teriak Zilan kepada beberapa orang.

Sedangkan di tempat lain terlihat seorang Pria yang berwajah datar mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru gedung tua itu.

"Cari para tahanan dan bebaskan" perintah pria lalu berjalan di depan sesekali akan menarik pelatuk pistol di tangannya.

********

"Cepat bebaskan mereka semua" perintah seorang gadis kepada bawahannya.

"Baik putri" jawab mereka serentak lalu segera menuju 3 penjara lalu melepaskan rantai yang mengikat besi.

Dor

"Ssst" desis gadis itu saat peluru berhasil mengenai lengannya hingga katana yang dia pegang lepas dari tangannya.

"hahahah lihat! siapa yang datang bagaikan Dewi penolong ini" ucap pria tua yang baru saja menembak tangan gadis itu.

"Kau dasar tua Bangka" kata gadis itu lalu menyerang pria tua itu tapi lama kelamaan matanya mulai berat, tubuhnya terasa lemas dan kepalanya begitu pusing.

"Dasar licik" ucap pelan gadis itu di sela-sela napasnya yang mulai melemah.

"Hahaha aku memang licik dan karna itu kamu akan menjadi milikku malam ini" kata pria tua itu berjalan mendekati Gadis itu namun terhenti karna suara tembakan.

Dor

"Daigo sialan...." teriak pria yang baru saja masuk langsung menodongkan pistolnya langsung kepada pria tua itu.

"Tembak aku akan aku tembak gadis ini" kata pria tua itu menodongkan pistolnya di pelipis gadis di sampingnya.

Gadis itu dengan sisa-sisa tenaganya ia mengangkat ke depan menatap sosok yang berdiri 5 meter di depannya.

"Tampan" Guman gadis itu konyol yang di ambang kematian malah memuji sosok di depannya.

"Tembak"

"Tembak"

"Tembak"

Pria itu menatap dalam gadis di depannya sana walau ia tak bisa melihat wajahnya secara jelas tapi cukup dia akui gadis itu cukup cantik selain itu dia cukup berani berdiri tanpa gemetar di todongkan senjata.

Pria itu menyeringai lalu menatap gadis itu dengan menganggukan kepalanya samar sebagai kode persetujuan kepada gadis itu.

Gadis itu tersenyum lemah lalu mulai menghitung dengan gerakan bibir.

Satu

Dua

Tiga

Dor

Bruk

Pria tua itu langsung ambruk dengan Kupang di kepala bersamaan dengan gadis itu yang juga langsung ambruk karna sudah sangat lemah.

"ARUNA......" teriak pria yang baru masuk menatap sendu tubuh adiknya yang sudah ambruk.

"Aruna hey buka matamu princes" ucap pria itu yang ternyata adalah Zilan.

"Dia adikmu" tanya pria yang menembak pria tua tadi.

"Kamu...."

Bugh

"Kenapa anda menembak Adik saya ha.... dia itu korban bukan pelaku" teriak Zilan yang sudah berhasil memberi Bogem mentah kepada pria itu.

"Saya tidak menembak Adik anda tapi pria tua itu" kata pria itu menunjuk pria tua yang sudah bersimpah darah yang tidak jauh dari tempat Aruna.

Zilan mengalihkan pandangannya dan menatap jasad pria tua yang tidak jauh dari Aruna.

"Lebih baik anda bawah adik anda segera ke rumah sakit karna peluru yang melukai adik anda sepertinya beracun" kata pria itu.

Zilan langsung melihat wajah Aruna yang sudah pucat tanpa membuang waktu Zilan dengan cepat mengangkat tubuh Aruna.

"Terimah kasih Tuan....."

"Akara" kata pria itu yang ternyata bernama Arkana.

Tanpa keduanya ketahui Aruna menyunggingkan senyum di sudut bibir pucatnya.

"Terimah kasih Tuan Arkana" kata Zilan menundukan sedikit kepalanya lalu berlalu pergi dengan Aruna yang berada di gendongannya.

Sampai di luar gudang ternyata kondisi sudah di amankan. Zilan menghela napas lega lalu berlari mendekat kepada Zelan.

"Zelan cepat Aruna terkena peluru beracun" teriak Zilan dari jauh membuat Zelan tersentak langsung membuka mobil.

"Cepat masukan" kata Zelan panik.

Setelah memastikan jika Aruna sudah nyaman dan aman Zelan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju salah satu rumah sakit.

"Arun bertahan yah. princessnya kakak harus kuat" kata Zilan sendu menggenggam erat tangan Aruna yang sudah mulai dingin.

"Zelan cepatlah tangan Aruna mulai dingin" teriak Zilan panik yang terus menggosok tangan dingin Aruna.

"Tua Bangka sialan berani sekali melukai kesayangan ku. ku harap dia bum mati agar aku bisa menyiksanya dengan puas" kata Zelan yang terus menambah kecepatan mobilnya.

"Ayo princess buka matamu, jangan buat kakak takut" ucap Zilan yang mulai bergetar.

"Princess C'mon"

"Jangan menangis Aru baik-baik saja" ucap Aruna tiba-tiba di tengah keadaannya yang lemah.

"Kamu sudah sadar Princes" pekik Zilan dan Zelan secara bersamaan.

Aruna terkekeh kecil melihat respon kedua kakaknya yang menurutnya lucu.

"Aru tidak pernah pingsan kak" kata Aruna.

"Tapi tadi kamu...."

"Aku sengaja supaya pria tampan tadi menggendongku tapi malah kakak yang datang" ucap Aruna yang membuat kedua kakaknya hanya bisa melongo.

Zilan yang kesal dengan kebiasaan adiknya yang tidak bisa melihat pria tampan langsung menyentil dahi Aruna dengan cukup keras.

Tak

"Aaaauh" Ringis Aruna.

"Kak Zelan lihat Kak Zilan berani menyentil jidat inces di saat keadaan inces yang sekarat seperti ini" Aruna mengadu kepada kakak pertamanya yaitu Zelan.

Kakak pertama? yeah Zelan adalah Kakak pertama sedangkan Zilan adalah kakak Kedua Aruna.

"Zilan! apa mau aku potong tanganmu yang sudah berani menyentil jidat kesayangan ku ha...." tekan Zelan dengan suara beratnya membuat nyali Zilan langsung menciut.

"Tapi Ze lihatlah kelakuan kesayangan mu ini bahkan di saat kondisi yang sudah sekarat dia masih saja memikirkan pria tampan selain itu bahkan dia juga bersandiwara pingsan dengan harapan pria itu mau Menggendong dirinya" ungkap Zilan menggebu-gebu.

"Lantas apa masalahnya dia benar-benar tampan paling tampan dari semua pria yang pernah aku temui" balas Aruna membuat Zilan langsung melototkan matanya.

"Kau dengar! dia bahkan memuji pria itu terang-terangan" kata Zilan menunjuk Aruna yang terbaring di pangkuannya.

"Jika kesayangan ku bilang tampan berarti dia benar-benar tampan karna mata kesayangan ku tidak pernah salah" bela Zelan yang membuat Zilan langsung mencebikkan bibir.

"Bela saja terus kau tidak akan pernah menentang apapun yang di katakan oleh princess baik ataupun salah tidak peduli bahkan jika itu kesalahan besar sekalipun kamu akan terus membenarkannya" sindir Zilan menatap sinis saudaranya yang sedang mengemudi.

"Lalu siapa yang membantai keluarga bangsawan sampai binasa hanya karna berani mengejek princess manja" sindir Zelan balik yang langsung membungkam mulut Zilan.

Aruna yang mendengar sindir-sindiran kedua kakaknya hanya bisa terkekeh kecil menahan sakit di seluruh tubuhnya.

"Kak Aruna ngantuk, Aruna tidur dulu ya?" ucap Aruna dengan suara yang nyaris berbisik.

"Tidak. Aru harus tetap buka mata okey sebentar lagi kita sampai princess bertahan dulu ya" kata Zilan yang langsung panik.

"Aru hanya tidur sebentar kok" ucap Aruna lagi.

"Tidak boleh Princess. hey....Aru bangun, ARUNA...." Zilan terus mengguncang tubuh Aruna namun Aruna tidak membuka mata lagi.

Terpopuler

Comments

Lilisdayanti

Lilisdayanti

yuhuu aqu mampir 🎉nyimak dulu kayanya seru 🤭

2023-06-27

0

kangsemen

kangsemen

okey first reading baca karya author^^

2022-12-11

1

Heila

Heila

nyimak kak.. jangan lupa mampir ya di novel ku ya kak..

2022-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Sadar
3 Pulang
4 Mencari informasi
5 Melamar Kerja
6 Bertemu
7 Belajar
8 Masakan Zilan
9 Pulang
10 Mengejar Cinta
11 Penolakan
12 Kekasih
13 Sosok bertudung
14 Hotel
15 Kecewa
16 Luapan emosi
17 Sumpah Aruna
18 Gelisah
19 Persiapan
20 Raja Arthur De Bora
21 Mainan
22 kejam
23 Sampai
24 Gadis Pemburu
25 Belati
26 Marah-marah
27 Sang Pelindung
28 Pedang pusaka
29 Di pilih
30 Menerima
31 Memaafkan
32 Awal penyesalan
33 Flashback
34 Flashback end
35 Waktu berlalu
36 Hutan
37 Markas
38 Rencana
39 Wasiat
40 Menerima Wasiat
41 Misi
42 Misi 2
43 Di pertemukan takdir
44 Misi selesai
45 Identitas Asli
46 Acara
47 Acara 2
48 Putri Aruna Ases De Bora
49 Pelantikan dan Pertunangan
50 Hancur
51 Undangan
52 Amarah
53 Kejujuran
54 pertemuan berdua
55 CCTV
56 Perputaran waktu
57 Penyerangan
58 Sosok berbaju merah
59 Tes terakhir
60 Kejujuran Arkana
61 Jawaban Arjun
62 Jawab Arkana
63 Pemenangnya
64 Persiapan Arkana
65 Kejanggalan
66 Bantuan Arkana
67 Zilan Menggila
68 Membenci sekaligus pria pilihan
69 Kebenaran
70 Masa Lalu
71 Persiapan perang
72 Klan Merah
73 Kelompok misterius
74 Berangkat
75 Mulai
76 perang
77 Aceng yang menolak menyerah
78 Rahasia kelam
79 Kemunculannya
80 Perang sesungguhnya
81 Pangeran Klan Merah
82 Cemburu pada diri sendiri
83 Selesai
84 2 Minggu kemudian
85 Panik
86 Zilan terluka
87 Perdebatan
88 Rencana
89 Kesialan Johan
90 Sadar
91 Ancaman Zilan
92 Pria pintar masak
93 Hilang ingatan
94 Terpuruk
95 Hilang ingatan
96 Menyusup
97 Aksi
98 Cup
99 Bimbang
100 Rumah Hantu
101 Membuat ulah
102 Kegelisahan Arkana
103 Ke perusahaan
104 Pria tampan
105 Bertemu
106 Kenyataan
107 Mendengar masa lalu
108 Menuju Negara M
109 Mengingat kembali
110 Terungkap kebenaran
111 Ungkapan tajam
112 Memojokkan
113 Sepatu jelek
114 Aruna ketus
115 Pertemuan
116 Calista
117 Taman
118 Cemburukah?
119 Ancaman Calista
120 Kekesalan Johan
121 Memulai
122 Pengganggu
123 MCSM
124 Salah paham?
125 Panik?
126 Mangga?
127 End
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Sadar
3
Pulang
4
Mencari informasi
5
Melamar Kerja
6
Bertemu
7
Belajar
8
Masakan Zilan
9
Pulang
10
Mengejar Cinta
11
Penolakan
12
Kekasih
13
Sosok bertudung
14
Hotel
15
Kecewa
16
Luapan emosi
17
Sumpah Aruna
18
Gelisah
19
Persiapan
20
Raja Arthur De Bora
21
Mainan
22
kejam
23
Sampai
24
Gadis Pemburu
25
Belati
26
Marah-marah
27
Sang Pelindung
28
Pedang pusaka
29
Di pilih
30
Menerima
31
Memaafkan
32
Awal penyesalan
33
Flashback
34
Flashback end
35
Waktu berlalu
36
Hutan
37
Markas
38
Rencana
39
Wasiat
40
Menerima Wasiat
41
Misi
42
Misi 2
43
Di pertemukan takdir
44
Misi selesai
45
Identitas Asli
46
Acara
47
Acara 2
48
Putri Aruna Ases De Bora
49
Pelantikan dan Pertunangan
50
Hancur
51
Undangan
52
Amarah
53
Kejujuran
54
pertemuan berdua
55
CCTV
56
Perputaran waktu
57
Penyerangan
58
Sosok berbaju merah
59
Tes terakhir
60
Kejujuran Arkana
61
Jawaban Arjun
62
Jawab Arkana
63
Pemenangnya
64
Persiapan Arkana
65
Kejanggalan
66
Bantuan Arkana
67
Zilan Menggila
68
Membenci sekaligus pria pilihan
69
Kebenaran
70
Masa Lalu
71
Persiapan perang
72
Klan Merah
73
Kelompok misterius
74
Berangkat
75
Mulai
76
perang
77
Aceng yang menolak menyerah
78
Rahasia kelam
79
Kemunculannya
80
Perang sesungguhnya
81
Pangeran Klan Merah
82
Cemburu pada diri sendiri
83
Selesai
84
2 Minggu kemudian
85
Panik
86
Zilan terluka
87
Perdebatan
88
Rencana
89
Kesialan Johan
90
Sadar
91
Ancaman Zilan
92
Pria pintar masak
93
Hilang ingatan
94
Terpuruk
95
Hilang ingatan
96
Menyusup
97
Aksi
98
Cup
99
Bimbang
100
Rumah Hantu
101
Membuat ulah
102
Kegelisahan Arkana
103
Ke perusahaan
104
Pria tampan
105
Bertemu
106
Kenyataan
107
Mendengar masa lalu
108
Menuju Negara M
109
Mengingat kembali
110
Terungkap kebenaran
111
Ungkapan tajam
112
Memojokkan
113
Sepatu jelek
114
Aruna ketus
115
Pertemuan
116
Calista
117
Taman
118
Cemburukah?
119
Ancaman Calista
120
Kekesalan Johan
121
Memulai
122
Pengganggu
123
MCSM
124
Salah paham?
125
Panik?
126
Mangga?
127
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!