"Kakak harus bantu aku cari tahu semua informasi Arkana Zeus Albarack" kata Aruna.
"APA" teriak Zelan yang berada di anak tangga.
"Ish malah teriak lagi" ucap Aruna kesal.
"Untuk apa kamu cari tahu tentangnya princess" tanya Zelan menatap menyelidik ke arah Aruna.
"Kamu nggak menargetkan dia sebagai pria idaman kamu kan Princess" tanya Zelan yang was-was karna Ia tahu betul sifat adik kecilnya itu yang sangat menyukai pria tampan bahkan pernah di negara mereka di hebohkan karna ulah adik kecilnya itu.
"Aru memang menyukainya kak" kata Aru santai namun membuat kedua kakaknya jantungan di tempat.
Zelan dan Zilan menelan ludah lalu saling lirik satu sama lain dengan mata yang melotot hampir keluar dari tempatnya.
"Tapi jangan dia princess. dia itu menakutkan kejam dan tak berperasaan bahkan pernah di kabarkan mereka adalah pasangan gay dengan Asisten pribadinya." ucap Zilan menggebu-gebu.
"Tapi dia tampan selain itu dia juga kata raya" kata Aruna matanya berkedip-kedip penuh binar saat mengatakan Arkana kaya raya.
"Princess dia memang kaya tapi dia kejam dan tidak menyukai wanita" kata Zelan lembut.
"Nggak Aru akan berusaha mendekati dia lagipula siapa yang menolak pesona seorang Aruna" kata Aruna sombong mengibaskan rambutnya.
"Tapi"
"Kak Zelan bilang sama Ayahanda yah kalau aku akan pulang 3 bulan lagi" potong Aruna ringan menatap memelas kepada Zelan.
"Tidak bisa begitu princess, Ayahanda sudah memberikan kamu kebebasan 1 bulan lebih kamu harus kembali ke negara M" kata Zelan yang menolak halus keinginan Aruna.
"Ish kakak nggak asik" kata Aruna dengan kesal lalu segera beranjak meninggalkan kedua kakaknya yang hanya bisa terdiam.
"Kakak hanya tidak ingin kamu terluka Princess. bagaimana jika kamu benar-benar jatuh dalam pesonanya sedangkan sudah di pastikan jika dia tidak akan pernah membalas perasaanmu dan itu yang Kakak tidak inginkan" kata Zelan dalam hati menatap sendu punggung Aruna.
"Kenapa bisa Princess bertemu lagi dengan orang itu" guman Zilan namun masih di dengar oleh Zelan yang kini langsung menoleh menatap tajam Zilan.
"Lagi?"
"I...iya. Tuan Arkana yang menyelamatkan Aruna dari tua Bangka yang ingin menembak Aruna tapi bagaimana bisa Aruna bisa menargetkan dia sebagai pria idamannya?" kata Zilan penuh tanda tanya.
"Bisa saja Aru pernah bertemu sama pria itu atau Kemarin malam Aru tidak pingsan" kata Zelan.
"ASTAGA" pekik Zelan dan Zilan menepuk jidat mereka saat mengingat jika kemarin malam Aruna bilang jika ia tidak pingsan saat di gendong oleh Zilan.
"Apa yang harus kita lakukan Ze? kamu yang paling tau bagaimana keras kepalanya princess jika menginginkan sesuatu" kata Zilan yang menarik napas kasar.
Sedangkan Zelan hanya bisa diam mendengar pertanyaan Zilan yang jujur ia sendiri tidak tau jawabannya apa.
"Aku tidak tau" ucap Zelan pelan.
Sedangkan di kamar Aruna mengomel dengan panjang kali lebar karna Zelan tidak mau menuruti keinginannya.
"Dasar kak Zelan gitu aja nggak mau. nggak tau apa tuh Arkana tampan sekali" kata Aruna sambil senyum-senyum sendiri hingga senyumnya pudar mengingat dia akan kembali dalam 1 Minggu lagi.
"Cih Kakak kira Aru nggak bakal berani minta izin Ayahanda gitu? Jangan panggil Aruna putri Ases jika masalah begini saja Aru nggak bisa atasi" kata Aruna tersenyum miring lalu mengambil ponselnya dan mengotak-atik benda canggih itu.
"Salam Ayahanda" ucap Aruna.
"Princess itu kau?" tanya orang di sebrang sana dengan penuh binar.
"Yah ini Aruna Ayahanda" jawab Aruna.
"Bagaimana kabarmu Princess? Ayahanda dan Ibunda mu sangat mencemaskan dan merindukanmu. cepatlah kembali" kata pria di sebrang sana dengan nada yang begitu merindu.
Tanpa sadar Aruna menggenggam erat ponsel di tangannya.
"Aruna juga merindukan Ayahanda dan Ibunda tapi Aru tidak bisa pulang cepat" kata Aruna dengan pelan.
"Kenapa"
"Aruna ingin mengejar cinta Aruna Ayahanda" ungkap Aruna.
"Tapi Aruna..."
"Aru janji akan pulang 2 bulan lagi walaupun tanpa mendapatkan cinta Aruna" potong Aruna.
Terdengar suara helaan napas di sebrang sana yang menandakan akan kegelisahan Aruna hanya diam menunggu jawaban Ayahandanya.
"Baiklah tapi kamu hati-hati disana nanti Ayahanda akan kirimkan pengawal bayangan untuk selalu melindungi mu" kata Pria di sebrang telfon.
"Terimah kasih Ayahanda. Salam untukmu dan Ibunda" kata Aruna dengan senyum yang mereka di bibirnya lalu mematikan sambungan telfon ponselnya.
"Nggak apa-apalah ada pengawal bayangan daripada nggak di izinin sama sekali" guman Aruna.
"Oke saatnya mencari tau informasi tentang Arkana" kata Aruna.
Aruna mulai mencari semua informasi Arkana melalui media online hal sekecil apapun Aruna catat dan ingat.
"Tidak pernah punya kekasih, tidak pernah dekat wanita. apa dia benar-benar seorang Gay?" kata Aruna penuh tanda tanya menatap aneh informasi yang dia dapat dari internet.
"Tapi aku tidak yakin. bagaimana mana bisa tubuh sekekar itu bisa menjadi pria gay? ini pasti hanya kabar yang hoax karna Arkana tidak pernah dekat wanita jadi mereka berasumsi jika dia pria Gay." pikir Aruna lalu mencari lagi dari berbagai sumber tentang Arkana.
Karna ke asyikan mencari informasi Arkana Aruna sampai lupa waktu jika waktu terus berjalan
"Hoam sebanyak ini" guman Aruna menatap lembaran di atas mejanya yang berisikan semua tentang informasi Arkana.
"Saatnya tidur aku harus bangun cepat agar aku bisa bangun cepat dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan pujaan hatiku" kata Aruna beranjak berdiri lalu berjalan ke arah ranjang.
Sampai di ranjang Aruna langsung melempar dirinya di atas kasur karna matanya yang sudah sangat berat akhirnya Aruna langsung tertidur.
Ceklek
Zelan yang tidak tenang karna merasa cemas dengan Aruna akhirnya memberanikan diri untuk masuk di kamar Aruna yang kebetulan tidak di kunci.
Zelan hanya bisa terkekeh dan menggelengkan kepala melihat Aruna yang tidur dalam keadaan yang tidak ada anggun-anggunnya sama sekali.
"Bagaimana seorang putri tidur seperti ini" guman Zelan memperbaiki posisi tidur Aruna lalu menyelimutinya hingga sampai dada.
Zelan mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan itu hingga tatapannya bertahan di atas meja nakas Aruna yang dimana beberapa kertas terhambur padahal Zelan tau walau Aruna manja tapi Aruna sangat mencintai kerapihan.
Dengan langkah pelan Zelan berjalan menghampiri kertas-kertas itu lalu mengambilnya. kedua mata Zelan langsung membulat melihat goresan tangan Aruna di kertas itu yang berisikan informasi Arkana.
"Astaga princess kamu benar-benar tidak berubah kakak hanya takut kali ini kamu tidak akan mendapatkan apa yang kamu inginkan" ucap Zelan pelan menatap sendu Aruna yang tertidur lelap.
Zelan melanjutkan merapikan kertas-kertas itu lalu setelah selesai ia segera menuju Aruna dan mengecup keningnya lalu berjalan keluar dari kamar Aruna.
"Tadi malam aku masuk ke dalam kamar Princess dan aku menemukan beberapa informasi tentang Tuan Arkana
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Lilisdayanti
Ceritanya bagus,,cuma pangilan ayahhada itu sangat2 mengganggu walau,,di dalam Cerita jaman kerajaan,,tapi entahlah,,mungkin lebih lugas lagi dengan sebutan DADY atau papih dsb,,🤭
2023-06-28
0
epifania rendo
bagus thor ceritanya suka
2022-08-25
0
melanie
mampur thor
2022-08-20
0