Part 6

Minggu pagi Mutia berkemas untuk kembali ke kota J. Langit bahkan masih terlelap dalam tidurnya.

Nampak seulas senyum nampak di wajah Langit yang masih tidur.

Mutia merasa aneh, semalam Langit kok tidurnya nyenyak sekali? Ada tanya dalam benak Mutia.

Bahkan pagi ini aja Langit tertidur dengan senyum menghiasi wajahnya, gumam Mutia.

Mutia menelpon layanan kamar untuk mengantarkan sarapan pagi ke kamar. Entah kenapa pagi ini Mutia malas turun ke resto.

Sementara Dena sendirian pergi ke resto. Dena mencoba menghubungi Mutia, "Kak, nggak turun kah? Aku sudah di resto nih" ucap Dena sambil mengambil piring makanan.

Entah disengaja atau tidak ada seseorang yang menyenggol Dena sehingga pecahlah piring yang dipegang Dena.

"Den, ada apa?" seru Mutia cemas di ponsel.

"Nggak apa-apa kak, hanya piring yang jatuh. Bentar ya kak aku tutup dulu" ujar Dena menutup panggilan telponnya.

Dena pun berbalik, dan tampak wajah tampan yang menyengir kuda. "Maaf nyonya, aku tak sengaja" ucapnya mengangkat jari telunjuk dan jari tengah membentuk huruf v.

"Nyonya...nyonya...aku masih single tau" gerutu Dena dan meninggalkan laki-laki itu tanpa kata. Dena yang sudah badmood, akhirnya hanya mengambil salad buah dan susu untuk sarapan.

Karena banyak tempat duduk yang terisi. Tiba-tiba datanglah laki-laki yang tadi. Dena mendelik ke arahnya sambil mulutnya ngedumel nggak jelas.

"Maaf, boleh gabung nona" ucap laki-laki itu dengan merubah panggilannya.

Dena hanya terdiam tanpa mengiyakan. Dan duduklah dia tepat di hadapan Dena.

Dena buru-buru menghabiskan saladnya dan segera beranjak balik ke kamar. "Sial banget nasib gue pagi ini" gerutu Dena sambil berjalan ke arah lift.

Di kamar Mutia, Langit terbangun pas menu sarapan diantar ke kamar.

"Bun, boleh langsung makan nggak?" serunya dari atas tempat tidur.

"No, cuci muka dan tangan dulu sono" tukas Mutia.

Dengan meloncat Langit turun dari tempat tidur dan segera mencuci muka dan tangannya.

Langit makan dengan lahap karena ada menu ayam gorengnya. "Bun, aku kemarin juga makan ayam goreng loh" Langit bercerita.

Mutia menghentikan suapannya, "Di mana?"

"Kemarin loh Bun, waktu Bunda peresmian. Selain makan ayam goreng aku juga main balapan motor. Seru bun, soalnya aku mainnya imbang dengan om baik. Nggak kayak bunda sama aunty yang kalah melulu kalau main itu" ucap Langit penuh semangat.

"Om..? Om siapa? Langit lain kali hati-hati sama orang asing, apalagi orang yang tak kita kenal" Mutia mengingatkan.

"Iya bun, tapi Om yang kemarin itu pengecualian. Dia baik sekali" puji Langit.

Mutia hanya bisa geleng kepala mendengarnya. Aneh aja bagi Mutia, Langit sebelumnya sosok yang susah dekat dengan siapa saja. Tapi ini kok malah kebalikannya, batin Mutia. Tanpa nanya kembali, Mutia melanjutkan makan.

Jam sembilan tepat, Mutia dan Langit bergegas hendak ke bandara.

Keluar pintu kamar ternyata barengan dengan Dena. "Pagi aunty" sapa Langit.

"Pagi lelaki tampanku" sahut Dena.

Mereka beriringan menuju lift dan turun ke lobi. "Kak, mana kunci kamarmu. Biar skalian kukembalikan" Dena menawari.

Setelah check out mereka melangkah menuju mobil yang telah disiapkan oleh cabang di kota S itu.

Sesaat setelah mobil yang ditumpangi Mutia, Langit dan juga Dena keluar dari pelataran hotel, nampak Sebastian dan Dewa juga meluncur menaiki mobil mewah mereka.

"Tuan, beneran ini kita ke bandara?" Dewa memastikan. Ada angin apa kok langsung minta balik kota J, batin Dewa. Pasti tuannya sudah siap menerima amukan tuan besar, pikir Dewa.

"Jangan pikir macam-macam, aku hanya kasihan denganmu. Kesepian di sini" ucap Sebastian.

Ternyata pesawat pribadi Sebastian sudah bersiap di bandara, siap mengantar kemana pun tuannya pergi.

Sebastian berjalan sedikit terburu, dia tak mau menjadi pandangan gratis calon penumpang pesawat di bandara terutama para cewek-cewek yang ada di sana.

Tiba-tiba ada anak kecil yang memanggilnya, "Om Sebastian" panggilannya terdengar jelas di telinga Sebastian. Bahkan Dewa pun ikut menoleh ke arah suara itu.

Sebastian menengok ke arah sumber suara. Langit pun menghambur ke pelukannya.

"Langit, kau juga ada di sini?" sapa Sebastian saat tau yang memanggilnya adalah Langit, anak kecil kemarin yang telah menghabiskan waktu bermain dengannya.

"Iya Om, aku mau balik ke kota J. Tapi ini masih nunggu bunda dan aunty ngantri di sana" tunjuk Langit ke arah pemesanan tiket.

"Gimana kalau barengan Om aja" sahut Sebastian.

Langit melongo mendengarnya, "Kok bareng Om? Emang Om bisa nyopirin pesawat" tanya Langit polos. Sebastian tertawa.

"Kamu panggil bunda dan aunty mu ya, bilang aja diajak om Sebastian" ujar Sebastian lagi.

"Tunggu Langit ya Om" terlihat wajah berbinar di muka Langit.

Langit pun menghampiri bunda dan aunty-nya.

Setelah bilang apa yang dimaksud, muka Langit tertekuk. Karena Mutia tidak mengijinkannya. "Langit, lain kali saja ya. Barangkali om baik mu itu sedang buru-buru. Nih, bunda sudah dapat tiketnya" usap Mutia di kepala Langit sambil menunjukkan dua lembar tiket pesawat yang telah didapatnya. Langit pun berlari ke arah Sebastian, dan bilang kalau tidak jadi bareng.

Mutia dan Dena karena sibuk mengurus koper bawaan bahkan tidak memperhatikan muka om baik nya Langit itu.

Sampai di kota J rombongan Mutia langsung ke apartemen. Mutia cukup puas dengan acara pembukaan di cabang barunya.

"Dena, makasih ya. Sukses acaranya" tutur Mutia.

"Sama-sama kak. Makasih juga sudah mengkaryakan diriku" ucap Dena dengan gurauannya. Mutia pun tertawa. Langit malah sedang asyik mainan dino yang dibawanya.

Sebastian yang juga telah sampai lebih dulu di kota J dengan pesawat pribadinya meminta Dewa mengantarkannya ke apartemen.

Untuk saat ini Sebastian belum ingin ketemu dengan keluarga terutama papa nya.

Pasti saat ini papa nya sangat marah kepada Sebastian. Karena ulahnya, keluarga menanggung malu karena membatalkan pernikahan sepihak.

Sebastian menyeringai, merasa puas dengan keadaan saat ini.

Bahkan kebersamaan dirinya dengan Langit yang viral di sosmed sedikit banyak membantu dirinya.

Banyak netizen yang mengira kalau itu anaknya. Mulai saat ini aku harus lebih mengenal Langit, pikir Sebastian.

"Dengan viralnya Langit sedang bersamaku. Aku yakin Langit akan dalam bahaya setelah ini" batin Sebastian.

"Dewa, mulai besok kamu selidiki segala hal tentang Langit. Aku tidak mau dia dalam bahaya karena terlibat denganku, walau kebersamaan itu tak sengaja" perintah Sebastian.

Dewa yang berada di depan, mengangguk tanda mengerti perintah tuannya.

Kekecewaan karena pernikahan yang dibatalkan tentu saja semakin menambah musuh bagi Sebastian.

"Tuan, apa unggahan-unggahan yang terlanjur menyebar itu sebaiknya kita hapus saja??" usul Dewa.

"Sebaiknya begitu" tegas Sebastian. Dengan cekatan Dewa memerintahkan bawahannya untuk membersihkan unggahan-unggahan itu di sosmed.

Panggilan ponsel Sebastian berbunyi, papa calling tertulis di sana. "Haissss, orang tua ini" gerutu Sebastian tapi tetap membiarkan panggilan itu berhenti dengan sendirinya. Besok mendingan aku ke mansion, rencana Sebastian.

Terpopuler

Comments

Liesdiana Malindu

Liesdiana Malindu

tanda baca di perhatikan Thor .
agar percakapan dan monolog bisa di bedakan, gunakan tanda kutip untuk percakapan dan tanda petik untuk monolog.
penempatan baris baru dgn benar.
typo masih bertebaran.

2023-10-31

1

adella🍃

adella🍃

tulisannya kaya truk gandeng. hehee piss Thor.. tapi kalo bisa di kasih space ya antara dialog n narasi. biar longgaran gitu tulisannya, gak dempet". tapi sejauh ini bagus kok ceritanya, susunan katanya juga ok ..

2023-10-28

1

Lina ciello

Lina ciello

font nya terlalu rapett ini... bacanya bikin mata cepet capek 😭😭

2023-10-23

5

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Pengkhianatan
146 Promote "Aku Yang Tersisih"
147 Promote 'Langit dan Jingga'
148 Promote 'Nikah Untuk Bahagia'
149 Promote "My Aluna"
150 Promote 'Bukan Benih Suami'
151 Promo 'Lost Memory'
152 Promo Again 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Pengkhianatan
146
Promote "Aku Yang Tersisih"
147
Promote 'Langit dan Jingga'
148
Promote 'Nikah Untuk Bahagia'
149
Promote "My Aluna"
150
Promote 'Bukan Benih Suami'
151
Promo 'Lost Memory'
152
Promo Again 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!