Part 14

Papa Reno sedang operasi di rumah sakit. Mama di rumah sih, tapi sedang memasak saat ini. Ayolah Om anterin aku" pinta Bintang di seberang. "Aku usahakan ya!! Bintang mandi dulu sana gih!!!" seru Sebastian. Tapi Bintang tetap saja merengek di telpon. Akhirnya Sebastian mengiyakan permintaan keponakannya itu. "Huh, merepotkan sama seperti mama nya" gerutu Sebastian setelah menutup ponselnya.

Dewa yang kembali masuk ke ruangan Sebastian karena hendak mengambil berkas laporan yang sudah ditanda tangani. "Sori Wa, baru setengah yang selesai" Sebastian beranjak dari duduknya. "Eh, mau kemana? Katanya belum selesai" cegah Dewa. "He..he..ada panggilan darurat. Sori ya" Sebastian berlalu tanpa mengindahkan ucapan Dewa yang mencegahnya pergi. "Selalu begitu" gerutu Dewa.

Sebastian melajukan mobilnya ke mansion Reno Wijaya. Pintu gerbang langsung terbuka saat mobil Sebastian datang. Sebastian melenggang masuk ke mansion kakak nya itu. "Wah, tumben nih nyonya muda masak?" Sebastian menghampiri kakak nya yang ternyata sedang menyelesaikan masakannya. "Iyalah, sudah kewajiban seorang istri tau" sergah Catherine. "Makanya cari istri sono, biar ada yang ngurusin" celetuk Catherine selanjutnya. "Heleh, nggak ada tema lain apa? Emang cari istri mudah?" jawab Sebastian, terus duduk di meja makan. "Kamu aja yang pilih-pilih" urai Catherine. Sebastian mendiamkan ucapan Catherine, karena percuma berdebat dengan kakaknya. Kalau untuk masalah yang satu ini pasti dia akan kalah argumen sama kakaknya.

"Betewe, ngapain ke sini sore-sore?" tanya Catherine. Bintang yang barusan mandi nampak turun dari tangga. "Tanya jagoanmu tuh?" ujar Sebastian. Catherine menoleh ke arah Bintang. "He...he...aku ngajak Om Sebastian ke toko rotinya Langit Mah. Tadi pagi Langit cerita kalau punya toko roti di depan mall. Mall apa tadi ya???? Kok aku lupa" jelas Bintang. Pandangan Catherine beralih ke Sebastian, dan Sebastian hanya mengangkat kedua bahunya.

Reno, suami Catherine barusan datang dan ikut bergabung dengan Sebastian. "Wah, tumben loe kesini. Ada angin apa yang membawamu ke sini?" celetuk Reno. "Angin lalu Pah.." Catherine menimpali. Suami istri itupun tertawa kompak. Bahkan mereka sering juga membully Sebastian. Sebastian pun manyun menanggapi ucapan-ucapan mereka. "Bintang, jadi ngģak nih? Kalau nggak Om pulang aja, daripada diledekin tuh sama papa dan mama mu" tanya Sebastian. Dan Bintang mengangguk cepat. "Jadi dong, eh nanti malam aku nginep di rumah Om ya? Besok kan hari libur" Bintang merayu Om nya. "Libur apaan, besok juga masih hari Selasa" sela Sebastian. "Eh, Om pikun ya. Besok di kalender itu tanggal merah" seru Bintang. Sebastian hanya bisa garuk kepala nya. Bintang kembali meminta ijin ke papa dan mama nya untuk menginap tanpa menunggu persetujuan dari Sebastian. "Wah, nggak mau aku. Enak di papa dan mama mu, nggak enak di Om dong" tolak Sebastian. Sementara Reno dan Catherine menjawab bersamaan, "Oke Bintang, papa dan mama ngijinin" dengan wajah tersenyum penuh makna. Bintang melompat senang, sementara Sebastian hanya bisa menggerutu.

Sebastian menuruti kemauan Bintang untuk mengunjungi oulet Mutia Bakery. Karena sudah mengetahui lokasinya, Sebastian langsung meluncur ke lokasi itu. Saat hendak turun Bintang nyeletuk, "Kok Om sudah tau tokonya? Bintang kan lupa bilang ke Om tadi nama Mall yang di depan itu?" tanya Bintang kritis. "Berarti Om pintar dong, karena bisa nebak toko nya" jawab Sebastian asal. Saat Bintang hendak bertanya lagi, Sebastian menyela. "Jadi nggak nih?" tanya Sebastian. "Jadi dong Om" ujar Bintang.

Mereka memasuki outlet roti yang cukup besar itu. Bahkan para pegawainya ramah-ramah melayani semua pelanggannya. Bintang tertarik ke etalase roti yang menampilkan macam-macam karakter. "Kreatif" gumam Sebastian. Saat asyik memilah-milah roti yang diinginkan. Terdengar seseorang memanggil Bintang. Bintang pun menoleh. "Langitttttt...." jawab Bintang. "Aku penasaran sama kue-kue yang dibuat oleh bunda mu. Jadi aku ke sini ngajak Om deh" cerita Bintang. Akhirnya Sebastian dan juga Bintang diajak Langit untuk duduk di meja yang disediakan untuk pengunjung yang ingin menikmati kue di tempat. Sebastian mengamati uoutlet kue itu tanpa ada yang terlewatkan. Sementara Langit mengajak Bintang untuk memilihkan kue yang diinginkan oleh Bintang.

"Langit, kamu di sini ternyata" ucap seseorang di belakang kedua anak tampan itu. Sekilas wajah mereka hampir mirip. Kok bisa???? (hanya author yang tahu...he...he...). "Aunty Dena, kenalin. Ni teman Langit, namanya Bintang" ucap Langit. "Begitu ya. Kenalin juga, aku aunty nya Langit. Namaku Dena" Dena menanggapi dengan senyum lebar di wajahnya. Bintang pun menyebut namanya. Mereka berdua melanjutkan memilih roti untuk Bintang. "Eh, Langit. Bentar lagi bunda turun. Sudah sore" lanjut Dena. "Yaaaaaahhhhhhh, Bintang kan baru datang aunty. Aku mau nemenin dia dulu" Langit beralasan. "Ntar kamu bilang bunda sendiri ya" sanggah Dena. Langit manyun menanggapi ucapan Dena. Akan susah merayu bundanya, batin Langit.

Sementara Sebastian tetap duduk tenang menunggui sang keponakan main dengan Langit sambil menikmati ekspresso panas yang dipesannya. "Langit..." panggil seseorang ke arah Langit. Sebastian pun menoleh ke arah sumber suara. Wanita anggun itu, batin Sebastian. "Iya bun...bentar" jawab Langit. Iya, wanita anggun yang dimaksud Sebastian adalah Mutia Arini sang pemilik outlet bakery ini. Mutia berjalan ke arah Langit. "Seru amat, lagi sama siapa?" tanya Mutia yang memang belum melihat wajah Bintang yang membelakanginya. Saat Bintang berbalik, "Selamat sore tante" sapanya. "Oh, kirain siapa..Ternyata kamu, Bintang" seloroh Mutia. "Dengan siapa ke sini? Sama mama kah?" tanya Mutia. Dijawab gelengan oleh Bintang dan juga Langit. "Lantas????" Mutia pun penasaran.

Mereka berdua kompak menunjuk bangku Sebastian yang menatap ke arah mereka. Mutia ikut tersipu melihat arah tatapan Sebastian. "Bun, yuk gabung dulu sama Om Sebastian. Lagian Bintang juga belum mencoba lho kue buatan Bunda. Pasti Bintang ketagihan" seloroh Langit sambil menggandeng bunda nya ke arah Sebastian.

Bintang sangat menikmati kue-kue karakter produk dari Mutia Bakery. "Kamu itu laper, apa memanh kue nya enak?" tanya Sebastian yang melihat Bintang makan dengan lahap dan tanla jeda. "Dua-duanya Om" ucap Bintang dengan mulut penuh roti. Langit bahkan menertawakannya. "Ntar kubungkusin deh, buat hadiah kamu yang sudah mampir ke sini" ucap Langit. "Beneran yaaa????" sahut Bintang antusias. Sementara Mutia lebih banyak terdiam, demikian juga Sebastian.

"Bintang, besok libur mau ke mana?" tanya Langiy tiba-tiba. "Aku mau menginap di rumah Om Sebastian dong" ucap Bintang semangat. "Om, tinggal di mana sih?" tanya Langit penasaran. Bintang menyahut ucapan Langit, "Di apartemen" Bintang menyebutkan nama apartemen yang sama dengan apartemen di mana Langit tinggal. "Eh, di lantai berapa Om?" Langit dengan penuh antusias menoleh ke arah Sebastian. "Lantai sepuluh" jawab Sebastian. "Wowwwww, jadi Om tinggal di lantai tertinggi apartemen itu. Lantai yang hanya ada dua unit" bahkan Langit tahu detail lantai tertinggi di apartemennya. Memang benar yang diucapkan Langit, hanya ada dua unit. Satu milik Sebastian, satunya lagi milik Catherine. Apartemen itu memang milik "Blue Sky".

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

to be continued 🤗

Terpopuler

Comments

shadowone

shadowone

kirain bintang mau bilang eh langit bentar lagi hujan turun hahahahaha kenapa sih thor bagi nama langit sama bintang? mana sapupuan lagi

2023-10-30

3

Dini Lestari

Dini Lestari

langit itu berapa tahun ya pinter banget ,klu mutia jodoh sebastian ,dena mungkin sama DewA gk apA2 kn author

2023-09-26

4

Siti Fatimah

Siti Fatimah

Kalau penasaran kenapa test DNA aja Bas..buat mastiin wanita malam itu Mutia atau bukan..Lo kan kaya raya itu hal yg mudah buat nyeledikinya kaliiii 🤣🤣🤣

2023-09-24

4

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Pengkhianatan
146 Promote "Aku Yang Tersisih"
147 Promote 'Langit dan Jingga'
148 Promote 'Nikah Untuk Bahagia'
149 Promote "My Aluna"
150 Promote 'Bukan Benih Suami'
151 Promo 'Lost Memory'
152 Promo Again 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Pengkhianatan
146
Promote "Aku Yang Tersisih"
147
Promote 'Langit dan Jingga'
148
Promote 'Nikah Untuk Bahagia'
149
Promote "My Aluna"
150
Promote 'Bukan Benih Suami'
151
Promo 'Lost Memory'
152
Promo Again 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!