Part 5

Sebastian beranjak saat Langit sudah menyelesaikan makannya.

"Langit cuci tangan dulu di sebelah sana" tunjuk Sebastian.

Dewa melihat interaksi tuannya itu, sejak kapan akrab dengan anak kecil.

Bahkan keponakan semata wayangnya aja hanya sesekali disentuh.

"Come on Langit, kita main sepuasnya" ajak Sebastian.

Langit dan Sebastian berjalan ke arah play ground di mall itu. Langit pun sangat antusias karena baru kali ini akan main dengan seorang laki-laki dewasa yang baru dia kenal.

Setelah membeli beberapa voucher, "Om, main di sebelah sana ya? Balap motor" serunya.

Sebastian mengiyakan. "Kenapa suka mainan ini?" tanya Sebastian.

"Aku suka Om, tapi nggak seru kalau main sama bunda dan aunty. Mereka kalah melulu" cerita Langit.

"Oke, kali ini kau akan mendapat lawan sepadan Langit" ancam Sebastian dengan nada bergurau. Mereka pun akhirnya balapan di arena playground itu.

Saat seru-serunya ada seorang bapak dan anak menghampiri.

"Hei, gantian dong" seru anak itu hendak menarik baju Langit, tapi dengan cepat Langit menepisnya.

"Boleh minta, tapi jangan kasar dong" cegah Langit.

"Kamu berani sama aku" ucap anak yang berbadan tambun itu.

"Kalau aku benar, ngapain takut" tukas Langit.

Sebastian masih mendiamkannya, memang posisi Langit di sini tidak salah. Tapi bapak anak itu malah seakan mendiamkan ulah anak yang nyata-nyata salah itu.

"Tuan, kenapa putranya didiamkan. Dia sudah main kasar loh" ujar Sebastian.

"Anak laki-laki musti begitu, jangan hanya berani di bawah ketiak mama nya" tandasnya.

Meladeni orang ini lama-lama ikut nggak waras juga, batin Sebastian.

"Langit, kita ganti main yang lain aja" ajak Sebastian. Langit berlalu dengan menyenggol pundak anak itu. Karena tak terima, anak itu mengejar Langit dan mencoba menyerangnya.

Tapi hanya dengan sedikit gerakan, Langit menghindar.

Anak itu malah terjerembab. Anak itu pun menangis.

"Jangan cemen, sembunyi aja di bawah ketiak bapakmu" bisik Sebastian ke anak itu.

Hal itu menyulut emosi sang bapak. Dan terjadilah keributan di area play ground itu.

Para security bahkan sudah datang untuk mengamankan tempat itu, tapi mana ada yang berani dengan sang tuan besar penerus kedua pemilik mall itu.

"Maafkan kami tuan" ujar salah satu satpam itu ke Sebastian tanpa berani memandang.

Bapak yang hendak melaporkan masalahnya terdiam. Bapak itu juga merupakan salah satu karyawan di mall itu.

"Siapa orang ini??" batinnya.

"Pak Beni, cepatlah minta maaf ke tuan Sebastian" suruh satpam yang meminta maaf tadi.

Tuan Sebastian, pikiran pak Beni masih lemot mencerna. "Beliau pemilik tempat ini" lanjut satpam itu.

Pak Beni bergetar dan takut kalau-kalau dipecat. Kali ini kesalahannya cukup fatal. "Ma...ma..maafkan kami tuan. Kami tidak tau kalau anda pemilik tempat ini" ucapnya terbata.

"Kali ini aku maafkan, tapi ajari anakmu sopan santun. Jangan hanya mau minta maaf karena aku pemilik tempat ini" ucap Sebastian sambil berbisik dan berlalu meninggalkan tempat itu tanpa melepaskan gandengan tangannya dengan Langit.

Saat kejadian itu ada beberapa orang yang mengambil foto Sebastian yang menggandeng seorang anak kecil.

Bahkan kebanyakan dari mereka mengunggah ke akun sosial media mereka masing-masing. "Langit, aku antar ke tempat bunda ya. Om mau ada perlu sebentar" ujar Sebastian.

"Oke Om, makasih ya sudah menemani Langit. Kapan-kapan kalau ada kesempatan semoga bisa ketemu lagi" celoteh ceria Langit. Sebastian mengangguk.

Sampailah mereka di 'Mutia Bakery' tempat bunda Langit.

"Di sini Om tempat acaranya bunda" jelas Langit.

Mutia???? Sebastian mencoba mengingat nama itu, nama yang pernah didengarnya baru-baru ini. Tapi di mana? Sebastian tidak ingat.

"Nggak mampir Om, kue nya bunda enak-enak loh" Langit berpromosi.

"Kapan-kapan aja ya, salam juga buat bunda" ucap Sebastian hendak pergi.

Di saat bersamaan Dena datang tergopoh.

"Ya Allah, Langit dari mana aja? Aunty sampai keliling mall mencarimu" ucap Dena memeluk Langit dan merasa lega.

"Bunda di dalam tuh, cemas karena tak melihatmu" seloroh Dena.

"Abis Langit bosan auntyĺ, acara di sini kan buat orang dewasa" celetuk Langit.

"Aku tadi main sama om baik kok aunty, jadi nggak usah kuatir. Itu orangnya" Langit menoleh dan menunjuk ke arah Sebastian berada.

Tapi nyatanya Sebastian telah meninggalkan tempat itu saat Langit dan Dena berpelukan tadi.

Dena hanya menatap heran Langit dengan ucapannya itu. Dena pun mengandeng Langit ke tempat acara dan menemui Mutia.

Sementara itu, Dewa mengikuti ke mana langkah sang tuan melangkah.

Terdengar notifikasi pesan di ponselnya. Dewa pun mengambil ponsel dari saku dan melihatnya. Pesan dari kakak Sebastian.

"Tuan..tuan..tunggu sebentar. Aku mendapatkan pesan dari kakak anda" Dewa memberitahu.

"Terus aku musti bilang wow gitu???" Sebastian menghentikan langkahnya.

"Bukan begitu tuan, ini" Dewa menyodorkan ponselnya untuk dibaca Sebastian.

Berita tentang dirinya menggandeng seorang anak kecil sudah menjadi trending topik di sosial media.

Sebastian malah mengulum senyumnya. "Tuan, aku musti gimana? Apa perlu aku hapus berita-berita itu" tanya Dewa.

"Tidak perlu, kita balik ke hotel saja sekarang" perintah Sebastian.

Saat di perjalanan menuju hotel, ponsel Sebastian pun berbunyi.

Papa calling, itu yang muncul di layarnya. Sebastian pun menggerutu begitu melihat.

"Halo" ucap Sebastian menggeser ikon hijau ponselnya.

"Apa lagi yang kau lakukan? Belum puas kamu membuat malu keluarga, setelah apa yang kau lakukan kemarin" terdengar suara yang menahan geram dari seberang.

"Waduh pah, santai aja kali. Lagian siapa yang kemarin memaksa aku nikah dengan wanita ****** itu? Kenapa tidak papa saja yang menikah dengannya?" ucap Sebastian santai.

Ya, Sebastian berada di kota S ini karena menolak menikah dengan wanita yang dijodohkan oleh papa nya. Wanita yang dulu sangat dicintai oleh Sebastian.

"Kau?????" teriak papa selanjutnya. Sebastian menutup ponselnya karena tidak ingin berdebat dengan papa nya lagi.

"Tuan, kenapa kita tidak balik aja ke kota J. Tuan besar kalau marah menakutkan" ucap Dewa.

"Hei, sejak kapan kau takut dengan pria tua itu" celetuk Sebastian.

"Kenapa kamu yang takut Dewa, yang akan dihabisi pertama kali adalah diriku" ucap Sebastian santai kayak di pantai. Memenuhi perintah Sebastian mereka berdua akhirnya balik ke hotel tempatnya menginap. Sebastian belum memerintahkan kapan mereka balik ke kota J.

Di acara Mutia, Mutia terlihat menghela nafas lega melihat Dena menggandeng Langit.

Mereka menghampiri tempat Mutia berdiri dan sedang sibuk beramah tamah dengan para koleganya.

Mutia membungkuk saat Langit tiba di hadapannya, "Putra tampan bunda, dari mana saja? Jangan buat bunda mencemaskanmu sayang" ucap Mutia penuh kesabaran.

"Maafkan Langit bunda, sudah membuat cemas" Langit merajuk.

"Kalau kemana-mana musti ijin dulu. Jangan diulangi lagi. Oke?" Mutia mengangkat jari kelingkingnya.

Langit pun menautkan jari kelingkingnya, "Oke bunda".

to be continued 😊

Terpopuler

Comments

shadowone

shadowone

nah ini baru senang bacanya. semngat ya thor.

2023-10-29

1

Atik Marwati

Atik Marwati

ketemu ayah bunda . ..

2023-10-24

1

Modish Line

Modish Line

wah Langit pinter bgt nih 👍👍 😁😁😁

2023-05-19

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Pengkhianatan
146 Promote "Aku Yang Tersisih"
147 Promote 'Langit dan Jingga'
148 Promote 'Nikah Untuk Bahagia'
149 Promote "My Aluna"
150 Promote 'Bukan Benih Suami'
151 Promo 'Lost Memory'
152 Promo Again 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
Episodes

Updated 152 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Pengkhianatan
146
Promote "Aku Yang Tersisih"
147
Promote 'Langit dan Jingga'
148
Promote 'Nikah Untuk Bahagia'
149
Promote "My Aluna"
150
Promote 'Bukan Benih Suami'
151
Promo 'Lost Memory'
152
Promo Again 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!