Pernikahan Tanpa Cinta

Pernikahan Tanpa Cinta

Perjodohan

“Apa?! Nikah!?” Lidya mendadak histeris.

“Iya, minggu depan proses lamaran. Bersiaplah.” Suara Pak Harmoko terdengar begitu datar.

“Lamaran? Lamaran apa? Apa maksudnya ini semua, pi?” Lidya terlihat semakin panik.

“Sudah waktunya kamu menikah, Lidya…” Nyonya Harmoko akhirnya ikut angkat suara.

Lidya menatap wajah kedua orang tuanya dengan tatapan penuh kebingungan. Dia merasa heran sendiri dengan topik pembicaraan malam ini.

Pantas saja tiba-tiba papi dan mami meminta mereka sekeluarga berkumpul di ruang keluarga setelah makan malam. Ternyata ada hal konyol yang ingin dibicarakan.

“Topik obrolan macam apa ini?” Lidya mulai merutuk dalam hati.

Nyonya Harmoko, mami Lidya, menatap serius ke arah Lidya. Wajah wanita itu terlihat benar-benar serius. Lidya diam-diam merasa cemas sendiri melihat ekspresi wajah maminya itu. Tidak biasanya mami seserius itu.

Heyyy… Itu bukan wajah serius! Itu lebih tepat dikatakan wajah cemas. Sepertinya mami lebih cemas dari dirinya malam ini.

Adalah hal yang aneh bagi Lidya melihat ekspresi cemas di wajah maminya itu. Wanita sosialita itu biasanya selalu berwajah ceria, seolah tidak pernah ada beban dalam hidupnya. Tapi malam ini wajahnya setegang itu.

Biasanya setiap malam, setelah selesai makan malam papi dan mami akan mengobrol santai di gazebo yang terletak di halaman samping rumah, bukan mengobrol serius seperti ini dengan dirinya. Lidya merasa situasi saat ini seperti rapat anggota komisi DPR.

“Sebenarnya ada apa ini? Kok aku jadi ga nyambung gini sih…” Ujar Lidya.

Kedua adik laki-laki Lidya yang sejak tadi berdiam diri mulai menoleh ke arah Lidya. Namun hanya sekejap saja, tidak lama kemudian mereka kembali fokus pada ponsel masing-masing. Apa lagi yang dikerjakan, kalau bukan autis dengan berbagai game online yang tersedia di gadget itu.

Tidak perlu heran lagi, keluarga Lidya adalah keluarga yang banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang berguna.

Setidaknya itu menurut pendapat pribadi Lidya. Jadi, hati kecil Lidya tidak bisa terima jika mendadak keadaan menjadi begini.

“Lidya, kamu akan menikah bulan depan.” Jawaban Nyonya Harmoko membuyarkan lamunan Lidya.

“Hadeuuhhh… Please deh! Mami, aku masih kuliah. Kenapa tiba-tiba harus menikah?” Tanya Lidya.

“Iya, tidak masalah, bukan?” Nyonya Harmoko balik bertanya.

“Ya masalah dong, mi. Aku belum berencana menikah. Aku harus fokus kuliah dulu.” Lidya mulai berargumen.

“Lidya, pernikahan ini lebih penting daripada kuliah kamu!” Potong Pak Harmoko.

“Hahhh… Whatttt?!” Seru Lidya.

“Sejak kapan pernikahan lebih penting dari perkuliahan? Memangnya papi dan mami mau aku putus kuliah nanti karena pernikahan?” Lidya masih terus berusaha membantah.

“Lidya, jangan membantah perintah papi!” Nyonya Harmoko mulai meninggikan suaranya.

“Justru kalau kamu tidak segera menikah, posisi kuliah kamu semester depan jelas terancam!” Sambung Nyonya Harmoko dengan wajah kesal.

“Kenapa gitu?” Tanya Lidya polos.

“Lidya, kamu kan tahu project papi mengalami kerugian milyaran rupiah. Kita punya banyak hutang sana-sini. Dalam waktu beberapa bulan ini kita harus bisa melunasi semuanya. Kalau tidak… Rumah ini akan disita.” Ujar Nyonya Harmoko putus asa.

“Oh… God…” Lidya mendesis lirih.

“Papi, apakah pihak kepolisian belum bisa menemukan para penipu itu?” Tanya Lidya.

“Hemmm… Semuanya masih dalam penyelidikan. Papi sudah keluar uang banyak untuk kasus-kasus itu. Waktu berjalan terus. Kita betu-betul terjepit sekarang.” Papi berusaha menjelaskan keadaan yang sesungguhnya pada Lidya.

Lidya mendengus pelan. Dia merasa kesal sendiri. Pada dasarnya dia mengerti keadaan yang sedang dihadapi keluarganya. Lidya sebenarnya ingin sekali menyampaikan pada kedua orang tuanya bahwa pengeluaran mereka selama ini terlalu besar akibat lifestyle yang terlalu tinggi.

Bayangkan saja, mereka memiliki dua buah mobil mewah dengan harga milyaran rupiah. Belum lagi koleksi motor gede milik papinya yang terparkir rapi di garasi. Garasi itu lebih cocok jika disebut showroom motor gede.

Lidya pernah berimajinasi andaikan saja papi mengizinkan dirinya buka usaha di rumah, bisnis jual beli motor gede ini akan bisa berjalan lancar. Baik secara online maupun offline.

Jika kedua orang tuanya terbiasa menghambur-hamburkan uang, maka lain ceritanya dengan Lidya. Ia adalah seorang gadis yang pintar mengelola uang. Ia membiasakan diri menabung sedini mungkin.

Tabungan Lidya ada di berbagai bank pemerintah dan bank swasta. Lidya sengaja membuka banyak rekening bank agar dia mudah mengalokasikan setiap uang yang dimilikinya.

Lidya bahkan telah mulai berinvestasi sejak masih duduk di bangku sekolah. Tanpa sepengetahuan keluarganya, Lidya diam-diam getol mempelajari bisnis dalam dunia saham.

Dimulai dari saham-saham kecil hingga kini Lidya semakin aktif dalam berbagai bursa saham online yang melibatkan perusahaan-perusahaan ternama di seluruh dunia.

Lidya menyadari hidup tidak akan selalu mudah. Keuangan bisa goyah kapan saja. Meskipun Lidya tahu papinya adalah seorang konglomerat, namun Lidya tidak ikut gelap mata.

Telah banyak kasus jatuhnya perekonomian keluarga tajir yang dilihat oleh Lidya. Dari tajir melintir hingga akhirnya terlilit hutang.

Hal itu telah memberi pelajaran tersendiri bagi Lidya. Sehingga Lidya membiasakan diri berhati-hati dalam mempergunakan harta benda yang dimilikinya.

Lidya juga senang berbisnis. Tidak ada yang tahu bahwa Lidya memiliki beberapa olshop di berbagai platform marketplace yang terkenal di Indonesia.

Sebagai owner toko-toko online tersebut, dia lebih suka menghabiskan waktu untuk mengembangkan bisnisnya daripada ikut nongkrong dengan teman-temannya yang sok kaya.

Maka jangan heran jika rekening-rekening Lidya gendut semua.

Oleh sebab itu, Lidya tidak begitu khawatir dengan guncangan yang sedang menimpa keuangan keluarganya. Dia sudah punya cukup back up dana untuk masa depannya. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

“Huhhh… Sebenarnya bisa aja sih aku nolong papi. Tapi…” Batin Lidya ragu.

Entah mengapa, Lidya tidak berani bertaruh saat ini. Lidya membayangkan uang papi yang begitu banyak saja tidak cukup, apalagi jika dia harus mengorbankan semua tabungan dan aset kekayaan yang dimilikinya sekarang.

Siapa yang bisa menjamin masa depannya nanti?

“Sepertinya tidak untuk saat ini…” Lidya berkata dalam hati.

“Kamu sangat beruntung Lidya. Pria yang akan melamarmu ini bukan pria sembarangan loh…” Ujar Nyonya Harmoko.

Lidya merasa kerongkongannya tersedak. Hampir saja dia lupa permasalahan utamanya saat ini. Dia akan menikah! Harus menikah! Menikah dengan seseorang. Pria itu akan melamarnya minggu depan. Dia sampai lupa bertanya siapa sosok pria misterius itu. Pria yang tiba-tiba mau menikah dengannya bulan depan.

“Siapa dia, mi?” Tanya Lidya.

“Namanya Rio. Dia itu pengusaha real estate kesohor di kota ini. Bukankah itu terdengar keren?” Nyonya Harmoko tersenyum simpul sambil melirik penuh makna ke arah Lidya.

Lidya menatap wajah ibunya dengan tatapan panik.

“Keren apanya? Aku ga kenal dia, mi. Kenapa aku dipaksa menikah dengan laki-laki yang aku ga kenal sama sekali?” Lidya bertanya dengan gusar.

“Lidya!! Hanya dia yang bisa menyelamatkan kita! Jangan banyak membantah!” Tukas Nyonya Harmoko berang.

“Iya, papi dan mami mungkin bisa selamat. Tapi masa depanku yang hancur!” Teriak Lidya.

Nyonya Harmoko menghela nafas dengan berat. Wanita itu melirik ke arah suaminya. Seperti berharap agar sang suami menambah argumen. Namun Pak Harmoko hanya diam membisu. Wajahnya terlihat ketat.

“Ini bukan perjodohan, mami. Ini namanya pemaksaan!” Lidya meninggalkan ruang keluarga dengan wajah kesal.

Banyak hal yang ingin disampaikan Lidya pada kedua orang tuanya. Akan tetapi dia mengurungkan niatnya karena sudah merasa terlalu kesal.

Dia tidak menyangka kedua orang tuanya tega mengorbankan masa depan dirinya dengan cara seperti itu.

Lidya menangis sesenggukan di kamar. Sementara di ruang keluarga, kedua orang tuanya semakin serius melanjutkan rencana persiapan acara lamaran yang akan dilaksanakan minggu depan.

***

Terpopuler

Comments

senja ku

senja ku

yang sabar lidya, semoga calon suami mu baik hati

mampir juga di cerita ku ya,"suami pilihan orang tua ku"

2023-08-29

1

rakarayi

rakarayi

hadirr kak, salam support 🙏❤️😍

2023-06-08

1

bunga pertemanan

2023-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!