Aleysia mengerjapkan matanya beberapa kali. Cahaya lampu kristal besar yang tergantung ditengah kamar itu mengusik indra penglihatannya. Ia memandang sekelilingnya dengan bingung. Kamar dengan cat kuning keemasan itu membuatnya asing.
Dimana aku, rumah siapa ini?puluhan pertanyaan memenuhi otak gadis itu.
Ia memandangi sekujur tubuhnya yang masih terbaring pada ranjang besar di kamar itu.
Tidak, tidak terjadi apupun. Ia bahkan masih memakai pakaian yang sama.
Aleysia menutup matanya, mencoba mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi. Seingatnya ia pergi ke rumah John dan mendapati tunangannya itu sedang berselingkuh dengan wanita lain. Setelah itu kepalanya terasa pusing dan pandangannya berkunang-kunang. Hanya beberapa suara terdengar samar di telinganya. Setelah itu, ia tak mengingat apapun.
John, terbesit sakit dihatinya kala mengingat nama itu. Lelaki yang ia begitu percaya, begitu ia cintai ternyata dengan mudahnya menghianatinya.
Tak pernah terbesit jika John akan meninggalkannya, bahkan mimpinya bersanding dengan pria itu dipernikahan semuanya hanya akan jadi mimpi.
Derai air mata membasahi pipinya. Tangisnya pecah. Hatinya hancur sekarang. Hancur berkeping-keping.
“Sudah bangun??” sebuah suara mengejutkan gadis itu. Dengan sigap ia menyeka air matanya dengan tangan lalu sontak berdiri menatap sosok tubuh tinggi yang berdiri tepat dihadapannya.
“kau siapa? Dimana aku sekarang?? Apa yang terjadi??” cecar Aleysia tak sabaran
“Perkenalkan, aku Isabel Dickinson. Kau pingsan tadi malam dan aku membawamu kemari. Wanita dengan gaun coklat selutut itu nampak mendaratkan tubuhnya disofa. Wajahnya yang cantik sedikit mendongak dan tersenyum tipis pada Aleysia
Aleysia menatap wanita itu bingung. Ia masih belum puas dengan jawabannya.
“kau kenal denganku? Kenapa menolongku? “ gadis itu mulai bertanya lagi
Wanita bernama Isabel itu tersenyum miring, ia mendongak menatap langsung ke wajahnya Aleysia. Raut mukanya yang angkuh itu seperti sedang mengamati Aleysia.
Aleysia yang merasa diamati merasa risih. Gadis itu membuang wajahnya ke samping. Menghindari tatapan tajam wanita yang berada tepat dihadapannya itu sekarang.
“Aku akan langsung berterus terang saja padamu. Aku membawamu kemari dengan sebuah tujuan dan aku sangat membutuhkanmu untuk sebuah rencana besar”
“tujuan? Tujuan apa?”
Aleysia mendesah. Ia semakin bingung. Wanita dihadapannya ini mengatakan hal yang tak dapat dicerna akalnya.
“aku mengamatimu beberapa bulan ini. Entah kau sadar atau tidak, aku membayar orang untuk memata-mataimu dan mencari tahu semua tentangmu!”
“Aku juga tahu kalau nenekmu sekarang sedang dirawat karena sebuah penyakit dan kau tidak memiliki biaya untuk membayar perawatannya.”
“Kau.. kau mencari tahu tentang ku dan keluargaku? Siapa kau sebenarnya? Apa maumu?” Aleysia berteriak lantang...perempuan ini tahu semua tentangnya
“ya aku sudah mengatakan padamu bukan. Aku membutuhkanmu untuk sebuah rencana besar?”
“rencana? Rencana apa? Kenapa wanita itu berbicara bertele-tele bisik Aleysia dalam hati
“Aku memiliki seorang anak tiri yang usianya hanya berbeda beberapa tahun dariku. Ia anak dari suamiku. Aku benar-benar tidak menyukainya... dan aku membutuhkanmu untuk menyingkirkannya. Aku ingin kau bekerjasama denganku!”
“aku? “
Aleysia mengacungkan jari kewajahnya. Ia ingin memastikan bahwa tidak ada yang salah dengan pendengarannya.
Isabelle tidak menjawab. Tatapan wanita itu memberi isyarat ia tidak sedang bergurau dengan ucapannya.
“Maaf nyonya... aku tidak kenal denganmu. Ini pertama kalinya aku bertemu denganmu meskipun kau mengatakan jika kau telah mengenalku lewat mata-mata yang kau kirim untuk mencari tahu informasi tentang ku. Tapi aku benar-benar tidak berniat untuk bekerjasama denganmu. Terimakasih telah menolongku!”
“Kau tak berniat untuk mendengar apa kerjasama yang kutawarkan padamu?”
Aleysia menghentikan langkahnya dan berbalik menolehkan wajahnya pada lawan bicaranya itu
“aku akan membayarmu dengan uang yang banyak dan aku juga akan melunasi pembayaran rumah sakit nenekmu. Bahkan aku akan mendatangkan dokter spesialis paling baik untuk merawat nenekmu hingga sembuh”
“Perjanjian apa yang harus ku lakukan denganmu??”
Wanita itu bernama Isabelle itu tersenyum.
“menikahlah dengan anak tiriku”
“apa? Aku tidak salah dengarkan?”
“iya. Kau hanya perlu menikah dan aku akan memberikan apa yang tadi sudah ku janjikan padamu”
Aleysia memukul kepalanya...Oh Tuhan, lulocon apa lagi ini. Menikah??
“Kau gila. Aku bahkan baru kali ini bertemu denganmu. Dan kau memintaku untuk menikah dengan anak tirimu!” gadis itu mengerang marah. Suaranya meninggi. Ia pasti sedang di kerjai oleh wanita ini. Mungkin di dalam kamar mewah ini ada kamera pemantau yang yang sedang merekam aksinya. Lalu setelah ia terlihat menyerah beberapa orang akan masuk tiba-tiba dan mengatakan..”selamat kau sedang dikerjai”...ah Ya mungkin begitu pikir Aleysia.
“jangan berpikir kalau ini acara Prank. Aku serius dengan ucapku untuk menikahkanmu dengan anak tiriku. “ ucap wanita itu seperti mengetahui isi kepala Aleysia. ia kemudian meletakan setumpuk uang di atas kasur. Entah berapa jumlahnya. Tapi seumur hidupnya gadis itu tidak pernah sekalipun melihat uang sebanyak itu. Bahkan mungkin jika ia bekerja seumur hiduppun di Minimarket milik Mark ia tidak akan mendapatkan uang sebanyak itu.
“Maaf... kau sepertinya salah orang. Aku memang miskin, tapi aku tidak akan melakukan hal yang diluar naluriku nyonya. Silahkan cari orang lain yang mau menyetujui rencana konyolmu itu” Aleysia berlalu meninggalkan Isabelle yang masih berdiri menatapnya. Ia tak peduli. Ia harus segera pergi dari tempatnya sekarang. Perempuan itu sepertinya sedang tidak waras pikirnya.
“kau akan kembali lagi kemari dan menyetujui perjanjian yang kubuat” Isabelle tersenyum miring sambil menatap punggung Aleysia yang hilang di balik pintu
****
Laura mengerucutkan bibirnya. Ia melipat tangannya didepan dada. Wajahnya terlihat kusut. Bryan, pria yang dikencani sejak semalam masih fokus pada laptopnya. Sudah ber jam-jam lamanya pria itu menatap layar laptopnya. Entah apa yang dilakukannya. Pria itu bahkan tidak bersuara atau menatap wanita disampingnya itu sama sekali.
“Apa kau begitu sibuk?” Laura memulai pembicaraan
“Aku akan meminta supir untuk mengantarmu pulang” jawab Bryan tanpa menoleh pada Laura.
“Aku sudah menaruh uang didekat tasmu. Kau bisa mengambilnya dan pulang!”
“uang...? kau memberiku uang. Kau kira aku ini wanita apa huh!” Laura mulai kesal ia menaruh dua tangannya di pinggang. Apa begini sifat Bryan, pria yang katanya tampan dan digilai para wanita itu. Pria itu hanya seperti patung, duduk diam tanpa suara. 24 jam ia bersama Bryan, Tapi pria itu hanya sibuk dengan pekerjaannya. Tidak ada apapun yang mereka lakukan selain Bryan yang terus sibuk dan Laura yang diacuhkan. Apa pakaiannya kurang sexy sehingga pria itu nampak begitu acuh padanya. Semua Pria yang ia kencani tak pernah menolaknya. Bahkan terburu-buru untuk mengajaknya ke rumah.
“Kau berkencan denganku hanya untuk tidur dan mendapatkan uang dariku bukan??”
“wanita-wanita lain yang kemari juga melakukan hal yang sama denganmu. Tidak usah munafik kau pasti perlu modal yang cukup banyak untuk membeli lipstik dan gaun seksimu.” Bryan tersenyum meremehkan. Membuat Laura semakin berapi-api
Wanita itu mendengus kesal. Harga dirinya terasa tercabik-cabik oleh pria itu. Bryan, pria itu begitu merendahkannya. Tapi ia juga tak dapat menyangkal kalau ia perlu dan ingin uang dari pria itu. Tapi mungkin tidak seperti ini caranya. Setelah mengambil uang yang di berikan Bryan Laura pergi dengan membanting pintu kamar cukup keras.
Setelah kepergian Laura, Bryan kembali memperhatikan laptopnya. Sebuah Rekaman CCTV memperlihatkan beberapa orang tengah mengamati tempat tinggalkanya. Tadi malam setelah pulang dari klub Sam menghubunginya dan mengatakan pria yang berada di klub mengaku ada salah satu suruhan Ibu tirinya Bryan. Wanita itu begitu licik. Apapun akan ia lakukan demi menjatuhkannya dan menguasai harta Ayahnya.
Sam mengatakan jika beberapa dari mereka bahkan menyamar menjadi pelayan. Bryan memang rutin mengecek rekaman cctv rumahnya setiap minggu. Meskipun kaya, Ia tidak mempercayakan orang lain untuk mengeceknya. Pria itu ingin selalu memastikan ia dalam keadaan aman. Bahkan ia manaruh banyak cctv tersembunyi disetiap sudut rumahnya. Bagi pewaris perusahaan besar sepertinya, banyak musuh dan lawan bisnisnya yang berusaha menjatuhkan.
“sial” rekaman cctv itu memperlihatkan seorang yang menyusup masuk ke dalam rumahnya. Beberapa dari mereka terlihat menggunakan baju pelayan. Pria itu berterik dan mengamburkan setiap barang yang ada didepannya.
“Tuan...” seorang pelayan masuk ke kamar Bryan dengan tergesa-gesa. Ia bahkan tidak mengetuknya terlebih dahulu membuat Bryan kesal
“gawat, gawat.... tuan! Ayah dan Ibu anda sedang berada di depan” ucapnya ketakutan
“Apa!!” Bryan tidak dapat menahan keterkejutannnya, ia lantas bangkit dan menuju ruang tengah.
“Apa yang kau lakukan kemari?” pria itu setengah berteriak. Wajahnya memerah, tangannya mengepal menatap pria tua dihadapannya itu.
“Apa begitu tatakramamu berbicara pada orang yang lebih tua? Aku ini Ayahmu!”
Pria itu tersulut emosi. Anak semata wayangnya itu tidak menghargainya sebagai orang tua
“Ayah? Sejak kapan kau adalah Ayahku. Aku sudah memutus hubungan keluarga denganmu sejak beberapa tahun yang lalu. Bahkan jika bisa aku mengeluarkan darahmu yang mengalir ditubuhku”
Plak... subuah pukulan keras mendarat di wajah Bryan. Pria tinggi itu terjatuh ke lantai dengan sudut bibir yang terluka. Ia mencoba bangkit berdiri. ..tapi beberapa orang kini menariknya paksa. ..
maafkan Typo yang bertebaran. terimakasih sudah membaca
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Rahmawati Hulukiba
suka
2020-03-19
0
Agus Maulia Hanafiah Lia
up terus Thor 😘😘😘🌹🌹
2019-10-20
1
Agus Maulia Hanafiah Lia
suka bgt Ama cerita nya, waktu ngebaca nya novel ini seperti lagi nonton drama atau film Turki, dari penggambaran karakter dan latar belakangnya.❤️❤️❤️💜💜💜💜💜💜💐💐💐💐💐💐💐😍😍😍😍
2019-10-20
1