Five

Persiapan untuk ulang tahun sekolah sudah memasuki H-3, seluruh anggota OSIS disibukkan dengan mendekor dan menyiapkan segala keperluan termasuk Kelva dan Lia. seperti sekarang ini, keduanya sedang memasang spanduk di tengah-tengah panggung.

"Agak ke atasin dikit" ucap Lia.

"Gini?" Kelva yang berdiri di atas tangga sedikit menaikkan tangannya.

"Nah sip" Lia menahan tangga agar Kelva tidak terjatuh.

"Lia, kita kekurangan balon nih" ucap Siska.

"Beli aja lagi, suruh yang lain" ucap Lia.

"Oke, oh iya tadi ibu Erna nanya masalah Cemilan buat acara" ucap Siska.

"Oh iya, gue lupa ngecek ke toko kuenya" ucap Lia.

"Yaudah, kita cek aja" ucap Kelva sambil turun dari tangga karena telah selesai memasang spanduk.

"Oke, Sis tolong pantau yang lain" ucap Lia.

Lia dan Kelva sudah meminta izin pada guru piket untuk pergi ke tempat pemesanan kue. Kelva kali ini menggunakan motor, ia memberikan Lia helm full face berwarna hitam.

"Tunjukin jalannya, gue nggak tau" ucap Kelva.

"Iya, nanti gue tunjukin" ucap Lia menaiki motor Kelva.

"Pegangan" ucap Kelva. Lia memegang bahu Kelva, tapi tangan besar Kelva membawa tangan kecil Lia menuju perutnya.

"Nanti jatoh" ucap Kelva. Lia dengan gemas mencubit perut keras Kelva.

"Ouch sakit" ringis Kelva.

"Modus" dengus Lia, bukannya mejauhkan tangannya dari perut Kelva tapi tangan itu semakin erat memeluk perut Kelva.

"Cepet jalan" ucap Lia. Kelva tersenyum, setidaknya Lia tidak menjauhkan tangannya.

~

"Han, sejak kapan lo deket sama Lia?" tanya Bayu. Saat ini Luhan, Bayu dan Reza sedang berada di kantin.

"Udah lama" jawab Luhan.

"Lo tau kan Kelva naksir sama Lia kok lo malah mau nikung dia?" tanya Bayu, Reza hanya mengangguk-angguk.

"Gue tau, emang kenapa?" ucap Luhan.

"Lo bisa kan jauhin Lia?" tanya Bayu. Luhan menaikkan sebelas alisnya bingung.

"Han jangan sampe sahabatan kita ancur cuman gara-gara cewek" ucap Reza.

"Kalian lucu deh, terutama lo Bay" ucap Luhan. Luhan melihat gurat kebingungan di antara Bayu dan Reza.

"Lo lupa sama Lia? padahal kita bertiga udah kenal dari waktu masih makek popok" ucap Luhan.

"Bay, lo kenal Lia juga?" tanya Reza. Bayu mencoba mengingat, apakah dia pernah bertemu Lia dulu. Tidak lama kemudian matanya terbelalak kaget.

"Jangan bilang kalo..." Luhan mengangguk saat Bayu ragu untuk menjawab.

"Ck kok gue bisa lupa sih" decak Bayu.

"Woi ada apa sih? kok kayaknya gue nggak tau apa-apa ya" ucap Reza mulai penasaran.

"Kalo lo mau tau, lo harus janji jangan bilang hal ini sama Kelva" ucap Luhan.

"Gue janji" ucap Reza yang sudah sangat penasaran.

~

Kelva dan Lia sedang melihat beberapa jenis kue, setelah membahas masalah cemilan yang sudah mereka pesan untuk ulang tahun sekolah. Lia mengambil beberapa macam donat untuk ia bawa pulang.

"Lo suka donat?" tanya Kelva.

"Suka, apalagi yang topingnya kacang" ucap Lia.

"Pantesan" gumam Kelva yang masih bisa di dengar Lia.

"Pantesan?"

"Iya, pantesan badan lo bulet kayak donat" ucap Kelva diiringi tawa keras.

PUK

Kelva berhenti tertawa, ia menyentuh wajahnya yang terkena lemparan donat dari Lia. Donat yang memiliki coklat yang tebal sehingga coklat itu menempel di sekitar wajah Kelva.

"Rasain..." ucap Lia dengan ekspresi menahan tawa.

"Oh ngajak ribut sini lo" Lia berlari saat Kelva mengejarnya dengan sebuah donat. Lia tertawa saat melihat Kelva yang berusaha mengejarnya.

"Ekhm" Lia dan Kelva menghentikan aksi mereka saat mendengar suara deheman.

"Maaf mengganggu tapi saya bisa rugi kalau kalian melempari donat itu" ucap sang pemilik toko.

Kelva dan Lia meminta maaf, mereka juga membayar donat yang sudah mereka ambil. Lia mengeluarkan tisu dari saku roknya dan mengelap wajah Kelva.

"Sumpah lo lucu banget" ucap Lia sambil tertawa kecil.

"Gue suka deh liat lo ketawa gini" ucap Kelva melihat tawa Lia. Lia seketika menghentikan aksinya, ia menatap mata Kelva dalam.

"Lap sendiri" ucap Lia meninggalkan Kelva yang melongo karena tisu itu tepat mengenai wajahnya membuat coklat yang semula tinggal sedikit menjadi bertambah.

"Ck tsundere" dengus Kelva.

Lia menangkup wajahnya yang sedikit merona, ia tersenyum tipis. Kembali menoleh ke belakang dan mendapati Kelva yang masih sibuk membersihkan wajahnya.

"Lucu"

~

Reza menatap Luhan dan Bayu bergantian dengan ekspresi terkejut. Ia masih tidak percaya dengan penjelasan yang di berikan oleh Bayu dan Luhan tentang Lia.

"Lo berdua serius? nggak lagi ngerjain gue kan?" ucap Reza.

"Kita berani sumpah" ucap Bayu.

"Oke, gue bakal percaya kalo Kelva tau hal ini gue yakin dia bakal kaget" ucap Reza.

"Jangan sampe dia tau, kalo dia tau lo orang pertama yang bakal gue curigain" ucap Luhan.

"Kok dia nggak boleh tau?" tanya Reza.

"Lo diem aja cukup jadi penonton" ucap Luhan.

"Yah nggak seru lah kalau cuman jadi penonton" ucap Bayu.

"Gue mau ikut rencana lo" ucap Bayu menyeringai.

"Gue ikutan aja deh" ucap Reza. Dia akan menjadi penoton sekaligus bergabung untuk mengerjai Kelva

~

Kelva menatap Lia gemas, gadis itu sedang memeluk badut Panda yang ada di pinggir jalan. Mata Lia berbinar saat melihat Badut itu, ia menyuruh Kelva memfotonya. Mereka sedang berhenti untuk mengisi Bensin.

"Bocah..." ejek Kelva.

"Biarin..." ucap Lia.

"Suka panda?" tanya Kelva.

"Beruang juga suka" jawab Lia, ia asik melihat hasil foto yang Kelva ambil.

"Yaudah, lanjut jalan kita harus balik ke sekolah" ucap Kelva.

"Boleh gue nanya?" tanya Kelva sambil fokus dengan jalan yang di laluinya.

"Apaan?" tanya Lia.

"Lo punya hubungan apa sama Luhan?" tanya Kelva. Lia diam sebentar, ia ragu untuk menjawab.

"Lo nggak perlu tau" ucap Lia. Kelva bungkam, ia sangat penasaran hubungan antara Lia dan Luhan.

"Intinya dia orang yang berarti buat gue" ucap Lia membuat Keva terdiam seketika.

~

Lia memperhatikan Kelva yang menjadi diam semenjak mereka sampai di sekolah. Pemuda itu seperti menjaga jarak darinya, Lia mengedikkan bahunya acuh dan kembali fokus meniup balon.

"Masih lama?" Luhan muncul sambil membawa tas Lia.

"Dikit lagi" ucap Lia sambil menerima tasnya.

Reza dan Bayu mendekati Kelva dengan membawa tas pemuda itu. Kelva menerimanya dalam diam, matanya menatap interaksi antara Luhan dan Lia.

"Mereka cocok ya" ucap Bayu menatap Luhan dan Lia.

"Nggak, Biasa aja tuh lebih cocok sama gue" ucap Kelva ketus.

"Yakin banget, liat Luhan aja udah deket banget sama Lia" ucap Bayu. Reza diam, dia tidak ingin ikut-ikutan memanasi Kelva.

"Panas ya?" Bayu berucap dengan nada jahil.

"Berisik" dengus Kelva. Ia mendekati Lia dan Luhan yang sedang asik tertawa sambil meniup balon.

"Ish jangan di gituin" ucap Lia saat Luhan membentuk balon panjang menjadi bunga.

"Biarin, cantik tuh" ucap Luhan.

Kelva duduk di antara keduanya dengan wajah kesal, ia menatap Luhan tajam. Luhan dan Kelva saling menatap tajam, mungkin kalau ini di komik sudah ada kilatan petir di mata mereka.

"Psst Lia mereka kenapa tatap-tatapan?" bisik Siska yang baru saja muncul dan mendapati aksi tatap-tatapan Luhan dan Kelva.

"Nggak tau" jawab Lia.

"Awas kecantol" ucap Bayu dan Reza.

"Ogah" ucap Kelva dan Luhan bersamaaan.

"Cie kompak" ucap Siska.

"Cih kalopun gue belok bulannkayak dia tipe gue" ucap Luhan.

"Gue juga ogah sama lo" ucap Kelva.

"Kayak di manga Fujoshi gitu ya" ucap Lia.

"Pfffttt..." Bayu, Siska dan Reza menahan tawa mereka. Sedangkan Luhan dan Kelva menatap Lia horor.

"Dari mana tau yang kayak gituan?" tanya Luhan.

"Dari Siska" jawab Lia. Kelva dan Luhan menatap Siska tajam.

"Apa? Gue cuman bagi-bagi hobi" ucap Siska kalem.

"Jangan ngotorin otak Lia sama yang gituan" ucap Luhan.

"Gue bakar nanti semua komik BL lo" ucap Kelva.

"Anjay, gue yang kena imbasnya" ucap Siska.

Lia menatap mereka semua dengan senyum kecil, ah dia pasti akan merindukan masa-masa ini nanti. Rasanya ia ingin menghentikan waktu dan terus berada di masa ini.

"Lia lo mimisan" Pekik Siska. Lia tersentak kaget, ia menyentuh hidungnya dan mendapati darah segar mengalir disana. Ia menatap teman-temannya satu persatu, pandangannya mengabur dan seketika gelap.

~

Bau obat-obatan masuk ke indera penciuman Lia, matanya mengerjap dan mendapati langit-langit berwarna putih. Ini di rumah sakit, ia hapal betul tempat yang sering ia kunjungi beberapa tahun terakhir.

"Sayang..." Lia menoleh ke kiri dan mendapati Bundanya sedang menatapnya sendu.

"Haus..." Mersa segera mengambil gelas berisi air yang tersedia dan membantu duduk agar lebih mudah untuk Lia minum.

"Pusing Bunda" lirih Lia. Mersa menaruh gelas di atas nakas dan membantu Lia kembali berbaring. Ia memijit pelan kepala Lia.

"Udah mendingan?" tanya Mersa, Lia mengangguk. Pintu ruangan Lia di buka oleh Herman dengan penampilan kacau. Jas kantornya sudah kusut dimana-mana. Lia menatap sosok ayahnya, bibirnya memasang senyum manis.

"Sayang kan udah ayah bilang jangan kecapekan" ucap Herman mendekati brangkar tempat Lia berbaring.

"Maaf ayah" lirih Lia, tangan kanannya yang tertancap infus mencoba menggenggam tangan besar ayahnya.

"Kamu bikin kami khawatir" ucap Herman.

"Maaf" lirih Lia.

"Lain kali jangan bandel" ucap Herman. Lia mengangguk, matanya kembali melihat ke arah pintu dan mendapati Luhan yang nampak kacau dengan seragam yang terdapat bercak darah. Luhan tanpa bicara apapun mendekati Lia dan memeluk tubuh mungil itu sambil menangis.

"Jangan nangis" bisik Lia.

"Nggak" bisik Luhan.

"Besok jangan ngurusin masalah OSIS lagi" ucap Luhan, Lia mengangguk.

Di ambang pintu tanpa mereka sadari Kelva menatap pemandangan Luhan dan Lia yang sedang berpelukan dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Kel..." Siska menyentuh bahu Kelva.

"Gue pulang dulu" ucap Kelva berjalan meninggalkan Ruangan Lia.

Bayu, Reza dan Siska menatap Kelva yang perlahan menghilang di belokan lorong rumah sakit. Mereka saling pandang dan menghela nafas, satu persatupun mulai mendekati Lia dan menanyakan keadaannya.

"Kemana Kelva?" tanya Luhan.

"Pulang, panas ngeliat lo meluk gebetan dia" ucap Bayu.

TBC

Maaf kalau ada typo 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

oh_nananana

oh_nananana

sodara kembar kayaknya

2020-06-06

3

Intan Permata Sari

Intan Permata Sari

jgn"Lia punya penyakit kanker otak?

2020-05-27

7

Anshalde

Anshalde

bukannya d pom bensin g boleh buka hp ya?

2020-05-23

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!