Four

Lia memijit pelipisnya pelan, kepalanya benar-benar pusing. Ia melirik ke arah Kelva yang duduk di sofa sambil membaca komik.

'Percuma punya wakil' batin Lia.

"Oi lanjutin nih, gue pusing mau istirahat" ucap Lia. Kelva segera berdiri dan berjalan menuju Lia, mendaratkan telapak tangannya di dahi Lia dengan tatapan khawatir.

"Badan lo agak anget, mau gue ambilin obat?" tawar Kelva.

"Nggak, lo lanjutin nih gue mau ke UKS bentar" Lia berjalan meninggalkan Kelva sendirian. Kepalanya benar-benar pusing, tubuhnya hampir saja jatuh kalau saja tidak ada dua lengan kokoh yang menahannya.

"Luhan" lirih Lia.

"Pusing lagi?" tanya Luhan. Lia mengagguk.

"Udah minum obat?" tanya Luhan.

"Lupa bawa obat yang biasa" gumam Lia.

"Yaudah, kita ke UKS" Luhan menggendong Lia menuju UKS. Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap mereka berdua datar.

'Awas aja lo'

.

.

.

.

.

Luhan memasuki kelasnya yang sepi, disana hanya ada Kelva yang menatapnya tajam.

"Lo kok ngeliatin gue gitu?" tanya Luhan.

"..."

"Oi Kel biasa aja ngeliatnya" ucap Luhan mulai risih dengan tatapan Kelva yang serasa mengulitinya.

"Lo tau kan gue tertarik sama Lia, terus kenapa tadi lo gendong dia ha? mau nikung gue?" Kelva menatap Luhan tajam. Luhan terdiam sejenak, lalu ia menyeringai.

"Yah ketaun deh, info nih ya gue tertarik juga sama dia" Luhan memasang seringai menantang.

"Brengsek, sahabat macam apa lo ha?" Kelva mencengkram kerah baju Luhan.

"Why? semua orang punya hak buat suka sama dia" ucap Luhan santai.

Bugh

"Dia punya gue b*ngs*t" Kelva melayangkan tinjuan ke pipi kiri Luhan hingga Luhan tersungkur di lantai kelas.

"Punya lo? emang lo siapa dia? pacaranya?" Luhan berdiri sambil menyeka ujung bibirnya yang mengeluarkan darah. Kelva terdiam, yang dikatakan Luhan benar. Ia bukan siapa-siapa Lia, tapi dia masih dalam usaha pendekatan.

"Kenapa diem? gue bener kan? itu artinya gue masih bisa dapetin dia" Luhan menyeringai makin lebar, ia meninggalkan Kelva yang terdiam.

"Sial..." geram Kelva.

Luhan memasuki UKS dan mendapati Lia yang sedang berbaring di brangkar dengan wajah pucat. Mata gadis itu tertutup dengan keringat yang membasahi dahinya. Luhan mengambil tisu dan mengelap keringat Lia dengan hati-hati agar dia tidak terbangun.

"Maaf nih, kita mainin game dikit ya" gumam Luhan.

~

"Pulang sama gue ya?" ajak Kelva kepada Lia yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Wajah gadis itu masih sedikit pucat.

"Gue ada temen" ucap Lia.

"Ayolah, pulang sama gue aja" ucapa Kelva.

"Nggak"

"Biar gue yang bilang sama temen lo" ucap Kelva.

Tin Tin

Kelva menatap datar saat sebuah motor berhenti di depan ia dan Lia. Motor besar berwarna merah yang sangat ia kenali.

"Ayo pulang" Luhan memberikan helm fullface berwarna merah kepada Lia.

"Dia pulang sama gue" Kelva menahan lengan Lia yang hendak meraih helm tersebut.

"Lia ayo cepet" ucap Luhan mengabaikan ucapan Kelva.

"Lepas gue mau pulang" Lia menyentak tangan Kelva. Ia segera mengambil helm yang Luhan berikan dan menaiki motor merah itu. Ia ingin cepat cepat pulang karena tubuhnya masih lemas.

"Langsung pulang atau jalan dulu?" tanya Luhan.

"Pulang aja, kepala aku masih pusing" ucap Lia sambil menyandarkan kepalanya di punggung tegap Luhan, lengan kecilnya melingkar memeluk perut Luhan.

"Yaudah, kita pulang rasanya disini panas banget" Luhan berkata sambil melirik Kelva setelah itu ia segera melajukan motornya meninggalkan Kelva yang menahan kekesalan melihat sikap Lia yang terkesan manja pada Luhan.

Kelva cemburu guys~~

"Sial..." Kelva menggeram kesal. Ia segera menuju motornya dan segera menaikinya.

Kelva mengabaikan umpatan para pengendara lain karena kecepatannya mengendarai motor di atas rata-rata. Emosinya sedang memuncak, di khianati teman sendiri adalah hal tabuh baginya.

Kelva membuka pintu rumahnya dengan kasar, mengabaikan panggilan sang ibu yang menanyakan dirinya kenapa. Kamar adalah tujuannya, merebahkan diri perlahan dan mencoba meredakan emosi.

Pikirannya berkelana, harus dengan cara apa agar Lia bisa tertarik dengannya. Ia akui sikapnya memang agak kekanakan saat mendekati Lia.

"Apa gue kurang romantis?" gumam Kelva.

Kelva mengacak rambutnya kasar, meraih handuk dan berjalan memasuki kamar mandi. Mungkin berendam bisa menghilangkan emosinya.

Tring Tring

Kelva keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menutupi bagian bawahnya, rambutnya masih tampak basah. Setelah memakai pakaian dengan stelan kaus putih polos dan celana pendek, Kelva meraih ponselnya yang ada di atas ranjang karena mendengar banyak notifikasi. Ternyata notifikasi dari akun instagram miliknya, matanya melotot.

❤@Lia_A, @Luhan_Andri, @Siska_Sis, @Bayu_Suhe, @Reza_Ejak, dan 500.000 lainnya.

@Luhan_Andri: Senyum manisnya itu loh 😘 @Lia_A

Komentar...

@Siska_Sis: Wah sejak kapan kalian deket? 😱

@Bayu_Suhe: Wah saia terkejued 😮

@Reza_Ejak: Walah parah si Luhan'-' gebetan Kelva tuh @Kelva_Va.

@Siska_Sis: Bantu tag :v @Kelva_Va.

@Bayu_Suhe: Ikutan dunks @Kelva_Va.

@Luhan_Andri: Kita udah deket lama @Siska_Sis, B aja tuh @Bayu_Suhe, Apa sih?@Reza_Ejak

@Siska_Sis: Serius?😱 Ih Lia kok nggak certia sih @Lia_A butuh penjelasan beibs 😊 tag lagi biar muncul @Kelva_Va.

@Bayu_Suhe: Kok gue baru tau? guekan sahabat lo dari jaman masih makek popok.

@Reza_Ejak: Hmmm ada aroma persaingan kuat antara @Kelva_Va dan @Luhan_Andri.

@Bayu_Suhe: Gaje lu za 😐 @Kelva_Va.

@Lia_A:Apasih Sis?@Siska_Sis.

@Siska_Sis: Penjelasan beib 😊🔪🔪🔪

@Luhan_Andri: Nggak usah maksa dia buat jelasin @Siska_Sis lo bakal tau kalo udah waktunya.

@Kelva_Va: Punya temen cem b*ngs*t!!!

~

Grub brandal Handsome

Bayu: Woi Luhan kok lo bisa deket sama Lia? terus gimana nasib Kelva? lo kan tau di naksir Lia

Reza: Iya nih Han, masa iya lo mau nikung si Kelva.

Luhan: Yang nikung siapa? emang Lia sama Kelva pacaran? selagi mereka nggak ada hubungan gue bisa aja tuh deket sama Lia.

Bayu: Lo kok gitu sih? tega gitu sama Kelva yang udah berusaha deketin Lia?.

Reza: Jangan sampe gara-gara cewe persahabatan kita ancur ya, gue nggak mau banget ada yang kayak gitu.

Luhan: Lo berdua diem aja deh, ini masalah gue sama Kelva lo berdua cukup jadi penonton.

Kelva: B A C O T !!!

Luhan: Kenapa bos? cemburu?

Kelva: Gue bakal dapetin Lia

Luhan: Bakal dapetin? gimana caranya? emang lo tau apa aja yang Lia suka? hobi dia? phobia dia? hal-hal yang nggak dia suka? nggak kan?😏

Kelva: Udah deh jangan banyak bacot, kayak lo tau aja 😏

Luhan: Oh jelas tau, Lia itu suka sama semua hal yang keliatan imut dan lucu dia lebih suka mawar biru. Hobinya dia itu jalan-jalan. Phobianya dia itu Linta sama pacet. Dia juga suka sama makanan yang banyak sayuran sama buah😏 gue tau kan nggak kayak lo 😏.

Bayu: Udah deh stop, Han jangan manas-manasin Kelva.

Reza: Ayo berantem gue nggak suka kalian akur 😂.

Bayu: Reza!!!

Reza: Apa?'-'

Kelva: Berisik!!!

Kelva menggeram kesal, ia merasa kalah telak dengan Luhan. Luhan seakan-akan memahami Lia sudah lama. Apa benar mereka sudah kenal lama? tapi kenapa Luhan tidak pernah bercerita kepada dia atau pun Bayu dan Reza?.

Kelva, Bayu, Luhan dan Reza sudah bersahabat sejak Sekolah Dasar. Jadi, pasti setiap dari mereka selalu bercerita tentang hal apapun. Tapi, Luhan tidak pernah menunjukkan gejala dia dekat dengan Lia.

'Apa mungkin Luhan sengaja nyembunyiin hal ini? tapi kenapa?' batin Kelva.

Tok Tok Tok

"Bang?" Suara lembut sang Ibu memasuki gendang telinga Kelva.

"Masuk aja Bu" ucap Kelva. Aisyah memasuki kamar putra sulungnya dengan segelas teh hangat.

"Abang kenapa? ada masalah?" Tanya Asiyah sambil memberikan Kelva gelas tadi.

"Nggak ada Bu" Kelva menerima gelas tersebut dan meminumnya perlahan.

"Nggak mau cerita nih?" Aisyah tahu betul kalau Kelva sedang ada masalah melihat dari gelagat Kelva saat memasuki rumah.

Kelva menatap gelas yang berisi air teh dengan tatapan kosong. Aisyah masih menanti Kelva untuk bercerita.

"Kelva berantem sama Luhan" gumam Kelva yang masih di dengar oleh Aisyah.

"Berantem kenapa?" tanya Aisyah, dia sudah mengenal sahabat-sahabat Kelva karena mereka sering main ke rumah. Terkadang juga Aisyah berkumpul dengan orang tua dari sahabat Kelva.

"Rebutan cewek" gumam Kelva. Aisyah menghela nafas, inilah yang ia takuti. Kelva akan merebutkan gadis yang sama dengan temannya.

"Kelva, denger ya kamu sama Luhan suka sama cewek yang sama itu boleh, itu hak kalian.Tapi inget, jangan sampe persahabatan Kalian rusak cuman gara-gara cewek yang belum tentu jadi jodoh kalian nanti" ucap Aisyah mengelus bahu tegap Kelva.

"Kalau boleh tau, siapa nih cewek itu?" tanya Aisyah.

"Namanya Lia Andristha" ucap Kelva. Aisyah terkejut, dia tidak percaya kalau Kelva tertarik dengan Lia. Jujur, ia mengenal Lia.

"Kelva suka sama dia Bu" Ucap Kelva. Aisyah tersenyum, sebaiknya dia tidak memberi tahu siapa Lia sebenarnya kepada Kelva. Biarkan putranya itu berjuang sendiri.

"Semangat ya" Aisyah memberi kecupan pada pipi Kelva dan meninggalkan putranya itu sendiri. Aisyah menutup pintu kamar Kelva, ia diam sejenak dengan pikirannya.

"Semoga aja dia nggak marah nanti kalau tau kebenarannya" gumam Aisyah.

~

Lia berbaring di ranjang kamarnya dengan wajah pucat pasih. Kepalanya benar-benar sakit, Mersa menatap putrinya dengan raut wajah panik.

"Masih sakit sayang?" tanya Mersa sambil memijit kepala Lia.

"Masih Bunda" lirih Lia

"Ke rumah sakit ya?" ajak Mersa. Lia menggeleng, matanya terpejam menahan sakit.

"Sayang jangan bikin Bunda khawatir" ucap Mersa.

"Nggak papa Bunda, udah mendingan kok" ucap Lia saat merasakan sakit kepalanya mulai menghilang.

"Yakin?" Mersa masih khawatir.

"Iya Bunda, temenin Lia tidur ya" ucap Lia. Mersa berbaring di samping kanan Lia dan memeluk putrinya itu sayang. tangannya mengusap kepala Lia sambil bersenandung kecil.

"Cepat sembuh" Mersa berbisik ditelinga Lia.

Cklek

"Mersa, Lia gimana?" Mersa melihat sosok suaminya yang memasuki kamar Lia dengan wajah panik.

"Udah nggak papa Mas, udah mendingan" ucap Mersa.

"Bawa kerumah sakit aja" Ucap Herman- Suami Mersa. Herman segera pulang saat mendapat telpon dari Mersa kalau Lia kembali sakit. Ia rela meninggalkan pekerjaannya demi sang putri.

"Dia nolak Mas" ucap Mersa.

Herman menghela nafas kasar, putrinya itu keras kepala dan manja. Tangannya terulur mengusap kepala Lia dengan lembut takut membangunkan sang putri kecilnya. Dia hanya bisa berharap semoga putri kecilnya itu sehat selalu.

TBC

Maaf kalau ada typo 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Udah di jodohkan pasti mereka kan?

2024-04-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kalo udah kenal dari orok gak mungkin kan mereka gak tau hubungan Luhan ama Lia..

2024-04-04

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Apa hubungannya Liansama Luhan, kayak dekat gitu,Yg ku tau katanya Lia itu susah di deketin,judes,jutek,Tapi sama Luhan kok biasa aja..🤔🤔

2024-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!