My Ketos My Love
Seorang pemuda terlihat sedang melihat kiri dan kanan di bagian pagar belakang sekolah. setelah merasa aman ia mulai memanjat pagar belakang Sekolah.
"Yes, gue berhasil masuk" ucap pemuda itu yang bernama lengkap Kelva Bramasta. Ia bangun kesiangan karena jam weker kamarnya sedang rusak.
"Nggak sia sia gue latihan manjatin pagar tetangga buat nyolong mangga, berguna juga buat keadaan kayak gini" ucap Kelva bangga.
"Ekhm..." Kelva menoleh saat mendengar suara deheman seseorang. Di sebelah kanannya berdiri seorang gadis cantik nan imut menatapnya tajam.
'Cantik banget ****' batin Kelva.
"Ikut gue" ucap gadis itu dingin.
"Eh lo siapa main nyuruh-nyuruh gue" Kelva memandang gadis itu, matanya seketika membola saat melihat seragam yang gadis itu kenakan.
"Kecyduk OSIS gue" gumam Kelva.
Ctas
"Kampret ngagetin aja" Kelva kaget saat sebuah cambuk melayang di samping kakinya.
"Cepat!!"
"Iya-iya santuy donk" ucap Kelva, ia mengikuti langkah gadis itu dalam diam. Di pertengahan jalan, Kelva berencana untuk kabur. ia diam-diam membelokkan langkahnya.
Krak
"Sakit woi" Gadis tadi memutar tangan kanan Kelva saat menyadari Kelva hendak kabur. Ia menahan pergerakan Kelva dan mengabaikan rintihan kesakitan Kelva.
"Mau kabur he?" bisik gadis itu segera menggiring Kelva menuju tengah lapangan.
"Wih Lia dapet si brandal tuh" Ucap Siska melihat sahabatnya itu sedang menggiring pemuda yang terkenal akan kebrandalannya.
"Ugh pasti sakit" ringis Sarah melihat tangan Kelva yang masih diputar oleh Lia.
"Berdiri disini sampai jam istirahat pertama" ucap Lia.
"Cantik-cantik kok kejam" desis Kelva.
"Kejam ya?" ucap Lia.
"Sial berat ini woi" Kelva berteriak kesal saat dua ember air di gantungkan dikedua tangannya.
"Protes? oke, Sis ambil batu" ucap Lia.
"Eh? nggak kok nggak" Kelva memilih diam.
"Nikmati hukuman lo" ucap Siska.
"Bantuin gue Sis, sama sepupu sendiri jangan kejam-kejam amat" ucap Kelva.
"Rasain" Ucap Siska.
"Dasar sepupu kampret" geram Kelva.
"Semangat bos" teriak sebuah suara dari pinggir lapangan.
Kelva menoleh dan mendapati Ketiga temannya sedang menatapnya. Bayu, Reza dan Luhan hanya bisa tertawa geli melihat ketua mereka sedang dihukum.
"Bantuin gue woi" teriak Kelva.
"Sorry ni bos, si Ketos galak nggak berani nolongin bos" ucap Bayu.
"Bener kata si Bayu bos" sahut Reza.
"Udah, nikmatin aja" ucap Luhan.
"Dasar temen lucknut"
"Kalian kembali kekelas" bentak Lia.
Lia Andristha, Ketua OSIS yang terkenal kejam, judes, jutek dan bermulut pedas. Murid disiplin dan kebanggaan para guru. Banyak murid yang malas berurusan dengannya karena hukuman yang ia berikan bagi murid yang melanggar peraturan sangatlah berat. Mulai dari mencuci toilet sekolah yang jumlahnya tidak sedikit, membereskan perpustakaan yang debunya numpuk dan lain sebagainya.
"BOS GANBATTE KUDASAI" teriak mereka sambil berlari menghindari kemarahan Lia.
"Dasar Wibu" dengus Kelva.
~
Kelva menggerutu tanpa henti, tubuhnya terasa remuk karena berdiri sambil membawa ember berisi air. Tanganya mati rasa, rasanya ia ingin mengutuk gadis tadi.
"Yo bos" Sapa Bayu saat melihat Kelva memasuki kantin.
"Sial, badan gue sakit semua" Kelva mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia.
"Gimana? enak hukuman dari Lia?" tanya Reza.
"Oh jadi namanya Lia pengen gue patahin tuh badannya" geram Kelva.
"Jangan cari masalah deh sama dia" ucap Luhan memberikan Kelva semangkuk Bakso yang sudah ia pesan untuk Kelva dari tadi.
"Kenapa? gue dendam ama dia" ucap Kelva sambil memakan Baksonya dengan ganas.
"Nanti Lo makin disiksa ama dia" ucap Luhan seakan-akan dia memahami betul sikap Lia.
"Halah, paling nanti gue baperin langsung klepek-klepek" ucap Kelva.
"Lo salah kalau ngira dia kayak cewek lain" ucap Luhan.
"Udah deh Han jangan lo sok tau banget soal dia" ucap Kelva.
"Yah terserah sih, gue cuman ngasih tau aja" ucap Luhan mengedikkan bahunya acuh.
~
Kelva menemukan targetnya yang baru saja keluar dari ruang OSIS. Yup, Kelva sedang menunggu Lia untuk membalas gadis itu.
"Waktunya gunain tampang keturunan Papa Hendra" ucap Kelva.
Dia mendekati Lia yang sedang mengunci pintu ruang OSIS. Kelva segera memojokkan Lia ke tembok, dan meniup-niup wajah imut itu.
"Nafas lo bau rokok" ucap Lia datar, ia menutup hidungnya.
'Kampret'' batin Kelva, dia kira Lia akan merona karena biasanya para gadis akan merona kalau di perlakukan begitu.
"Ah masa?" Kelva masih berusaha menggoda Lia.
"Minggir, gue mau pulang" Lia mendorong tubuh Kelva tapi gagal.
"Mau aa' anterin nggak neng? nggak baik loh cewek cantik plus imut gini pulang sendiri" ucap Kelva mengedipkan matanya.
"Nggak perlu, gue udah di jemput" ucap Lia masih dengan ekspresi datarnya.
'Kok nggak baper sih?' batin Kelva.
"Minggir" ucap Lia.
"Jadi pacar gue ya? lo beda dari yang lain sih" ucap Kelva tanpa pikir panjang, dia merasa tertarik dengan Lia.
"Ogah" Lia melancarkan aksinya menendang kebanggan Kelva hingga pemuda itu menggerang kesakitan.
"Argh masa depan gue" Kelva memegang kebanggannya sambil meringkuk dilantai, matanya melihat Lia yang berjalan meninggalkannya.
"Sial, gue bakal dapetin tuh cewek" ucap Kelva.
~
Kelva menelungkupkan wajahnya di antara lipatan tangannya yang berada di atas meja. Ia masih memikirkan tanggapan Lia kemarin yang biasa-biasa saja saat ia goda. keadaan kelasnya sedang ramai karena jam kosong.
"Eh bos kenapa?" tanya Bayu yang duduk disamping Reza, kursi keduanya berada di depan Kursi Luhan dan Kelva.
"Baru kali ini gue nemu cewek kayak dia" gumam Kelva yang masih bisa didengar oleh ketiga temannya.
"Siapa?" tanya Reza.
"Si Bu Ketos" jawab Kelva.
"Kan udah gue bilang, dia beda dari yang lain" ucap Luhan sambil membaca komik kesukaannya.
"Sial, dan sikap dia itu bikin gue tertarik" ucap Kelva.
"Kalo cuman mau mainin dia mending nggak usah dideketin" ucap Luhan datar.
"Gue bakal deketin dia sampe dapet" ucap Kelva.
"Ekmh mohon perhatiannya" Semua murid yang sibuk dengan kegiatan masing-masing langsung menoleh ke arah depat kelas. Disana, Lia dan Siska berdiri sambil membawa sebuah kardus dengan tulisan Penggalangan Dana.
"Oke, kami berdua dari perwakilan OSIS ingin menggalang dana yang akan di berikan ke panti asuhan dan panti jompo diharapkan teman-teman mau menyisihkan sedikit uang jajannya" ucap Lia. Siska mulai berkeliling dan menerima uang sumbangan. Kelva menatap Lia yang berdiri diam.
"Terima kasih atas sumbangannya semoga bermanfaat" ucap Lia.
"Gue mau nanya" Kelva mengangkat satu tangannya.
"Apa?" tanya Lia.
"Tadi pagi lo abis makan Roti ya?" tanya Kelva.
"Nggak"
"Ish jawab kok tau sih" ucap Kelva.
"Males" jawab Lia.
"Mau tau jawabannya? Soalnya muka lo itu bulet kayak roti bikin laper" ucap Kelva membuat kelas hening seketika.
Krik Krik Krik Krik
"Gombalanmu receh mas" ucap Siska mewakili Lia.
"******" Reza dan Bayu tertawa nista karena gombalan Kelva yang tidak masuk akal. Siska dan Lia meninggalkan kelas, Kelva menyusul Lia.
"Ngapain lo ngikut?" tanya Siska.
"Gue ikut kalian ya, boring dikelas" ucap Kelva mengambil alih kardus yang Siska bawa.
"Lia?" Siska meminta izin.
"Terserah, biar ada yang megangin tuh kardus" ucap Lia.
Merekapun mulai memasuki kelas-kelas lain untuk meminta sumbangan. Kelva selalu mengambil kesempatan untuk berdekatan dengan Lia, dan Siska menyadari kelakuan sepupunya itu.
"Udah semua, kita balik ke ruang OSIS" ucap Siska.
Mereka bertigapun menuju ruang OSIS. Saat masuk, Kelva di kagetkan dengan melihat tumpukkan berkas sekolah di meja OSIS.
"Anggota yang lain mana?" tanya Kelva.
"Lagi ada dikelas semua" ucap Siska, dia mengambil alih kardus yang dibawa Kelva dan mulai menghitung uang hasil sumbangan dibantu Lia.
"Eh OSIS masih nerima anggota nggak?" tanya Kelva.
"Masih, kita lagi nyari posisi Wakil" ucap Siska.
"Loh? wakil yang lama kemana?" tanya Kelva.
"Ngundurin diri, nggak sanggup. Kenapa nanya?" ucap Siska.
"Gue mau gabung nih" ucap Kelva.
"Lo serius?" Kelva mengangguk.
"Ya udah lo temuin bu Erna, dia pembina OSIS minta persetujuan dia lo boleh masuk atau nggak" ucap Siska.
Lia hanya mendengarkan obrolan keduanya sambil menghitung uang hasil sumbangan. Dia memiliki firasat hari-harinya tidak akan tenang.
"Lia? jangan melamun" tegur Siska melihat Lia yang melamun.
"Mikirn gue ya" goda Kelva.
"In Your Dream" ucap Lia.
"Ah aa' nggak papa kok kalau mimpinya neng mikirin aa'" ucap Kelva.
"Mau gue gigit?" ucap Lia.
"Gigitnya pakek Cinta ya" ucap Kelva.
"Jijik gue" dengus Lia. Siska hanya menggeleng melihat pertengkaran absurd antara Kelva dan Lia.
~
"Kelva" Kelva menoleh ke belakang saat ada yang memanggilnya.
"Eh? Siska?" Kelva menatap bingung sepupunya itu yang baru pulang. Padahal bel sudah berbunyi sekitar 30 menit lalu.
"Lo suka Lia?" tanya Siska to the point.
"Gue cuman tertarik aja sama dia" balas Kelva kembali melanjutkan langkah kakinya.
"Gue serius, kalau iya gue bantuin deh buat deket sama Lia" ucao Siska mengikuti Kelva.
"Biarin gue berusaha sendiri" ucap Kelva.
"Serius nggak mau dibantu? padahal minggu nanti gue sama Lia bakal pergi nyari bahan buat OSIS" ucap Siska.
Kelva nampak berpikir, minggu nanti dia belum membuat acara apapun dengan teman dan keluarganya. Tidak salahkan kalau dia menerima tawaran Siska.
"Oke, gue ikut" ucap Kelva.
"Nah gitu dong" ucap Siska.
"Jam berapa?" tanya Kelva.
"Jam 10 lo jemput gue baru kita jemput Lia" ucap Siska.
"Lo ngajak gue juga biar ada supirkan" dengus Kelva.
"Ugh Kelva peka banget sih" ucap Siska
"Hah dasar" Kelva mengacak rambut Siska gemas.
"Ish jangan diberantakin woi"
~
Hari minggupun tiba, Lia sedang menilai penampilanya di cermin besar. Baju Kodok dengan dalaman kaos biru lengan panjang, dipadukan dengan bando di kepalanya. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai, wajahnya ia poles dengan make up tipis. bibirnya ia beri pelembab agar tidak terlihat kering.
Lia merasa penampilannya sudah pas, tapi entah kenapa ia merasa nanti ia akan terganggu. Mengenyahkan pemikirannya, Lia meraih tas punggung kecil berwarna hitam dan melangkah ke lantai bawah.
"Eh anak bunda rapi banget mau kemana?" tanya Mersa-Bunda Lia.
"Mau nyari bahan buat OSIS Bun" jawab Lia, ia mengambil sepatu putihnya.
"Sama Siska?" tanya Mersa yang di balas anggukkan dari Lia.
"Hati-Hati yah" ucap Mersa.
"Iya Bun" ucap Lia.
Lia mendengar suara klakson, ia berpikir itu pasti Siska. Iapun pamit kepada sang Bunda dan melangkah keluar. Dan untuk pertama kalinya Lia malas bepergian keluar.
"Hai Bu Ketos"
TBC
Maafkan Author kalau ada typo 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Mampir thor🙋🙋🙋
2022-10-04
0
loey13
haduh namanya luhan ☹️
2022-07-09
0
Taehyung
Nyimak
2021-07-15
0