Takdir Cinta
Hello readers yang baru mampir🙋♀ terima kasih sudah berkunjung ke lapakku😁. Kasih jempol dan tambahin ke favorit dulu yuk👍.
.
...
.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
.
...
.
Tiittt Tiiiitt Tiiiiittttt
Sebuah mobil mewah ukuran mini tampak memasuki kawasan Kampus. Semua orang menghindar saat mandengar bunyi klakson mobil itu melintas. Pemilik dari mobil itu langsung memarkirkan minibusnya ditempat yang selalu dibooking.
Tak berapa lama, tampak kaki mulus, heel tinggi menjulang keluar dari dalam mobil itu. Semua pandangan tertuju padanya. Berbagai macam tatapan yang ditafsirkan kepadanya. Mulai dari kekaguman, terpesona, iri dan sebagainya. Sambil berjalan melenggok kiri dan kanan, ia menyusuri lorong Kampus. Sesekali ia menyibakkan rambutnya yang panjang.
Yah dialah Aditi Rathore, putri seorang konglomerat, Raghuvendra Singh Rathore. Ayahnya sekaligus penyumbang dana terbesar di Yayasan itu. Tidak hanya itu, ia juga seorang penyalur Beasiswa untuk mahasiswa yang kurang mampu.
Tn. Rathore seseorang yang baik hati dan dermawan, berbanding terbalik dengan putrinya, Aditi. Dia seorang gadis yang cantik sih, tapi sangat sombong dan angkuh. Kehidupannya yang bergelimang harta membuat dia selalu berfoya-foya, seperti travelling ke luar negeri, shopping dan juga senang ke club bersama teman-temannya.
Banyak lelaki yang ingin jadi pacarnya, ingin menjalin hubungan yang serius dengannya, namun seorang Aditi lebih senang menggonta ganti mereka. Pindah dari pria satu ke pria yang lain. Untuk saat ini dia sedang dekat dengan Tiger, cowok sok cool dan sangat terkenal dengan playboynya diseluruh kampus.
"Hai girls," sapa Aditi pada kedua temannya, Neha dan Payal.
"Haii..," jawab mereka kompak.
"Kalian sudah mengerjakan tugas dari si gendut itu belum ?" tanya Aditi sambil membetulkan lengan bajunya.
"Aku sudah," jawab Neha.
"Yaahh.. Aku belum. Aditi bagimana denganmu ?" tanya Payal.
Aditi hanya mengangkat bahunya. Mereka terus berjalan menyusuri lorong, hingga sampai didalam kelas.
"Kalian kan tahu sendiri aku sangat sibuk. Ke salon, shopping, nonton, uufttt.. Itu semua sangat menyita waktu. Aku bahkan tidak sempat untuk mengerjakannya" keluh Aditi sembari menghembuskan poni yang menjuntai didepan wajahnya.
Mereka pun duduk sambil terus ngerocos. Neha tengah sibuk memperhatikan pantulan wajahnya dideoan cermin kecil yang selalu dia bawa.
"Tenang saja.., tugasnya kan masih sampai besok, jadi kalian masih bisa mengerjakannya" ucap Neha mematut-matut polesan wajahnya. Aditi dan Payal manggut-manggut. Aditi tak sengaja menoleh pada salah seorang lelaki dibelakangnya yang sedang sibuk membaca. Ia pun berpikir sejenak.
"Heii.. Aku ada ide," ucapnya kemudian.
Neha dan Payal saling berpandangan. Aditi tersenyum, lalu berdiri dan menghampiri Imam.
Imam adalah cowok berkaca mata dengan bintik hitam dipipinya. Kerjanya hanya belajar saja, tak dipungkiri juga kalau dia Mahasiswa terbaik di Kampus itu.
"Haii..," sapa Aditi.
Imam menoleh dan tersenyum manis, malu-malu kucing saat ditatap Aditi, gadis tercantik di Kampus itu. "Hai..," jawabnya malu.
"Imam apa Aku boleh minta tolong? " tanya Aditi dan mengedipkan matanya.
"Aa-aa-apa..?" jawabnya gugup. Aditi menyentuh pundaknya membuat lelaki itu semakin terguncang jiawanya. Darahnya mendesir sangat kencang.
"Jangan tegang begitu" bisik Aditi.
Sesekali Imam menghapus keringat yang mengucur didahinya. Neha dan Payal sampai tertawa geli melihat tingkah Aditi menggoda lelaki itu.
"Besok ada tugas dari Dosen Gendut itu, Kau lihat kan Imam tanganku begitu sakit. Aku tidak bisa mengerjakannya. Jadi bisakah Kau membuatkannya untukku ?" tanya Aditi dengan nada manja.
"Ii-iiyaaa.. Te-tentu saja" jawabnya.
"Terima kasih ya.., Kau memang sangat baik" bisik Aditi membuatnya semakin merinding. Aditi kemudian kembali bersama teman-temannya dan menahan tawa mereka.
"Huuhh.. Kau enak bisa menyuruhnya. Huufft.. bagaimana denganku?" ujar Payal menepuk jidatnya.
Tak berapa lama semua mahasiswa lainnya masuk ke kelas, disusul dengan seorang dosen kemudian. Kelas pun dimulai.
...****************...
Di Perpustakaan
Renu menghampiri Imam yang sedang asyik menulis. Dia adalah gadis yang berpenampilan sederhana, baik pada sesama. Sejak lama, ia sudah mengagumi Imam. Jatuh hati pada pria bertompel itu.
"Hai.., wah rajin sekali" tegurnya sembari menepuk pundaknya.
Imam tersenyum sekilas, lalu kembali melanjutkan tulisannya untuk membuat laporan untuk Aditi.
"Kau sedang membuat apa?" tanya Renu penasaran.
"Ini.., Aku sedang mengerjakan tugas untuk Aditi" jawabnya polos.
"Apaa.., Kau mengerjakan tugasnya Aditi. Berikan padaku !" ucapnya kaget dan berusaha merebutnya.
"Renu jangan.., Apa yang Kau lakukan ?"
"Kau ini bodoh sekali, kenapa Kau mau mengerjakan tugas gadis sombong itu ? Kenapa Kau tidak menolaknya ?" hujat Renu dengan kesal.
"Kenapa, Aku senang membantunya, sudahlah jangan ganggu Aku" ucapnya kembali menulis.
Karena kesal dengan sikap Imam yang membela Aditi, Renu pun pergi meninggalkan lelaki itu sendiri. Sesampai dipekarangan Kampus dari kejauhan tampak Aditi sedang berkumpul bersama teman-temannya. Dengan menahan geram, Renu bergegas menghampirinnya. Ia merasa tidak terima, bila sahabatnya Imam menjadi kacung gadis itu.
"Aditi..," tegurnya dengan nada jengkel.
Aditi menghentikan tawanya, lalu berdiri tegak dihadapan Renu.
"Kenapa Kau menyuruh Imam untuk mengerjakan tugasmu. Kau kan bisa membuatnya sendiri" ucap Renu melabrak, Aditi malah tersenyum tipis, tak begitu menggubris perkataan Renu. Ia kembali berbalik badan untuk duduk. Neha dan Payal tampak saling memandang sinis.
"Untuk apa gunanya tangan dan otakmu kalau Kau tidak memanfaatkannya dengan baik, malah menyuruh orang lain melakukan tugasmu, kau sungguh tidak tahu malu..," tukas Renu sembari memaki.
Dengan cepat Aditi Aditi membalik badan dan menghentikan ucapan Renu. "Heiii..," teriaknya menunjuk ke depan wajah Renu. Aditi melipat kedua tangannya ke dada. Ia merasa kesal karena perkataan gadis itu. "Memangnya siapa dirimu, memakiku seenak mulutmu. Kenapa Kau yang tidak terima Aku meminta laki-laki itu untuk melakukannya, apa Kau pacarnya haahh..,?"
Aditi tampak jengkel. Kedua sahabatnya pun sampai berdiri untuk berjaga, jika sewaktu-waktu Aditi menyerang Renu.
Renu tak menjawab, ia terdiam sejanak.
"Sebaiknya Kau jangan banyak bicara, lagipula apa urusanmu dengannya ?" ujar Aditi sewot.
"Tapi dia bukan pembantumu, yang seenaknya Kau suruh-suruh" pungkas Renu.
"Whatever," sahut Aditi cuek dan kembali duduk. Renu akhirnya memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka. Aditi menghela nafas menahan kesal, sesekali menyeruput minuman dingin di tangannya.
...****************...
Sepulang dari kampus, terlihat Tiger menghampiri Aditi dan hendak mengajaknya jalan-jalan. Dengan senang hati, gadis itu menerima ajakannya.
"Ya sudah.., have fun yaah.." ujar Neha.
Aditi tersenyum dan melambaikan tangan. Ia pun pergi bersama Tiger meninggalkan kampus. Dari jauh Imam memandang kepergian mereka sambil membenarkan kacamatanya. Cukup lama ia termenung.
"Kau lihat.., Kau itu hanya dimanfaatkan olehnya" ucap Renu tiba-tiba sudah berdiri disamping pemuda itu.
"Kau ini., mengagetkanku saja" sahutnya.
"Aku sarankan padamu, jangan menjadi pelayannya lagi" ujar Renu memperingatkan.
Imam tak menggubris, ia lalu mulai menaiki sepedanya dan pergi meninggalkan gadis itu.
...****************...
Sesampai di rumah, Imam memarkirkan sepedanya dan langsung masuk ke dalam menuju kamarnya. Ia tampak menghempas tas dan beberapa buku ke ranjangnya yang kecil. Perlahan lelaki itu membuka lemari pakaiannya. Pandangan matanya tak berkedip menatap gambar Aditi yang berukuran besar didalam dinding lemarinya.
Sambil tersenyum, ia menyentuh wajah cantik yang selama ini dikaguminya.
Imam mencium dua jarinya dan melekatkannya pada gambar bibir Aditi.
"KAKAK..!!!"
Imam terkesiap buru-buru menutup pintu lemarinya lagi. Simran, adik perempuannya tiba-tiba menghambur mengejutkannya.
" SIIMIII.., huufft..," ujarnya sembari menghembuskan nafas.
"Heeeiii.., kenapa tegang begitu ? Apa yang Kakak sembunyikan ?" tanya Simi sembari melirik-lirik lemari Kakaknya.
"Tidak ada apa-apa., sudah sana Nenek memanggilmu" ucap Imam sambil mengantar Simi hingga ke pintu kamarnya.
"Aaaeehh., tunggu dulu" ucap Simi. Namun keburu Imam menutup pintu kamarnya. "Huuuh..," gerutu Simi beranjak pergi.
Imam tinggal dirumah yang sederhana bersama Adik dan Neneknya. Kedua orangtuanya telah meninggal dalam suatu kecelakaan. Jadi, selama ini mereka hidup dari uang pensiunan Ayahnya. Beruntung juga Imam mendapatkan beasiswa hingga bisa melanjutkan pendidikannya lebih tinggi.
Sedangkan untuk biaya adiknya, didapatkan dari uang pensiunan kakeknya. Kehidupan mereka menjadi serba sulit setelah kematian kedua orangtuanya. Lepas dari semua itu, Imam dan juga adiknya tidak pernah mengeluh atau pun menuntut sesuatu kepada neneknya yang telah tua.
...****************...
Aditi pulang larut malam dalam keadaan mabuk bersama Tiger. Sebelum pulang dia mengantar Tiger terlebih dulu. Sebelum turun Tiger meraih tangan gadis itu, lalumembelai pipinya dengan tatapan gairah. Perlahan Tiger mendekati wajah Aditi yang putih mulus, lalu mengecup bibirnya yang ranum. Aditi terhanyut beberapa saat dalam belaian dan sentuhan lelaki itu. Saat pergerakan Tiger mulai liar dengan cepat Aditi melepaskan ciumannya.
"Sampai jumpa," ucap Aditi dan mendorong tubuh Tiger yang kekar.
Tiger merasa kesal karena Aditi menyudahi permainannya. Ia kemudian turun dari mobil, Aditi langsung memutar balik mobilnya dan melaju pergi.
Sesampai di rumah, Aditi masuk dengan sempoyongan. Kepalanya terasa pusing karena terlalu banyak minum. Tak berapa lama, lampu ruang tengah menyala terang.
"ADIIITIII.."
Aditi berbalik saat mendengar suara Ayahnya memanggil. Tn. Rathore tampak berjalan mendekat. Aditi berusaha berdiri tegak, walau masih sempoyongan.
"Kau mabuk ?"
Aditi terdiam sejenak. Tn. Rathore menarik nafas dalam, tak habis pikir dengan kebiasaan Aditi yang selalu minum.
Eeeeaaakkgggh..
Tn. Rathore tercenung mendengar suara sendawa yang keluar dari mulut putrinya. Dengan cepat gadis itu menutup mulutnya.
"KAU..!!"
"Aayahhh.., aku lelah. Besok saja ya bicaranya" pungkas Aditi cepat memotong perkataan Ayahnya. Ia pun berjalan sempoyongan menuju kamarnya, meninggalkan Tn. Rathore yang terpaku.
.
...
.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
.
...
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
sari emilia
aku bc nm nya aja susah 😄😄
2023-06-20
1
Christian Lenny Elisabeth
singgah juga ke novel karya saya :
1.Perjuangan seorang dokter ( end )
2.My bodyguard my wife ( end )
3.Story of celebrity ( end )
4.Hidup bahagia dan karma pelakor (end )
5.Suami yang terabaikan ( end )
6.Terpautnya satu hati ( end )
7.Terpautnya satu Hati ( end )
8.Yang kedua (proses 14 episode )
9.Penebusan kesalahan (proses ).
2021-01-07
0
Dhina ♑
thor.....itu tahi lalat,atau lalat nya??
2020-10-13
1