7 Tahun kemudian
Tampak Nenek Gayatri membangunkan cucu perempuannya yang sedang terlelap.
" Simran.. ayo bangun cepat.. sebelum kakakmu sampai dimeja makan untuk sarapan ".
Saat mendengar perkataan nenek, Simran langsung terjaga dan bergegas ke kamar mandi. Sepuluh menit kemudian, Simran sampai dimeja makan sebelum kakaknya sampai.
" ufftt.. hampir saja ". ucapny lega. Tak lama kemudian seorang lelaki berjalan ke arah meja dengan berpakaian rapi seperti direktur. Penampilannya sangat berwibawa, dan juga tampak tegas.
" selamat pagi kakak " sapa Simran. Kakaknya hanya tersenyum tipis. Lalu meneguk segelas susu.
" bagaimana kuliahmu " tanyanya kemudian.
" baik kak.," jawab Simran agak tegang.
" Zain kau jangan khawatir, nenek selalu mengawasinya ".
Zain tersenyum dengan perkataan nenek. Tak berapa lama Zain selesai sarapan.
" ayo..berangkat. " ucap Zain, Simran mengikutinya dari belakang. Seperti biasa Zain mengantar Adiknya ke kampus karena arah kampusnya searah dengan kantornya.
Setelah beberapa tahun berlalu, Imam mengganti nama panggilannya dengan Zain, karena panggilan Imam mengingatkan dia pada peristiwa lalu, penampilannya juga berubah, sekarang dia tidak memakai kacamata lagi, tompel dipipinya juga telah hilang karena operasi yang dilakukannya. Zain Imam benar-benar merubah semua penampilannya. Sifatnya sekarang juga agak keras dan tegas. Zain mendapat pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya, bahkan sekarang telah memiliki perusahaan sendiri dari usaha sendiri pula. Kesuksesannya tak luput dari ketekunan dan keyakinannya selama ini.
Nenek menelpon Zain untuk memberitahu kalau dia akan ke kuil untuk pemujaan. Hari sudah hampir sore. Zain bergegas pulang ke rumah.
" nenek maaf aku terlambat ". ucap Zain saat sampai.
" huh..,kalau begini terus aku akan selalu merepotkanmu. sebentar pulang lalu pergi lagi ". nenek mengomel.
" nenek aku tidak repot..ayo ". ajak Zain. Mereka berangkat menuju kuil. Diperjalanan nenek ngedumek terus.
" andai saja kau sudah menikah.. aku kan bisa pergi ke kuil dengan istrimu "
" nenek.. sudah berapa kali nenek mengatakan hal itu., aku sudah bilang aku belum mau menikah ". jawab Zain terus menyetir mobilnya.
" tapi sampai kapan ".
" kita sudah sampai..,ayo ".
Nenek turun dengan wajah kesal. Zain mengikuti nenek naik tangga menuju kuil.
" nyonya Gayatri ". sapa pendeta dan menerima persembahannya. " mari nyonya ".
" pendeta..hari ini aku berdoa agar cucu ku ini segera menikah, semoga dia mendapatkan istri yang baik dan saling mencintai ". ucap nenek tersenyum dan memandang cucunya Zain sedang menerima telpon diluar kuil.
" tentu saja nyonya.., silahkan ".
Nenek melangkah dan membunyikan lonceng, beliau memenjamkan mata dan saling menempelkan kedua telapak tangannya, lalu mulai berdoa. Tak berapa lama Zain menghampiri nenek, berdiri dan ikut berdoa juga disampingnya.
Pada malam harinya nenek dan cucu perempuannya, Simran sedang makan malam. Zain selesai membersihkan diri langsung bergabung dengan mereka.
" kakak besok aku ada acara kampus, kami berkemah bersama ke Shimla ". ucap Simran membuka pembicaraan.
" jauh sekali..,memang acara apa "
" kakak aku terpilih sebagai panitia, jadi aku tidak bisa tidak pergi.. kakak apa kau mengizinkan ku pergi "?. tanya Simran berharap. Zain mengambil minum dan meneguknya.
" pergilah.."
Wajah Simran sumringah.
" tapi ingat.. jangan macam-macam disana, cepat kembali setelah selesai ". tegas Zain pada adik perempuannya.
" iyaa.. aku janji ". balasnya.
" hhuufftt ...Simran pergi, kau juga ke kantor bekerja.. aku akan kesepian dirumah ". keluh nenek dengan raut memelas.
" nenek.. ". tegur Zain pelan memandang wanita tua itu.
" yaahh.. apalagi yang aku harapkan., aku hanya nenekmu dan mungkin sebentar lagi akan meninggalkan dunia ini ". nenek mengeluarkan keluh kesahnya. " andai saja ada menantu dirumah ini..,aku tidak akan kesepian seperti ini " . Lalu nenek bangkit dan meninggalkan meja makan. Zain jadi tidak nafsu untuk makan.
Nenek sedang membaca kitab dikamar, Zain mengetuk pintu. Nenek berhenti dan meletakkan kitab sucinya. Zain masuk dan duduk disamping nenek.
" nenek.. ". panggil Zain lalu mengenggam tangan nenek. " nenek.. aku minta maaf kalau belum bisa membahagiakanmu.,"
" Zain.. aku sudah tua., aku berharap Tuhan tidak mengambil nyawaku sekarang, karena aku ingin melihatmu menikah nak., sekarang kau sudah menjadi orang sukses tapi apa kau tidak ingin menikah..jika kau mencintai seseorang..katakan saja, ? "
Zain menggelengkan kepalanya. Nenek semakin berharap cucunya itu segera menikah.
" bagaimana kalau nenek yang memilihkan wanita yang pantas jadi istriku ". ucap Zain membuat nenek jadi sedikit bersemangat.
" benarkah? "
" yaahh.. aku terlalu sibuk bekerja., aku tidak sempat memikirkan tentang wanita., tapi aku yakin pada pilihan nenek.."
" kau yakin akan menerima pilihanku? "
Zain mengaitkan kelingkingnya pada jemari nenek.
" aku janji akan menikah setelah nenek menemukannya ".
Nenek langsung memeluk cucunya karena bahagia. Setelah berbicara dengan nenek, Zain meninggalkan nenek dikamar. Dia kembali ke ruang kerjanya.
Dua hari kemudian
Nenek pergi ke kuil diantar oleh supir, karena Zain sedang sibuk meeting jadi tak sempat mengantarkan nenek. Simran masih mengikuti acara perkemahan di Shimla.
Dikuil
" pendeta hari ini aku meminta pada dewa agar aku bisa menemukan wanita yang cocok untuk cucu laki-laki ku ". ucap nenek sambil berjalan perlahan
" nyonya Gayatri.. semoga dewa mengabulkannya ". Nenek tersenyum mendengarnya.
" yaahh.. terima kasih pendeta.,". Saat nenek hendak pamit, pandangan nenek teralihkan saat melihat seorang gadis yang sedang membantu memapah ayahnya berjalan menuju tangga kuil. Penampilan juga sopan, dan tampak begitu perhatian pada ayahnya. Gadis itu dan ayahnya berpapasan dengan nenek. Nenek masih memandangi mereka dari belakang. Perlahan nenek mengikutinya, dan terus memperhatikan mereka.
" pendeta.. boleh aku bertanya, mereka siapa? " tanya nenek sambil menunjukkan.
" oohh.. itu Tn. Rathore dan putrinya, mereka selalu berdoa kemari ". jawab pendeta.
" Tn. Rathore "? . Nenek seperti mengingat nama itu. Dia berpikir sejenak mencoba mengingat kembali.
Setelah beberapa lama, Tn. Rathore selesai berdoa, Aditi memanggil banjai dan kembali memapah ayahnya. Diam-diam nenek mengikuti bajai itu. Lima belas menit kemudian bajai itu berhenti disebuah rumah yang tampak sangat sederhana. Aditi mengambilkan obat untuk ayahnya.
tok tok tok
Terdengar ketukan pintu. Aditi berdiri dan berjalan menuju pintu laku membukakannya. Seorang wanita tua berdiri dihadapannya.
" salam " .sapa nenek. Aditi mempersilakan nenek untuk masuk.
" Aditi siapa "? Tn. Rathore mencoba berdiri. Nenek Gayatri memandang ayah dari Aditi yang sedang duduk disofa.
" salam Tn. Rathore ". ucap nenek memberi salam. Tn. Rathore mempersilahkan nenek duduk.
" maaf nyonya.. apa kita pernah bertemu " tanya Tn. Rathore tak mengenal nenek. Aditi ke dapur membuatkan teh.
" tidak.. tapi aku mengenalmu tuan ". jawab nenek. Tn. Rathore semakin penasaran. "bukankah tuan Raghuvendra Singh Rathore?"
Tn. Rathore mengangguk. Aditi datang membawakan teh, setelah itu dia kembali kedalam.
" tuan adalah orang yang sangat berjasa pada keluargaku, aku sangat berterima kasih dulu anda telah memberikan beasiswa pada cucuku, hingga sekarang dia menjadi orang yang sukses., terima kasih tuan ". ucap nenek menjelaskan. Tn. Rathore tersenyum mendengarnya.
" aku turut senang nyonya.."
" tapi aku benar-benar tidak menyangka bisa bertemu dengan anda langsung, dulu sangat sulit sekali, selama ini anda tinggal dikota ini".
" yaah.. nasib siapa yang tahu.,beberapa tahun yang lalu kami pindah kesini ". raut wajah Tn. Rathore berubah sedih. Nenek dan ayah dari Aditi saling berbagi cerita dan keluh kesahnya.
" yahh.. inilah takdir ". ucap nenek merasa prihatin dengan perjalanan hidup Tn Rathore. Nenek memperhatikan Aditi, dia sangat cantik dan begitu baik.
" apa putrimu sudah menikah ". tanya nenek pula. Tn. Rathore menghela nafas, lalu menggelengkan kepalanya. " kalau kau tidak keberatan boleh aku meminta gambar putrimu., aku sedang mencarikan jodoh untuk cucuku, siapa tahu nanti dia menyukainya ? ".
Tn. Rathore merasa sangat senang.
" cucuku bekerja sebagai CEO di ZI group, kalau kau mau aku akan menyuruh supir untuk mengantarkan gambarnya nanti kemari, karena dia sangat sibuk, tapi kau jangan khawatir., dia mempercayakan semuanya padaku ".
" Nyonya aku sangat senang kalau hal itu benar, tunggu sebentar ". Lalu Tn. Rathore mengambil foto Aditi yang berada diatas meja disampingnya.
" yaahh.. baiklah, kalau begitu aku permisi dulu.,"
Setelah berbincang cukup lama, nenek pun pamit.
Tn. Rathore menemui Aditi dikamarnya.
" ayah.. ada apa., ayah terlihat bahagia ". tanya Aditi heran.
" nak.. jika seseorang ingin meminangmu, apa kau akan menerimanya? ". Senyuman Aditi langsung memudar, dia berdiri dan membelakangi ayahnya.
" tapi ayah tahu sendiri kalau aku.. "
" nak ayah tahu., tapi sampai kapan kau akan mencarinya, mungkin saja dia sudah menikah atau apa. "
Aditi terdiam sambil memandang keluar jendela.
" ayah sudah sakit-sakitan., kau tahu hidup kita tidak seperti dulu lagi.,"
Aditi memandang ayahnya dengan tatapan sedih. Yah setelah tujuh tahun berlalu hidup Aditi berubah. Ayahnya ditipu oleh rekan bisnisnya, hingga membuat penyakitnya kambuh., Tn. Rathore sampai bedrest total selama berbulan-bulan, hingga perusahaannya mengalami kebangkrutan tak terurus. Harta yang dia miliki semakin menipis untuk biaya pengobatannya, dan juga untuk pembayaran hutang. Aditi yang selama ini cuek dan terbiasa hidup enak, harus merakan kehidupan yang serba susah.
" baiklah..ayah., " jawabnya, walau dengan terpaksa.
Nenek sampai dirumah, dia langsung menyuruh supir untuk mengantarkan gambar Zain kepada Tn. Rathore. Nenek membuka amplop kuning yang berisi gambar Aditi, lalu tersenyum melihatnya.
dia sangat cantik., pasti cocok untuk Zain
Zain sampai dirumah pukul depalan malam, nenek sedang duduk dikamarnya. Zain langsung untuk melihat nenek dikamar.
tok tok tok
Zain langsung masuk,
" kau sudah pulang ". sapa nenek.
" apa yang sedang nenek lakukan "? tanya Zain.
" ayo.. duduklah., " Zain duduk disamping nenek. " nenek sudah menemukan gadis yang cocok untukmu ". ucap nenek bersemangat.
" benarkah., secepat itu? "
" hhmmm.. dia dari keluarga baik-baik, ayahnya seorang yang dermawan, putrinya juga baik, dulu ayahnya telah banyak membantu kita., terutama kau ".
Zain mengernyitkan keningnya.
" tapi sekarang nasib merubah semuanya, mereka hidup pas-pasan., putri sangat cantik tapi masih belum menikah, nenek sangat menyukainya., ". ucap nenek tersenyum bahagia. Zain merasa sangat senang melihat senyuman diwajah neneknya. " kau telah berjanjikan ". ujar nenek berharap. Zain mengangguk.
" kalau nenek suka..aku akan suka, " jawab Zain. Nenek memeluk Zain.
" ini.. lihatlah, kau pasti menyukainya ". nenek memberikan amplop berwarna kuning.
" yaah.. aku akan melihatnya dikamarku "
Lalu Zain meninggalkan kamar nenek. Dia langsung ke kamarnya, dan meletakkan amplop itu di atas meja. Zain membuka jasnya, dan mengambil handuk langsung ke kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri, Zain membaringkan tubuhnya diranjang. Zain memandang jam yang sudah menunjukkan pukul 9 malam, lalu Zain mengambil amplop yang diberikan nenek tadi. Zain hendak melihat wajah gadis pilihan nenek itu. Saat hendak membukanya
nnngggukkk... nnggguuukk
Teleponnya bergetar. Zain meletakkan kembali amplopnya, lalu Zain meraih ponsel dan mengangkatnya.
" hello.. ". jawabnya duduk dan turun dari ranjang.
" helloo kakak., ini aku " . jawab Simran dari sana.
" ya.. ada apa ?".
" kakak aku akan kembali satu minggu lagi, acaranya diperpanjang ".
" ok., tapi hati-hati., jaga dirimu ". Lalu Zain menutup telponnya, dan perlahan keluar dari kamar hendak ke ruang kerjanya.
Keesokan harinya
" Zain..bagaimana kau menyukai gadisnya ". sapa nenek saat melihat Zain turun dari tangga, dia sedang menelpon sekretarisnya untuk mengatur jadwal meeting hari ini.
" yaahh..,kau atur semuanya.. ok ". Lalu dia berjalan perlahan menghampiri nenek.
" aku tahu kau pasti menyukainya, nenek akan atur secepatnya pernikahanmu dengan gadis itu.,tindakan ku benarkan? " tanya nenek.
Zain tersenyum.
" nenek bulan depan aku akan ke luar negeri untuk beberapa waktu ".
" apaaa ?" nenek sangat terkejut.
" nenek jangan khawatir..ini urusan mendesak, aku akan kembali secepatnya ". ucap Zain.
" tidak tidak.., kau tidak boleh pergi., bagaimana denganku.,bagaimana rencana pernikahannya "?
Nenek pergi dengan wajah cemberut dan kesal.
" nenek aku akan segera kembali., ". ucap Zain menyusulnya. " nenek aku mohon ".
Nenek menghentikan langkahnya.
" baiklah.. aku akan mengizinkanmu pergi, tapi setelah kau menikah., jadi kalau kau pergi aku bisa tinggal bersama istrimu.. tidak masalah ". ucap nenek.
" nenek.. aku.. "
" kalau begitu tidak usah ". lalu nenek melangkah kembali.
" baiklah.. seperti yang nenek inginkan., ". jawabnya terpaksa. Nenek berbalik dan tersenyum bahagia.
" terima kasih.., kalau begitu pernikahanmu dilaksanakan minggu depan ".
" tapi nek.. apa tidak terburu-buru? ".
" tidak.. kalau tidak secepatnya nanti gadis itu diambil orang ". ucap nenek bercanda.
" baiklah..terserah nenek saja, aku pergi dulu "
Zain pamit untuk berangkat bekerja. Hari ini dia akan bertemu dengan seorang klien yang sangat penting. Sesampai dikantornya, Zain telah ditunggu olehnya.
" selamat pagi tuan ". terdengar suara wanita menyapanya. Zain menoleh.
" Renu " . ucap Zain saat melihat wajahnya. Renu menoleh dan tak mengenali wajah sahabatnya itu.
" yaa.., anda mengenal ku ". tanya wanita itu heran.
" hehehee.. kau bercanda., apa kau lupa padaku ?"
Renu mengernyitkan kening.
" aku Imam.., Zain Imam ". jawab Zain menyebutkan namanya. Renu terperangah, seakan tak percaya melihat sosok Imam yang dulu.
" Imam..? "
Zain mengangguk dan tersenyum. Renu kemudian tertawa saat melihat sosoknya yang sekarang.
" ya ampun.. aku hampir tak mengenalimu"
Zain masih tertawa.
" benarkah.., kenapa "? tanya Zain pula.
" kau sungguh telah berubah., kau tahu kau sangat tampan sekarang hehehee ".
" kau juga sangat cantik ". Renu tersipu malu. "bagaimana kalau kita ngobrol diluar ". ajak Zain pula.
" tapi meetingnya ".
" sudahlah.. nanti saja ". Zain langsung meraih tangan Renu dan mengajaknya ke cafe dekat kantorrnya.
" aku benar-benar kehilanganmu waktu itu ". ucap Renu mengingat masa lalu. " oh ya setelah kejadian malam itu kau pergi kemana, aku mencarimu ".
Zain menyeruput kopinya.
" malam itu aku telah hancur., sebuah perusahaan merekrut ku jadi aku buru-buru pindah keluar kota, aku tidak datang ke kampus lagi setelah malam itu, hanya nenek yang kesana ". jawab Zain kemudian.
" jadi kau tidak bertemu Aditi setelah itu? "
Zain menggeleng.
" kau masih mencintainya ?" tanya Renu, Zain tak menjawabnya.
" aku bersumpah tidak akan melihatnya lagi". jawab Zain menahan amarah. Mereka diam sejenak.
" kau sudah menikah? " tanya Renu kemudian.
Zain kembali menggelengkan kepala.
" tapi nenek sudah mengatur pernikahanku dengan gadis pilihannya, oh ya jangan lupa kau harus datang ke pernikahanku nanti ". jawab Zain. " lalu bagaimana dengan mu? " Zain balik bertanya. Renu hanya mengangkat bahunya.
CATATAN
Ini novel kedua aku, semoga pembaca
semua terhibur ya.., mohon maaf jika ada
kesalahan pengetikan atau pengulangan kata,
maklum kita hanya
manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
😊😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
semangat thor
2020-09-29
1
ayyona
mampir di sini kk 😍
2020-09-02
1
🌙Huma✨️
like 💚💚
2020-08-23
1