MENDEKATI

Di sekolah, murid-murid kelas III sedang sibuk menghadapi ujian kelulusan mereka. Tapi hal itu tak berlaku pada Risvan yang termasuk murid cerdas di sekolah itu. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan perhatian dari Cherry. Risvan seakan tertarik dan terobsesi terhadap Cherry yang telah berani melawannya di sekolah. Risvan selalu mengikuti kemana langkah Cherry di sekolah itu. Jika ia melihat ada siswa lain yang ingin menggoda Cherry maka dia akan berhadapan langsung dengan Risvan yang tak kenal ampun. Banyak siswa yang menjadi korbannya saat mendekati Cherry. Namun Cherry tak mengetahui akan hal itu, karena Risvan selalu mengancam para korbannya agar tak membuka mulut pada Cherry. Lama kelamaan, Cherry mulai aneh dengan sikap siswa lainnya yang biasanya ramah terhadapnya sekarang berubah menjadi takut padanya. Setiap mereka berhadapan dengan Cherry, mereka semua langsung lari menjauhinya.

“Ada apa sih? Apa wajahku seperti monster? Kenapa mereka semua lari saat melihatku?” Gumam Cherry yang bingung.

“Cherry! Apa kau sedang ada masalah dengan mereka? Semuanya kabur saat melihatmu!” Tanya Kyara yang juga bingung.

“Entahlah! Aku tidak merasa memiliki musuh selain Risvan, sepupumu itu di sekolah ini!” Sahut Cherry.

“Awas loh, bilang musuh nanti bisa jadi cinta! Hahaha.” Ucap Kyara meledek teman sebangkunya itu.

“Tidak mungkin! Iiihhh, amit-amit!” Sahut Cherry.

“Eh, aku ke perpustakaan sebentar ya? Kau langsung saja ke kantin, nanti aku nyusul.” Kata Kyara pada Cherry.

Cherry hanya mengangguk menjawab perkataan Kyara. Ia pun lantas berjalan sendirian menuju ke kantin sekolah. Saat akan melintasi lorong kelas, tiba-tiba Risvan menarik tanganya yang membuat Cherry kaget.

“Apaan sih?” Ujar Cherry kesal melihat Risvan.

“Iya! Aku gila padamu!” Sahut Risvan yang membuat Cherry menjadi jengkel.

“Dasar, orang gila! Lepaskan tanganku.” Kata Cherry berontak.

“Aku mau kau menjadi pacarku!” Ucap Risvan yang mengejutkan Cherry.

“Aku tidak mau!” Balas Cherry.

“Aku tidak perduli! Mulai sekarang kau adalah pacarku.” Sahut Risvan memaksa Cherry.

“Aku tidak mau! Lepaskan aku!” Pekik Cherry terus berontak.

“Berikan aku satu alasan mengapa kau tidak mau menjadi pacarku?” Tanya Risvan yang terus saja menggenggam pergelangan tangan Cherry.

“Karena kau gila!” Sahut Cherry.

“Jawab aku dengan jujur! Atau aku akan menciummu seperti waktu itu.” Ancam Risvan pada Cherry.

“Aku tidak mau pacaran sebelum aku dewasa! Aku akan pacaran setelah aku lulus kuliah nanti.” Kata Cherry.

“Apa kau gila? Itu terjadi masih lama, sekarang saja kau masih kelas 1 SMA.” Kata Risvan.

“Itu semua adalah urusanku, bukan urusanmu!” Sahut Cherry melotot pada sang kakak kelas.

“Aku tidak perduli! Mulai sekarang aku sudah memutuskannya, kau adalah pacarku! Mau tidak mau kau adalah kekasihku!” Ucap Risvan memaksa Cherry.

“Aduh, nih orang gila bikin pusing saja!” Umpat Cherry dalam hatinya.

“Bagaimana caranya agar aku terlepas dari si gila ini?” Gumam Cherry dalam hatinya sambil memutar otaknya untuk mencari ide.

“Hehehe, dikadalin saja.” Gumam Cherry dalam hatinya lagi setelah mendapatkan ide untuk mengelabui Risvan agar bisa terlepas darinya.

“Apa kau sudah menerima takdirmu menjadi pacarku, Cherry?” Tanya Risvan dengan senyuman liciknya.

“Eeemm, begini saja! Kita buat perjanjian!” Kata Cherry seakan bernegosiasi dengan Risvan.

“Maksudmu?” Tanya Risvan heran.

“Kita tidak usah pacaran, kan statusmu masih seorang pelajar! Bagaimana kalau kau menjadi pengusaha yang sukses dan kaya raya dulu, setelah itu kita langsung menikah saja, jadi kita tidak perlu pacaran lagi.” Kata Cherry asal bicara untuk mengelabui Risvan.

“Apa kau ingin membodohi aku, hah?” Teriak Risvan kesal.

“Hei, tenanglah dengarkan aku dulu!” Ucap Cherry berupaya membuat Risvan tenang.

“Kau itu gadis yang cantik dan kau pasti akan pacaran dengan pria lain di belakangku!” Kata Risvan.

“Astaga! Orang gila ini sangat susah dibohongi.” Gumam Cherry dalam hatinya.

“Aku janji, akan setia menunggumu dan aku juga berjanji akan menikah denganmu setelah kau menjadi pengusaha yang sukses.” Ucap Cherry asal bicara kepada Risvan agar segera terlepas darinya.

“Aku tidak percaya! Nanti kau pasti lari dariku.” Sahut Risvan si pemaksa.

“Hei, kalau kau sukses dan kaya, kau pasti akan punya banyak anak buah yang dapat membantumu untuk mencariku kan?” Kata Cherry lagi yang terus berusaha mengelabui Risvan.

“Huh, dasar gadis bodoh! Dia akrab dengan Kyara, tapi kenapa dia tidak tau kalau aku sudah terlahir menjadi kaya raya dan memiliki banyak anak buah di sekelilingku?” Gumam Risvan dalam hatinya sambil terus menatap Cherry.

“Ya, baiklah! Aku setuju dengan perjanjian kita.” Ucap Risvan yang membuat Cherry dapat bernafas lega.

"Tapi ingat, kau harus menepati janjimu itu nanti." Kata Risvan lagi.

“Oke! Deal ya? Nah, untuk sementara kau jangan ganggu aku dulu.” Kata Cherry.

“Kenapa? Kau kan calon istriku dan calon ibu dari anak-anakku.” Tanya Risvan.

“Maka dari itu, kau jangan menggangguku dulu agar aku bisa mempersiapkan diriku untuk menjadi istri yang baik bagimu.” Sahut Cherry.

“Ya baiklah!” Sahut Risvan. Kemudian Risvan pergi meninggalkan Cherry begitu saja.

“Astaga! Aku sangat lega sekarang, akhirnya dia melepaskanku juga.” Ucap Cherry merasa lega.

Disisi Risvan.

“Hehehe! Tunggu saja nanti, aku akan membuatmu terkejut, Cherry!” Ucap Risvan yang merencanakan sesuatu terhadap Cherry.

Hari-hari berlalu dengan cepat dan begitu saja. Di sekolah Cherry tidak di ganggu lagi oleh si kakak kelas yang menyebalkan yaitu Risvan. Setelah mereka membuat perjanjian konyol bagi Cherry namun perjanjian itu di anggap serius oleh Risvan.

Tak terasa Risvan mulai menghadapi ujian kelulusannya. Tanpa harus berusaha dengan keras ia dapat lulus dengan hasil ujian yang sangat memuaskan karena Risvan murid yang cerdas. Setelah kelulusannya, Risvan harus melanjutkan pendidikannya di universitas pilihan dari Ayahnya, yaitu di salah satu universitas terbaik di Amerika.

“Ayah, disini juga ada universitas terbaik, jagi untuk apa aku harus jauh-jauh ke Amerika?” Kata Risvan menolak untuk disekolahkan di luar negeri.

“Kau harus belajar di sana! Aku sudah memutuskannya!” Sahut Ayahnya.

“Kau satu-satunya penerusku jadi kau harus menjadi pengusaha hebat sepertiku juga.” Sambung Ayahnya lagi.

“Huh, iya baiklah! Terserah ayah saja.” Ucap Risvan yang akhirnya mau menuruti kemauan sang ayah.

Sepulang sekolah kali ini, Cherry tak di jemput oleh siapa pun. Papi dan kedua kakaknya sedang sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga tak sempat untuk menjemput Cherry pulang sekolah seperti biasanya. Akhirnya Cherry pun terpaksa pulang menaiki bus yang menuju kerumahnya. Cherry menunggu bus di halte bus sambil mendengarkan beberapa lagu dari ponselnya. Tak lama kemudian, bahunya di sentuh oleh seseorang dari belakang. Ia pun menoleh dengan kaget saat melihat orang tersebut yang tak lain adalah Risvan.

“Kau? Sedang apa kau disini?” Tanya Cherry terkejut melihat Risvan.

“Untuk bertemu denganmu lah! Apalagi?” Sahut Risvan.

“Mau apa kau? Apa kau lupa dengan perjanjian kita? Kau jangan menggangguku dulu sebelum kau menjadi pengusaha yang hebat!” Kata Cherry dengan wajah konyolnya.

“Aku menemuimu bukan untuk mengganggumu, tapi untuk mengatakan sesuatu padamu.” Kata Risvan sedikit kesal.

“Apa?” Tanya Cherry.

“Aku akan pergi ke Amerika dan melanjutkan pendidikanku disana sampai lulus S-II.” Kata Risvan.

“Lalu apa hubungannya denganku?” Tanya Cherry yang heran melihat sikap Risvan.

“Kau itu kan calon istriku, jadi aku harus mengatakannya padamu!” Teriak Risvan kesal.

“Sejak kapan aku bilang akan jadi istrimu?” Tanya Cherry yang lupa akan janjinya kepada Risvan.

“Kau! Apa kau lupa dengan janjimu waktu itu, hah?” Teriak Risvan jengkel.

“Oh, oke..oke…tenanglah! Aku ingat! Hehehehe.” Ucap Cherry.

“Mungkin kita tidak akan bertemu selama beberapa tahun!” Kata Risvan pada Cherry.

“Baguslah! Kalau bisa kita jangan ketemu lagi.” Gumam Cherry dalam hatinya.

“Oke! Aku pasti akan menunggumu dengan setia.” Sahut Cherry dengan gamblangnya. Cherry hanya menanggapi Risvan asal bicara saja agar segera terlepas dari kejaran Risvan yang sering memaksanya.

“Awas saja kalau aku tau kau pacaran dengan pria lain, akan aku tak akan segan untuk melakukan sesuatu pada pria itu.” Ancam Risvan dengan wajah monsternya.

“Iya baiklah! Aku tidak akan pacaran dengan siapapun selama kau berada di Amerik nanti.” Sahut Cherry lagi-lagi asal bicara saja menanggapi perkataan Risvan.

“Aku akan berangkat minggu depan!” Kata Risvan.

“Iya, pergilah yang jauh!” Ucap Cherry dalam hatinya.

“Oke!” Sahut Cherry tersenyum palsu.

“Kau tidak di jemput?” Tanya Risvan.

“Tidak!” Jawab Cherry.

“Ayo aku antar kau pulang ke rumah! Sekalian aku mau berkenalan dengan calon mertuaku.” Kata Risvan begitu percaya diri.

“What the hell? Nih cowok gila betulan kayaknya!” Umpat Cherry dalam hatinya.

“Hahahaha, tidak perlu! Busnya sudah datang.” Kata Cherry menolak.

“Bye!” Sambung Cherry berlari masuk ke dalam bus. Risvan hanya bisa menatap gadis itu sambil tersenyum.

“Heh, dia tersenyum palsu denganku tadi! Awas saja kau kalau aku kembali dari Amerika nanti.” Ucap Risvan dalam hatinya.

Cherry yang berada di dalam bus, menghela nafas dengan lega.

“Astaga! Aku pikir setelah dia lulus SMA aku tidak akan bertemu dengannya lagi, tapi ternyata dia tiba-tiba nongol di halte tadi.” Gumam Cherry.

“Tadi dia bilang dia mau kuliah di Amerika! Yes! Akhirnya aku bebas dari kakak kelas yang menyebalkan itu.” Seru Cherry kegirangan di dalam bus sehingga semua orang yang ada di dalam bus itu memperhatikan tingkah Cherry dengan pandangan aneh. Cherry menyadarinya dan langsung menunduk malu sambil terus tersenyum.

 

*****

Malam hari saat sedang makan malam, Cherry tak melihat kedua kakaknya. Ia pun lantas bertanya kepada orangtuanya.

“Pi, kak Riady dan kak Oka kemana? Apa mereka tidak makan bersama kita?” Tanya Cherry pada Papinya.

“Kak Riady di rumah sakit, sedangkan kak Oka lagi buat tugas di rumah temannya.” Jawab Papi.

“Oh, begitu!” Sahut Cherry sambil melahap makanannya.

“Cherry, bagaimana kegiatanmu di sekolah?” Tanya Papi.

“Lancar pi, sudah naik kelas dua! Hehehehe.” Jawab Cherry dengan ciri khas senyuman manjanya.

“Mi, gadis kita sudah beranjak dewasa ya!” Kata Papi pada Mami.

“Iya, sebentar lagi dia pasti pacaran tuh sama cowok-cowok di sekolahnya.” Sahut Mami.

“Tidak akan! Aku akan pacaran kalau nanti aku sudah jadi wanita dewasa, tunggu lulus kuliah dulu baru mikirin yang namanya cinta.” Sahut Cherry.

Orang tuanya tertawa mendengar perkataan Cherry yang sangat lugu itu.

“Kenapa sih? Perasaan tidak ada hal yang lucu!” Gumam Cherry bingung.

“Dasar gadis bodoh! Dengarkan mami, aku tak mau melihatmu menjadi perawan tua! Setelah kau lulus kuliah kau akan mami jodohkan dengan pria yang baik.” Kata Mami.

“tapi mi.., ini kan hidupku…!! Aku mau cari pasanganku sendiri.” Kata Cherry menolak.

“ya sudah…, begini saja…!! Kalau kau sudah berusia 25 tahun, namun kau belum juga memiliki kekasih, maka Papi dan Mami akan mencarikannya untukmu…dan jangan ada penolakkan…” ujar Papi membuat perjanjian pada Cherry.

“oke…, kalau begitu…!!!” jawab Cherry dengan penuh percaya diri.

“baiklah…, kau sudah berjanji pada orang tuamu…!! Jangan sampai kau ingkari.” Sahut Mami.

Disisi lain saat Riady sedang berada di rumah sakit, ia sesekali menatap Elif yang sedang dinas malam bersamanya.

Namun bedanya Elif berada di sudut ruangan dengan teman yang lainnya sementara Riady duduk bersama sahabatnya yaitu Tyo yang berprofesi sebagai dokter bedah.

Tyo melihat Riady yang curi-curi pandang dengan Elif.

“dy.., samperin aja sana…!! Dia juga melirikmu tadi.” Kata Tyo pada Riady.

“apaan sih…!! Siapa juga yang curi-curi pandang..” bantah Riady pada Tyo.

“ya ampun.., mau sampai kau pendam perasaanmu?? Kau sudah berusia 29 tahun dan kau masih betah melajang, bahkan aku hampir punya dua anak.” Kata Tyo.

“ck…, berisik banget sih..” ujar Riady kesal dengan Tyo.

“aku yakin.., si Elif suka padamu…!! Cuma ya gak mungkin aja lah dia nyamperin kau duluan..” ucap Tyo lagi.

“aku bukan tipe pria yang terlalu pede sepertimu…!!” ucap Riady.

“kau ikut terapi deh…!! Biar gak gemeteran kalau di dekat wanita.” Kata Tyo tertawa geli.

“ck…, dasar…” umpat Riady kesal di ledek Tyo.

Sejatinya Riady itu memang terlalu kaku dan langsung berkeringat dingin saat di dekati wanita.

Makanya sampai sekarang masih jomblo abadi.

Tanpa sepengetahuan Riady, ternyata orang tuanya sedang mencarikan jodoh untuknya.

Orang tuanya memaksa dirinya untuk pergi kencan buta dengan seorang wanita yang tak lain adalah Elif.

Namun tanpa memperdulikannya, Riady menolak.

Ia tak tau bahwa wanita yang akan jodohkan padanya waktu itu adalah Elif.

Ia langsung menolaknya tanpa pergi kencan buta tersebut.

Ia tak mau di jodohkan dengan siapapun.

Karena dalam hatinya ia mencintai Elif.

Begitu juga dengan Elif, ia menolak pergi kencan buta yang di paksakan oleh orang tuanya.

Tanpa ia mengetahuinya bahwa Riady lah pria yang akan di jodohkan padanya.

Orang tua Riady sangat kecewa dengan sikap Riady yang tak mau menuruti keinginan orang tuanya.

“dy.., kenapa kau menolak kencan buta ini..!! dia juga seorang dokter..” kata Papi pada Riady di ruang keluarga.

“pi.., aku bilang enggak ya enggak……!!” ujar Riady keras kepala.

“coba lihat dulu wanita itu.., mungkin kau akan menyukainya..kalian bertemu saja dulu.” Ucap Mami.

“enggak mi…, aku gak mau…!!” kata Riady.

“terserah kau saja….!!” Teriak Papi kesal dengan Riady.

Cherry yang berada di kamarnya mendengar kegaduhan yang terjadi di ruang keluarga.

Namun ia tak bisa melakukan apa-apa.

Melihat suami dan anaknya bertengkar, Mami menjadi sedih.

Mami masuk kedalam kamarnya dan menangis kesal.

 

Beberapa bulan kemudian, Cherry menemukan Mami yang tergeletak di lantai.

Mami jatuh pingsan di dapur.

Cherry menjerit karena panik. Papi dan Oka yang juga berada di rumah langsung berlari dan menggendong Mami dan membawanya ke kamar.

“Mi…, mami bangun…!!” ucap Cherry menangis dalam pelukan Oka.

Cherry terus menangis, Papi berusaha untuk memberikan bau minyak angina agar Mami tersadar.

Tak lama kemudian, Mamipun akhirnya sadar.

“mi…, kita kerumah sakit ya..” kata Papi.

“gak usah pi.., mungkin mami kecapekan doang..” kata Mami menolak.

“mami jangan sakit-sakit lagi…., hhhuuuuuuhhhuuu….” Ucap Cherry memeluk Mami.

“iya…, mami tadi Cuma lelah sedikit saja..” sahut Mami.

“mi.., ayolah…!! Kita cari pelayan aja.., biar mami gak capek lagi.” Kata Oka.

“iya…!! Nanti aku carikan pelayan untuk mengurusi semuanya di rumah ini.” kata Papi.

“gak usah pi…” ujar Mami.

“gak ada penolakan…” sahut Papi.

Akhirnya Mami setuju untuk menggunakan jasa pelayan dirumah.

Selama ini Mami bersikukuh untuk mengerjakan semuanya sendiri.

Di usia yang semakin bertambah membuat Mami harus beristirahat di rumah.

Cherry kini sudah menjejaki di bangku kelas III. ia tak suka belajar, namun karena perintah sang ayah dan kedua kakaknya lah ia betah berlama-lama duduk di meja belajarnya.

Kalau di tanya tentang cita-citanya, dia hanya menjawab ingin seperti Maminya.

Ia ingin mengurusi keluarganya kalau ia sudah menikah nanti.

Kedua kakaknya dan orang tuanya hanya bisa menghelas nafas panjang saat mengetahui cita-cita Cherry.

Sabtu sore saat Cherry sedang duduk di teras rumahnya, ia melihat ada seorang wanita yang mendatangi rumahnya.

Wanita itu cantik, namun terlalu agresif dimata Cherry.

Ia adalah Tania, salah satu pacar Oka di kampus.

“hai…, Cherry….!!” Sapa Tania.

“kalau cari kak Oka…., gak ada…!!!” ucap Tania ketus.

“hei.., kenapa sih kau selalu saja ketus padaku?? Aku ini calon kakak iparmu..” kata Tania dengan percaya dirinya.

“ck…, jangan mimpi…!! Kak Oka punya segudang wanita…bukan Cuma kau..” ujar Cherry yang sama sekali tak menyukai Tania.

“ck.., sialan..!! dia pasti akan menghalangiku untuk mendapatkan cinta Oka.” Ucap Tania dalam hatinya.

“Cherry.., apa kau suka membaca novel?? Ayo ke toko buku.., aku akan membelikanmu novel terbaru.” Kata Tania dengan senyuman palsu.

“gak perlu…!! Pergi sana…!! Kak Oka gak ada…dia malam mingguan dengan wanita lain…bukan kau…” ujar Cherry pada Tania.

“hhmmpp….., awas aja kalau aku sudah mendapatkan cinta Oka.., kau orang pertama yang akan aku singkirkan.” Ucap Tania dalam hatinya.

Setelah kepergian Tania, Oka keluar dan menemui Cherry.

“gimana?? Si Tania udah pergi??” tanya Oka pada Cherry.

“udah…!! Banyak banget sih cewek yang datang..?? kak Oka pasti tebar pesona terus di kampus..” ujar Cherry kesal melihat Oka.

“Cuma main-main doang…!! Kan kak Oka juga gak mau menyia-nyiakan ketampanan kak Oka…hehehehe…” sahut Oka dengan tampang playboynya.

“ck…, dasar…!!” umpat Cherry.

Keesokan harinya, Riady menemani Mami berbelanja untuk keperluan rumah di salah satu pusat

perbelanjaan.

Saat sedang melihat-lihat Mami tak sengaja menabrak seorang wanita cantik yang sangat ramah bernama Nina.

“aduh…, maaf tante…!! Saya gak sengaja…” ucap Nina yang minta maaf duluan. Padahal yang nabrak Mami.

“eehh…, yang minta maaf seharusnya saya…, saya yang nabrak kamu.” Sahut Mami melihat Nina.

“loh…., kau Nina kan???” tanya Mami pada Nina.

“tante kenal aku???” tanya Nina bingung.

“kau anaknya pak Herman kan???” tanya Mami lagi.

“iya.., tante kenal dengan papa saya ya…??” kata Nina.

“iya dong…!! Tante dan orang tua mu itu bersahabat dari sekolah dulu…” sahut Mami.

“waaahh…, kau sudah besar sekarang…!! Kau manis sekali…” sambung mami lagi.

Nina hanya tersenyum ramah kepada Mami. Dan Riady udah keringat dingin saat melihat Nina secara dekat.

“ini kenalin, anak tante…namanya Riady.” Kata Mami pada Nina.

“oohh…iya..!! halo…, Nina..” ucap Nina sambil menyodorkan tangannya.

“Riady..” balas Riady dengan kakunya.

“wajahnya sangat tampan.., tapi sayang dia kaku sekali.” Ucap Nina dalam hatinya.

“Nina.., kapan-kapan main kerumah tante ya…!!” ucap Mami.

“iya tante…!!” kata Nina yang tak berhenti tersenyum.

“kirim salam buat orang tuamu ya..” kata Mami lagi pada Nina.

“iya, tante..” sahut Nina yang beranjak pergi membawa belanjaannya.

“hhhmmm…, si Nina cantik juga kan.., pasti cocok untuk Riady.” Ucap Mami dalam hatinya.

Di Amerika, Risvan selalu teringat dengan wajah Cherry yang kini terpisah jauh dengannya.

Dia sangat terobsesi dengan Cherry yang polos namun berani.

Walaupun Risvan berada di amerika, namun ia memiliki anak buahnya untuk mengawasi segala gerak gerik Cherry. Ia tak ingin ada pria lain yang berani mendekati Cherry.

Sementara disisi Cherry, ia bahkan tak pernah mengingat lagi tentang Risvan.

Ia menganggap Risvan hanyalah angin lalu.

Cherry menjalani hari-harinya dengan bahagia dan ceria tanpa gangguan dari Risvan lagi.

Terpopuler

Comments

Sept September

Sept September

pagiii kakakkkk Aku mampir yaaaa 🤗

2020-08-07

1

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

la jut dari sini ya risvan...

2020-08-04

1

sukaeni sukaeni

sukaeni sukaeni

Ada jalang tania disini to

2019-09-28

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!