A Choice

A Choice

Perkenalan

...Happy Reading....

...***...

"Sah?",tanya penghulu yang baru saja Reizo mengucapkan ijab kabul.

"Sah!",jawab serentak para saksi pernikahan Reizo dan Caramel.

"Alhamdulillah". Penghulu mendoakan pernikahan kita dengan hikmat dan lancar.

Seketika hidupku runtuh seketika. Setelah semua yang aku lalui sia-sia hanya dengan sebuah pernikahan yang sama sekali tidak aku inginkan. Tapi, sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, aku harus merelakan ini semua karena Mama tiri ku memaksa aku keluar dari rumah yang dibangun oleh Papa dan Bundaku selama ini hanya dengan sebuah pernikahan agar aku bisa hidup layak seperti manusia yang ingin dihargai sebagai manusia biasa. Setelah Papa dan Bunda berpisah atau cerai, mereka memutuskan ingin hidup sendiri-sendiri. Lalu Papa menikahi wanita yang benar-benar licik yang pernah aku kenal selama hidupku ini. Karena, Mama merencanakan niat yang tidak baik terhadapku untuk menjaga perasaan adik tiri ku yang mencintai kekasihku bernama Alvaro. Aku dipaksa menikah oleh laki-laki yang sedang duduk di sebelahku yang baru saja selesai mengucapkan ijab kabul.

Air mataku tidak berhenti terus mengalir seperti air terjun yang tidak akan ada habisnya. Aku terus melihat kearah wanita licik itu. Wanita licik itu terus tersenyum puas melihat penderitaan ku ini. Ayah, inikah yang Ayah inginkan dariku?. Menikahkan anak gadis ayah dengan laki-laki yang tidak aku cintai dan sayangi?. Apakah Ayah akan puas dengan semua ini? batinku yang terus menerus meratapi nasibku.

Bunda yang selalu ada di samping ku selalu memberikan kekuatan lahir dan batin.

Reizo dan Caramel menanda tangani Akte Nikah. Mereka lalu berfoto bersama. Caramel selalu mencoba tersenyum di setiap sesi foto yang ada. Para wartawan selalu meliput setiap titik yang terjadi di sana.

"Jangan buat malu keluarga gue!. Atau keluarga loe yang akan hancur!",ancam Reizo dengan berbisik didekat telinga Caramel seperti seseorang yang mencium pipi Caramel.

Caramel tercengang mendengar Reizo berkata seperti itu. Seperti ia mendapat pukulan dan hantaman yang sangat kuat.

Reizo memberikan sebuah isyarat supaya Caramel tersenyum terus menerus di setiap sesi foto. Ia menatap Caramel tajam karena ia tidak mau bila Caramel membuat kesalahan yang kecil. Semua harus berjalan dengan lancar.

Reizo dan Caramel mengadakan konferensi pers kepada para awak wartawan. Reizo selalu menjawab pertanyaan dari para wartawan. Reizo sangat cekatan bila menjawab di setiap pertanyaannya. Caramel hanya memilih diam dan mengikuti alur cerita yang Reizo buat-buat. Karena Caramel takut bila membuat kesalahan yang sangat kecil.

Setelah konferensi pers dan acara pernikahan mereka selesai. Caramel dan Reizo pergi ke ruang pengantin.

Reizo dengan cepat melemparkan toxedo dan dasi yang mengikat lehernya itu. Hari ini adalah hari yang terlelah bagi Reizo. Ia segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Caramel yang hanya berdiri memandang pergerakan Reizo. Ia tidak menyangka bila ia diacuhkan begitu saja. Bagaimana bila dia meminta haknya sebagai suami?. Apakah aku sudah siap? pikir Caramel keras.

Beberapa menit Reizo keluar dari kamar mandi. Ia melihat Caramel yang hanya mematung di dekat pintu. "Hei...ngapain loe berdiri di situ?",tanya Reizo bingung.

Caramel langsung menundukkan pandangannya. "Maaf Kak, aku hanya sedikit gugup",jawab Caramel pelan.

"Jangan kepedean loe. Gue gak akan meminta hak gue sebagai seorang suami. Karena, gue gak sudi tidur satu ranjang sama loe!",jawab Reizo dengan sadis. Ia segera mengambil satu bantal dan satu guling ke sofa yang terdapat di kamar hotel. Ia melemparkan dengan kesal ke arah sofa. "Loe tidur di sofa. Gue tidur di ranjang!",perintah Reizo yang langsung menarik selimut untuk tidur malam.

Air mata Caramel menetes perlahan. Ia diperlakukan seperti ini di hari pertamanya menjadi Nyonya Reizo Darma Abisatya. Ia segera mengambil baju tidur dan membersihkan badannya di kamar mandi.

***

Lili menyenggol bahu Caramel dengan pelan. Dan Caramel tersadar dengan sendirinya. "Kok loe malah ngelamun sih!",keluh Lili.

Lili adalah sahabat baik dari Caramel. Mereka bersahabat sudah cukup lama dari bayi sampai Caramel menikah. Ia sangat cerewet, pintar, pandai berbicara dan satu lagi, pandai memikat laki-laki.

"Loe itu ngagetin gue tahu gak sih, Li!",kesal Caramel.

"Makanya jangan suka ngelamun sembarangan!",pesan Lili. "Emang sedang ngelamun apa sih?. Pasti ngelamun yang jorok-jorok ya?",lanjut Lili menggoda.

"Apaan sih!",jawab Caramel. Lalu ia melihat anaknya yang sudah tidak duduk di kursinya. "Lalu Arzan mana, Li?",tanya Caramel panik.

"Begini nih kalau orang yang melamun sampai kemana-mana. Sampai anaknya saja tidak tahu!",goda Lili.

"Arzan kemana Li?",tanya Caramel yang sudah panik dulu.

"Dia baru saja pamit ke toilet tadi!. Loe nya aja yang ngelamun terus menerus!".

"Astagaaaaa Lili. Kenapa loe gak bilang!",kesal Caramel yang langsung menyusul anaknya ke kamar mandi.

Lili hanya tersenyum melihat kelakuan Caramel yang ceroboh.

Caramel melihat anaknya baru saja keluar dari kamar mandi. "Ya ampun sayang, kenapa kamu tidak bilang sama Mamel kalau mau ke kamar mandi!",keluh Caramel. Disini Arzan sebagai anak tunggal dari Caramel dan Reizo. Arzan memanggil Mamanya dengan sebutan Mamel artinya Mama Caramel.

Arzan berumur 5 tahun. Yang sekarang sudah memasuki usia TK kecil. "Tadi Arzan udah bilang sama Tante Lili, Mamel!",jelas Arzan.

"Ok sayang. Lain kali kalau mau ke kamar mandi bilang sama Mamel ya sayang. Mamel takut terjadi sesuatu sama kamu. Apa lagi ini tempat umum. Andai saja Papa Rei tahu, pasti Papa Rei akan marah sayang!",kata Caramel sambil duduk berjongkok di hadapan anak semata wayangnya.

"Baik Mamel. Maafkan Arzan ya Ma?",ucap Arzan memeluk sang Mama.

"Iya sayang!",jawab Caramel membalas pelukan anak semata wayangnya itu. Maafkan Mama ya sayang, Mama selalu protektif sama kamu. Karena Mama tidak mau buat kesalahan sedikitpun sama Papa kamu! batin Caramel. "Ya udah, kita lanjutkan makan ya!",ajak Caramel menggandeng Arzan.

Mereka bertiga melanjutkan makan siang yang sempat tertunda.

Ponsel Caramel berbunyi. Ia segera mengangkatnya. "Assalamualaikum Mas!".

"Kamu dimana?. Dimana Arzan?",tanya Reizo yang tidak ada sabarnya sedikitpun.

"Kita sedang makan siang mas di restoran langganan Arzan. Tadi Arzan minta mampir ke sini!",jelas Caramel.

Lili yang sudah membaca situasi Caramel langsung memperagakan bahwa Reizo cerewetnya minta ampun.

"Iya Mas, kita nanti langsung pulang!",jawab Caramel yang sudah ponselnya dimatikan oleh Reizo secara sepihak. Ia lalu melihat layar ponselnya yang sudah tidak terhubung oleh sang penelepon. Caramel mengangkat kedua bahunya.

"Dimatiin lagi kan!",seru Lili.

"Biasa. Dia selalu seperti itu!",jawab Caramel.

"Kalau gue jadi loe, gue udah nyerah dan angkat kaki dari rumah besar itu. Dia itu cuma menganggap loe hanya babu di sana-?".

Caramel memberikan isyarat kepada Lili supaya Lili tidak cerita macam-macam tentang keluarga Reizo di depan mata Arzan.

Lili paham dan langsung dia seketika. "Maaf, maksud gue, gue teman gue!",jelas Lili.

"Sayang, setelah ini kita pulang ya?. Papa Rei sudah telepon",cicit Caramel.

"Iya Mamel. Arzan sebentar lagi juga selesai!",kata Arzan.

Beberapa menit setelah Arzan selesai makan, Caramel mengajak Lili pulang. Mereka langsung masuk mobil dan Caramel yang mengemudikan mobilnya.

Dalam perjalanan pulang Lili tidak henti-hentinya bercerita panjang lebar tentang dongeng. Tidak lama Arzan langsung tertidur pulas.

"Kalau bukan loe sahabat gue, gue ogah ceramah panjang lebar sama anaknya Reizo ini!",keluh Lili.

"Dia anak gue Li. Loe berarti gak tulus bercerita panjang lebar?",tanya Caramel.

"Bukan begitu Mel. Loe lihat sendiri suami loe itu yang angkuh, sombong dan belagu. Dan gue belum bisa percaya kalau loe bisa-bisanya menikah sama dia. Mimpi apa gue nih, punya sahabat satu aja nikah sama orang yang gak bener!",ungkap Lili.

Lili adalah salah satu sahabat aku yang selalu aku sayangi. Dia adalah alasan aku untuk kuat dan bersemangat dalam menjalankan hidup. Dia yang selalu memberikan aku dukungan disaat aku sedih maupun bahagia.

...***...

...Jangan lupa untuk komen, like dan vote....

...Terimakasih....

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!