Janji Arzan

...Happy Reading...

...***...

Keluarga besar Abisatya sudah menyelesaikan sarapan pagi. Mereka langsung berpencar melaksanakan pekerjaan mereka masing-masing. Reizo pergi bekerja dengan sang sekertaris yang bernama Alvin. Setelah Reizo berpamitan dengan Caramel plus Arzan, ia segera meluncur ke perusahaan Abisatya.

Caramel dan Arzan melihat mobil Reizo semakin lama semakin menjauh. Arzan melambaikan tangan atas kepergian sang ayah ke perusahaan. "Mamel, nanti Arzan boleh tidak pergi ke rumah Selina?. Arzan lupa kalau hari ini ada perayaan ulang tahun Selina?",tanya Arzan.

Caramel duduk menyeimbangkan tinggi sang anak. Ia tersenyum mengelus bahu sang putra. "Boleh sayang. Nanti kita pulang sekalian cari kado ya buat Selina teman Arzan".

Arzan bersorak gembira mendengar izin dari sang Mama. "Baik Mamel",jawab Arzan penuh semangat dan pergi masuk kedalam mengambil keperluan sekolahnya.

Caramel tersenyum manis melihat keriangan sang anak. Andai keluarga kita harmonis sayang, pasti selalu ada kegembiraan dan kebahagiaan yang ada.

Ehsan sang penjaga sekaligus sopir cadangan membuyarkan lamunan sang majikan. "Ibu, mobilnya udah siap!".

"Ha... Iya Pak. Bentar saya ngambil barang-barang saya yang masih di dalam rumah!". Caramel berdiri masuk ke rumah utama lagi. Ia mengambil tas dan beberapa dokumen yang akan menjadi bahan metting nanti siang. Ia segera memanggil sang anak untuk cepat keluar dari kamu dan dengan satu panggilan sang anak sudah siap pergi ke sekolah.

Arzan tidak lupa berpamitan dengan sang nenek yang sudah setia duduk diruang tengah membaca surat kabar. Dan Caramel juga meminta izin atas Arzan yang akan menghadiri ulang tahun teman Arzan dengan sopan.

"Jangan lupa dengan janji yang saya berikan Caramel!",pinta Donna penuh dengan penekanan.

"Iya Ma. Caramel janji tidak akan mengajak Arzan tanpa izin dari Mama".

"Baiklah. Cepat pergi sana!. Nanti Arzan cucuku terlambat!",cicit Donna yang masih sadis dengan Caramel.

"Ya udah, Caramel berangkat dulu Ma. Assalamualaikum!",pamit Caramel tanpa dibalas oleh Donna sedikitpun tapi tak apalah hari-hari biasanya juga seperti itu.

*

*

*

*

Dalam perjalanan Arzan selalu bersenandung dengan riang. Ia tidak sabar untuk pergi ke acara ulang tahun sang sahabat. Caramel yang sedang mengemudi mobil tidak henti-hentinya tersenyum bahagia melihat kebahagiaan sang putra.

Sesederhana ini, bisa membuat kamu bahagia seperti ini sayangku! batin Caramel.

Beberapa menit dalam perjalanan akhirnya sampai di sekolah internasional. Caramel segera keluar dari mobil tetapi sang anak juga membuka pintu mobilnya sendiri. "Sayang, kok malah buka sendiri sih?",kata Caramel.

"Arzan sudah bisa Mamel. Arzan ingin belajar mandiri seperti Mamel yang selalu mandiri tanpa Oma dan Opa. Mamel percayakan sama Arzan?",keluh Arzan kepada Caramel karena Caramel terlalu khawatir terhadapnya.

"Bukannya Mamel tidak percaya sama kamu, sayang. Tapi....-?". Ada nada yang terputus dari Caramel karena mengingat apa yang Donna katakan dulu.

"Tapi Oma Donna lagi, maksud Mamel?",tebak Arzan yang melihat raut wajah sang Mama berubah menjadi gelisah.

Caramel terdiam sesaat karena sang anak mengetahui isi hatinya. Ia mengacak rambut Arzan gemas. "Maafkan Mamel ya sayang. Bukannya Mamel melarang kamu, bukan. Atau Mamel tidak percaya sama kamu, bukan sayang. Karena Mamel ingin yang terbaik buat Arzan",jelas Caramel panjang lebar.

"Iya Mamel. Arzan tahu itu",jawab Arzan dengan kecewa. "Ma, Arzan boleh tanya sesuatu?".

"Tanya apa sayang".

"Kenapa Papa tidak beli rumah sendiri. Kenapa Papa masih tinggal satu rumah sama Oma Donna. Arzan ingin sekali seperti anak-anak yang lainnya yang punya rumah kecil tapi didalamnya penuh kebahagiaan dan kehangatan. Seperti rumah milik Selina?",ungkap Arzan dengan polos. Karena ia tahu keluarga dari sang sahabatnya yang begitu kecil namun penuh arti bagi orang yang menempati rumah tersebut.

Deg. Hati Caramel terasa nyeri sekali. Anak sekecil itu menanyakan sebuah rumah pribadi yang akan ditempati keluarga kecil yang sangat bahagia. Ia duduk menyeimbangi tinggi badan sang anak. "Mungkin Papa Rei tidak mau Oma Donna sendirian sayang. Karena Papa Rei adalah anak dari Oma Donna. Jadi, Papa Rei gak akan tega melihat Oma Donna sendirian dirumah utama",jelas Caramel tanpa menjelekkan salah satu keluarga dari Abisatya.

"Tapi, Oma selalu banyak larangannya Mamel. Arzan ingin seperti anak-anak yang lainnya. Yang bisa bermain kapan saja disebuah taman bermain. Bukan bermain dirumah besar sendirian",keluh Arzan.

Caramel memperbaiki anak rambut Arzan. "Sayang, Mamel boleh minta satu permintaan?",ucap Caramel penuh harap terhadap anak kecil itu.

"Berapapun permintaan Mamel. Arzan akan turuti".

"Ok. Lihat mata Mamel!",perintah Caramel yang langsung di iyakan oleh sang anak. Dan Arzan melihat kedua mata sang Mama yang berwarna keabu-abuan. "Mamel mohon dengan sangat, jangan ungkit masalah ini didepan Papa maupun Oma ya?. Mama mohon sayang. Mama janji, Mama akan selalu menemani Arzan kemanapun maupun ke taman bermain sekalipun. Tapi tolong sayang, tolong jangan ungkit masalah mempunyai sebuah rumah!",pinta Caramel dengan berkaca-kaca. Hati yang selama ini Caramel jaga untuk sang anak, akhirnya ia menangis didepan anaknya sendiri.

Arzan menghapus air mata sang Mama. "Maafkan Arzan Mamel. Arzan tidak bermaksud menyakiti ataupun melukai hati Mamel",sedih Arzan yang langsung memeluk sang Mama dengan erat. Ia takut bila sang Mama kecewa terhadapnya. "Arzan janji, Arzan gak akan mengulangi kesalahan yang sama Ma. Maafin Arzan Mamel!",kata Arzan yang selalu berulang terus menerus.

Maafkan Mama sayang. Mama memberikan mu sebuah ruang yang sangat sempit untuk berinteraksi dengan orang lain. Bukan ini maksud dari Mama, tapi ini semua keinginan Mama Donna terhadap cucu satu-satunya yang beliau miliki.

Arzan melepaskan pelukannya. Ia memajukan tangan dengan jari kelingking yang terbuka. "Arzan janji Mamel. Arzan tidak akan mengulanginya lagi!",janji Arzan kepada sang Mama.

"Mamel percaya sayang. Mama sangat percaya terhadap anak Mamel",jawab Caramel dengan sebuah senyuman yang dipaksakan supaya anaknya tidak bersedih lagi. "Ya udah, sekarang waktunya Arzan masuk ke dalam untuk bersekolah ya?".

Arzan menganggukkan kepalanya dan tidak lupa mencium punggung tangan Caramel dan mencium dibeberapa titik di wajah Caramel tanda Arzan sangat menyayangi sang Mama. "Bye... Bye.. Mamel!",pamit Arzan melambaikan tangan.

"Bye... Bye sayang!",jawab Caramel sambil berdiri melihat sang putra masuk kedalam sekolah. Semoga engkau menjadi anak yang Sholeh dan berbakti kepada kami anakku sayang. Dan kelak Papa Rei bisa menerima Mama sebagai istri yang Papa Rei banggakan.

*

*

*

Di kantor.

Caramel memarkirkan mobil dengan sempurna. Ia pergi berjalan memasuki kantor yang ia tempati itu.

"Caramellllllll!",teriak Lili dari kejauhan.

Caramel yang merasa risih dengan panggilan dari sang sahabat langsung berjalan dengan cepat menuju meja kerjanya. Lili juga dengan gesit berlari mengejar Caramel.

Caramel meletakkan beberapa berkas di atas meja. Ia menata buku-buku yang kemarin sore masih berantakan.

"Loe budek atau pura-pura budek sih Mel!",kesal Lili yang duduk didepan meja kerja Caramel.

"Apaan sih Li. Loe mau ngajak ngibahin orang pagi buta ini!",ucap Caramel yang masih fokus menata buku-buku.

"Astaghfirullah!. Pikiran loe itu ya Mel, selalu berprasangka buruk terus sama gue!".

"Lalu apa tujuan loe kesini?. Loe kan udah dipindahkan kebagian yang enak di perusahaan ini!",tanya Caramel mempertanyakan panggilan dari Lili tadi.

Lili memberikan sebuah selembaran kertas di atas meja Caramel.

"Kertas apa itu?",tanya Caramel yang hanya membaca sekilas.

"Di baca dulu isinya dengan TELITI!".

Caramel mengambil sebuah kertas dan membaca dengan sangat-sangat teliti dan jeli. "Metting nanti siang kan ini?",tanya Caramel yang belum paham dengan maksud dari Lili.

Lili menepuk jidatnya karena sang sahabat tidak peka dengan situasi ini. Ia lalu mengambil kertas itu dengan paksa dari tangan Caramel. "Loe baca ini!",perintah Lili dengan menunjukkan sebuah nama yang tidak asing baginya itu.

"ALVARO MAHESA",ucap Caramel dengan kaget.

"Itu maksud dari gue!. Nanti kita metting sama MANTAN LOE itu!",seru Lili dengan penuh penekanan.

Caramel tidak menyangka bahwa dunia ini benar-benar sangat sempit. Kenapa ia harus dipertemukan lagi dengan DIA!.

...***...

...Jangan lupa untuk komen, like dan vote....

...Terimakasih....

Terpopuler

Comments

Ani Rosyani

Ani Rosyani

arzan anak siapa thor

2022-12-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!