GALA ASMARA (Perjalanan Cinta Empat Sahabat)
Brukkk...
Galang yang merasakan dia telah menabrak seseorang langsung saja menepikan mobilnya dan memastikan siapa orang yang telah dia tabrak.
"Nona tidak apa apa?" galang yang khawatir langsung saja membantu wanita yang telah tersungkur di depan mobilnya.
"Saya tidak apa apa tuan" ucap Zhelina sambil menepuk nepuk dressnya yang kotor.
"Tangan anda terluka" galang melihat tangan Zhelina terluka.
"Itu dia" teriak sekumpulan pria gagah berjas rapi mendekat ke arah mereka.
Melihat sekumpulan pria yang mendekat ke arah mereka Zhelina yang panik langsung saja masuk ke mobil Galang "Mampus gue. Ayo cepat masuk".
Galang yang melihat itu hanya bisa menurut langsung saja duduk di samping pengemudi. Melihat Galang telah duduk Zhelina langsung saja menekan pegal gas mobil Galang dengan kecepatan tinggi.
"Siapa mereka?"
"Tuan tenang saja. Pegangan yang erat"
Zhelina tak menghiraukan ucapan Galang dia terus saja mengemudikan mobil Galang dengan kecepatan tinggi.
"Gila ternyata ada juga wanita yang lebih gila dari si ruba betina" batin Galang mengingat kegialaan Lea.
Setelah melihat para pria itu tidak mengikutinya lagi Zhelina langsung saja menarik napas lega lalu merendahkan kecepatan mobilnya.
"Upss akhirnya" ucap Zhelina tersenyum.
"Siapa mereka tadi? Kenapa mereka mengejar lho? Jangan jangan lho..?" oceh Galang mulai waspada.
"Lho tenang saja gue tidak seperti yang lho kira"
"Terus kenapa mereka mengejar lho?"
"Gue juga tidak tau. Mereka sedari tadi mengikuti gue. Untung saja lho datang" ucap Zhelina tersenyum manis.
Namun baru saja dia menarik napas lega namun tiba tiba dia melihat beberapa mobil mengikutinya dari belakang.
"Sial mereka datang lagi" Zhelina langsung saja kembali meninggikan kecepatan mobilnya sambil terus berpikir kenapa para pria itu bisa kembali menemukannya padahal dia sudah mengikis jarak yang sangat jauh.
Hingga dia menyadari jika di cincin yang dia kenakan ada alat pelacak yang sengaja di selipkan.
"Kenapa gue sampai lupa sih" Zhelina yang kesal karna kecerobohannya tak sengaja memukul kemudi.
Melihat tingkah wanita yang disampingnya Galang hanya bisa mengelengkan kepalanya kecil sambil terkekeh.
"Tolong lho buka cincin ini" perintah Zhelina memberikan tangannya ke Galang dan tangannya yang satu lagi masih mengendalikan kemudi mobil.
"Sudah" ucap Galang setelah mengambil cincin itu dari jari manis Zhelina.
"Ketika gue suruh buang maka lho dengan cepat buang cincin itu" perintah Zhelina sambil terus pokus menyetir.
"Enak saja main perintah ini itu. Dasar cewek gila" gumam Galang kesal sambil melirik Zhelina yang pokus menyetir.
"Sudah jangan banyak bicara jika ingin selamat" ucap Zhelina yang mendengar ocehan galang.
Mendengar ucapan Zhelina, Galang hanya menatapnya memelas.
Zhelina terus saja pokus menyetir sambil berpikir bagaimana caranya menghindar dari para pria yang sedang mengejarnya.
Hingga akhirnya dia mendapat ide yang cemerlang. Dia melihat jalanan yang mulai di padati oleh kendaraan.
Dengan keahliannya dalam mengemudi dia langsung saja menyusup ke jalur kendaraan yang begitu padat.
"Buang cincinnya" perintah Zhelina ketika melihat lampu lalu lintas yang mau berganti ke Merah.
Dengan cepat Galang melempar cincin itu ke luar mobil. Melihat itu Zhelina terus meninggikan kecepatan mobilnya sambil menyelip kendaraan yang menghalangi jalannya.
Tak jarang mereka mendapat caci maki dari pengemudi lain karna mengemudikan mobil mereka secara ungal ungalan.
Namun Zhilia tidak menghiraukan itu yang dia pikirkan hanyalah bagaimana caranya agar bisa lolos dari kejaran para pria itu.
Zhilia melihat rambu lalu lintas mulai pindah ke merah. Dengan cepat dia menekan pegal gas sampai kecepatan tinggi.
"Yes.. akhirnya gue lolos juga" teriak Zhelina bahagia melihat mobil para pria yang mengejarnya terjebak di lampu merah.
"Cepat ke hotel ****" perintah Galang karna melihat Lea telah menghubunginya.
Mendengar perintah Galang, Zhelina hanya menganguk patuh lalu mengemudikan mobilnya ke hotel yang di katakan Galang.
****
Ghilea yang sedang berada di hotel penginapan mereka merasa sangat kesal karna sudah beberapa jam Galang pergi dari penginapan namun tak kunjung pulang juga.
Lea terus saja mengubungi ponsel Galang namun tak ada jawaban sama sekali. Lea yang begitu kesal terus saja mengerutu memaki Galang.
Lea dan Galang memang ada tugas di luar kota. Mereka sengaja di kirim oleh rumah sakit kakek mereka Bram Adhijaya untuk menangani peninjauan lokasi pembangunan cabang rumah sakit mereka.
Galang dan Lea sudah lulus kuliah. Mereka sekarang bekerja di rumah sakit sang kakek sebagai dokter di sana. Bram memang sengaja ingin membangun rumah sakit di luar kota supaya bisa mewariskannya secara merata kepada kedua cucunya yang lebih memilih untuk mengikuti jejaknya sebagai Dokter.
"Awasnya lho Makhluk Astral. Gue akan hukum lho" ucap Lea kesal karna sebentar lagi mereka harus kembali ke kota mereka.
Baru saja menyiapkan rencana untuk memberi pelajaran ke galang. Lea langsung melihat mobil Galang yang berhenti di parkiran Hotel dari jendela kamarnya.
Melihat itu Lea langsung saja berlari keluar bersiap untuk menghajar Galang. Namun setelah sampai di halaman hotel Lea langsung saja geram karna melihat Galang berjalan dengan seorang wanita.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yunita aristya
mampir kak
2023-01-22
1