Part 04

Untuk menghindari fitnah dan juga hal yang tidak tidak Zhelina tinggal seorang diri di apartemen Galang. Dia akan datang ke kediaman Alex pagi pagi sekali untuk mengurus keperluan Galang.

Seperti saat ini dia datang pagi pagi sekali karna hari ini jadwal Galang sangatlah padat. Dia menyiapkan keperluan Galang bahkan menyiapkan air hangat. walaupun harus bersusah payah tapi dia berusaha melakukan yang terbaik.

"Lang, ayo bangun" Zhelina terus saja membangunkan Galang yang masih tertidur.

"Apa di belum bangun juga?"

"Belum tante"

"Beginilah dia sangat susah untuk di bangunkan. Tante juga sangat pusing melihatnya"

Tika berjalan mendekati putranya yang masih tertidur dengan lelapnya.

"Sayang ayo bangun." Tika mencoba mengoyangkan tubuh Galang.

"Tunggu ma. Lima menit lagi" ucap Galang dengan suara seraknya lalu kembali menarik selimutnya.

"Sayang ayo. Kasihan Zhelina sedari tadi menunggu"

Mendengar nama Zhelina di sebut Galang langsung saja mencoba bangun dari tidurnya. "Ia ma ia" Galang langsung saja berjalan menuju kemar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Ayo sayang. Kita tunggu di bawah"

Tika dan Zhelina langsung saja keluar dari kamar Galang. Mereka langsung saja menuju ke ruang makan untuk sarapan bersama.

Sesampainya di meja makan Zhelina melihat Alex yang sudah rapi sarapan dengan lahapnya seorang diri.

"Ayah mau apa?" Tika langsung saja memastikan jika semua kebutuhan suaminya telah terpenuhi.

"Sudah tidak ada lagi sayang. Apa putramu sudah bangun?"

"Sudah sayang"

"Ya sudah ayo sarapan. Zhelina"

Mendengar namanya di sebut Zhelina langsung sadar dari lamunannya. "Saya paman?"

"Ayo sarapan"

"Terimakasi paman"

Zhelina langsung saja mengisi piringnya. Ia melahap masakan Tika dengan begitu lahapnya."Masakan tante enak sekali."

"Terimakasi sayang. Kamu makan yang banyak ya"

Tak menunggu lama Galang yang sudah rapi langsung saja bergabung bersama mereka. Dia langsung saja duduk di samping Zhelina.

Setelah selesai sarapan mereka langsung saja pergi untuk bekerja. Galang dan Zhelina mengunakan mobil yang sama.

Galang yang sedang menyetir sesekali melirik Zhelina yang duduk di sampingnya sambil menatap ke arah luar jendela.

"Besok lho tidak perlu menyiapkan kebutuhan gue"

Mendengar ucapan Galang Zhelina langsung saja menatapnya. Dia langsung saja mengingat telah membuat salah satu kemeja Galang bolong karna gosong saat menyetrikanya.

"Gue minta maaf" Zhelina langsung saja merasa bersalah karna di hari pertamanya dia sudah melakukan kesalahan.

"Sudah tidak apa apa. Lagian untuk kebutuhanku sudah ada pembantu yang menyiapkannya"

"Ternyata lho sangat baiknya"

Mendengar ucapan Zhelina, Galang hanya menatapnya sekejab sambil tersenyum. Hingga akhirnya mereka telah sampai di area rumah sakit.

"Jika ada wanita yang mencoba mendekati gue, lho harus segera menghalanginya. Karna gue ada jadwal oprasi sebentar lagi".

"Siap" Zhelina langsung saja menganguk patuh lalu turun dari mobil Galang.

"Sayaang..." seorang wanita seksi langsung saja menghampiri Galang.

Melihat itu Zhelina langsung saja menghalanginya. "Maaf nona, tuan Galang sedang ada banyak pekerjaan hari ini"

"Memangnya lho siapa?" ucap Lisa kesal karna sedikit lagi dia bisa memeluk Galang.

"Saya pengawal pribadi tuan Galang yang harus menjaganya dari para wanita yang terus saja mengejarnya"

"Gue adalah kekasihnya Galang jadi lho minggir" Lisa langsung saja mendorong tubuh Zhelina.

"Maaf nona, tuan saya lagi sibuk" Zhelina langsung saja menatap tajam Lisa.

"Sayang. Kenapa sih kamu harus pakai pengawal seperti ini" Lisa menatap remeh ke arah Zhelina.

"Maaf gue lagi sibuk. Lho atur dia" perintah Galang lalu memasuki loby rumah sakit.

"Sayang tunguin aku" Lisa mencoba mengejar Galang.

Dengan sigap Zhelina langsung saja menghentikannya " Apa lho tuli ha?. Galang lagi sibuk"

"Diam lho. Lho itu hanya pengawal murahan, jadi lho gak usah ngatur gue"

Mendengar ucapan Lisa, Zhelina langsung saja geram. " Apa lho tidak dengar jika Galang tidak ingin bertemu dengan lho? jadi sekarang lho pergi dari sini sebelum gue seret lho"

"Coba saja kalau berani" Lisa langsung saja mencoba mengejar Galang.

Melihat sikap Lisa yang begitu keras kepala Zhelina langsung saja menarik tangan Lisa lalu menyeretnya keluar lokasi rumah sakit.

"Aw... sakit. Berani lho nyentuh gue?" Lisa langsung saja menepis tangan Zhelina.

"Gue mah najis nyentuh cewek murahan seperti lho. Tapi lhonya aja yang kepala batu"

"Apa lho bilang? yang murahan sini gue apa lho?"

"Lho lah masak gue. Sudah lho pergi dari sini"

"Bilang saja lho mau jadi pengawal Galang biar bisa dekat dekat dengannya iya kan?"

"Emangnya gue sama seperti lho yang mau ngerendahin harga diri hanya untuk bisa dekat dengan Galang"

"Ingatnya jangan banding bandingkan gue dengan lho. Gue dan lho sangat jauh berbeda lho itu hanya barang rongsokan lho mengerti" Lisa langsung saja mengancam Zhelina.

Bukannya takut Zhelina langsung saja terkekeh kecil."Kita memang sangat berbeda gue adalah barang rongsokan sedangkan lho di ibaratkan mangga yang sangat indah dan lezat"

Mendengar ucapan Zhelina. Lisa langsung saja tersenyum penuh keangkuhan.

"Tapi apa lho tau jika barang rongsokan setelah di punggut bisa di ubah menjadi barang yang sangat berharga. Sedangkan mangga apa lho tidak tau jika mangga di jajakan di mana mana"

"Orang juga membelinya dengan cara di pegang pegang terlebih dahulu terus di ciumi tapi belum tentu jadi membelinya bahkan begitu seterusnya sampai akhirnya mangga yang indah itu berubah menjadi mangga yang sangat menjinjikkan. Hingga tidak ada lagi orang yang mau membelinya"

Mendengar ucapan Zhelina, Lisa langsung saja mengepalkan tangannya geram sambil menatap tajam Zhelina.

Melihat reaksi Lisa, Zhelina langsung saja tersenyum meremehkan Lisa. Geram dengan tinggah Zhelina yang merendahkannya Lisa langsung saja mengangkat tangannya hendak menapar Zhelina.

Namun dengan sigap Zhelina langsung saja menahan tangan Lisa lalu meremasnya kuat hingga yang punya tangan meringis kesakitan.

"Jangan sekali kali lho mengangkat tangan kotor lho ke gue. lho mengerti"

Zhelina langsung saja menepis tangan Lisa kasar hinga Lisa berjalan mundur melihat tatapan Zhelina yang begitu mengerikan.

Tanpa Zhelina sadari jika Galang memperhatikannya dari kejauhan. Melihat sikap Zhelina yang begitu mudahnya melawan musuhnya Galang langsung saja tersenyum.

Setelah selesai mengurus serangga kecil itu Zhelina langsung saja masuk ke loby rumah sakit untuk mencari keberadaan Galang.

"Zhelina" teriak Lea berlari kecil ke arah Zhelina.

"Lea" Zhelina langsung saj tersenyum ramah.

"Galang mana?" ucap Lea celingukan karna tidak melihat Galang bersama Zhelina.

"Galang sudah masuk. Gue juga sedang mencari keberadaannya"

"Oh. Ternyata anak itu bisa juga masuk kerja tepat waktu. Apa itu tadi lho yang buat" ucap Lea mengigat wajah kesal Lisa ketika berpaspasan dengannya di halaman rumah sakit.

"Itu mah cuman serangga kecil" Zhelina tertawa mengingat reaksi Lisa yang tidak berkutik.

"Ha..ha... lho benar. Sudah tidak usah peduliin cewek gatel itu. Ayo kita masuk"

Zhelina langsung saja menganguk patuh lalu berjalan beriringan bersama Lea memasuki rumah sakit. Di selingi canda tawa keduanya hingga membuat mereka semakin dekat.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!