Lea terus saja memperhatikan wanita yang bersama Galang. "Gadis mana lagi yang lho culik ini?"
"Enak aja lho fitnah gue seperti itu. Malah dia yang nyulik gue" ucap Galang kesal.
Mendengar ucapan Galang, Lea langsung saja tertawa geli. "Ha..ha... hanya wanita bodoh yang mau nyulik palyboy seperti lho".
"Bukan hanya bodoh tapi dia jauh lebih gila dari lho" bentak Galang kesal.
"Gue minta maaf" ucap zhelina merasa bersalah.
"Ya sudahlah. Gue mau beresin barang barang gue dulu" Galang mengingat jika belum membereskan barang barangnya.
Namun saat dia melangkahkan kakinya Zhelina malah ikut mengekor dari belakang. "Lho ngapain ngikutin gue?"
"Maaf gue tidak tau mau pulang kemana" ucap Zhelina memasang wajah sedihnya.
"Terus apa masalahnya buat gue?"
"Apa boleh gue ikut bersama kalian? Gue mau kok bekerja untuk kalian" Zhelina menatap Lea dan Galang penuh permohonan.
"Plisss gue mohon. Gue janji akan bekerja dengan baik" ucap Zhelina menyatukan kedua tangannya memohon ke Galang dan Lea.
Melihat permohonan Zhelina, Lea langsung saja merasa iba "Sudah, lho terima saja dia sebagai pengawal pribadi lho".
"Lho pikir gue tuan putri apa? pakai pengawal pribadi segala" ucap Galang kesal.
Lagi pula bagaimana mungkin dia seorang pria gagah memiliki pengawal pribadi seorang wanita. Bisa bisa dia harus menahan malu setiap hari karna ledekan Zion.
"Gue bisa kok jadi pengawal pribadi lho" zhelina tersenyum penuh percaya diri.
"Apa lho mau setiap hari harus menghadapi keagresipan para fans panatik lho. Gue gak mau kejadian seperti kemarin terulang lagi" ucap Lea geram mengingat dia harus mengantikan Galang untuk mengoprasi pasien karna Galang terlambat datang karna harus mengurus para fans panatiknya terlebih dahulu.
"Kalau menghadapi para wanita wanita genit itu mah soal gampang."
"Apa lho yakin. Nanti lho habis dicakar sama mereka semua karna terus nempel sama gue"
"Gue bisa. Gue janji akan bekerja dengan giat" Zhelina langsung saja semangat.
"Ya sudah lho atur saja dia" ucap Galang langsung saja meninggalkan kedua gadis itu.
"Kenalkan nama gue Ghilea lho pangil saja Lea." Lea langsung saja mengulurkan tangannya mengajak berkenalan.
"Gue zhelina. Kalau pria tadi namanya siapa?" ucap Zhelina karna dia sama sekali belum berkenalan dengan Galang.
Mendengar ucapan Zhelina yang menanyakan nama Galang dia langsung saja mengerutkan keningnya binggung. Bagaiman bisa Zhelina ikut bersama seorang pria yang namanya saja dia tidak ketahui.
"Gue tadi bertemu dengannya karna gue kabur dari kejaran preman. Jadi gue tidak sempat menanyakan siapa namanya" jelas Zhelina.
Mendengar ucapan Zhelina, Lea mulai curiga. Namun dia berusaha untuk menyembunyikan kecurigaannga dari Zhelina.
"Dia Galang, sahabat sekaligus sepupu gue. Ya sudah ayo kita masuk."
Melihat keramahaan Lea, Zhelina langsung saja merasa nyaman bersamanya. Meraka berdua langsung saja masuk ke hotel mencoba membantu Galang membereskan barang barangnya.
****
"Apa masih ada barang Tuan yang belum di simpan?" ucap Zhelina hati hati karna melihat kekesalan di wajah Galang masih terukir.
"Jangan pangil gue dengan sebutan Tuan, panggil saja Galang" ucap Galang menyulurkan tangannya.
"Zhelina" Zhelina langsung saja tersenyum lalu menyambut tangan Galang.
"Apa semua sudah siap? ingat waktu kita tinggal tiga puluh menit lagi" Lea memperingati.
"Sudah, ayo kita berangkat" Galang langsung saja melangkahkan kakinya dengan penuh semangat.
Mereka bertiga langsung saja pergi ke bandara. Tak menunggu lama akhirnya mereka sampai di bandara. Mereka langsung sana memasuki bandara lalu menuju pesawat yang menuju kota mereka.
Sebelum pesawat lepas landas Zhelina terus saja menatap kota kelahirannya itu dari jendela kaca pesawat.
"Selamat tinggal Deddy, maafkan Zhelina karna telah mengecewakanmu" batin Zhelina hingga tak terasa butiran bening itu membasahi wajah mulusnya.
Dengan cepat Zhelina langsung menghapus air matanya. Dia berusaha terlihat tegar, dia tidak mau dengan kesedihannya ini akan membuat kedua sahabat barunya curiga.
Galang yang duduk di samping Zhelina hanya menatap Zhelina dengan tatapan yang tak dapat di artikan. Sama seperti Lea, dia juga merasakan ada keganjalan dari Zhelina. Namun melihat dari sikap Zhelina dia yakin jika Zhelina adalah wanita baik baik.
"Apa gue boleh tau apa alasanmu ingin pergi dari kota ini?" ucap Galang.
"Gue pergi dari kota karna suatu alasan yang belum siap gue jelaskan" Zhelina menatap Galang dengan tatapan penuh kesedihan.
"Apa pun alasan lho, gue yakin lho orang baik baik. Jangan sungkan karna kami sekarang sahabat lho" Galang tersenyum.
"Terima kasih"
Galang langsung saja mengangguk lalu kembali menatap ke arah depan. Karna lelah Zhelina memilih untuk memejamkan matanya hingga dia tertidur dengan lelapnya.
Melihat Zhelina yang tertidur Galang langsung saja meletakkan kepala Zhelina ke bahunya.
****
Karna hari ini Lea dan Galang kembali ke kota kelahirannya Zion langsung saja menjemput sang pujaan hatinya ke bandara.
Dia menunggu Lea di loby bandara sambil melirik jam yang melingkar di tanggannya.
"Sayang.... Aku rindu" tiba tiba saja Lea naik ke atas punggung Zion dengan senangnya.
"Ayah" bukannya menjawab rindu dari Lea, Zion malah mati kutu karna kepergok oleh sang ayah dan juga calon mertuanya.
"Ayah.. Papa" ucap Lea malu lalu mencoba turun dari punggung Zion.
"Jadi rindunya cuman sama Zion" Rayhan langsung saja memasang wajah ngambeknya.
"Papa Lea rindu" Lea langsung saja memeluk sang Papa.
"Papa juga rindu sayang" Rayhan langsung saja membalas pelukan putrinya lalu menciumi puncak kepala Lea.
"Sama Kakek gak rindu ya?" sambung Bram.
"Lea rindu Kek" Lea langsung saja memeluk Bram.
"Kakek juga rindu sayang"
Melihat keharmonisan keluarga Lea, Zhelina hanya mampu menatap haru drama keluarga itu. Hingga akhirnya Zidan menyadari kehadiran Zhelina di sana.
"Siapa wanita yang bersamamu, Lang?"
"Oh ia, kenalkan dia Zhelina paman" Galang langsung saja meperkenalkan Zhelina.
Mendengar itu semuanya langsung saja menatap Galang dan Zhelina secara berhantian.
" Apa dia calon cucu menantuku?" ucap Bram tersenyum.
"Bukan." ucap Galang dan Zhelina serentak.
"Dia adalah pengawal pribadi Galang, Kek" jelas Lea.
Mendengar penjelasan Lea semua orang langsung saja saling lempar tatapan.
"Bukan begitu, kalian tau sendirikan jika di luar saja banyak fans panatik Galang yang terus mengejar Galang hingga Galang terus terlambat ke rumah sakit. Jadi Galang sengaja membayar Zhelina supaya bisa melawan para wanita itu. Sekalian membantu mrmberi tempat tinggal sekaligus pekerjaan untuknya." jelas Galang sebelum Paman dan Kakeknya beranggapan yang tidak tidak.
"Tidak apa apa kan Kek? Lea yang menyuruh Zhelina untuk jadi pengawal Galang karna Lea gak mau kejadian yang haritu terulang lagi. Dimana nyawa pasien kita jadi taruhan karna ke agresipan para wanita wanita genit itu" jelas Lea penuh permohonan.
"Ya sudah tidak apa apa. Anggap saja kami ini adalah keluargamu" ucap Bram tersenyum.
"Terima kasih, Kek" Zhelina langsung saja tersenyum mendengar ucapan Bram.
"Ya sudah ayo kita pulan, Sky sudah menunggu kalian" Rayhan langsung saja merangkul Lea lalu melangkahkan kakinya.
Mereka langsung saja menuju mobil mereka masing masing. Karna di mension semua orang telah menanti kepulangan Lea dan Galang.
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Yumi Modeong Kiay
hmm
2022-09-18
1