Putri Mafia Kesayangan Tuan Muda
Di sebuah kompleks pemakaman elit kota J, terlihat sosok pemuda berdiri di depan sebuah makam yang berhiaskan marmer hitam di atasnya, pemuda itu terlihat nampak menghormati seseorang yang terkubur di dalam makam tersebut
Dia juga membawa sebuket bunga mawar nan indah di tangannya, perlahan dia membungkukkan badannya dan menaruh bunga itu di nisan marmer yang ada di makam tersebut
"Mah, aku menjenguk mu lagi pagi ini, apa kabarmu di sana??, ku harap kau sudah bisa memaafkan kesalahanku padamu, aku juga sedang memperbaiki hidup ku sekarang, supaya kau tidak perlu memarahi ku lagi kedepannya,, aku juga berjanji padamu, aku akan jadi orang yang lebih berguna lagi,, aku ingin jadi kebanggaan mu suatu saat nanti," Adlan sedikit menyunggingkan pilu,
"Lucu,, Seharusnya aku berkata seperti ini sebelum kau pergi dari dunia ini, bukan sekarang," ucap sang pemuda dengan menjatuhkan air bening dari pelupuk matanya
"O yah mah,, Aku juga coba menjalani kehidupan ku sendiri sekarang, aku tidak akan menghambur hamburakan uang ayah lagi,, aku berjanji,, jika aku berpoya poya dan berkelahi lagi, kau bisa menjewer telinga ku lagi" ucap pemuda itu dengan bibir bergetar
Adlan Deandra Arfandi,, itulah nama yang di berikan keluarganya padanya,, dia adalah seorang tuan muda dari keluarga kaya raya yang mengasingkan diri dari semua kemewahan yang sudah membawanya kedalam penyesalan terbesar nya, yaitu kehilangan Ibunda yang sangat dia cintai
Dirinya yang sebelumnya hidup di dalam garis bebas, merasa kalau dirinya seorang anak dari keluarga miliarder, menjadikannya orang yang suka berpoya poya, dan merasa paling berkuasa di manapun dia menginjakan kakinya,,
Dengan harta sang ayah Arman Arfandi yang melimpah ruah, yang seorang pebisnis besar dan memiliki aset triliunan, juga di kenal luas di negara nya,, membuat adlan tidak mengenal kata takut di mana pun dia berada
Semasa mendiang ibunya masih hidup, dia sangat tidak suka dengan prilaku anaknya yang semena-mena terhadap orang lain,, dia sosok ibu yang cukup tegas pada Adlan,
Namun Adlan tidak pernah mengindahkan nasehat baik dari sang ibu,, meskipun dia sebenarnya tidak pernah berani membantah perkataan nya,,
Dalam hatinya dia sangat menghormati sosok ibundanya itu, namun ego masa mudanya yang membuat Adlan tidak pernah mau tunduk pada perkataan ibunya yang menginginkan Adlan menjadi sosok rendah hati dan tidak sombong
Di tambah figur sang Ayah yang terlalu memanjakannya sejak kecil,, menjadikan nya ayah yang kurang tegas pada Adlan, itupun membuat Adlan merasa tidak pernah salah dengan apapun yang dia lakukan
Adlan punya keahlian bertarung di atas rata-rata, karena darah sang ayah mengalir deras di nadinya,, Arman Arfandi sang ayah juga adalah seorang petarung handal pada masanya, jadi itu mengukuhkan nya sebagai orang yang tidak bisa di usik di lingkungan mana pun, termasuk saat dia bersekolah
Suatu ketika, Adlan menerima murka dari bunda Lena karena ibunya mendapat kabar kalau Adlan terlibat sebuah perkelahian pelajar dengan puluhan siswa yang jadi korbannya, dan alasannya pun hanya masalah sepele, dan mereka semua terluka cukup serius oleh Adlan
Dan nahasnya Ibundanya itu meregang nyawa setelah dia memarahi Adlan habis habisan karena serangan jantung mendadak,
Adlan merasa sangat bersalah atas kepergian ibundanya untuk selamanya itu
Sang ayah yang juga ikut terpukul atas kepergian sang istri tercintanya juga murka pada Adlan, dia sampai mengusir adlan pergi dari rumah karena terbawa emosi sesaat,,
Dari itulah, Adlan bertekad untuk memperbaiki dirinya demi menebus kesalahan masalalunya pada sang ibu, semenjak pergi dia mengasingkan dirinya dari hingar bingar kemewahan, dan mencoba untuk tidak terus bergantung hidup pada harta sang ayah
…
"Tuan muda, tuan besar menghubungiku dan ingin bicara dengan Anda" ucap salah seorang yang tiba-tiba datang menghampirinya di pemakaman
Adlan berbalik dan langsung menerima ponsel Anju sang sahabat sekaligus ajudannya
"Hallo pah" ucap Adlan
📲"Apa kau benar-benar tidak akan pulang ke rumah lagi?,, 2 tahun ini papah sudah cukup menderita dengan meninggalnya ibumu, apa perlu kau juga meninggalkan papah??,,, maaf jika papah pernah menyuruhmu pergi dari rumah, papah terbawa emosi saat itu, jadi papah mohon,, kembalilah" ucap Sang ayah
"Pah, aku pasti akan kembali ke rumah, tapi tidak sekarang,, aku masih belum bisa jadi seperti yang mamah inginkan" ucap Adlan
📲"Baiklah jika memang itu pilihan mu,, kapan pun kau ingin kembali ke rumah,,, kembalilah,, mamahmu juga pasti sudah memaafkan mu sejak lama," ucap Arman sang ayah
"Baik pah, terimakasih" ucap Adlan, dan panggilan mereka pun segera berakhir,
"Jam berapa sekarang?" tanya Adlan sambil melihat jam di tangannya sendiri, "Ya ampun, sudah siang,,, mah, aku pamit kuliah dulu, maaf tidak bisa lama lama mengunjungi mu, nanti aku pasti kembali lagi" ucap Adlan pada makam sang ibu,
Diapun dengan terburu-buru meninggalkan kompleks pemakaman elit tersebut, dan segera berangkat ke kampusnya dengan menaiki bis kota
.
…
Sesampainya di halte depan kampus, dia segera turun dari bis dan masuk ke area kampus dengan terburu-buru dengan tetap di ikuti Anju di belakangnya,
Adlan tidak mau gelar mahasiswa teladan yang sudah dia bangun selama 2 tahun itu tercoreng dengan keterlambatannya
Dia yang sekarang mencoba belajar konsisten menjalani hidup dengan menaati semua peraturan, tidak seperti sebelum sebelumnya
Adlan masuk dengan sedikit berlari di halaman kampus,, dia bahkan tidak begitu memperhatikan langkahnya karena saking tergesa untuk mengejar jam mata kuliahnya yang sebentar lagi akan di mulai,
Adlan sampai menabrak sekumpulan pria yang berjalan di depannya saat berlari,, hingga salah satu pria yang di tabraknya itu terjatuh ke tanah
'Bruk' "Hey,, kurang ajar, apa kau tidak punya mata,, dasar bedebah" ucap pria berbadan tinggi yang di tabrak Adlan
"Ah, maaf maaf, aku aku tidak sengaja, aku minta maaf, aku sedang terburu buru" ucap Adlan mencoba meminta maaf dan mencoba membantu pria yang di jatuhkan nya itu untuk berdiri
"Jangan sentuh aku bedebah" ucap sang pria yang naik pitam saat Adlan mencoba meraih tangan nya
Seorang teman dari pria yang terjatuh itu langsung mencengkram kerah baju Adlan
"Apa kau pikir dengan meminta maaf semua urusannya selesai??, jangan harap,, apa kau lupa siapa yang kau tabrak?,, dia tuan Erik,, generasi kedua orang terkaya sekota ini, jadi sekarang berlutut lah untuk minta maaf padanya, jika perlu jilat sepatu nya supaya kau dapat pengampunan darinya" ucap Pria plontos berperawakan lumayan kekar itu
Erik bangkit dan langsung menghampiri Adlan yang masih di cengkraman Ramos
"Kau lagi kau lagi,, kenapa kau selalu saja membuat masalah dengan ku,, apa kau belum puas kemarin di hajar Ramos, hah??,, O yah,, kamu dengar apa yang di katakan Ramos tadi kan,, sekarang berlututlah dan jilat sepatu ku, dan aku akan melupakan masalah ini" ucap Erik
Anju yang tidak terima tuan mudanya di perlakuan seperti itu pun langsung mendekat dan ambil suara
"Jangan keterlaluan kau anak muda,, atau kau akan menyesali ini" ucap Anju yang sudah mengepalakn tinju nya bersiap untuk memukul, secara usia Anju memang lebih tua beberapa tahun daripada mereka
"Memangnya apa yang bisa di lakukan orang orang rendahan seperti kalian di kampus ini, hah???,, lidah kalian hanya bisanya menjilat saja kan,, dan berlindung di bawah ketiak ibu kalian kalau kalian ada masalah,, hahaha" ucap Erik langsung tertawa
Anju sangat geram dan sangat ingin segera melayangkan pukulan pada wajah Erik,
Namun dia langsung di tahan Adlan saat dia ingin maju
"Aku mau minta maaf dan berlutut, tapi tidak untuk menjilat sepatumu" ucap Adlan.
"Tapi tuan.." Anju tidak habis pikir kenapa tuanya yang sekarang lebih banyak mengalah pada orang lain, kalau itu dulu, pasti mereka semua langsung habis di buat perkedel oleh tuanya itu
"Diamlah, ini bisa kuselesaikan sendiri,,, dengan caraku" bisik Adlan
"Apa kau ingin tawar menawar dengan ku?,, kau pikir siapa dirimu, kau tidak layak membantah ku,, Ramos,, kau langsung beri dia pelajaran saja" ucap Erik
"Baiklah, Dengan senang hati bos" ucap Ramos, dia langsung saja memukul perut Adlan 'Buk buk buk'
"Arghhh" Lirih Adlan langsung mebungkuk karena menerima pukulan di perutnya
"Lancang!!,,, kau tidak tau siapa yang kau pukuli" geram Anju yang naik pitam, dan dengan tinju besarnya dia langsung membalas meninju Ramos untuk melindungi tuanya
'Habuuukkkk' "Arghhh" Ramos sampai terjungkal kebelakang karena pukulan Anju yang cukup keras itu
"Sial, berani beraninya kau memukul temanku" geram Erik
Tatapan tajam Anju pun langsung mengarah pada Erik yang berbicara "Aku juga tidak akan segan untuk menghajarmu bocah" ucap Anju berniat untuk maju dan menghajar Erik juga
Tapi Adlan langsung menarik tangan Anju
"Anju, sudahlah, jangan memperkeruh keadaan, kau juga minta maaflah pada mereka,, aku tidak papa," ucap Adlan, dia menganggap semua perilaku Erik padanya hanyalah sebuah karma yang bisa dia terima, karena dulu dia juga tidak jauh berbeda dengan Erik yang suka menindas orang, hanya saja dia melakukan nya sendirian, bukan dengan tangan orang lain
"Tapi tuan..."
'Pruk' Adlan langsung menurunkan lututnya ke tanah dan berlutut ke arah Erik,, "Erik, Aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf" ucap Adlan dengan menundukan pandanganya
"Dasar kau,, awas kau ya,, akan ku hajar kau" ucap Ramos yang bangkit lagi dengan di bantu dua kawanya yang lain, dia berniat membalas pukulan dari Anju
Namun saat dia akan melayangkan pukulan nya,, tiba-tiba sebuah jarum kecil berwarna biru melesat dari arah belakang mereka dan langsung menancap tepat ke sarap leher Ramos
"Ah, apa ini?", Ramos langsung meraih apa yang menancap di lehernya itu, dan sepersekian detik kemudian dia langsung tergeletak ke tanah,,
Itu pun di ikuti oleh dua orang kawanya yang tiba tiba saja terpekik dan tergeletak ke tanah
"Hey kenapa kalian malah tidur?, apa apaan kalian ini?" ucap Erik heran
'Cep' tiba tiba Erik juga merasakan sesuatu yang menanycap di samping lehernya, dan rasanya itu tidak jauh berbeda dengan gigitan dari seekor semut, tapi itu malah membuat kesadaran nya perlahan hilang
"Arrgghh", lirih Erik, dan dia juga langsung mengikuti rekannya yang lain untuk tidur di tanah
Adlan langsung tercengang melihat kejadian yang menurut nya aneh itu,, dia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi
"Anju, ada apa ini?, kenapa mereka tiba tiba pingsan??" tanya Adlan benar-benar keheranan
"Aku juga tidak tau tuan" ucap Anju
Tiba tiba sesosok wanita culun bersweater hitam, berkacamata bulat, dan rambut yang di ikat, lewat di hadapan mereka dengan santainya
Wanita itu langsung melirik Adlan yang masih berlutut di tanah dengan tatapan Sinis "Hhh,, Dasar pria pria lemah" ucap Sang gadis
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
anak Ragil❤️💕
keren 😍😘
2022-12-07
1
Maya●●●
udah masuk fav kak😍😍
2022-12-01
1
Maya●●●
halo kak salam kenal dari pesona gadis desa. aku mampir ya. ceritanya seru kak👍👍jangan lupa mampir balikk.
2022-12-01
1