Karma

Adlan masih berlutut di tanah dengan terus menatap bingung pada gadis berpenampilan cupu dengan kacamata bulat dan rambut di ikat dua itu, dia membiarkan sang gadis melintas begitu saja dari hadapannya tanpa tau harus berkata apa

Tapi gadis itu menghentikan langkahnya sejenak sesaat setelah melewati Adlan "O yah, meski kau lemah, aku mengapresiasi niatmu untuk membantu ku saat kemarin" ucap Gea tanpa menoleh

Tiba tiba sebuah bola basket yang entah darimana datangnya melambung tepat mengarah ke kepala gadis itu

Menyadari itu Adlan refleks bangkit "Awaaaass" ucap Adlan beranjak dan berniat menepis bola yang melesat ke arah gadis itu

Gadis itu sedikit menoleh pada Adlan

Tapi kedatangan bola iu terlalu cepat kepada sang gadis, dan Adlan tidak sempat menepisnya, dan

'Buuukk' "Awwwww" 'Guprak' Gea langsung terjatuh ke tanah karena kerasnya benturan bola,, sementara bola itu langsung mental ke arah lain ,,

Sang pelempar bola itu langsung tertawa bersama beberapa temannya yang lain karena melihat lemparan bola mereka mengenai Gea,,, meski sebenarnya mereka Tidak Sengaja melakukan itu

Kacamata bulat yang di pakai Gea sampai terjatuh ke tanah karena terjangan bola itu sedikit mengenai kacamata nya

Adlan menghampiri nya dan langsung mencoba membantunya berdiri dengan mengulurkan tangannya "Kamu tidak papah??", tanya Adlan,,

Namun saat Gea melirik ke arahnya, Adlan langsung terkejut melihat wajah Gea yang tanpa kacamata bulatnya itu, wajahnya sekilas nampak mirip dengan orang yang paling berarti di hidupnya

"Mamah??", Dengan sadar Adlan langsung berlutut di depanya dan meraih satu tangan Gea kemudian mencium nya "Mahh,, aku bersumpah, aku tidak berkelahi lagi,, aku ...."

Gea tentu saja merasa risih dan langsung menarik tanganya yang di gengam Adlan

"Mamah,, mamah,, kepalamu,, sejak kapan aku punya anak seperti mu,,? iihhhh, , menjauhlah" ucap Gea bergidik,, dia langsung mendorong Adlan hingga di sedikit terjungkal, dia langsung mengambil kacamatanya lagi, dan segera meninggalkan Adlan yang masih menatapnya dengan tatapan tidak percaya

Adlan terdiam beberapa saat dengan tangan menahan kebelakang kareana menahan dorongan dari Gea sebelumnya,, dia mencoba meyakinkan dirinya kalau itu hanya mimpi saja

Karena bukan sekali dua kali dia bermimpi di datangi ibundanya saat dia tidur

Perlahan dia berdiri dan menoleh lagi ke Arah Erik dan temannya yang masih tergeletak di tanah dengan tatapan bingung

"Anju, apa aku sedang bermimpi?" tanya Adlan

"Apa maksud tuan?" tanya Anju

"Coba kau pukul aku" ucap Adalan

"Aku tidak berani tuan,," ucap Anju

"Apa sekarang kau sudah mulai membangkang padaku?" tanya Adlan

"Ti tidak tuan, baiklah" 'buk' Anju pun menurut dan memukul bahu Adlan

"Awww, berani sekali kau memukul ku" ucap Adlan asal, karena dia merasakan sakit yang menandakan kalau dia tidak sedang bermimpi sekarang

"Tapi tuan sendiri yang menyuruhnya kan?" ucap Anju membela diri

"Ini aneh,, ternyata ini bukan bermimpi,, tapi bukankah yang barusan itu ibuku?, apa roh ibuku sehebat itu hingga dia bisa melumpuhkan orang tanpa menyentuhnya??" tanya Adlan

"Bukan tuan muda, dia bukan ibumu, mungkin gadis itu hanya mirip saja, dia yang kemarin di jaili Erik saat ospek,, dan anda mengganggu mereka kemarin dengan menyiram wajah Erik dengan minuman anda,, soal mereka yang pingsan aku tidak yakin kalau wanita itu yang melakukannya" ucap Anju

"Kenapa dia bisa punya kemiripan dengan ibu?,, apa dia masih ada hubungan darah dengan ibu ku??,, dan aku yakin kalau dia yang sudah membuat Erik seperti itu,, Anju kamu cari tau informasi tentang gadis itu" ucap Adlan

"Baik tuan, saya akan mencari tau," ucap Anju

Adlan sangat penasaran dengan sosok Gea yang berpenampilan culun itu, dia yakin kalau ada sesuatu yang di lakukannya pada Erik dan kawan kawannya hingga mereka tergeletak lemas seperti sekarang, karena dia berpikir kalau bukan dia siapa lagi,

Dia kemarin juga tidak ada maksud untuk membela gadis itu di depan Erik, dia hanya kebetulan tersandung sesuatu saat kegiatan, dan tidak sengaja menyiram minuman ke wajah Erik,

Dan tentu saja Adlan langsung jadi bulan bulanan rekan rekan Erik, dan mereka melupakan Gea yang sedang di jaili mereka

Adlan segera bergegas kembali untuk ke ruang kuliahnya dan dia sudah terlambat masuk, karena dosen sudah memulai mata kuliahnya

Dia mengetuk pintu dan melangkah masuk

"Maaf pak, saya telat" ucap Adlan sambil nyengir

"Kamu ini, kenapa kamu telat" tanya seorang dosen pengajar yang ada di ruangan itu

"Aku ada sedikit masalah di jalan pak, apa boleh aku duduk dan mengikuti mata kuliah Anda??" tanya Adlan

"Ya Sudah duduk sana" ucap Sang dosen

"Baiklah, terimakasih pak" ucap Adlan, diapun segera bergegas ke tempat duduknya, dan mulai memperhatikan apa yang sedang di bahas Dosen

Tapi baru beberapa saat dia mengikuti mata kuliahnya,, tiba-tiba ada seseorang yang masuk ke ruangan dan menghampiri Dosen dan terlihat mengatakan sesuatu padanya

Sang dosen pun langsung melirik ke arah Adlan "Adlan, kamu di panggil keruangan dosen" ucap Sang dosen

"Oh, Baiklah" ucap Adlan, tanpa pikir panjang Adlan segera bergegas keluar ruangan dan menuju ke ruangan dosen

Dia mengetuk pintunya sebelum dia masuk

"Apa saya di panggil?" tanya Adlan basa basi

"Ya kamu, masuklah" ucap salah satu dosen di sana

Adlan masuk dan melihat kalau di ruangan itu dia tidak sendirian,, karena ada Erik dan kawan kawan juga di sana, perasaan nya pun mulai tidak enak, tapi dia tetap menghadap ke meja dosen yang memanggilnya

"Adlan, apa yang sudah kamu lakukan pada rekan rekan mahasiswa mu ini?, saya tidak menyangka kamu bisa bertindak kasar seperti ini pada mereka, setahu saya kamu anak yang taat peraturan di kampus ini,, coba jelaskan, apa masalahmu?" ucap Sang dosen

"Aku???,, aku rasanya tidak berbuat apa-apa pada mereka,, aku tadi hanya tidak sengaja menyenggol mereka saat saya jalan terburu-buru pak, dan saya sudah minta maaf juga pada mereka" ucap Adlan menjelaskan

"Kamu jangan bohong, bapak tidak suka dengan mahasiswa yang suka mengelak dari perbuatannya,, Erik dan temanya sampai babak belur begini karena di pukuli olehmu kan,, dan kamu sampai membuat mereka pingsan didepan kampus segala, apa kamu mau menyangkalnya lagi??, sekarang kamu pilih hukuman mu, kamu ingin di skors selama satu Minggu, atau membersihkan pasilitas kampus selama seminggu setelah kau menyelesaikan mata kuliah mu??" tanya Sang dosen

"Itu itu,, aku benar-benar tidak berbuat apa-apa pada mereka pak" ucap Adlan mencoba membela dirinya

"Baiklah, sepertinya kau memilih untuk di skorsing, kau boleh pulang sekarang, dan selama satu Minggu kedepan kau tidak di izinkan masuk kampus,, dan renungkan lah kesalahan mu" ucap dosen itu

Adlan langsung menghela nafas kasar dan merasa tidak akan ada gunanya memberikan penjelasan apa pun sekarang,

"Baiklah, aku tidak ingin diskors, aku memilih membersihkan pasilitas kampus saja" ucap Adlan

"Baiklah, kalau begitu kau boleh kembali, jangan ulangi hal semacam ini lagi kedepannya, atau bapak akan bertindak tegas dengan mengeluarkan mu dari kampus ini,, mengerti??"

"Baik pak, aku mengerti" ucap Adlan

"Sementara kalian,, kalian boleh beristirahat dulu di ruang UKK " ucap Sanga dosen

"Baik pak, terimakasih" ucap Erik langsung tersenyum puas

Mereka semua pun segera keluar dari ruangan dosen itu

"Heh,, bedebah, sekali lagi kau membuat masalah dengan ku, akan ku pastikan kau akan langsung di tendang dari kampus ini" ucap Erik

"Terserah,, Kalau pun aku keluar dari sini, masih banyak kampus yang akan menerimaku" ucap Adlan acuh tak acuh,, dan langsung beranjak dari hadapan Erik,

Sebenarnya Adlan masih merasa kesal dengan keputusan dari dosen itu, tapi dia juga tidak berniat melampiaskan kekesalannya pada Erik atau siapa pun, kalau itu dulu, jangankan orang macam Erik,, sekelas dosen pun pasti sudah di obrak abrik oleh nya jika dia kesal

"Dasar orang miskin payah,, hahaha" ucap Erik

Adlan sedikit menoleh dan menyunggingkan senyum di sudut bibirnya, dia benar-benar sedikit tidak habis pikir, di saat dirinya ingin menjadi orang yang lebih baik lagi, dia seolah menerima karma dari apa yang sudah di perbuatanya dulu,

Tapi Adlan tidak berniat lari atau merasa muak atas karma apapun yang datang padanya, karena sekarang tekadnya sudah bulat untuk memperbaiki diri,, dan dia akan menghadapi resiko apapun itu untuk bisa menebus semua kesalahannya di masa lalu

Episodes
Episodes

Updated 85 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!