Good Husband

Good Husband

Awal Mula

“Iya Ma... Ini aku lagi jalan cari kendaraan buat ke kampus.”

Seorang gadis melangkah tergesa-gesa keluar dari sebuah gang. Ia masih mengapit ponsel di telinganya, berbicara pada sang ibu yang ada di seberang sana.

“Ayumi itu sendirian di rumah, Ma. Jadi, aku temenin. Iya... Iya, maaf nggak ngabarin dulu.”

Gadis dengan rambut terkuncir ini menepuk pundak seseorang yang berhenti di dekat pangkalan ojek. Pria yang duduk di atas motor ini lantas tersentak dan menoleh ke belakang.

“Kampus Bumi Sakti ya!” gadis itu segera naik ke boncengan sebelum pria itu menjawab permintaannya, “cepet jalan, Mas! Saya udah telat nih.”

“Tapi mbak.”

Untuk sementara gadis itu menjauhkan ponsel dari telinganya. Ia menatap laki-laki yang duduk membelakanginya ini. Ia dapat dengan jelas menatap wajah laki-laki itu dari kaca spion.

“Kenapa? Harus pakek aplikasi? Kalau belum ada yang booking ‘kan nggak jadi masalah Mas. Saya buru-buru ini nggak sempet kalau harus atur aplikasi dulu. Nanti juga saya bayar kok.”

“Bukan itu mbak...”

“Iya Ma... Oke! Udah ya aku telat nih ke kampus.”

Pria itu kembali menghadap ke depan saat ucapannya tidak digubris lagi. Si gadis kembali berbicara dengan orang yang ada di handphone-nya. Gadis yang ia tidak kenal ini sambil menelepon terus mendesak untuk segera menjalankan kendaraan roda dua itu. Mau tak mau ia melajukan motor metiknya ke tujuan sang gadis.

Selesai menelepon gadis berkaus putih dengan outer merah jambu serta celana bahan coklat itu menyimpan ponsel ke dalam tas. Ia mengambil selembar uang dari dompet.

“Di sini aja, Mas!” ia menepuk-nepuk lagi pundak pria yang dia yakini tukang ojek itu.

Motor pun berhenti sesuai permintaan. Gadis ini turun dan memberikan uang dua puluh ribu, lalu berlari begitu saja meninggalkan si tukang ojek.

Si tukang ojek ini tersenyum sembari menggeleng pelan, memandangi uang yang baru saja ia dapatkan.

...***...

Ketika sampai di kelas ternyata dosen yang mengajar pada hari ini sudah duduk di dalam. Gadis yang baru datang ini mengetuk pintu hingga semua atensi tertuju padanya.

Ia segera masuk saat dosen perempuan itu mempersilakan, “Maaf, Bu. Saya telat.”

Dosen dengan sanggul bak Raden Ayu Kartini ini mengangguk, “Iya, saya tau itu. Masalahnya kenapa kamu bisa terlambat? Bukannya saya udah memberi tau pada kalian semua kalau di kelas saya tidak boleh telat walau hanya satu detik.”

“Maaf, Bu. Saya bangunnya kesiangan.”

“Nama kamu siapa?”

Gadis ini menggigit bibir bawahnya sekilas. Ia meringis saat ditanya namanya saja. Karena itu pertanda bahwa dosen yang taat akan kedisiplinan ini terus mengingat dirinya.

“Cempaka Dahayu, Bu.”

Dosen itu mengangguk sembari memberi sebuah tanda di buku absen yang ia punya.

“Silakan duduk!”

Walau dirinya akan terus terkenang oleh dosen manajemen strategi itu, setidaknya sekarang Cempaka dapat bernapas lega. Ia lekas berjalan menuju kursinya. Di sana Kalya dan Olive telah menyambut kedatangannya.

“Kok bisa lo kesiangan?” Tanya Kalya dengan volume suara sengaja di kecilkan.

Cempaka meletakkan tasnya terlebih dulu dan duduk, “Gue nginep di rumah Ayumi. Itu anak ngampus siang. Dia lupa bangunin gue.”

“Jangan ngobrol lagi! Kita kembali ke materi,” tegur Dosen yang kini sedang bersiap-siap akan menulis di papan tulis.

Kalya dan Olive mengangguk paham. Mereka kembali tenang dari pada terkena semprot dosen galak itu.

Satu setengah jam akhirnya jam kuliah pertama telah selesai. Ketegangan di dalam kelas mulai melonggar. Satu-persatu mahasiswa meninggalkan kelas yang akan digunakan oleh mahasiswa dan dosen lain.

“Hari ini kita cuma punya dua mata pelajaran aja ‘kan?” tanya Olive sembari sesekali melahap es krimnya.

Kini cempaka dan kedua temannya sedang berada di kantin menyantap pesanan masing-masing.

Kalya yang sedang makan salad mengangguk, “Gimana selesai kuliah kita hang out dulu?”

“Setuju!” Olive mengangkat sendok es krimnya, “tadi gue mau ngusul itu.”

“Gue nggak bisa,” ucap Cempaka dengan mulut masih mengunyah sisa makanan. Gadis ini sendirian yang memesan nasi goreng. Katanya, lapar karena tidak sempat sarapan tadi pagi.

“Yaah... kenapa?” Kalya mendadak tidak bersemangat. Olive mengangguki saja untuk pertanda kalau ia ikut bertanya.

“Tadi pagi aja nyokap gue udah ngomel-ngomel karena semalem gue nggak pulang. Kalau habis ini gue telat pulang bisa dicoret nama gue dari kartu keluarga.”

“Lo juga sih, ngapain nggak pulang?” tanya Kalya.

“Pusing gue di rumah. Nyokap sama bokap pembahasannya tentang perjodohan terus. Mereka mau ngejodohin gue sama anak temen Abi. Kalian sendiri ‘kan tau kalau gue udah ada pacar.”

“Lo mau dijodohin, Ka? Ganteng nggak orangnya?”

Dengan sebelah tangan terkepalan, Kalya menjitak dahi jenong milik Olive. Gadis berambut di kepang dua itu merengut sembari mengelus dahi kebanggaannya.

Cempaka menggelengkan kepala, “Gue nggak tau muka orang itu. Gue sama dia belum pernah ketemu. Katanya sih, tuh cowok baru pulang dari kuliah S2 di Aussie.”

“Sakit tau, Kal!” protes Olive setelahnya.

“Ya lo, kalau cowok ganteng cepet.”

“Emang apa salahnya sih nanyain ganteng apa nggak?” Olive mencebikkan bibir, kemudian fokus menatap Cempaka, “Aussie? Sama kayak dosen baru yang katanya mau ngajar di peminatan fakultas manajemen bisnis dong.”

“Kita ada dosen baru?” tanya Cempaka setelah itu ia menyeruput es tehnya.

Olive mengangguk sembari lanjut menghabiskan es krim vanilanya, “Iya, kata anak B. Denger-denger bakal ngisi peminatan manajemen pemasaran.”

“Peminatan kita dong?”

“Iya dan kalian mau tau nggak?” Kalya mengedikkan dagu. Olive mencondongkan sedikit tubuhnya ke depan, “Pak Dosennya ganteng.” Ia menyampaikan itu seperti orang yang berbisik.

Kalya menggeleng saat ia sebenarnya sudah menebak apa kalimat yang akan Olive beritahu kepada mereka, “Lo emang udah lihat tuh dosen?”

“Iya, sama Arfan ganteng mana?” timpal Cempaka.

“Udah dong. Arfan lewat!” ujar Olive dengan senyum bangga, “habis ini jadwal Bapak itu. Gue buktiin ke kalian, tapi kalian nggak boleh naksir ya! Itu crush gue.”

...***...

Note:

Halo~

Udah lama aku gak nulis di sini. maaf cerita yang ketunda itu aku hapus. Dan aku memilih untuk buat yang baru. sebelumnya cerita ini udah pernah ku upload sedikit di tempat lain, terus aku hapus, lalu sekarang aku pindah dan lanjutin di sini.

Semoga kalian suka sama Kisahnya cempaka dan calon suami yang masih jadi rahasia.

Terpopuler

Comments

Ummu LD Muhammad Alim

Ummu LD Muhammad Alim

mampir thor kayaknya asik ceritanya

2022-09-04

0

Nissa Mahbub Mazin

Nissa Mahbub Mazin

mampir sini Thor😊

semangat up biar cepet banyak babnya😂 jadi saya yang baca jadi puas🤭

2022-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!