Cinta Dalam Nestapa

Cinta Dalam Nestapa

Perjodohan

''Raga!!!'' panggil Umi Hani.

''Iya Umi... ada apa sih teriak-teriak? Nggak tau apa anaknya masih tidur ngantuk juga hoaammm...'' sahut Raga.

''Ih ini anak ya, kerjaan nya cuma molor aja! Bangun! Mandi! sarapan! Setelah nya ikut Umi dan Abi ke tempat Tante Alisa. Ada yang ingin kami bahas disana! kamu harus ikut! nggak ada bantahan!'' tegas umi Hani, membuat Raga mulutnya jadi mengap-mengap karena tidak bisa berbicara apa yang diinginkan nya.

''Kenapa harus ikut sih Mi?? Kan yang rapat, kalian berdua? Bukannya Raga??'' protes Raga.

''Umi nggak mau tau! kamu harus ikut! jika tidak? Maka umi sunat semua uang jajan serta uang bonus dari Oma kamu! Bagaimana? pilih ikut atau disunat??'' ucap umi Hani sembari memainkan alis matanya dan tersenyum menyeringai.

''Ck! Iya-iya! Raga ikut kalian! puas?!'' sahutnya dengan kesal.

''Sangat puas! Umi tunggu di bawah! cepat turun! Lima belas menit dari sekarang!'' imbuhnya, kemudian umi Hani berlalu meninggalkan Raga yang menggerutu kesal disana.

''Apa sih Umi?! Masa' mau ketemu Tante Alisa aja harus bawa aku segala?! Bisa batal dong aku lihat dia?? Ck! Umi....'' gerutunya di dalam kamar mandi.

Umi Hani yang mendengar gerutuan Raga cekikikan.

''Umi tau Nak.. siapa yang kau sukai.. dan kebetulan sekali pilihan mu ini sangat tepat dan tidak salah lagi! Semoga kalian berjodoh Nak.. ini adalah janji Abi mu kepada Tante Alisa dulu nya. Jika kami memiliki anak, baik itu laki-laki ataupun perempuan maka kami akan menjodohkan kalian berdua.. dan beruntung nya, gadis itu adalah putri Alisa. Ya Allah.. sungguh besar kuasa mu.. hingga Engkau menyatukan kedua anak kami dengan cara Mu.. Terimakasih ya Robb..'' lirih Umi Hani masih didalam kamar Raga.

Terdengar gemericik air didalam kamar mandi menandakan Raga kini sudah akan siap sebentar lagi.

Umi Hani turun dan menemui Abi Hendra.

''Gimana dengan putra mu itu? Apakah dia bersedia ikut dengan kita??'' tanya Abi Hendra.

''Tenang saja By.. dia pasti akan ikut! jika tidak uang dari Mama akan Umi sunat!'' imbuhnya santai, membuat Abi Hendra tergelak.

''Dasar! kamu dari dulu tidak berubah Hani.. terimakasih karena mau menerima ku dan juga bersedia menjodohkan putra kita dengan putri Alisa..'' ucapnya sembari memeluk umi Hani dari belakang.

''Sama-sama By.. awas ih! ntar anaknya turun loh.. nggak malu apa?!'' sewot umi Hani.

''Nggak akan! Buat apa malu? Toh, kita berdua memang halal? Jadi siapa yang mau melarang kita berdua seperti ini, hem?'' sahut Abi Hendra.

Ia sesekali mengendus ceruk leher umi Hani yang tertutup hijab.

''Mi.. kangen..'' bisik Abi Hendra.

Umi Hani melototkan matanya. ''Abi!! Ini udah pagi loh.. kan udah tadi malam? Masa' nggak habis-habis sih kangen nya? Awas ih! engap Umi, Abi...'' gerutu umi Hani.

Terdengar seperti rengekan manja di telinga Abi Hendra. Abi Hendra semakin gencar mengecup tengkuk leher umi Hani yang tertutup hijab. Sesekali umi Hani menggerutu, tapi tak di dengarkan oleh Abi Hendra.

Sedangkan seseorang diatas tangga sana, berdecak sebal. Ia menatap dua pasang paruh baya itu dengan memutar bola mata jengah.

Bukan sekali atau dua kali, tapi sudah sering kali. Membuat matanya ternoda karena pemandangan absurd dari kedua orang tua nya itu.

Karena tidak tahan akhirnya Raga turun ke bawah, untuk sarapan.

''Ehemmm.. enak ya.. di depan anak sendiri bermesraan?! Cih! tadi aja ngajak Raga buru-buru! lah sekarang? ck, cK, ck! sungguh ter la.. lu! huh!'' tegur nya pada kedua orang tua itu.

Membuat Umi Hani spontan melepaskan tangan Abi Hendra yang merangkul nya begitu erat.

''Abi! Awas ih!''

''Biarain aja! Wong ini istrinya Abi!'' ucapnya penuh penekanan pada sang putra.

Raga memutar bola mata malas. ''Serah Abi dah.. Abang mah apa atuh... cuma anak saja atuh..'' sahutnya sambil menyanyikan lirik lagu cita citata.

Membuat umi Hani dan Abi Hendra tergelak.

Setelah selesai sarapan, kini mereka berangkat menuju kerumah Alisa yang tidak jauh dari kediaman mereka. Hanya berjarak empat puluh lima menit perjalanan saja.

Sesampainya disana, Raga melihat seseorang yang begitu di kenalnya. Gadis itu keluar dengan menggendong seorang anak kecil dan menuju ke arah mesjid di komplek perumahan itu.

Melihat itu Raga begitu antusias. Bibirnya Tidak berhenti menyunggingkan senyum manis.

Abi Hendra yang melihatnya keheranan. Sedangkan umi Hani terkekeh.

''Ada apa Mi??''

''Eh? tidak ada apa-apa! Ayo kita turun! tuh, Alisa udah nunggu kita! kayaknya sahabatku yang satu ini sangat antusias ya dengan kedatangan kita??'' kekeh nya pada Abi Hendra.

Disambut gelak tawa oleh Abi Hendra.

''Betul sekali! Ayo kita turun! Raga!''

''Abi sama Umi duluan aja! Raga mau kesana sebentar! Penting!'' sahutnya sembari membuka pintu mobil dan berlari mengejar seseorang yang telah hilang dari pandangan matanya.

Abi Hendra yang melihatnya melongo. Sedangkan umi Hani terkekeh.

''Lihatlah putra mu Abi! jika menyangkut tentang gadis incaran nya, dia langsung melesat pergi tanpa mendengar apa yang akan kita bahas! Padahal mah.. gadis itu adalah jodohnya!'' Ucap umi Hani masih dengan terkekeh.

''Maksudnya??''

''Udah ah! ayo kita masuk!'' ajak umi Hani dengan turun dari mobilnya dan mendekati Alisa.

''Assalamualaikum sayangku...'' sapa umi Hani.

''Waalaikum salam Hani... apa kabar? Masya Allah.. cantik banget sih! Kangen banget...'' ucap Alisa sembari memeluk Hani begitu erat, dan menggoyang kan tubuh mereka berdua.

Hani yang merasa senang dengan pujian Alisa tertawa.

''Ehemmm.. aku di cuekin nih ceritanya?!'' tegur Abi Hendra.

Membuat kedua sahabat itu terkekeh geli melihat Abi Hendra mencebik kan bibirnya.

''Apa kabar Ndra.. udah lama ya nggak ketemu! kamu makin tampan deh!'' seloroh Alisa sembari mengedip kan matanya.

Membuat Hendra melotot kan matanya. Sedangkan Hani tertawa ngakak.

''Ihh.. kok melotot gitu sih mata nya? Ayo ah! masuk!'' ajak Alisa pada kedua sahabat nya itu.

''Dasar perempuan! Udah di puji malah nggak tanggung jawab! heh!'' gerutu Abi Hendra.

Membuat Alisa dan Hani tertawa.

''Ayo Hani.. silahkan duduk! Aku kebelakang sebentar ya?'' imbuhnya, kemudian meninggalkan kedua sahabatnya itu disana.

Hendra menatap ke seluruh penjuru rumah Alisa. Di dinding depan matanya terpampang foto Alisa dan anak-anak beserta foto seseorang yang begitu familiar Dimata Hendra.

Lama Hendra mematung melihat foto itu. Hani yang menyadari menegurnya.

''Abi.. nggak sopan ah! sini duduk!'' tegur umi Hani.

''Ini... orang ini begitu aku kenal, tapi dimana ya??'' ucap Hendra tanpa melihat Alisa yang sudah berjalan kearah mereka.

Alisa yang melihatnya tersenyum. ''Itu Papinya anak-anak. Sekarang dia sedang di Amerika melanjutkan studi nya. Ayo Ndra, Hani silahkan di minum! Raga mana??'' tanya Alisa karena ia tidak melihat keberadaan putra sahabat nya itu.

''Putraku sedang mengejar gadis incaran nya!''

''Ha??''

''Ya! gadis incaran nya sedang berjalan menggendong adiknya menuju kemesjid memakai gamis merah maron dan hijab berwarna hitam!'' sahut Hani sembari terkekeh.

''Jadi???''

''Ya, putra ku itu tidak tau bahwa gadis incaran nya itu adalah putri mu Lis..''

''Apa?!''

Sedangkan dua pasang anak manusia sedang duduk bersama di beranda mesjid.

''Assalamualaikum...''

''Eh??!''

💕

TBC

Terpopuler

Comments

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2022-12-01

0

Devi Triandani

Devi Triandani

baru mampir thor

2022-09-03

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

nyimak

2022-08-31

1

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Perjodohan 2
3 Asisten Andi
4 Lamaran Dadakan untuk Pujaan hati
5 Permintaan Alisa
6 Acara perlombaan
7 Membela mu
8 Menginap
9 Calon mantu
10 Dingin
11 Rindu
12 Melepas Rindu
13 Ketiduran
14 Malu
15 Di sekolah
16 Di perjalanan
17 Air terjun Sipisopiso
18 Berkemah
19 Tersesat
20 Histeris
21 Sadar
22 Gubuk tua
23 Terpaksa melakukan
24 Bertemu Timong
25 Sinar leser
26 Penunjuk jalan
27 Pulang
28 Di sidang
29 Masalah besar.
30 Pernikahan Dini
31 Sah
32 Mengamuk
33 Gila??
34 Berprasangka baik
35 Gelora Muda
36 Masa sulit Ira
37 Tidak pantas
38 Pelengkap hidupku
39 Interogasi Pelaku
40 Dia Istriku!
41 Penjelasan Raga
42 Berbicara dari hari ke hati
43 Berbesar hati menerima nya
44 Cinta Dalam Nestapa 1
45 Ujian lagi.
46 Bukan Pembawa sial
47 Annisa ngamuk
48 Berdamai Dengan Takdir
49 Pesan Ira
50 Kelemahan Ku
51 Mondok
52 Tidak suka
53 Pilih Aku? Atau calon istrimu?
54 Memaksakan kehendak
55 Jatuh dari pohon rambutan
56 Ummi ngambek!
57 Mencoba untuk melupakan
58 Di abaikan
59 Persahabatan putus karena ulah orang yang egois!
60 Sahabat rasa saudara
61 Mak Alisa Resah
62 Menantang Ragata
63 Menikahlah dengan ku!
64 Pak Armand
65 Liburan
66 Ragata berangkat ke Inggris
67 Kesepian
68 Raga tiba di Inggris
69 Bertemu Sonia
70 Gelisah
71 Sengaja untuk memanasi
72 Aku tidak akan melepas mu sampai kapanpun!
73 Pindah apartemen
74 Kepulangan Raga dari Inggris
75 Kepulangan mu membawa luka untukku
76 Bertahan walau harus sakit
77 Makan bersama
78 Kamar Rahasia
79 Kedatangan Papi Gilang
80 Kemarahan Papi Gilang
81 Jangan membunuh nya, Ummi!
82 Tertutup Niqob
83 Penjelasan Ragata
84 Bukti
85 Flashback
86 Flashback 2
87 Flashback 4
88 Flashback 5
89 Flashback 6
90 Flashback end
91 Kelemahan Ragata ada pada Ira
92 Menjemput Ira
93 Pergi? Meninggalkan ku?
94 Cinta dalam Nestapa
95 Sepucuk Surat cinta untuk Ragata
96 Tangisan Raga
97 Satu hati satu jiwa
98 Raga tanpa Ira seperti Raga tanpa nyawa
99 Masuk rumah sakit
100 Koma
101 Menjenguk Raga
102 Kedatangan Tuan Krisna
103 Ira kembali
104 Meninggalkan ku?
105 Ragata masih hidup?
106 Kebersamaan bersama setelah sekian tahun
107 Cerita Masa lalu
108 Kedatangan Ustadzah Zafa
109 Dokter Salim Dan Ustadzah Zafa
110 Sakit yang sama?
111 Aku siap!
112 Menggoda Istri
113 Resepsi pernikahan?
114 Resepsi pernikahan Ragata & Ira
115 Aku milikmu!
116 Pengantin Usang rasa baru
117 Proses Penyembuhan
118 Perawat Baru yang datang dari masa lalu
119 Santi
120 Kisah masa lalu timbul di masa depan
121 Menjemput Istri tercinta
122 Pacaran setelah menikah
123 Pasangan halal
124 Kemarahan Ragata
125 Berdarah
126 Bersih dan lancar
127 Senang bukan main
128 Kejutan kecil untuk Sang istri
129 Sepatah kata dari Ira
130 Pasangan kompak
131 Semua untukmu hunny..
132 Periksa
133 Hamil baby twins
134 Kabar gembira
135 Cucu?!
136 Nujuh bulanan
137 Ajak gelud
138 Cerita tentang Sonia
139 Melahirkan
140 Kembar sepasang
141 Aqiqah dan penabalan nama
142 Cinta dalam nestapa End
143 Extrapart
144 Extrapart 2
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Perjodohan
2
Perjodohan 2
3
Asisten Andi
4
Lamaran Dadakan untuk Pujaan hati
5
Permintaan Alisa
6
Acara perlombaan
7
Membela mu
8
Menginap
9
Calon mantu
10
Dingin
11
Rindu
12
Melepas Rindu
13
Ketiduran
14
Malu
15
Di sekolah
16
Di perjalanan
17
Air terjun Sipisopiso
18
Berkemah
19
Tersesat
20
Histeris
21
Sadar
22
Gubuk tua
23
Terpaksa melakukan
24
Bertemu Timong
25
Sinar leser
26
Penunjuk jalan
27
Pulang
28
Di sidang
29
Masalah besar.
30
Pernikahan Dini
31
Sah
32
Mengamuk
33
Gila??
34
Berprasangka baik
35
Gelora Muda
36
Masa sulit Ira
37
Tidak pantas
38
Pelengkap hidupku
39
Interogasi Pelaku
40
Dia Istriku!
41
Penjelasan Raga
42
Berbicara dari hari ke hati
43
Berbesar hati menerima nya
44
Cinta Dalam Nestapa 1
45
Ujian lagi.
46
Bukan Pembawa sial
47
Annisa ngamuk
48
Berdamai Dengan Takdir
49
Pesan Ira
50
Kelemahan Ku
51
Mondok
52
Tidak suka
53
Pilih Aku? Atau calon istrimu?
54
Memaksakan kehendak
55
Jatuh dari pohon rambutan
56
Ummi ngambek!
57
Mencoba untuk melupakan
58
Di abaikan
59
Persahabatan putus karena ulah orang yang egois!
60
Sahabat rasa saudara
61
Mak Alisa Resah
62
Menantang Ragata
63
Menikahlah dengan ku!
64
Pak Armand
65
Liburan
66
Ragata berangkat ke Inggris
67
Kesepian
68
Raga tiba di Inggris
69
Bertemu Sonia
70
Gelisah
71
Sengaja untuk memanasi
72
Aku tidak akan melepas mu sampai kapanpun!
73
Pindah apartemen
74
Kepulangan Raga dari Inggris
75
Kepulangan mu membawa luka untukku
76
Bertahan walau harus sakit
77
Makan bersama
78
Kamar Rahasia
79
Kedatangan Papi Gilang
80
Kemarahan Papi Gilang
81
Jangan membunuh nya, Ummi!
82
Tertutup Niqob
83
Penjelasan Ragata
84
Bukti
85
Flashback
86
Flashback 2
87
Flashback 4
88
Flashback 5
89
Flashback 6
90
Flashback end
91
Kelemahan Ragata ada pada Ira
92
Menjemput Ira
93
Pergi? Meninggalkan ku?
94
Cinta dalam Nestapa
95
Sepucuk Surat cinta untuk Ragata
96
Tangisan Raga
97
Satu hati satu jiwa
98
Raga tanpa Ira seperti Raga tanpa nyawa
99
Masuk rumah sakit
100
Koma
101
Menjenguk Raga
102
Kedatangan Tuan Krisna
103
Ira kembali
104
Meninggalkan ku?
105
Ragata masih hidup?
106
Kebersamaan bersama setelah sekian tahun
107
Cerita Masa lalu
108
Kedatangan Ustadzah Zafa
109
Dokter Salim Dan Ustadzah Zafa
110
Sakit yang sama?
111
Aku siap!
112
Menggoda Istri
113
Resepsi pernikahan?
114
Resepsi pernikahan Ragata & Ira
115
Aku milikmu!
116
Pengantin Usang rasa baru
117
Proses Penyembuhan
118
Perawat Baru yang datang dari masa lalu
119
Santi
120
Kisah masa lalu timbul di masa depan
121
Menjemput Istri tercinta
122
Pacaran setelah menikah
123
Pasangan halal
124
Kemarahan Ragata
125
Berdarah
126
Bersih dan lancar
127
Senang bukan main
128
Kejutan kecil untuk Sang istri
129
Sepatah kata dari Ira
130
Pasangan kompak
131
Semua untukmu hunny..
132
Periksa
133
Hamil baby twins
134
Kabar gembira
135
Cucu?!
136
Nujuh bulanan
137
Ajak gelud
138
Cerita tentang Sonia
139
Melahirkan
140
Kembar sepasang
141
Aqiqah dan penabalan nama
142
Cinta dalam nestapa End
143
Extrapart
144
Extrapart 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!