NovelToon NovelToon

Cinta Dalam Nestapa

Perjodohan

''Raga!!!'' panggil Umi Hani.

''Iya Umi... ada apa sih teriak-teriak? Nggak tau apa anaknya masih tidur ngantuk juga hoaammm...'' sahut Raga.

''Ih ini anak ya, kerjaan nya cuma molor aja! Bangun! Mandi! sarapan! Setelah nya ikut Umi dan Abi ke tempat Tante Alisa. Ada yang ingin kami bahas disana! kamu harus ikut! nggak ada bantahan!'' tegas umi Hani, membuat Raga mulutnya jadi mengap-mengap karena tidak bisa berbicara apa yang diinginkan nya.

''Kenapa harus ikut sih Mi?? Kan yang rapat, kalian berdua? Bukannya Raga??'' protes Raga.

''Umi nggak mau tau! kamu harus ikut! jika tidak? Maka umi sunat semua uang jajan serta uang bonus dari Oma kamu! Bagaimana? pilih ikut atau disunat??'' ucap umi Hani sembari memainkan alis matanya dan tersenyum menyeringai.

''Ck! Iya-iya! Raga ikut kalian! puas?!'' sahutnya dengan kesal.

''Sangat puas! Umi tunggu di bawah! cepat turun! Lima belas menit dari sekarang!'' imbuhnya, kemudian umi Hani berlalu meninggalkan Raga yang menggerutu kesal disana.

''Apa sih Umi?! Masa' mau ketemu Tante Alisa aja harus bawa aku segala?! Bisa batal dong aku lihat dia?? Ck! Umi....'' gerutunya di dalam kamar mandi.

Umi Hani yang mendengar gerutuan Raga cekikikan.

''Umi tau Nak.. siapa yang kau sukai.. dan kebetulan sekali pilihan mu ini sangat tepat dan tidak salah lagi! Semoga kalian berjodoh Nak.. ini adalah janji Abi mu kepada Tante Alisa dulu nya. Jika kami memiliki anak, baik itu laki-laki ataupun perempuan maka kami akan menjodohkan kalian berdua.. dan beruntung nya, gadis itu adalah putri Alisa. Ya Allah.. sungguh besar kuasa mu.. hingga Engkau menyatukan kedua anak kami dengan cara Mu.. Terimakasih ya Robb..'' lirih Umi Hani masih didalam kamar Raga.

Terdengar gemericik air didalam kamar mandi menandakan Raga kini sudah akan siap sebentar lagi.

Umi Hani turun dan menemui Abi Hendra.

''Gimana dengan putra mu itu? Apakah dia bersedia ikut dengan kita??'' tanya Abi Hendra.

''Tenang saja By.. dia pasti akan ikut! jika tidak uang dari Mama akan Umi sunat!'' imbuhnya santai, membuat Abi Hendra tergelak.

''Dasar! kamu dari dulu tidak berubah Hani.. terimakasih karena mau menerima ku dan juga bersedia menjodohkan putra kita dengan putri Alisa..'' ucapnya sembari memeluk umi Hani dari belakang.

''Sama-sama By.. awas ih! ntar anaknya turun loh.. nggak malu apa?!'' sewot umi Hani.

''Nggak akan! Buat apa malu? Toh, kita berdua memang halal? Jadi siapa yang mau melarang kita berdua seperti ini, hem?'' sahut Abi Hendra.

Ia sesekali mengendus ceruk leher umi Hani yang tertutup hijab.

''Mi.. kangen..'' bisik Abi Hendra.

Umi Hani melototkan matanya. ''Abi!! Ini udah pagi loh.. kan udah tadi malam? Masa' nggak habis-habis sih kangen nya? Awas ih! engap Umi, Abi...'' gerutu umi Hani.

Terdengar seperti rengekan manja di telinga Abi Hendra. Abi Hendra semakin gencar mengecup tengkuk leher umi Hani yang tertutup hijab. Sesekali umi Hani menggerutu, tapi tak di dengarkan oleh Abi Hendra.

Sedangkan seseorang diatas tangga sana, berdecak sebal. Ia menatap dua pasang paruh baya itu dengan memutar bola mata jengah.

Bukan sekali atau dua kali, tapi sudah sering kali. Membuat matanya ternoda karena pemandangan absurd dari kedua orang tua nya itu.

Karena tidak tahan akhirnya Raga turun ke bawah, untuk sarapan.

''Ehemmm.. enak ya.. di depan anak sendiri bermesraan?! Cih! tadi aja ngajak Raga buru-buru! lah sekarang? ck, cK, ck! sungguh ter la.. lu! huh!'' tegur nya pada kedua orang tua itu.

Membuat Umi Hani spontan melepaskan tangan Abi Hendra yang merangkul nya begitu erat.

''Abi! Awas ih!''

''Biarain aja! Wong ini istrinya Abi!'' ucapnya penuh penekanan pada sang putra.

Raga memutar bola mata malas. ''Serah Abi dah.. Abang mah apa atuh... cuma anak saja atuh..'' sahutnya sambil menyanyikan lirik lagu cita citata.

Membuat umi Hani dan Abi Hendra tergelak.

Setelah selesai sarapan, kini mereka berangkat menuju kerumah Alisa yang tidak jauh dari kediaman mereka. Hanya berjarak empat puluh lima menit perjalanan saja.

Sesampainya disana, Raga melihat seseorang yang begitu di kenalnya. Gadis itu keluar dengan menggendong seorang anak kecil dan menuju ke arah mesjid di komplek perumahan itu.

Melihat itu Raga begitu antusias. Bibirnya Tidak berhenti menyunggingkan senyum manis.

Abi Hendra yang melihatnya keheranan. Sedangkan umi Hani terkekeh.

''Ada apa Mi??''

''Eh? tidak ada apa-apa! Ayo kita turun! tuh, Alisa udah nunggu kita! kayaknya sahabatku yang satu ini sangat antusias ya dengan kedatangan kita??'' kekeh nya pada Abi Hendra.

Disambut gelak tawa oleh Abi Hendra.

''Betul sekali! Ayo kita turun! Raga!''

''Abi sama Umi duluan aja! Raga mau kesana sebentar! Penting!'' sahutnya sembari membuka pintu mobil dan berlari mengejar seseorang yang telah hilang dari pandangan matanya.

Abi Hendra yang melihatnya melongo. Sedangkan umi Hani terkekeh.

''Lihatlah putra mu Abi! jika menyangkut tentang gadis incaran nya, dia langsung melesat pergi tanpa mendengar apa yang akan kita bahas! Padahal mah.. gadis itu adalah jodohnya!'' Ucap umi Hani masih dengan terkekeh.

''Maksudnya??''

''Udah ah! ayo kita masuk!'' ajak umi Hani dengan turun dari mobilnya dan mendekati Alisa.

''Assalamualaikum sayangku...'' sapa umi Hani.

''Waalaikum salam Hani... apa kabar? Masya Allah.. cantik banget sih! Kangen banget...'' ucap Alisa sembari memeluk Hani begitu erat, dan menggoyang kan tubuh mereka berdua.

Hani yang merasa senang dengan pujian Alisa tertawa.

''Ehemmm.. aku di cuekin nih ceritanya?!'' tegur Abi Hendra.

Membuat kedua sahabat itu terkekeh geli melihat Abi Hendra mencebik kan bibirnya.

''Apa kabar Ndra.. udah lama ya nggak ketemu! kamu makin tampan deh!'' seloroh Alisa sembari mengedip kan matanya.

Membuat Hendra melotot kan matanya. Sedangkan Hani tertawa ngakak.

''Ihh.. kok melotot gitu sih mata nya? Ayo ah! masuk!'' ajak Alisa pada kedua sahabat nya itu.

''Dasar perempuan! Udah di puji malah nggak tanggung jawab! heh!'' gerutu Abi Hendra.

Membuat Alisa dan Hani tertawa.

''Ayo Hani.. silahkan duduk! Aku kebelakang sebentar ya?'' imbuhnya, kemudian meninggalkan kedua sahabatnya itu disana.

Hendra menatap ke seluruh penjuru rumah Alisa. Di dinding depan matanya terpampang foto Alisa dan anak-anak beserta foto seseorang yang begitu familiar Dimata Hendra.

Lama Hendra mematung melihat foto itu. Hani yang menyadari menegurnya.

''Abi.. nggak sopan ah! sini duduk!'' tegur umi Hani.

''Ini... orang ini begitu aku kenal, tapi dimana ya??'' ucap Hendra tanpa melihat Alisa yang sudah berjalan kearah mereka.

Alisa yang melihatnya tersenyum. ''Itu Papinya anak-anak. Sekarang dia sedang di Amerika melanjutkan studi nya. Ayo Ndra, Hani silahkan di minum! Raga mana??'' tanya Alisa karena ia tidak melihat keberadaan putra sahabat nya itu.

''Putraku sedang mengejar gadis incaran nya!''

''Ha??''

''Ya! gadis incaran nya sedang berjalan menggendong adiknya menuju kemesjid memakai gamis merah maron dan hijab berwarna hitam!'' sahut Hani sembari terkekeh.

''Jadi???''

''Ya, putra ku itu tidak tau bahwa gadis incaran nya itu adalah putri mu Lis..''

''Apa?!''

Sedangkan dua pasang anak manusia sedang duduk bersama di beranda mesjid.

''Assalamualaikum...''

''Eh??!''

💕

TBC

Perjodohan 2

''Assalamualaikum...''

''Eh? (Ira berbalik dan terkejut melihat Raga ada di belakangnya) Wa'alaikum salam.. kak Raga??''

''Ya. Kamu ngapain ke mesjid?'' tanya nya sembari melihat gadis kecil yang lagi belajar berjalan dan tertatih-tatih.

Mendengar suara Raga, bayi itu mengangkat tangan nya untuk di gendong dan memanggil nama seseorang yang sering di dengar oleh Raga.

''Pi.... Pi... Pi...'' panggil bayi itu.

''Eh? Itu bukan Papi dek.. ini tuh kak Raga.. Ra.. ga!''

Bayi kecil itu menggeleng. ''Ndak... Pi.. Pi..'' lagi katanya, matanya mengembun ingin menangis.

Raga yang tidak tega pun, akhirnya menggendong Annisa.

''Eh? loh loh! kok kakak gendong sih??'' tanya Ira.

''Kasian Ra.. masa' adek dibiarkan begitu aja? ya kan dek??'' tanya nya pada Annisa.

Bayi kecil itu mengangguk. Annisa sudah berumur setahun. Tapi pertumbuhan nya lambat karena kebakaran enam bulan yang lalu.

Beruntung nya Annisa masih hidup, jika tidak entah apa yang akan terjadi pada Alisa saat itu.

Annisa melihat keatas dimana ada pesawat sedang melintas.

''Pi... Pi... Pi...'' lagi dan lagi kata itu. Kata yang begitu melekat di dalam ingatan nya.

''Eh? adek mau mainan pesawat??'' tanya Raga.

''Ndak... Pi.. Pi.. Pi..'' Raga jadi bingung di buatnya.

Ira yang melihat Raga kebingungan terkekeh. Raga menoleh dan terkesima.

Cantik!

''Kak... kak Raga.. Hallow... ishh kok malah bengong sih??'' tegur Ira membuat Raga berdehem.

''Ehmm.. Ya, kamu nanya apa tadi??'' sahut Raga.

''Heh? Apa?'' Ira sibuk melamun menatap ke Raga.

''Yang tadi, apa??'' tanya raga lagi.

Raga terkekeh. ''Kamu gimana sih? tadi kamu nanya apa??'' tanya Raga lagi.

Ira memandangnya dengan tatapan bingung.

''Yang mana ya? seingat ku, aku nggak nanya apa-apa deh sama kak Raga?'' gumamnya pada diri sendiri sembari menggaruk kepalanya yang tertutup hijab.

Lagi, Raga terkekeh. ''Ra...''

''Ya!''

Raga tertawa. ''Kamu Kenapa??''

''Nggak apa-apa kak! hanya heran saja, kakak kok bisa ada disini??'' tanya Ira, ia merasa bingung belum pernah selama ini ia datang ketempat nya ini. Terkecuali tempat sekolah mereka yang memang berdekatan dengan perumahan tempat Alisa tinggal.

''Hoo.. kakak temani Abi dan Ummi untuk ketemuan sama sahabat lamanya. Rumahnya nggak jauh kok dari sini, tuh yang ada pohon palem nya.'' sahut Raga

''Palem? Di depan rumah??'' tanya Ira lagi.

''Ya.''

''Itu kan rumah-''

Tiba-tiba Annisa merengek karena ia udah pup, mungkin risih karena sedari tadi di gendong Raga.

''Adek kenapa?? Udah siap eek nya?? Astagfirullah! kak Raga! adek lagi eek loh.. maaf lupa kasi tau.. hehehe..'' kilah Ira.

Padahal mah ia sedari Raga datang, asik curi-curi pandang sama tuh ketua OSIS.

Raga yang udah tau pun hanya terkekeh saja. ''Pantas saja ada bau nya ya dek??'' tanya nya pada bayi kecil itu.

Bayi kecil itu manggut-manggut, membuat Raga gemas dan mencium pipinya.

''Eh? kok dicium sih? adek bau loh.. kakak nggak jijik??''

''Enggak! wong dulunya kakak juga punya adek cewek sebaya Lana!'' imbuhnya santai.

Membuat Ira tersenyum kikuk. ''Hehehe.. boleh minta tolong nggak kak!''

Raga menoleh, ''boleh! bilang aja!'' sahutnya.

''Kak Raga temani adek dulu ya? Aku mau ngambil Pampers nya dirumah. Lupa tadi, saking buru-buru nya ketinggalan deh!'' ucap Ira sesekali menoleh ke Raga.

''Oke.'' sahutnya mantap.

Setelah nya Ira ngacir secepat kilat. Raga yang melihat Ira begitu gesit dalam berlari tergelak.

Annisa pun ikut tergelak. ''Kakak mu kayak wonder woman ya dek! cepat amat larinya? Tuh, udah sampai aja ke rumah. Tapi rumah Ira tadi yang mana?? aishhh...'' gerutu Raga.

Sedangkan Ira, setelah sampai ia masuk tanpa melihat ada tamu. Ia langsung ngacir ke kamar atas untuk mengambil Pampers Annisa yang tertinggal.

Wuuussshhhh...

''Astaghfirullah! kakak!'' pekik Alisa.

''Apaan tuh?!'' kaget Abi Hendra.

Ummi Hani hanya terkekeh saja melihat kelakuan calon menantunya itu.

''Ishhh... ni anak ya! Kebiasaan deh! Biar ku samperin! nggak tau apa?! Lagi ada tamu??'' gerutu Alisa.

Belum sempat Alisa berdiri tapi Ira sudah lari ngacir lagi kayak tadi.

''Heh, heh, heh, mau kemana kamu?!'' ucap Alisa sembari menarik ujung hijab putri tunggalnya itu.

''Aduh... jangan ditarik Mak! lepasin ah! itu adek Sama kak Raga, kakak tinggal! Adek lagi eek Mak! ishh.. lepasin ah!'' gerutu Ira.

Umi Hani dan Abi Hendra terkekeh melihat kelakuan calon menantunya ini. Unik dan apa adanya.

Pantas saja putra Ummi sangat menyukai mu Nak!

''Salim dulu ah! lagi ada tamu ini...'' sungut Alisa lagi.

''Iya. Kakak salim! Tapi lepasin dulu dong hijab kakak!'' Gerutunya lagi.

Membuat Ummi Hani dan Abi Hendra lagi dan lagi terkekeh.

''Udah! ayo salim!'' titah Alisa.

Setelah nya ia berjongkok sedikit dan Salim kepada kedua orang tua Raga. Tanpa melihat seperti apa rupa kedua tamu Alisa ini. Setelah Salim, lagi Ira ngacir dan lepas kendali hingga menabrak pintu.

''Eh, eh, eh-''

Duuukkk...

''Astaghfirullah! ini pintu kenapa ada disini sih?! Haishhh.. pasti kak Raga bosan nih nunggu nya! sssttt.. sakit juga yak??'' desis Ira sembari berlalu meninggalkan para orang tua yang terbengong karena ulahnya.

Setelah Ira pergi Ummi Hani bangkit dan memanggil Ira.

''Kak...''

Deg.

''Ummi...'' Ira menggeleng kan kepalanya cepat walaupun di rasa pusing tetap saja menggeleng.

Lagi, Ummi Hani memanggilnya.

''Kak Ira Sarasvati!!''

''Hah?? Beneran Ummi?? Ummi Hani?? Eh? Adek... nanti ya Ummi! Adek sama kak Raga! pasti tuh orang udah merengut karena kakak terlalu lama! Nanti aja ya Mi! kakak pergi dulu!'' imbuhnya seraya berlalu dan ngacir ke tempat dimana Raga berada.

Sesampainya disana, terlihat Raga sudah selesai membersihkan Annisa ke toilet. Dan Pampers nya pun sengaja dibawa olehnya.

''Loh, loh, Kak Raga yang nyebok in??'' tanya Ira dengan nafas ngos-ngosan dengan jidat berwana biru karena lebam.

''Ya. kasihan adek nangis terus dari tadi. Makanya kakak inisiatif aja gantinya! Cepat juga kamu baliknya! lah? itu jidat kenapa??'' tanya Raga sembari menyentuh kening Ira yang kejeduk pintu.

Ira mendesis saat tangan Raga menyentuh bekas lebam kejeduk pintu.

''Ssssttt.. pelan-pelan Kak! Aduh..'' Desi Ira lagi.

''Hati-hati dong sayang! eh? Ehmm ma-maksudnya Ra..''

Pipi Ira bersemu merah dipanggil sayang oleh Raga. ''Udah hayo.. sini Pampers nya! biar kakak pakaikan! ehm..'' ucap Raga, sengaja berdehem untuk menghilangkan rasa gugup yang sedang melanda dirinya.

''I-iiya Kak!'' sahut Ira malu tapi mau 😄😄

Sedangkan ketiga orang tua disana, setelah kepergian Ira, mereka mendadak tertawa lepas.

Apalagi, Abi Hendra. Ia sampai tersedak ludah ketika tertawa. Membuat dua sahabat itu lagi dan lagi tertawa terbahak.

''Kamu lihat Hani? Bagaimana kelakuan putriku?? Begitulah keseharian nya?? Kamu masih berniat ingin menjodohkan mereka berdua??'' tanya Alisa pada dua sahabatnya itu.

''Ya.'' sahut kedua orang tua itu begitu kompak.

''Nggak salah?? Dan masih ingin lanjut??'' tanya Alisa lagi.

''Nggak! Dan masih berlanjut!'' jawab kedua nya begitu kompak.

Hingga Alisa memutar bola mata jengah.

''Ya, ya, ya.. terserah anda saja tuan dan nyonya Hariawan.''

Setelah nya mereka tertawa bersama. Melihat kelakuan Ira yang begitu heboh, Ummi Hani berfikir, jika nanti Raga dan Ira menikah pastilah melahirkan cucu-cucu yang imut-imut.

''Mbak Alisa...''

💕

Maaf ya jika cerita ini othor update nya jarang-jarang.

Karena othor masih sibuk nyiapin di sebelah!

Pantengin terus ya!

Jangan sampai ketinggalan!

See you.. 😘😘

Asisten Andi

''Mbak Alisa..'' sapa seseorang di depan pintu.

''Ya. Oh! kamu sudah datang??'' tanya nya

''Sudah sedari tadi. Tapi saya tidak berani masuk, karena melihat tuan rumahnya sedang ada tamu dan tertawa lagi. Saya takut di sembur sama kakak jika kejadian seperti itu terulang lagi hehehe..'' ucap Andi.

''Hahaha..kamu bisa saja! Ayo masuk! mana yang harus saya tanda tangani??''

''Ini berkas proyek pembangunan mall yang roboh itu mbak, yang bagian belakang nya ada taman sengaja di bangun oleh tuan Gilang untuk adek bermain. Dan yang ini berkas penerimaan barang baru masuk tadi pagi. Segala merek ponsel dan bermacam-macam model nya. Dan terakhir, ini dari pak Kosim, nggak tau buat apa, katanya minta tanda tangan Mbak untuk dibubuhkan di kertas kosong itu.'' ucap Andi sembari memilah-milah berkasnya satu persatu.

''Gilang yang nyuruh??'' tanya Alisa seraya tangan nya terus bergerak untuk menanda tangani semua berkas yang di tunjuk Andi.

''Nggak tau juga Mbak.. pokok nya minta tanda tangan! gitu aja katanya.''

''Hem.. pasti untuk sesuatu! aku tau pasti Gilang yang menyuruhnya! walaupun jauh, dia tetap saja berhubungan dengan kalian.. tapi dengan ketiga anak ku?? Dia malah menghilang bagai di telan bumi!'' gerutu Alisa.

''Aku juga nggak pernah ngomong kok dengan tuan Gilang, Mbak.. tapi pak Kosim iya!'' elak Andi. padahal baru saja Gilang menelponnya untuk meminta tanda tangan Alisa ke rumah nya.

Ck! Andi!

''Sudah selesai! diminum dulu teh nya Ndi!''

''Yoi Mbak.. sayang kalau mampir kemari nggak minum teh buatan Mbak tersayang ku ini!'' ucap nya sambil memainkan alis matanya naik turun.

Alisa memutar bola matanya malas.

''Eh Hani! Hendra! kok malah bengong sih??'' tegur nya pada dua orang itu.

''Ini siapa Lis??'' tanya Hendra.

Andi yang merasa dipertanyakan dirinya siapa, menyahuti nya.

''Perkenalkan tuan! Saya asisten Andi! asisten Gilang Bhaskara! yang sedang kuliah di Amerika!''

''Gilang?? yang di foto itu??'' tanya Hendra.

Alisa mengangguk. ''Ya, dia lah Papi anak-anak! ayah sambung untuk ketiga anakku! tapi itu dulu! tidak dengan sekarang..'' lirih Alisa dengan mata berkaca-kaca.

''Nggak! nggak mungkin dia Gilang! Berarti di-dia....'' bantah abi Hendra.

''Nggak mungkin apanya sih Abi! jangan ngacok ah! malu sama tamu Alisa!'' tegur ummi Hani.

''Be-berarti dia yang selama ini selalu muncul dalam mimpiku Lis! dia orang nya!'' pekik Abi Hendra.

Membuat ummi Hani dan Alisa terkejut.

''Mimpi?? Mimpi apa maksud mu??'' tanya Alisa.

Abi Hendra meraup wajahnya kasar. ''Mimpi yang selama belasan tahun ini terus bergentayangan dalam tidurku! Mimpi ini berhenti baru beberapa bulan ini..'' lirih Abi Hendra.

Ummi Hani yang melihat kerapuhan Abi Hendra berusaha menguatkan nya. Andi terkejut dengan ucapan tuan Hendra ini.

Dengan cepat ia menekan ponsel mahal nya dan merekam semua percakapan mereka. Agar bisa ia kirimkan nanti kepada Gilang.

''Mimpi apa Hani?? Ada apa dengan ku dan Gilang?? Dari mana Hendra tau Hani??'' desak Alisa.

''Aku tidak tau darimana Lis.. yang jelas, enam bulan setelah pernikahan ku dan Hani, aku selalu bermimpi buruk tentang mu dan Gilang...'' lirih Abi Hendra lagi.

''Maksudnya apa sih?? aku belum paham nih??'' Alisa masih terus mendesak Abi Hendra untuk bisa bercerita.

Ummi Hani menghela nafasnya. ''Ceritalah By.. sudah saatnya Alisa tau.. lagi pula Alisa tidak dengan bang Emil lagi kan?? Maka dari itu mimpi buruk itu tidak muncul lagi??''

''Ya.. kamu benar sayang! Baiklah akan ku ceritakan! Dalam mimpi itu aku melihat kamu seperti sedang terhisap oleh lumpur hitam. Semakin kamu bergerak, maka semakin lumpur itu menghisap mu. Aku yang ada disana, tidak bisa menolongmu pada saat itu.. aku hanya memandang mu dari jauh. Saat kaki ini melangkah, kaki ini seperti terpaku sulit sekali untuk di gerakkan. Aku bingung harus minta tolong pada siapa.. aku menangis seorang diri berharap akan ada malaikat penolong untuk mu, dan tepat setelah aku berpikir seperti itu, tiba-tiba dari arah kiri ku seseorang memakai kemeja putih celana pendek berwarna krem berlari ke arah mu. Wajahnya begitu tampan, kulitnya putih, sekilas aku melihat ia begitu mirip dengan bang Emil. Bukankah bang Emil kulitnya berwarna cokelat?? Lalu siapa pemuda ini? Aku melamun saat itu, saat tersadar aku melihat jika kamu sudah ada dalam pelukan pemuda tampan itu. Pemuda yang sekarang ada di foto bersama mu! Dan kalian terlihat begitu serasi...'' lirih Abi Hendra.

Ia mencurahkan isi hatinya yang tersembunyi karena tidak tau harus kemana lagi di ceritakan.

Ummi Hani. Ya, hanya ummi Hani.

Ummi Hani tersenyum ketika melihat Abi Hendra mengusap matanya. ''Lihatlah Lis! bahkan semesta pun mendukung kalian berdua? Lalu, apa yang kau takutkan??''

Alisa menatap Hani dengan tatapan sendu nya. ''Dia sudah menjadi milik orang lain.. dan itu tidak akan mungkin bisa terjadi lagi.. aku sudah ikhlas dengan keputusan takdir! Kalian tau, bahkan rumah ini dialah yang merenovasi nya, bahkan letak kamar serta foto ini dia yang mengatur nya! Buat apa?? Hanya dibuat menjadi kenangan untukku!'' ucapnya begitu sesak dan menunduk.

Andi tertegun mendengar ucapan Alisa begitu juga seseorang dibalik ponsel. Ia menatap nanar kekasihnya itu.

Ingin berbicara tapi takut suara nya di ketahui oleh mereka semua. Tak tahan akhirnya ia bersuara juga.

Aku bukan meninggalkan mu sayang.. tapi aku pergi untuk bisa menjadi pantas bila bersanding denganmu!

Bukankah dulu pernah aku katakan? Jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi?? Terlepas dari semua yang terjadi pada diriku, bukan kah itu takdir untuk ku? Agar kita bisa pantas untuk bersanding??

Masih ingat kah kau dulu, saat aku mengatakan, jika di dalam hidupku hanya ada kamu! hanya kamu sayang! nggak ada yang lain.. Tidakkah kamu memahami isi hatiku ini?? Apakah aku harus mati dulu baru kau percaya pada ku??

''Tidaaaakkkk... jangan! jangan pergi tinggalkan aku! hanya kau yang ku punya Gi..'' lirih Alisa dengan terisak tanpa tahu dari mana suara itu berada.

Dengarkan sayang! Aku memang sengaja untuk tidak menghubungi mu. Karena apa?? jika itu sampai ku lakukan, maka nyawa mu dan ketiga anakku yang menjadi taruhannya.

Aku melakukan ini untuk mu sayang.. percayalah.. aku pun terpaksa menjalani semua ini. Tapi aku bisa apa?? Selain hanya bisa bersabar dan bersabar.

Bukankan kamu yang dulu sering mengajari ku jika aku sedang kalap dan emosi?? Kamu masih ingat??

''Ya.. aku masih ingat!'' sahutnya sambil menyusut ingus nya membuat seseorang diseberang sana terkekeh.

Sudah.. jangan menangis.. jika kamu rapuh maka aku pun rapuh disini! Aku hidup disini karena selalu mengingat pesan mu saat di rumah sakit.

Jika kita memang ditakdirkan untuk berjodoh, sejauh apapun kita melangkah, maka ia akan menemukan jalannya.

Jaga Alisa untukku! sampai aku kembali! I love you my wife... aku sayang kamu Alisa! sangat, sangat, sangat menyayangi mu! Bahkan jika ada orang ingin menukar mu demi harta Qorun aku tidak akan mau. Kamu sangat berharga untukku sayangku..

''Jangan pergi Pi..'' lirih Alisa lagi.

Aku tidak akan pergi, jika bukan kau yang meminta ku untuk pergi.. jaga diri dan anak-anak! Urus usaha kita dengan baik! Agar ketika aku pulang, aku akan segera meresmikan hubungan kita ini.

Percayalah.. sekarang ataupun nanti, aku tetap sama. Aku tetap seorang Gilang Bhaskara yang selalu mencintai dirimu sampai kapan pun.

Aku pergi.. Mmmmuuuuaaaaaccchhhh.. sun sayang dari orang yang tersayang.

Setelah nya gelap. Kamera ponsel Android Andi menggelap. Pertanda panggilan Gilang sudah berakhir dan dapat dipastikan jika Gilang disana juga sedang menangis.

💕

Ada yang kangen Abang berondong nggak??

Hehehe.. othor selipin dikit ya!

TBC

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!