Permintaan Alisa

Setelah selesai dengan perdebatan alot antara Abi Hendra dan Mak Alisa, kini para tetua undur diri.

Ummi Hani yang menyadari jika Raga tidak balik-balik, memutar bola mata jengah.

Ia mengambil ponsel nya dan mengirim pesan ke Raga.

Pulang atau Ummi pulangkan!

Setelah menulis itu, ia pamit pada sang empunya rumah. Mereka bertiga berdiri di teras sambil berbasa basi.

Sedangkan Raga disana saat mendapat pesan dari ummi Hani melototkan matanya.

''Ishh.. ummi... sayang! kakak pulang ya? Ini ummi udah nyuruh pulang! kayaknya kita udah kelamaan deh disini nya? Ayo kita pulang!'' ajak Raga, sembari bangkit dari duduknya.

Sedang Ira diam saja. Ia tetap memukuli pantat Annisa dengan pelan agar tertidur lagi.

''Sayang??''

''Kakak duluan aja ya? Aku disini aja dulu! kasian adek masih bobok..'' lirih Ira.

''Ya sudah, Kakak pulang ya? kamu hati-hati! jaga diri! Besok kita kumpul di sekolah ya??'' ucapnya sembari mendekati Ira dan berjongkok.

Cup.

''Assalamualaikum...''

''Waalaikum salam...'' sahut Ira masih dengan mulut menganga.

Bagaimana tidak, jika baru saja Raga mengecup lagi kening nya untuk yang kedua kali.

Ira masih termangu seorang diri disana, sedang sang empu sudah lari ngacir menuju kedua orang tua nya.

''Ini dia nih, yang kita tunggu sedari tadi! ck!''

''Tante... maaf!'' ucap Raga menyalami Alisa.

''Tidak apa-apa, nak! Apa kakak masih disana??''

Raga hanya mengangguk saja. Alisa tersenyum.

''Kami pulang dulu dua bulan dari sekarang! persiapkan segera!'' titah Alisa.

''Baik nyonya Alisa Bhaskara.. apapun yang anda minta...'' ledek Abi Hendra.

Membuat Alisa menggeplak kepalanya.

Plaakk

''Aduhh.. sayang! kok aku di tabok sih sama nih nyonya??''

Ummi Hani terkekeh. ''Salah siapa selalu nyebutin aku Nyonya?? Aku belum menikah dengan nya! kamu camkan itu!'' tegas Alisa membuat Abi Hendra manyun.

''Ayo ah Mi! kita pulang! nggak ada gunanya lama-lama dirumah ni orang!'' gerutu Abi Hendra.

Alisa melototkan matanya. ''Awas aja lu.. gue batalin nih perjodohan nya! kagak gue ngijinin ya? Anak elu dekatin anak gue!'' sahut Alisa seperti bahasa yang sering Gilang pakai untuk bicara dengan dengan Andi.

Ummi Hani terbahak. ''Hahaha.. keluar tuh gaya ngomong laki nya! Hayo loh By.. nyonya ngamuk!'' goda ummi Hani lagi.

''Hani!! kamu juga sama!! Awas elu berdua ya?? kagak gue izinin beneran nih!!'' ancam Alisa sembari berkacak pinggang.

Membuat kedua orang itu tertawa terbahak-bahak. Sedang Alisa memanyunkan bibirnya. Persis seperti Ira jika sedang kesal.

Raga melihat Mak Alisa, sama seperti pujaan hatinya. Apakah?? Namun lamunan itu buyar karena Mak Alisa berbicara padanya.

''Oh iya Nak Raga.. besok jemput kakak ya disini?? Ada yang perlu Tante omongin sama kalian berdua?''

''Oke Tan! sipp!!'' sahut Raga.

''Ya sudah kami balik Lis! jangan manyun gitu ah bibirnya!'' ucap ummi Hani.

''Biarin!!'' ketus Alisa.

Membuat ketiga orang itu terkekeh.

Setelah nya mereka benar-benar pulang dari kediaman Alisa. Tinggal lah Alisa sendiri dengan kesendirian nya.

***

Keesokan harinya.

Seperti janjinya kepada Mak Alisa, Raga pagi-pagi sekali sudah nangkring dirumah calon istrinya.

Yang tidak ia tau ialah jika pujaan hatinya itu adalah calon istrinya. Ck! dasar Raga, nggak mau tau tentang hal itu.

''Assalamualaikum.. Tante Alisa...'' panggil Raga

Ira yang mendengar jika sedang ada tamu, bergegas ke depan dan membuka pintu.

''Waalaikum salam... loh?? Kak Raga??'' kejut Ira.

''Loh? kamu??''

''Ada siapa Kak?? Kalau nak Raga disuruh masuk!!'' seru Alisa dari dalam rumah.

''Ayo kak! masuk dulu!'' ajak Ira.

''Tunggu sayang! jangan bilang, kalau kamu putrinya Tante Alisa??'' tanya Raga dan itu membuat Ira tersenyum dan terkekeh.

''Ayo kakak masuk dulu.. nanti Mak yang kasi tau ya??'' ucap Ira.

Raga mengangguk pasrah. Setibanya disana, Alisa mengajak Raga untuk sarapan bersama.

''Wuuaahh Abang! sejak kapan Abang datang?? Lana kok nggak tau??'' tanya Lana membuat Raga terkekeh.

''Baru aja bang.. kita berangkat sama ya?? Kan sekolah kita juga sama?? Motor kakak biar disini aja ya?? Bolehkan Tan??''

Alisa tersenyum. ''Tentu, Nak.. jangan panggil Tante atuh.. sama aja kayak kakak sama Abang, ya??''

''Iya Mak! Wuiihhh nasi goreng seafood?? Kesukaan siapa nih??'' tanya Raga begitu antusias saat melihat nasi goreng seafood ala-ala Mak Alisa.

''Kesukaaan kakak sama Abang dong.. sama satu lagi, Papi Gilang!'' sahut Lana, membuat Alisa tersenyum.

''Ayo makan! Bang Raga! pimpin doa!''

Raga mengangguk dan membaca doa makan. Setelah nya mereka makan bersama sambil sesekali Raga membuat seloroh yang akhirnya mereka tertawa.

Raga yang melihat Ira tersenyum bertambah terpesona dengan gadis kecil itu. Alisa yang tau, tersenyum tipis.

''Raga...''

''Iya Mak!''

''Kamu tau kan jika kami dan ayahnya Ira hidup terpisah??'' tanya Alisa.

''Tau Mak!'' sahut Raga cepat.

''Sebelum kalian berdua bertunangan, alangkah baiknya jika kalian harus menemui ayah Ira terlebih dahulu. Beliau sekarang bekerja di perumahan ini, dan juga tinggal disini. Nanti siang Raga usah pulang dulu ya? Kalau bisa nginap di sini aja dulu, karena banyak yang harus kita bahas untuk pertunangan kalian dua Minggu lagi..'' lirih Alisa membuat Raga mematung.

''Dua Minggu lagi Mak?? Menikah?? Kan kami masih sekolah??'' tanya Raga untuk memastikan.

Alisa terkekeh. ''Bukan, Nak! maksud Mak, kalian berdua harus tunangan dulu, menikah nanti saja.. kan masih lama? Kalian aja belum tamat SMA??'' jelas Mak Alisa.

Membuat Raga tersenyum kikuk. ''Hehehe.. Raga pikir, menikah Mak!'' sahutnya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

''Oke! kalau begitu sudah diputuskan, untuk dua malam ini kau harus nginap disini, kau akan tidur bersama Abang! Abang??''

''Siap sedia selalu Mak! Tenang aja.. kamar Abang luas kok, buat Abang ipar!'' ucap Lana seraya tersenyum nyengir.

Membuat Ira memukul pahanya.

''Adaaw... kakak ih! kan beneran yang Abang bilang?? Bang Raga itu Abang ipar nya abang! gimana sih?! malah Abang di tabok! Nggak gue ijinin baru tau rasa lu!!'' ucap Lana membuat Alisa terkekeh.

''Sudah-sudah! ayo berangkat sebentar lagi masuk kelas!'' tegur Alisa, membuat mereka semua berhamburan keluar.

Alisa terkekeh melihat ketiga anak itu ngacir saling berebut ingin keluar.

Sepuluh menit, mereka sampai ke sekolah mereka dengan jalan kaki. Sesampainya disana, Raga memisahkan diri dari Ira.

Karena acara sekolah sebentar lagi akan di mulai, Ira dan Lana berpisah. Semua murid SMP berdiri berbaris menghadap ke depan.

Dimana kepala sekolah serta Raga sebagai ketua OSIS. Tidak banyak yang dibicarakan, selain untuk menyebut tujuh belas Agustus, sekolah mereka akan mengadakan perlombaan.

Raga sebagai pemimpin, di tunjuk untuk memandu semua siswa dan siswi untuk mengikuti lomba tujuh belas Agustus.

''Baiklah, sekarang waktunya untuk membagi kelompok. Satu kelompok akan dicampur dengan tiap kelas yang berbeda. Contohnya, satu dua dan tiga bergabung jadi satu. Tapi dipilih secara acak. Disini, nggak hanya kalian yang ikut lomba, tapi kita semua! Termasuk ketua OSIS dan anggota OSIS yang lainnya. Mengerti??'' ucap salah satu anggota OSIS.

''Mengerti kak..'' sahut semuanya.

Setelah nya mereka memilih nama secara acak sesuai dengan urutan sekolahnya. Dan mereka semakin dipilih berpasangan. Agar mudah untuk mengenali mana yang adik kelas dan kakak kelas.

Setelah nama semua selesai dipilih beserta dengan pasangan nya, kini tiba waktunya untuk ketua OSIS yang dipilih pasangan nya.

''Dab untuk ketua OSIS kita ini, nggak sembarangan ya? Mana yang terpilih itulah yang akan menjadi pasangan nya kelak.'' goda anggota OSIS itu kepada Raga.

Raga memutar bola mata malas. Sedang mereka masih mencari nama kandidat yang cocok, Raga terus saja melihat pujaan hatinya yang berbicara disana tanpa melihat nya didepan sana.

Raga tersenyum tipis melihat itu. Setelah tiga nama mereka pilihkan, kini waktunya untuk mengacak nama itu.

''Haloha .. ayo lihat sini, nama yang keluar secara acak, itulah yang akan menjadi jadi pasangan ketua OSIS kita dan pasangan hidupnya kelak!'' godanya lagi.

''Ciee.. cie... uhuyyyyy..'' sorak mereka.

''Oke kita acak! ayo... kita lihat, nama siapa yang beruntung dari tiga kelas ini??''

Mereka mengacak dalam sebuah toples yang tutupnya sengaja di lubangi untuk bisa mengeluarkan satu kertas saja.

Tuk.

''Nah ini dia... siapakah gerangan yang beruntung??''

Semua harap-harap cemas, berbeda dengan Ira. Walaupun tangan nya sudah sedingin es namun ia tetap tenang tidak seperti yang lain.

''Dan yang beruntung ialah..... Ira Sarasvati! Dari kelas Dua A. Ayo maju adik kelas yang beruntung berpasangan dengan ketua OSIS kita!!'' serunya begitu lantang.

Tatapan matanya bertemu dengan Raga.

Deg.

''By...''

💕

Hayo.. apa yang akan terjadi??

Episodes
1 Perjodohan
2 Perjodohan 2
3 Asisten Andi
4 Lamaran Dadakan untuk Pujaan hati
5 Permintaan Alisa
6 Acara perlombaan
7 Membela mu
8 Menginap
9 Calon mantu
10 Dingin
11 Rindu
12 Melepas Rindu
13 Ketiduran
14 Malu
15 Di sekolah
16 Di perjalanan
17 Air terjun Sipisopiso
18 Berkemah
19 Tersesat
20 Histeris
21 Sadar
22 Gubuk tua
23 Terpaksa melakukan
24 Bertemu Timong
25 Sinar leser
26 Penunjuk jalan
27 Pulang
28 Di sidang
29 Masalah besar.
30 Pernikahan Dini
31 Sah
32 Mengamuk
33 Gila??
34 Berprasangka baik
35 Gelora Muda
36 Masa sulit Ira
37 Tidak pantas
38 Pelengkap hidupku
39 Interogasi Pelaku
40 Dia Istriku!
41 Penjelasan Raga
42 Berbicara dari hari ke hati
43 Berbesar hati menerima nya
44 Cinta Dalam Nestapa 1
45 Ujian lagi.
46 Bukan Pembawa sial
47 Annisa ngamuk
48 Berdamai Dengan Takdir
49 Pesan Ira
50 Kelemahan Ku
51 Mondok
52 Tidak suka
53 Pilih Aku? Atau calon istrimu?
54 Memaksakan kehendak
55 Jatuh dari pohon rambutan
56 Ummi ngambek!
57 Mencoba untuk melupakan
58 Di abaikan
59 Persahabatan putus karena ulah orang yang egois!
60 Sahabat rasa saudara
61 Mak Alisa Resah
62 Menantang Ragata
63 Menikahlah dengan ku!
64 Pak Armand
65 Liburan
66 Ragata berangkat ke Inggris
67 Kesepian
68 Raga tiba di Inggris
69 Bertemu Sonia
70 Gelisah
71 Sengaja untuk memanasi
72 Aku tidak akan melepas mu sampai kapanpun!
73 Pindah apartemen
74 Kepulangan Raga dari Inggris
75 Kepulangan mu membawa luka untukku
76 Bertahan walau harus sakit
77 Makan bersama
78 Kamar Rahasia
79 Kedatangan Papi Gilang
80 Kemarahan Papi Gilang
81 Jangan membunuh nya, Ummi!
82 Tertutup Niqob
83 Penjelasan Ragata
84 Bukti
85 Flashback
86 Flashback 2
87 Flashback 4
88 Flashback 5
89 Flashback 6
90 Flashback end
91 Kelemahan Ragata ada pada Ira
92 Menjemput Ira
93 Pergi? Meninggalkan ku?
94 Cinta dalam Nestapa
95 Sepucuk Surat cinta untuk Ragata
96 Tangisan Raga
97 Satu hati satu jiwa
98 Raga tanpa Ira seperti Raga tanpa nyawa
99 Masuk rumah sakit
100 Koma
101 Menjenguk Raga
102 Kedatangan Tuan Krisna
103 Ira kembali
104 Meninggalkan ku?
105 Ragata masih hidup?
106 Kebersamaan bersama setelah sekian tahun
107 Cerita Masa lalu
108 Kedatangan Ustadzah Zafa
109 Dokter Salim Dan Ustadzah Zafa
110 Sakit yang sama?
111 Aku siap!
112 Menggoda Istri
113 Resepsi pernikahan?
114 Resepsi pernikahan Ragata & Ira
115 Aku milikmu!
116 Pengantin Usang rasa baru
117 Proses Penyembuhan
118 Perawat Baru yang datang dari masa lalu
119 Santi
120 Kisah masa lalu timbul di masa depan
121 Menjemput Istri tercinta
122 Pacaran setelah menikah
123 Pasangan halal
124 Kemarahan Ragata
125 Berdarah
126 Bersih dan lancar
127 Senang bukan main
128 Kejutan kecil untuk Sang istri
129 Sepatah kata dari Ira
130 Pasangan kompak
131 Semua untukmu hunny..
132 Periksa
133 Hamil baby twins
134 Kabar gembira
135 Cucu?!
136 Nujuh bulanan
137 Ajak gelud
138 Cerita tentang Sonia
139 Melahirkan
140 Kembar sepasang
141 Aqiqah dan penabalan nama
142 Cinta dalam nestapa End
143 Extrapart
144 Extrapart 2
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Perjodohan
2
Perjodohan 2
3
Asisten Andi
4
Lamaran Dadakan untuk Pujaan hati
5
Permintaan Alisa
6
Acara perlombaan
7
Membela mu
8
Menginap
9
Calon mantu
10
Dingin
11
Rindu
12
Melepas Rindu
13
Ketiduran
14
Malu
15
Di sekolah
16
Di perjalanan
17
Air terjun Sipisopiso
18
Berkemah
19
Tersesat
20
Histeris
21
Sadar
22
Gubuk tua
23
Terpaksa melakukan
24
Bertemu Timong
25
Sinar leser
26
Penunjuk jalan
27
Pulang
28
Di sidang
29
Masalah besar.
30
Pernikahan Dini
31
Sah
32
Mengamuk
33
Gila??
34
Berprasangka baik
35
Gelora Muda
36
Masa sulit Ira
37
Tidak pantas
38
Pelengkap hidupku
39
Interogasi Pelaku
40
Dia Istriku!
41
Penjelasan Raga
42
Berbicara dari hari ke hati
43
Berbesar hati menerima nya
44
Cinta Dalam Nestapa 1
45
Ujian lagi.
46
Bukan Pembawa sial
47
Annisa ngamuk
48
Berdamai Dengan Takdir
49
Pesan Ira
50
Kelemahan Ku
51
Mondok
52
Tidak suka
53
Pilih Aku? Atau calon istrimu?
54
Memaksakan kehendak
55
Jatuh dari pohon rambutan
56
Ummi ngambek!
57
Mencoba untuk melupakan
58
Di abaikan
59
Persahabatan putus karena ulah orang yang egois!
60
Sahabat rasa saudara
61
Mak Alisa Resah
62
Menantang Ragata
63
Menikahlah dengan ku!
64
Pak Armand
65
Liburan
66
Ragata berangkat ke Inggris
67
Kesepian
68
Raga tiba di Inggris
69
Bertemu Sonia
70
Gelisah
71
Sengaja untuk memanasi
72
Aku tidak akan melepas mu sampai kapanpun!
73
Pindah apartemen
74
Kepulangan Raga dari Inggris
75
Kepulangan mu membawa luka untukku
76
Bertahan walau harus sakit
77
Makan bersama
78
Kamar Rahasia
79
Kedatangan Papi Gilang
80
Kemarahan Papi Gilang
81
Jangan membunuh nya, Ummi!
82
Tertutup Niqob
83
Penjelasan Ragata
84
Bukti
85
Flashback
86
Flashback 2
87
Flashback 4
88
Flashback 5
89
Flashback 6
90
Flashback end
91
Kelemahan Ragata ada pada Ira
92
Menjemput Ira
93
Pergi? Meninggalkan ku?
94
Cinta dalam Nestapa
95
Sepucuk Surat cinta untuk Ragata
96
Tangisan Raga
97
Satu hati satu jiwa
98
Raga tanpa Ira seperti Raga tanpa nyawa
99
Masuk rumah sakit
100
Koma
101
Menjenguk Raga
102
Kedatangan Tuan Krisna
103
Ira kembali
104
Meninggalkan ku?
105
Ragata masih hidup?
106
Kebersamaan bersama setelah sekian tahun
107
Cerita Masa lalu
108
Kedatangan Ustadzah Zafa
109
Dokter Salim Dan Ustadzah Zafa
110
Sakit yang sama?
111
Aku siap!
112
Menggoda Istri
113
Resepsi pernikahan?
114
Resepsi pernikahan Ragata & Ira
115
Aku milikmu!
116
Pengantin Usang rasa baru
117
Proses Penyembuhan
118
Perawat Baru yang datang dari masa lalu
119
Santi
120
Kisah masa lalu timbul di masa depan
121
Menjemput Istri tercinta
122
Pacaran setelah menikah
123
Pasangan halal
124
Kemarahan Ragata
125
Berdarah
126
Bersih dan lancar
127
Senang bukan main
128
Kejutan kecil untuk Sang istri
129
Sepatah kata dari Ira
130
Pasangan kompak
131
Semua untukmu hunny..
132
Periksa
133
Hamil baby twins
134
Kabar gembira
135
Cucu?!
136
Nujuh bulanan
137
Ajak gelud
138
Cerita tentang Sonia
139
Melahirkan
140
Kembar sepasang
141
Aqiqah dan penabalan nama
142
Cinta dalam nestapa End
143
Extrapart
144
Extrapart 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!