Perjodohan 2

''Assalamualaikum...''

''Eh? (Ira berbalik dan terkejut melihat Raga ada di belakangnya) Wa'alaikum salam.. kak Raga??''

''Ya. Kamu ngapain ke mesjid?'' tanya nya sembari melihat gadis kecil yang lagi belajar berjalan dan tertatih-tatih.

Mendengar suara Raga, bayi itu mengangkat tangan nya untuk di gendong dan memanggil nama seseorang yang sering di dengar oleh Raga.

''Pi.... Pi... Pi...'' panggil bayi itu.

''Eh? Itu bukan Papi dek.. ini tuh kak Raga.. Ra.. ga!''

Bayi kecil itu menggeleng. ''Ndak... Pi.. Pi..'' lagi katanya, matanya mengembun ingin menangis.

Raga yang tidak tega pun, akhirnya menggendong Annisa.

''Eh? loh loh! kok kakak gendong sih??'' tanya Ira.

''Kasian Ra.. masa' adek dibiarkan begitu aja? ya kan dek??'' tanya nya pada Annisa.

Bayi kecil itu mengangguk. Annisa sudah berumur setahun. Tapi pertumbuhan nya lambat karena kebakaran enam bulan yang lalu.

Beruntung nya Annisa masih hidup, jika tidak entah apa yang akan terjadi pada Alisa saat itu.

Annisa melihat keatas dimana ada pesawat sedang melintas.

''Pi... Pi... Pi...'' lagi dan lagi kata itu. Kata yang begitu melekat di dalam ingatan nya.

''Eh? adek mau mainan pesawat??'' tanya Raga.

''Ndak... Pi.. Pi.. Pi..'' Raga jadi bingung di buatnya.

Ira yang melihat Raga kebingungan terkekeh. Raga menoleh dan terkesima.

Cantik!

''Kak... kak Raga.. Hallow... ishh kok malah bengong sih??'' tegur Ira membuat Raga berdehem.

''Ehmm.. Ya, kamu nanya apa tadi??'' sahut Raga.

''Heh? Apa?'' Ira sibuk melamun menatap ke Raga.

''Yang tadi, apa??'' tanya raga lagi.

Raga terkekeh. ''Kamu gimana sih? tadi kamu nanya apa??'' tanya Raga lagi.

Ira memandangnya dengan tatapan bingung.

''Yang mana ya? seingat ku, aku nggak nanya apa-apa deh sama kak Raga?'' gumamnya pada diri sendiri sembari menggaruk kepalanya yang tertutup hijab.

Lagi, Raga terkekeh. ''Ra...''

''Ya!''

Raga tertawa. ''Kamu Kenapa??''

''Nggak apa-apa kak! hanya heran saja, kakak kok bisa ada disini??'' tanya Ira, ia merasa bingung belum pernah selama ini ia datang ketempat nya ini. Terkecuali tempat sekolah mereka yang memang berdekatan dengan perumahan tempat Alisa tinggal.

''Hoo.. kakak temani Abi dan Ummi untuk ketemuan sama sahabat lamanya. Rumahnya nggak jauh kok dari sini, tuh yang ada pohon palem nya.'' sahut Raga

''Palem? Di depan rumah??'' tanya Ira lagi.

''Ya.''

''Itu kan rumah-''

Tiba-tiba Annisa merengek karena ia udah pup, mungkin risih karena sedari tadi di gendong Raga.

''Adek kenapa?? Udah siap eek nya?? Astagfirullah! kak Raga! adek lagi eek loh.. maaf lupa kasi tau.. hehehe..'' kilah Ira.

Padahal mah ia sedari Raga datang, asik curi-curi pandang sama tuh ketua OSIS.

Raga yang udah tau pun hanya terkekeh saja. ''Pantas saja ada bau nya ya dek??'' tanya nya pada bayi kecil itu.

Bayi kecil itu manggut-manggut, membuat Raga gemas dan mencium pipinya.

''Eh? kok dicium sih? adek bau loh.. kakak nggak jijik??''

''Enggak! wong dulunya kakak juga punya adek cewek sebaya Lana!'' imbuhnya santai.

Membuat Ira tersenyum kikuk. ''Hehehe.. boleh minta tolong nggak kak!''

Raga menoleh, ''boleh! bilang aja!'' sahutnya.

''Kak Raga temani adek dulu ya? Aku mau ngambil Pampers nya dirumah. Lupa tadi, saking buru-buru nya ketinggalan deh!'' ucap Ira sesekali menoleh ke Raga.

''Oke.'' sahutnya mantap.

Setelah nya Ira ngacir secepat kilat. Raga yang melihat Ira begitu gesit dalam berlari tergelak.

Annisa pun ikut tergelak. ''Kakak mu kayak wonder woman ya dek! cepat amat larinya? Tuh, udah sampai aja ke rumah. Tapi rumah Ira tadi yang mana?? aishhh...'' gerutu Raga.

Sedangkan Ira, setelah sampai ia masuk tanpa melihat ada tamu. Ia langsung ngacir ke kamar atas untuk mengambil Pampers Annisa yang tertinggal.

Wuuussshhhh...

''Astaghfirullah! kakak!'' pekik Alisa.

''Apaan tuh?!'' kaget Abi Hendra.

Ummi Hani hanya terkekeh saja melihat kelakuan calon menantunya itu.

''Ishhh... ni anak ya! Kebiasaan deh! Biar ku samperin! nggak tau apa?! Lagi ada tamu??'' gerutu Alisa.

Belum sempat Alisa berdiri tapi Ira sudah lari ngacir lagi kayak tadi.

''Heh, heh, heh, mau kemana kamu?!'' ucap Alisa sembari menarik ujung hijab putri tunggalnya itu.

''Aduh... jangan ditarik Mak! lepasin ah! itu adek Sama kak Raga, kakak tinggal! Adek lagi eek Mak! ishh.. lepasin ah!'' gerutu Ira.

Umi Hani dan Abi Hendra terkekeh melihat kelakuan calon menantunya ini. Unik dan apa adanya.

Pantas saja putra Ummi sangat menyukai mu Nak!

''Salim dulu ah! lagi ada tamu ini...'' sungut Alisa lagi.

''Iya. Kakak salim! Tapi lepasin dulu dong hijab kakak!'' Gerutunya lagi.

Membuat Ummi Hani dan Abi Hendra lagi dan lagi terkekeh.

''Udah! ayo salim!'' titah Alisa.

Setelah nya ia berjongkok sedikit dan Salim kepada kedua orang tua Raga. Tanpa melihat seperti apa rupa kedua tamu Alisa ini. Setelah Salim, lagi Ira ngacir dan lepas kendali hingga menabrak pintu.

''Eh, eh, eh-''

Duuukkk...

''Astaghfirullah! ini pintu kenapa ada disini sih?! Haishhh.. pasti kak Raga bosan nih nunggu nya! sssttt.. sakit juga yak??'' desis Ira sembari berlalu meninggalkan para orang tua yang terbengong karena ulahnya.

Setelah Ira pergi Ummi Hani bangkit dan memanggil Ira.

''Kak...''

Deg.

''Ummi...'' Ira menggeleng kan kepalanya cepat walaupun di rasa pusing tetap saja menggeleng.

Lagi, Ummi Hani memanggilnya.

''Kak Ira Sarasvati!!''

''Hah?? Beneran Ummi?? Ummi Hani?? Eh? Adek... nanti ya Ummi! Adek sama kak Raga! pasti tuh orang udah merengut karena kakak terlalu lama! Nanti aja ya Mi! kakak pergi dulu!'' imbuhnya seraya berlalu dan ngacir ke tempat dimana Raga berada.

Sesampainya disana, terlihat Raga sudah selesai membersihkan Annisa ke toilet. Dan Pampers nya pun sengaja dibawa olehnya.

''Loh, loh, Kak Raga yang nyebok in??'' tanya Ira dengan nafas ngos-ngosan dengan jidat berwana biru karena lebam.

''Ya. kasihan adek nangis terus dari tadi. Makanya kakak inisiatif aja gantinya! Cepat juga kamu baliknya! lah? itu jidat kenapa??'' tanya Raga sembari menyentuh kening Ira yang kejeduk pintu.

Ira mendesis saat tangan Raga menyentuh bekas lebam kejeduk pintu.

''Ssssttt.. pelan-pelan Kak! Aduh..'' Desi Ira lagi.

''Hati-hati dong sayang! eh? Ehmm ma-maksudnya Ra..''

Pipi Ira bersemu merah dipanggil sayang oleh Raga. ''Udah hayo.. sini Pampers nya! biar kakak pakaikan! ehm..'' ucap Raga, sengaja berdehem untuk menghilangkan rasa gugup yang sedang melanda dirinya.

''I-iiya Kak!'' sahut Ira malu tapi mau 😄😄

Sedangkan ketiga orang tua disana, setelah kepergian Ira, mereka mendadak tertawa lepas.

Apalagi, Abi Hendra. Ia sampai tersedak ludah ketika tertawa. Membuat dua sahabat itu lagi dan lagi tertawa terbahak.

''Kamu lihat Hani? Bagaimana kelakuan putriku?? Begitulah keseharian nya?? Kamu masih berniat ingin menjodohkan mereka berdua??'' tanya Alisa pada dua sahabatnya itu.

''Ya.'' sahut kedua orang tua itu begitu kompak.

''Nggak salah?? Dan masih ingin lanjut??'' tanya Alisa lagi.

''Nggak! Dan masih berlanjut!'' jawab kedua nya begitu kompak.

Hingga Alisa memutar bola mata jengah.

''Ya, ya, ya.. terserah anda saja tuan dan nyonya Hariawan.''

Setelah nya mereka tertawa bersama. Melihat kelakuan Ira yang begitu heboh, Ummi Hani berfikir, jika nanti Raga dan Ira menikah pastilah melahirkan cucu-cucu yang imut-imut.

''Mbak Alisa...''

💕

Maaf ya jika cerita ini othor update nya jarang-jarang.

Karena othor masih sibuk nyiapin di sebelah!

Pantengin terus ya!

Jangan sampai ketinggalan!

See you.. 😘😘

Terpopuler

Comments

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

masih mantengin.....

2022-12-01

2

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

masih nyimak,

2022-08-31

0

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Perjodohan 2
3 Asisten Andi
4 Lamaran Dadakan untuk Pujaan hati
5 Permintaan Alisa
6 Acara perlombaan
7 Membela mu
8 Menginap
9 Calon mantu
10 Dingin
11 Rindu
12 Melepas Rindu
13 Ketiduran
14 Malu
15 Di sekolah
16 Di perjalanan
17 Air terjun Sipisopiso
18 Berkemah
19 Tersesat
20 Histeris
21 Sadar
22 Gubuk tua
23 Terpaksa melakukan
24 Bertemu Timong
25 Sinar leser
26 Penunjuk jalan
27 Pulang
28 Di sidang
29 Masalah besar.
30 Pernikahan Dini
31 Sah
32 Mengamuk
33 Gila??
34 Berprasangka baik
35 Gelora Muda
36 Masa sulit Ira
37 Tidak pantas
38 Pelengkap hidupku
39 Interogasi Pelaku
40 Dia Istriku!
41 Penjelasan Raga
42 Berbicara dari hari ke hati
43 Berbesar hati menerima nya
44 Cinta Dalam Nestapa 1
45 Ujian lagi.
46 Bukan Pembawa sial
47 Annisa ngamuk
48 Berdamai Dengan Takdir
49 Pesan Ira
50 Kelemahan Ku
51 Mondok
52 Tidak suka
53 Pilih Aku? Atau calon istrimu?
54 Memaksakan kehendak
55 Jatuh dari pohon rambutan
56 Ummi ngambek!
57 Mencoba untuk melupakan
58 Di abaikan
59 Persahabatan putus karena ulah orang yang egois!
60 Sahabat rasa saudara
61 Mak Alisa Resah
62 Menantang Ragata
63 Menikahlah dengan ku!
64 Pak Armand
65 Liburan
66 Ragata berangkat ke Inggris
67 Kesepian
68 Raga tiba di Inggris
69 Bertemu Sonia
70 Gelisah
71 Sengaja untuk memanasi
72 Aku tidak akan melepas mu sampai kapanpun!
73 Pindah apartemen
74 Kepulangan Raga dari Inggris
75 Kepulangan mu membawa luka untukku
76 Bertahan walau harus sakit
77 Makan bersama
78 Kamar Rahasia
79 Kedatangan Papi Gilang
80 Kemarahan Papi Gilang
81 Jangan membunuh nya, Ummi!
82 Tertutup Niqob
83 Penjelasan Ragata
84 Bukti
85 Flashback
86 Flashback 2
87 Flashback 4
88 Flashback 5
89 Flashback 6
90 Flashback end
91 Kelemahan Ragata ada pada Ira
92 Menjemput Ira
93 Pergi? Meninggalkan ku?
94 Cinta dalam Nestapa
95 Sepucuk Surat cinta untuk Ragata
96 Tangisan Raga
97 Satu hati satu jiwa
98 Raga tanpa Ira seperti Raga tanpa nyawa
99 Masuk rumah sakit
100 Koma
101 Menjenguk Raga
102 Kedatangan Tuan Krisna
103 Ira kembali
104 Meninggalkan ku?
105 Ragata masih hidup?
106 Kebersamaan bersama setelah sekian tahun
107 Cerita Masa lalu
108 Kedatangan Ustadzah Zafa
109 Dokter Salim Dan Ustadzah Zafa
110 Sakit yang sama?
111 Aku siap!
112 Menggoda Istri
113 Resepsi pernikahan?
114 Resepsi pernikahan Ragata & Ira
115 Aku milikmu!
116 Pengantin Usang rasa baru
117 Proses Penyembuhan
118 Perawat Baru yang datang dari masa lalu
119 Santi
120 Kisah masa lalu timbul di masa depan
121 Menjemput Istri tercinta
122 Pacaran setelah menikah
123 Pasangan halal
124 Kemarahan Ragata
125 Berdarah
126 Bersih dan lancar
127 Senang bukan main
128 Kejutan kecil untuk Sang istri
129 Sepatah kata dari Ira
130 Pasangan kompak
131 Semua untukmu hunny..
132 Periksa
133 Hamil baby twins
134 Kabar gembira
135 Cucu?!
136 Nujuh bulanan
137 Ajak gelud
138 Cerita tentang Sonia
139 Melahirkan
140 Kembar sepasang
141 Aqiqah dan penabalan nama
142 Cinta dalam nestapa End
143 Extrapart
144 Extrapart 2
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Perjodohan
2
Perjodohan 2
3
Asisten Andi
4
Lamaran Dadakan untuk Pujaan hati
5
Permintaan Alisa
6
Acara perlombaan
7
Membela mu
8
Menginap
9
Calon mantu
10
Dingin
11
Rindu
12
Melepas Rindu
13
Ketiduran
14
Malu
15
Di sekolah
16
Di perjalanan
17
Air terjun Sipisopiso
18
Berkemah
19
Tersesat
20
Histeris
21
Sadar
22
Gubuk tua
23
Terpaksa melakukan
24
Bertemu Timong
25
Sinar leser
26
Penunjuk jalan
27
Pulang
28
Di sidang
29
Masalah besar.
30
Pernikahan Dini
31
Sah
32
Mengamuk
33
Gila??
34
Berprasangka baik
35
Gelora Muda
36
Masa sulit Ira
37
Tidak pantas
38
Pelengkap hidupku
39
Interogasi Pelaku
40
Dia Istriku!
41
Penjelasan Raga
42
Berbicara dari hari ke hati
43
Berbesar hati menerima nya
44
Cinta Dalam Nestapa 1
45
Ujian lagi.
46
Bukan Pembawa sial
47
Annisa ngamuk
48
Berdamai Dengan Takdir
49
Pesan Ira
50
Kelemahan Ku
51
Mondok
52
Tidak suka
53
Pilih Aku? Atau calon istrimu?
54
Memaksakan kehendak
55
Jatuh dari pohon rambutan
56
Ummi ngambek!
57
Mencoba untuk melupakan
58
Di abaikan
59
Persahabatan putus karena ulah orang yang egois!
60
Sahabat rasa saudara
61
Mak Alisa Resah
62
Menantang Ragata
63
Menikahlah dengan ku!
64
Pak Armand
65
Liburan
66
Ragata berangkat ke Inggris
67
Kesepian
68
Raga tiba di Inggris
69
Bertemu Sonia
70
Gelisah
71
Sengaja untuk memanasi
72
Aku tidak akan melepas mu sampai kapanpun!
73
Pindah apartemen
74
Kepulangan Raga dari Inggris
75
Kepulangan mu membawa luka untukku
76
Bertahan walau harus sakit
77
Makan bersama
78
Kamar Rahasia
79
Kedatangan Papi Gilang
80
Kemarahan Papi Gilang
81
Jangan membunuh nya, Ummi!
82
Tertutup Niqob
83
Penjelasan Ragata
84
Bukti
85
Flashback
86
Flashback 2
87
Flashback 4
88
Flashback 5
89
Flashback 6
90
Flashback end
91
Kelemahan Ragata ada pada Ira
92
Menjemput Ira
93
Pergi? Meninggalkan ku?
94
Cinta dalam Nestapa
95
Sepucuk Surat cinta untuk Ragata
96
Tangisan Raga
97
Satu hati satu jiwa
98
Raga tanpa Ira seperti Raga tanpa nyawa
99
Masuk rumah sakit
100
Koma
101
Menjenguk Raga
102
Kedatangan Tuan Krisna
103
Ira kembali
104
Meninggalkan ku?
105
Ragata masih hidup?
106
Kebersamaan bersama setelah sekian tahun
107
Cerita Masa lalu
108
Kedatangan Ustadzah Zafa
109
Dokter Salim Dan Ustadzah Zafa
110
Sakit yang sama?
111
Aku siap!
112
Menggoda Istri
113
Resepsi pernikahan?
114
Resepsi pernikahan Ragata & Ira
115
Aku milikmu!
116
Pengantin Usang rasa baru
117
Proses Penyembuhan
118
Perawat Baru yang datang dari masa lalu
119
Santi
120
Kisah masa lalu timbul di masa depan
121
Menjemput Istri tercinta
122
Pacaran setelah menikah
123
Pasangan halal
124
Kemarahan Ragata
125
Berdarah
126
Bersih dan lancar
127
Senang bukan main
128
Kejutan kecil untuk Sang istri
129
Sepatah kata dari Ira
130
Pasangan kompak
131
Semua untukmu hunny..
132
Periksa
133
Hamil baby twins
134
Kabar gembira
135
Cucu?!
136
Nujuh bulanan
137
Ajak gelud
138
Cerita tentang Sonia
139
Melahirkan
140
Kembar sepasang
141
Aqiqah dan penabalan nama
142
Cinta dalam nestapa End
143
Extrapart
144
Extrapart 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!