Asisten Andi

''Mbak Alisa..'' sapa seseorang di depan pintu.

''Ya. Oh! kamu sudah datang??'' tanya nya

''Sudah sedari tadi. Tapi saya tidak berani masuk, karena melihat tuan rumahnya sedang ada tamu dan tertawa lagi. Saya takut di sembur sama kakak jika kejadian seperti itu terulang lagi hehehe..'' ucap Andi.

''Hahaha..kamu bisa saja! Ayo masuk! mana yang harus saya tanda tangani??''

''Ini berkas proyek pembangunan mall yang roboh itu mbak, yang bagian belakang nya ada taman sengaja di bangun oleh tuan Gilang untuk adek bermain. Dan yang ini berkas penerimaan barang baru masuk tadi pagi. Segala merek ponsel dan bermacam-macam model nya. Dan terakhir, ini dari pak Kosim, nggak tau buat apa, katanya minta tanda tangan Mbak untuk dibubuhkan di kertas kosong itu.'' ucap Andi sembari memilah-milah berkasnya satu persatu.

''Gilang yang nyuruh??'' tanya Alisa seraya tangan nya terus bergerak untuk menanda tangani semua berkas yang di tunjuk Andi.

''Nggak tau juga Mbak.. pokok nya minta tanda tangan! gitu aja katanya.''

''Hem.. pasti untuk sesuatu! aku tau pasti Gilang yang menyuruhnya! walaupun jauh, dia tetap saja berhubungan dengan kalian.. tapi dengan ketiga anak ku?? Dia malah menghilang bagai di telan bumi!'' gerutu Alisa.

''Aku juga nggak pernah ngomong kok dengan tuan Gilang, Mbak.. tapi pak Kosim iya!'' elak Andi. padahal baru saja Gilang menelponnya untuk meminta tanda tangan Alisa ke rumah nya.

Ck! Andi!

''Sudah selesai! diminum dulu teh nya Ndi!''

''Yoi Mbak.. sayang kalau mampir kemari nggak minum teh buatan Mbak tersayang ku ini!'' ucap nya sambil memainkan alis matanya naik turun.

Alisa memutar bola matanya malas.

''Eh Hani! Hendra! kok malah bengong sih??'' tegur nya pada dua orang itu.

''Ini siapa Lis??'' tanya Hendra.

Andi yang merasa dipertanyakan dirinya siapa, menyahuti nya.

''Perkenalkan tuan! Saya asisten Andi! asisten Gilang Bhaskara! yang sedang kuliah di Amerika!''

''Gilang?? yang di foto itu??'' tanya Hendra.

Alisa mengangguk. ''Ya, dia lah Papi anak-anak! ayah sambung untuk ketiga anakku! tapi itu dulu! tidak dengan sekarang..'' lirih Alisa dengan mata berkaca-kaca.

''Nggak! nggak mungkin dia Gilang! Berarti di-dia....'' bantah abi Hendra.

''Nggak mungkin apanya sih Abi! jangan ngacok ah! malu sama tamu Alisa!'' tegur ummi Hani.

''Be-berarti dia yang selama ini selalu muncul dalam mimpiku Lis! dia orang nya!'' pekik Abi Hendra.

Membuat ummi Hani dan Alisa terkejut.

''Mimpi?? Mimpi apa maksud mu??'' tanya Alisa.

Abi Hendra meraup wajahnya kasar. ''Mimpi yang selama belasan tahun ini terus bergentayangan dalam tidurku! Mimpi ini berhenti baru beberapa bulan ini..'' lirih Abi Hendra.

Ummi Hani yang melihat kerapuhan Abi Hendra berusaha menguatkan nya. Andi terkejut dengan ucapan tuan Hendra ini.

Dengan cepat ia menekan ponsel mahal nya dan merekam semua percakapan mereka. Agar bisa ia kirimkan nanti kepada Gilang.

''Mimpi apa Hani?? Ada apa dengan ku dan Gilang?? Dari mana Hendra tau Hani??'' desak Alisa.

''Aku tidak tau darimana Lis.. yang jelas, enam bulan setelah pernikahan ku dan Hani, aku selalu bermimpi buruk tentang mu dan Gilang...'' lirih Abi Hendra lagi.

''Maksudnya apa sih?? aku belum paham nih??'' Alisa masih terus mendesak Abi Hendra untuk bisa bercerita.

Ummi Hani menghela nafasnya. ''Ceritalah By.. sudah saatnya Alisa tau.. lagi pula Alisa tidak dengan bang Emil lagi kan?? Maka dari itu mimpi buruk itu tidak muncul lagi??''

''Ya.. kamu benar sayang! Baiklah akan ku ceritakan! Dalam mimpi itu aku melihat kamu seperti sedang terhisap oleh lumpur hitam. Semakin kamu bergerak, maka semakin lumpur itu menghisap mu. Aku yang ada disana, tidak bisa menolongmu pada saat itu.. aku hanya memandang mu dari jauh. Saat kaki ini melangkah, kaki ini seperti terpaku sulit sekali untuk di gerakkan. Aku bingung harus minta tolong pada siapa.. aku menangis seorang diri berharap akan ada malaikat penolong untuk mu, dan tepat setelah aku berpikir seperti itu, tiba-tiba dari arah kiri ku seseorang memakai kemeja putih celana pendek berwarna krem berlari ke arah mu. Wajahnya begitu tampan, kulitnya putih, sekilas aku melihat ia begitu mirip dengan bang Emil. Bukankah bang Emil kulitnya berwarna cokelat?? Lalu siapa pemuda ini? Aku melamun saat itu, saat tersadar aku melihat jika kamu sudah ada dalam pelukan pemuda tampan itu. Pemuda yang sekarang ada di foto bersama mu! Dan kalian terlihat begitu serasi...'' lirih Abi Hendra.

Ia mencurahkan isi hatinya yang tersembunyi karena tidak tau harus kemana lagi di ceritakan.

Ummi Hani. Ya, hanya ummi Hani.

Ummi Hani tersenyum ketika melihat Abi Hendra mengusap matanya. ''Lihatlah Lis! bahkan semesta pun mendukung kalian berdua? Lalu, apa yang kau takutkan??''

Alisa menatap Hani dengan tatapan sendu nya. ''Dia sudah menjadi milik orang lain.. dan itu tidak akan mungkin bisa terjadi lagi.. aku sudah ikhlas dengan keputusan takdir! Kalian tau, bahkan rumah ini dialah yang merenovasi nya, bahkan letak kamar serta foto ini dia yang mengatur nya! Buat apa?? Hanya dibuat menjadi kenangan untukku!'' ucapnya begitu sesak dan menunduk.

Andi tertegun mendengar ucapan Alisa begitu juga seseorang dibalik ponsel. Ia menatap nanar kekasihnya itu.

Ingin berbicara tapi takut suara nya di ketahui oleh mereka semua. Tak tahan akhirnya ia bersuara juga.

Aku bukan meninggalkan mu sayang.. tapi aku pergi untuk bisa menjadi pantas bila bersanding denganmu!

Bukankah dulu pernah aku katakan? Jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi?? Terlepas dari semua yang terjadi pada diriku, bukan kah itu takdir untuk ku? Agar kita bisa pantas untuk bersanding??

Masih ingat kah kau dulu, saat aku mengatakan, jika di dalam hidupku hanya ada kamu! hanya kamu sayang! nggak ada yang lain.. Tidakkah kamu memahami isi hatiku ini?? Apakah aku harus mati dulu baru kau percaya pada ku??

''Tidaaaakkkk... jangan! jangan pergi tinggalkan aku! hanya kau yang ku punya Gi..'' lirih Alisa dengan terisak tanpa tahu dari mana suara itu berada.

Dengarkan sayang! Aku memang sengaja untuk tidak menghubungi mu. Karena apa?? jika itu sampai ku lakukan, maka nyawa mu dan ketiga anakku yang menjadi taruhannya.

Aku melakukan ini untuk mu sayang.. percayalah.. aku pun terpaksa menjalani semua ini. Tapi aku bisa apa?? Selain hanya bisa bersabar dan bersabar.

Bukankan kamu yang dulu sering mengajari ku jika aku sedang kalap dan emosi?? Kamu masih ingat??

''Ya.. aku masih ingat!'' sahutnya sambil menyusut ingus nya membuat seseorang diseberang sana terkekeh.

Sudah.. jangan menangis.. jika kamu rapuh maka aku pun rapuh disini! Aku hidup disini karena selalu mengingat pesan mu saat di rumah sakit.

Jika kita memang ditakdirkan untuk berjodoh, sejauh apapun kita melangkah, maka ia akan menemukan jalannya.

Jaga Alisa untukku! sampai aku kembali! I love you my wife... aku sayang kamu Alisa! sangat, sangat, sangat menyayangi mu! Bahkan jika ada orang ingin menukar mu demi harta Qorun aku tidak akan mau. Kamu sangat berharga untukku sayangku..

''Jangan pergi Pi..'' lirih Alisa lagi.

Aku tidak akan pergi, jika bukan kau yang meminta ku untuk pergi.. jaga diri dan anak-anak! Urus usaha kita dengan baik! Agar ketika aku pulang, aku akan segera meresmikan hubungan kita ini.

Percayalah.. sekarang ataupun nanti, aku tetap sama. Aku tetap seorang Gilang Bhaskara yang selalu mencintai dirimu sampai kapan pun.

Aku pergi.. Mmmmuuuuaaaaaccchhhh.. sun sayang dari orang yang tersayang.

Setelah nya gelap. Kamera ponsel Android Andi menggelap. Pertanda panggilan Gilang sudah berakhir dan dapat dipastikan jika Gilang disana juga sedang menangis.

💕

Ada yang kangen Abang berondong nggak??

Hehehe.. othor selipin dikit ya!

TBC

Terpopuler

Comments

uhuuyyyyyy

uhuuyyyyyy

huaaa nangis lagi di sini😭😭

2023-01-01

2

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

🤧

2022-12-01

1

lihat semua
Episodes
1 Perjodohan
2 Perjodohan 2
3 Asisten Andi
4 Lamaran Dadakan untuk Pujaan hati
5 Permintaan Alisa
6 Acara perlombaan
7 Membela mu
8 Menginap
9 Calon mantu
10 Dingin
11 Rindu
12 Melepas Rindu
13 Ketiduran
14 Malu
15 Di sekolah
16 Di perjalanan
17 Air terjun Sipisopiso
18 Berkemah
19 Tersesat
20 Histeris
21 Sadar
22 Gubuk tua
23 Terpaksa melakukan
24 Bertemu Timong
25 Sinar leser
26 Penunjuk jalan
27 Pulang
28 Di sidang
29 Masalah besar.
30 Pernikahan Dini
31 Sah
32 Mengamuk
33 Gila??
34 Berprasangka baik
35 Gelora Muda
36 Masa sulit Ira
37 Tidak pantas
38 Pelengkap hidupku
39 Interogasi Pelaku
40 Dia Istriku!
41 Penjelasan Raga
42 Berbicara dari hari ke hati
43 Berbesar hati menerima nya
44 Cinta Dalam Nestapa 1
45 Ujian lagi.
46 Bukan Pembawa sial
47 Annisa ngamuk
48 Berdamai Dengan Takdir
49 Pesan Ira
50 Kelemahan Ku
51 Mondok
52 Tidak suka
53 Pilih Aku? Atau calon istrimu?
54 Memaksakan kehendak
55 Jatuh dari pohon rambutan
56 Ummi ngambek!
57 Mencoba untuk melupakan
58 Di abaikan
59 Persahabatan putus karena ulah orang yang egois!
60 Sahabat rasa saudara
61 Mak Alisa Resah
62 Menantang Ragata
63 Menikahlah dengan ku!
64 Pak Armand
65 Liburan
66 Ragata berangkat ke Inggris
67 Kesepian
68 Raga tiba di Inggris
69 Bertemu Sonia
70 Gelisah
71 Sengaja untuk memanasi
72 Aku tidak akan melepas mu sampai kapanpun!
73 Pindah apartemen
74 Kepulangan Raga dari Inggris
75 Kepulangan mu membawa luka untukku
76 Bertahan walau harus sakit
77 Makan bersama
78 Kamar Rahasia
79 Kedatangan Papi Gilang
80 Kemarahan Papi Gilang
81 Jangan membunuh nya, Ummi!
82 Tertutup Niqob
83 Penjelasan Ragata
84 Bukti
85 Flashback
86 Flashback 2
87 Flashback 4
88 Flashback 5
89 Flashback 6
90 Flashback end
91 Kelemahan Ragata ada pada Ira
92 Menjemput Ira
93 Pergi? Meninggalkan ku?
94 Cinta dalam Nestapa
95 Sepucuk Surat cinta untuk Ragata
96 Tangisan Raga
97 Satu hati satu jiwa
98 Raga tanpa Ira seperti Raga tanpa nyawa
99 Masuk rumah sakit
100 Koma
101 Menjenguk Raga
102 Kedatangan Tuan Krisna
103 Ira kembali
104 Meninggalkan ku?
105 Ragata masih hidup?
106 Kebersamaan bersama setelah sekian tahun
107 Cerita Masa lalu
108 Kedatangan Ustadzah Zafa
109 Dokter Salim Dan Ustadzah Zafa
110 Sakit yang sama?
111 Aku siap!
112 Menggoda Istri
113 Resepsi pernikahan?
114 Resepsi pernikahan Ragata & Ira
115 Aku milikmu!
116 Pengantin Usang rasa baru
117 Proses Penyembuhan
118 Perawat Baru yang datang dari masa lalu
119 Santi
120 Kisah masa lalu timbul di masa depan
121 Menjemput Istri tercinta
122 Pacaran setelah menikah
123 Pasangan halal
124 Kemarahan Ragata
125 Berdarah
126 Bersih dan lancar
127 Senang bukan main
128 Kejutan kecil untuk Sang istri
129 Sepatah kata dari Ira
130 Pasangan kompak
131 Semua untukmu hunny..
132 Periksa
133 Hamil baby twins
134 Kabar gembira
135 Cucu?!
136 Nujuh bulanan
137 Ajak gelud
138 Cerita tentang Sonia
139 Melahirkan
140 Kembar sepasang
141 Aqiqah dan penabalan nama
142 Cinta dalam nestapa End
143 Extrapart
144 Extrapart 2
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Perjodohan
2
Perjodohan 2
3
Asisten Andi
4
Lamaran Dadakan untuk Pujaan hati
5
Permintaan Alisa
6
Acara perlombaan
7
Membela mu
8
Menginap
9
Calon mantu
10
Dingin
11
Rindu
12
Melepas Rindu
13
Ketiduran
14
Malu
15
Di sekolah
16
Di perjalanan
17
Air terjun Sipisopiso
18
Berkemah
19
Tersesat
20
Histeris
21
Sadar
22
Gubuk tua
23
Terpaksa melakukan
24
Bertemu Timong
25
Sinar leser
26
Penunjuk jalan
27
Pulang
28
Di sidang
29
Masalah besar.
30
Pernikahan Dini
31
Sah
32
Mengamuk
33
Gila??
34
Berprasangka baik
35
Gelora Muda
36
Masa sulit Ira
37
Tidak pantas
38
Pelengkap hidupku
39
Interogasi Pelaku
40
Dia Istriku!
41
Penjelasan Raga
42
Berbicara dari hari ke hati
43
Berbesar hati menerima nya
44
Cinta Dalam Nestapa 1
45
Ujian lagi.
46
Bukan Pembawa sial
47
Annisa ngamuk
48
Berdamai Dengan Takdir
49
Pesan Ira
50
Kelemahan Ku
51
Mondok
52
Tidak suka
53
Pilih Aku? Atau calon istrimu?
54
Memaksakan kehendak
55
Jatuh dari pohon rambutan
56
Ummi ngambek!
57
Mencoba untuk melupakan
58
Di abaikan
59
Persahabatan putus karena ulah orang yang egois!
60
Sahabat rasa saudara
61
Mak Alisa Resah
62
Menantang Ragata
63
Menikahlah dengan ku!
64
Pak Armand
65
Liburan
66
Ragata berangkat ke Inggris
67
Kesepian
68
Raga tiba di Inggris
69
Bertemu Sonia
70
Gelisah
71
Sengaja untuk memanasi
72
Aku tidak akan melepas mu sampai kapanpun!
73
Pindah apartemen
74
Kepulangan Raga dari Inggris
75
Kepulangan mu membawa luka untukku
76
Bertahan walau harus sakit
77
Makan bersama
78
Kamar Rahasia
79
Kedatangan Papi Gilang
80
Kemarahan Papi Gilang
81
Jangan membunuh nya, Ummi!
82
Tertutup Niqob
83
Penjelasan Ragata
84
Bukti
85
Flashback
86
Flashback 2
87
Flashback 4
88
Flashback 5
89
Flashback 6
90
Flashback end
91
Kelemahan Ragata ada pada Ira
92
Menjemput Ira
93
Pergi? Meninggalkan ku?
94
Cinta dalam Nestapa
95
Sepucuk Surat cinta untuk Ragata
96
Tangisan Raga
97
Satu hati satu jiwa
98
Raga tanpa Ira seperti Raga tanpa nyawa
99
Masuk rumah sakit
100
Koma
101
Menjenguk Raga
102
Kedatangan Tuan Krisna
103
Ira kembali
104
Meninggalkan ku?
105
Ragata masih hidup?
106
Kebersamaan bersama setelah sekian tahun
107
Cerita Masa lalu
108
Kedatangan Ustadzah Zafa
109
Dokter Salim Dan Ustadzah Zafa
110
Sakit yang sama?
111
Aku siap!
112
Menggoda Istri
113
Resepsi pernikahan?
114
Resepsi pernikahan Ragata & Ira
115
Aku milikmu!
116
Pengantin Usang rasa baru
117
Proses Penyembuhan
118
Perawat Baru yang datang dari masa lalu
119
Santi
120
Kisah masa lalu timbul di masa depan
121
Menjemput Istri tercinta
122
Pacaran setelah menikah
123
Pasangan halal
124
Kemarahan Ragata
125
Berdarah
126
Bersih dan lancar
127
Senang bukan main
128
Kejutan kecil untuk Sang istri
129
Sepatah kata dari Ira
130
Pasangan kompak
131
Semua untukmu hunny..
132
Periksa
133
Hamil baby twins
134
Kabar gembira
135
Cucu?!
136
Nujuh bulanan
137
Ajak gelud
138
Cerita tentang Sonia
139
Melahirkan
140
Kembar sepasang
141
Aqiqah dan penabalan nama
142
Cinta dalam nestapa End
143
Extrapart
144
Extrapart 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!