BAB 4. ANDAI

Dengan hati-hati, Dilara duduk membonceng diatas sepeda ontel tua yang ibu kayuh. Kendaraan istimewa yang keluarganya miliki ini merupakan aset berharga. Karena berkatnya lah Ibunya mengikis jarak dari satu tempat ke tempat lain demi menyambung hidup serta membiayai semua kebutuhan mereka.

Jarak dari rumah menuju Pesantren Assalam pimpinan Kyai Said hanya dua kilometer namun karena cuaca cukup terik membuat jarak yang pendek ini terasa makin jauh membentang.

Setelah tiga puluh menit berkubang dalam panas menyengat, mereka pun sampai di pintu belakang pesantren.

"Bu Ruhama, sudah di tanya oleh Nyai Syuria barusan, langsung masuk saja ... Dila, kamu ga ngaji? udah mulai itu di aula kajiannya," tegur khidmah yang membuka gerbang belakang.

"Iya Mba, makasih. Saya parkirkan Harley-davidson dulu kalau gitu," kekeh wanita paruh baya ini, dibarengi santri wanita tadi.

"Makasih," ujar Dila tak kalah santun meski dengan intonasi yang tak begitu tegas.

Disini adalah tempat ternyaman untuk wanita special seperti Dilara. Ajaran agama yang mengajarkan penyetaraan nyatanya mampu membuat para santri menghargai perbedaan mereka.

Dila bagai menjejakkan kaki diatas karpet merah bila diizinkan mengikuti ibu bekerja di keluarga Kyai, seakan dirinya seorang bintang yang tersorot karena kondisi demikian namun tetap dihargai, dia bahagia.

Ketika Dila sampai di Aula ponpes putri, Ustad Zaki Abdullah tengah membahas tentang hukum muamalah dan menjelaskan tentang ghasab. Istilah asing bagi Dilara, maka sebisa mungkin dia memperhatikan gerakan bibir dari sang ustadz dilayar televisi samping Aula.

Karena kajian diikuti semua santri, maka posisi santri putri berada di teras luar sehingga disiapkan media belajar via televisi terbuka yang menggambarkan situasi di dalam Aula saat ustadz kajian.

"Ghasab adalah memakai atau merampas harta orang lain tanpa izin atau tanpa sepengetahuan pemiliknya, termasuk pula di dalamnya mengambil harta orang lain secara dzalim," suara Ustad zaki terdengar jelas, meski tidak untuk Dila.

"Contohnya?" beliau kembali berinteraksi dengan santri.

"Ghasab ini berbeda dengan pencurian. Jika pencurian dilakukan secara diam-diam, maka ghasab dilakukan secara terang-terangan (begal, rampok)," sang ustadz kembali menjelaskan.

"Hal tentang ghasab ini juga tidak melulu untuk benda yang terlihat, tetapi juga bisa berupa kepemilikan tempat, lahan, rumah, dan sebagainya." Pungkas sang Ustadz.

Degh.

"Seperti kejadian tadi siang. Begal, masuk Ghasab yaa," Dila membatin.

Dila sibuk memperhatikan gerakan bibir sang ustad sembari tangannya lincah menorehkan tinta diatas kertas yang akan di salin agar tulisannya lebih rapi.

Tak jarang beberapa santri justru malah meminjam catatan Dilara jika mereka mengantuk saat kajian berlangsung.

Adzan Ashar dari masjid pondok tanda waktu belajar usai. Semua santri putri kembali ke pondokan mereka di samping kanan kediaman Sang Yai untuk menunaikan sholat ashar berjama'ah.

Ketika ustadz Zaki akan meninggalkan Aula, dia masih melihat Dilara duduk di teras sembari membungkuk nampak tengah mengerjakan sesuatu.

Ustadz Zaki menghampiri gadis yang terkenal ceria meski dalam keterbatasan yang dia miliki. Jangan abaikan wajah Dilara yang ayu berkulit kuning langsat, bila dia tersenyum sanggup melelehkan bongkahan es balok macam didepot es.

"Dila, sedang apa?" tanya Ustadz sambil berdiri.

Gadis itu masih asik berkutat dengan pekerjaannya, menyadur hasil coretan yang dia berusaha tangkap saat ustadz Zaki menjelaskan kajian tadi.

"Dila," panggil sang guru lagi. Bukan mengingkari bahwa Dilara tunarungu. Dia hanya ingin memperlakukan gadis itu layaknya wanita normal.

Sang gadis menyadari ada sepasang kaki dan sosok yang mengenakan sarung berdiri tak jauh darinya.

Kepala yang tertutup hijab krem, menengadahkan wajah kearah lawan bicaranya.

"Assalamu'alaikum." Dila menggerakkan bibirnya seraya jemari mengisyaratkan gerakan salam.

"Wa'alaikumsalam, sedang apa? belum selesai?" pandang sang ustadz pada wajah ayu di bawahnya.

"Ini benar tidak ustadz?" Dila menyerahkan selembar kertas pada sang ustad.

Ustadz Zaki membaca hasil tulisan Dilara berdasarkan pemahamannya. Mengamati bahwa tulisan gadis yang bukan santri langsungnya ini semakin rapih dan baik.

"Kamu cerdas Dila, hanya saja Allah memberimu rezeki dengan keterbatasan," ucap Zaki dalam hati.

"Benar dan tulisan mu bagus," ujarnya memberikan apresiasi dengan mengacungkan jempolnya.

Gadis itu tersenyum mendapatkan pengakuan dari sang ustadz yang kabarnya sosok idola para santri wanita.

Manisnya. Eh, astaghfirullah.

"Ini, belajar yang rajin ya Dila, kamu pintar. Aku sholat ashar dulu," imbuh ustad Zaki mengulurkan tangan mengembalikan kertas yang masih dipegangnya.

"Syukron tadz," lirih Dila seraya menerima kertas miliknya.

"Afwan Dila." Ustad Zaki meninggalkan gadis itu yang setelah kepergiannya mulai membereskan semua buku dan kitab miliknya yang berserak.

Dila memperhatikan sekeliling yang telah sepi kemudian dia bangkit berjalan menuju ke arah samping kanan Aula, hatinya resah akan sesuatu.

Gadis belia yang beranjak dewasa sepertinya wajar jika mulai memikirkan masa depan. Mengingat banyak dari kawannya yang telah mempunyai gebetan dan Dilara kerap memperhatikan apabila mereka curhat saat kelas belum berlangsung.

Hatinya kembali gundah, membisikkan sebaris asa, seandainya kelak dia dewasa nanti akankah ada lelaki yang bersedia menjadi suaminya? bersama-sama membahagiakan Ibu satu-satunya.

"Akankah ada keluarga yang akan menerimaku dengan keadaan seperti ini. Ya Allah, bolehkah jika aku sekedar berharap sosok seperti ustadz Zaki Abdullah yang sabar, telaten dan berilmu, untukku? eh, beliau juga cakep," Dila melafalkan harapan dalam hatinya.

"Dila," tegur ibu saat melihat putrinya senyum seorang diri sambil berjalan.

"Eh," Dila hanya tersenyum manis.

"Pulang yuk, Ibu masih ada pekerjaan satu lagi di rumah Pak Haji," ibu berkata sambil lalu menuju ke tempat sepeda ontel mereka kemudian menuntunnya keluar gerbang pondok.

...***...

Mansion El Qavi, Surabaya.

Adik semata wayang Ezra, baru saja memindahkan kuliahnya dari Australia ke Surabaya.

Gadis manja berusia 21 tahun itu beralasan ingin lebih dekat dengan sang ayah setelah ibu mereka meninggalkan keluarga El Qavi sejak Ermita berusia 10 tahun.

"Kak," seru Mita girang kala melihat sang kakak superheronya pulang dari kantor.

"Hey adik jelek, kapan kau kembali?" Ezra sumringah melihat adik semata wayangnya.

"Baru saja, aku pindah kemari. Gimana kabar Papa? jadi pindah ke sini kan esok hari? biarkan aku menjaganya," pinta Mita mendekati sang kakak.

"Baiknya begitu, karena aku juga harus kembali ke Jakarta mengurus kantor disana. Cepatlah lulus agar bisa handle bisnis kita disini, kasihan Papa, Mit." Ezra berjalan ke sofa ruang keluarga, duduk disana memijit pelipisnya pelan.

"Jadi cerai Kak? Cheryl hanya memanfaatkan mu saja seperti rumor yang selama ini aku dapat, namun kau tak pernah mendengarku," Mita mencebikkan bibirnya.

"Entahlah, aku bagai dihipnotis olehnya. Gugatan ceraiku lusa, doakan lancar ya Mit," pinta Ezra lemah.

Tak ia kira, kehidupan asmaranya akan mengikuti jejak sang ayah yang bercerai sepuluh tahun lalu dengan kasus yang sama, diselingkuhi.

Apakah para lelaki El Qavi terlalu cinta pada wanita hingga lemah terhadapnya? batin Ezra terusik.

Wanita, hanya sekerat daging penuh muslihat dibalut lekukan yang membangkitkan gairah.

Dalam diamnya, ponsel sang pria tampan yang tengah memejam itu berdering.

"Bos, aku menemukannya," ucap seorang pria diujung sana.

"Kirimkan fotonya, dan laporkan apa yang kau lihat sementara ini," titah Ezra bak raja.

"Sudah ku kirimkan ke email Anda, not bad Bos, dia special." Laporan Rolex membuatnya penasaran.

Sambungan itupun kemudian diputus sepihak oleh Ezra. Pemilik tubuh tegap itu bangkit dari sofa menuju kamarnya untuk membersihkan diri sebelum berkutat kembali dengan pekerjaan.

"Kak, semoga engkau ga trauma seperti Papa ya," Ermita menatap dengan sorot mata sedih pada kakak satu-satunya.

"Menurutmu Mit?" sahut Ezra sambil lalu.

.

.

...___________________________...

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

𝐀⃝🥀𝐑𝐚𝐧 ℘ṧ㊍㊍👏

G koment Fokus marathon ngejar Bab, 🤭🙏

2023-01-19

1

Agustino Kurniawan

Agustino Kurniawan

jagalah hati....☺️

2022-10-21

1

🦋⃟ℛ siti nurdiah🦋ᴬ∙ᴴ࿐🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

🦋⃟ℛ siti nurdiah🦋ᴬ∙ᴴ࿐🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️

oh ternyata si rolex toh yg udh nemuin tempat tinggal dilara.....

2022-10-09

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. GELANG GIOK
2 BAB 2. PENYELIDIKAN
3 BAB 3. SEBUAH PERMINTAAN
4 BAB 4. ANDAI
5 BAB 5. SPECIAL NAMUN BUKAN SPECIAL
6 BAB 6. PRADUGA
7 BAB 7. FITNAH
8 BAB 8. MEMBELA DIRI
9 BAB 9. DUDA SEHARI
10 BAB 10. RESAH
11 BAB 11. ULAT KEKET
12 BAB 12. PERGULATAN BATIN EZRA
13 BAB 13. MISI MENCARI ALASAN
14 BAB 14. SEMUA KARENA DILARA
15 BAB 15. KEPUTUSAN
16 BAB 16. KEMARAHAN RUHAMA
17 BAB 17. MUFAKAT
18 BAB 18. PREPARE
19 BAB 19. SEMUA MEMIKIRKAN DILARA
20 BAB 20. KHUTBATUL HAJAT
21 BAB 21. NYONYA MUDA EL QAVI
22 BAB 22. FIX, TUAN
23 BAB 23. TIDAK PEKA
24 BAB 24. PINDAH
25 BAB 25. BYE IBU
26 BAB 26. WELCOME JEKARDAH
27 BAB 27. LANGKAH AWAL DILARA
28 BAB 28. BAHAYA MENGINTAI
29 BAB 29. AWAL JUMPA DIA
30 BAB 30. KANGEN
31 BAB 31. DIAGNOSA
32 BAB 32. KEBAHAGIAAN DILARA
33 BAB 33. JERAT KHAMR
34 BAB 34. PENYANGKALAN
35 BAB 35. MULAI GOYAH
36 BAB 36. ANCAMAN BAGI EZRA
37 BAB 37. AWAL PETAKA
38 BAB 38. SAKIT
39 BAB 39. ALAM BAWAH SADAR, YANG SAMA
40 BAB 40. FIRASAT
41 BAB 41. GUGUP KEMBALI
42 BAB 42. MULAI PEDULI
43 BAB 43. BIMBANG
44 BAB 44. DIAM-DIAM OVERPROTECTIVE
45 BAB 45. PRINCE ABDEEN
46 BAB 46. KEBIASAAN YANG TERTUKAR
47 BAB 47. SAYANG
48 BAB 48. ALASAN EZRA
49 BAB 49. MEMBAIK
50 BAB 50. KONSPIRASI
51 BAB 51. FIRASAT
52 BAB 52. LEGA
53 BAB 53. PERLAHAN BERUBAH
54 BAB 54. ERMITA TAHU
55 BAB 55. KEBAHAGIAAN
56 BAB 56. WELCOME HOME
57 BAB 57. AKU PULANG
58 BAB 58. PEDEKATE
59 BAB 59. MENCOBA LAGI
60 BAB 60. PERHATIAN
61 BAB 61. AKSI CINTA
62 BAB 62. KENCAN
63 BAB 63. MULAI PAMER
64 BAB 64. BERHARAP SATU KAMAR
65 BAB 65. SEDIKIT LAGI, LULUH
66 BAB 66. AYAH SIAGA
67 BAB 67. SATU KAMAR
68 BAB 68. KANGEN AYAHNYA
69 BAB 69. WARMING-UP
70 BAB 70. NYANDU
71 BAB 71. BERMUNCULAN
72 BAB 72. KATA CINTA
73 BAB 73. KECURIGAAN
74 BAB 74. SEBUAH PETUNJUK
75 BAB 75. KORBAN
76 BAB 76. IBU
77 BAB 77. PRADUGA
78 BAB 78. PEMICU, LAGI
79 BAB 79. LELAH
80 BAB 80. APAKAH AKU?
81 BAB 81. PUNCAK RASA
82 BAB 82. MENEPI
83 BAB 83. LEMBARAN SATU
84 BAB 84. LEMBARAN DUA
85 BAB 85. MULAI MENGERTI
86 BAB 86. FLIGHT
87 BAB 87. BUKTI
88 BAB 88. ASYRAF HAMID
89 BAB 89. SHAN
90 BAB 90. TERULUR NAMUN TERGENGGAM
91 BAB 91. KEHATI-HATIAN EZRA
92 BAB 92. KEPUTUSAN SULIT, TAPI HARUS
93 BAB 93. SISIPAN
94 BAB 94. GELUT BAYANGAN
95 BAB 95. AL ZAYN
96 BAB 96. RINDU
97 BAB 97. DI UJUNG RINDU
98 BAB 98. INI AYAH
99 BAB 99. MEMBUAT KESEPAKATAN
100 BAB 100. VIDEO
101 BAB 101. PROPOSAL
102 BAB 102. HEART TO HEART
103 BAB 103. PENGORBANAN
104 BAB 104. MISI PERLAWANAN
105 BAB 105. PERTANYAAN SHAN
106 BAB 106. BEREBUT SHAN
107 BAB 107. MISI AL ZAYN
108 BAB 108. SHAN BINGUNG
109 BAB 109. POINT OF
110 BAB 110. SIAPA AKU?
111 BAB 111. SURPRISE
112 BAB 112. MY DADDY
113 BAB 113. MISTERI BOX IDENTITY
114 BAN 114. SURAT USANG
115 BAB 115. MOTIF SELENDANG EMAS
116 BAB 116. MENUNGGU MUSUH
117 BAB 117. PAWON RATU
118 BAB 118. JOGJA, AKU DATANG
119 BAB 119. MENGGEBU
120 BAB 120. TUNTUTAN PUTRA TERBUANG
121 BAB 121. TITIK TERANG
122 BAB 122. KISAH KELAM
123 BAB 123. BOOM
124 BAB 124. PERPISAHAN
125 BAB 125. MAMA & PAPA
126 BAB 126. MAMAKU
127 BAB 127. ON GOING
128 BAB 128. SSSHAAAH
129 BAB 129. HADIAH ANA
130 BAB 130. SKAK MATCH
131 BAB 131. WUJUD CINTA
132 BAB 132. BERTATAP MUKA
133 BAB 133. DIA?
134 BAB 134. KEBENCIAN MITA
135 BAB 135. FAKTA
136 BAB 136. RUSAK SEMUANYA
137 BAB 137. KOMPENSASI
138 BAB 138. LANGKAH BARU
139 BAB 139. MEMAAFKAN
140 BAB 140. PERTIMBANGAN
141 BAB 141. HONEYMOON
142 BAB 142. JELANG SIDANG
143 BAB 143. MOOOODD
144 BAB 144. KEPASTIAN
145 BAB 145. SIDANG ANA
146 BAB 146. TERLANJUR
147 BAB 147. PUTUSAN
148 BAB 148. MOMENT
149 BAB 149. HOPE
150 EXTRA PART 1
151 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 151 Episodes

1
BAB 1. GELANG GIOK
2
BAB 2. PENYELIDIKAN
3
BAB 3. SEBUAH PERMINTAAN
4
BAB 4. ANDAI
5
BAB 5. SPECIAL NAMUN BUKAN SPECIAL
6
BAB 6. PRADUGA
7
BAB 7. FITNAH
8
BAB 8. MEMBELA DIRI
9
BAB 9. DUDA SEHARI
10
BAB 10. RESAH
11
BAB 11. ULAT KEKET
12
BAB 12. PERGULATAN BATIN EZRA
13
BAB 13. MISI MENCARI ALASAN
14
BAB 14. SEMUA KARENA DILARA
15
BAB 15. KEPUTUSAN
16
BAB 16. KEMARAHAN RUHAMA
17
BAB 17. MUFAKAT
18
BAB 18. PREPARE
19
BAB 19. SEMUA MEMIKIRKAN DILARA
20
BAB 20. KHUTBATUL HAJAT
21
BAB 21. NYONYA MUDA EL QAVI
22
BAB 22. FIX, TUAN
23
BAB 23. TIDAK PEKA
24
BAB 24. PINDAH
25
BAB 25. BYE IBU
26
BAB 26. WELCOME JEKARDAH
27
BAB 27. LANGKAH AWAL DILARA
28
BAB 28. BAHAYA MENGINTAI
29
BAB 29. AWAL JUMPA DIA
30
BAB 30. KANGEN
31
BAB 31. DIAGNOSA
32
BAB 32. KEBAHAGIAAN DILARA
33
BAB 33. JERAT KHAMR
34
BAB 34. PENYANGKALAN
35
BAB 35. MULAI GOYAH
36
BAB 36. ANCAMAN BAGI EZRA
37
BAB 37. AWAL PETAKA
38
BAB 38. SAKIT
39
BAB 39. ALAM BAWAH SADAR, YANG SAMA
40
BAB 40. FIRASAT
41
BAB 41. GUGUP KEMBALI
42
BAB 42. MULAI PEDULI
43
BAB 43. BIMBANG
44
BAB 44. DIAM-DIAM OVERPROTECTIVE
45
BAB 45. PRINCE ABDEEN
46
BAB 46. KEBIASAAN YANG TERTUKAR
47
BAB 47. SAYANG
48
BAB 48. ALASAN EZRA
49
BAB 49. MEMBAIK
50
BAB 50. KONSPIRASI
51
BAB 51. FIRASAT
52
BAB 52. LEGA
53
BAB 53. PERLAHAN BERUBAH
54
BAB 54. ERMITA TAHU
55
BAB 55. KEBAHAGIAAN
56
BAB 56. WELCOME HOME
57
BAB 57. AKU PULANG
58
BAB 58. PEDEKATE
59
BAB 59. MENCOBA LAGI
60
BAB 60. PERHATIAN
61
BAB 61. AKSI CINTA
62
BAB 62. KENCAN
63
BAB 63. MULAI PAMER
64
BAB 64. BERHARAP SATU KAMAR
65
BAB 65. SEDIKIT LAGI, LULUH
66
BAB 66. AYAH SIAGA
67
BAB 67. SATU KAMAR
68
BAB 68. KANGEN AYAHNYA
69
BAB 69. WARMING-UP
70
BAB 70. NYANDU
71
BAB 71. BERMUNCULAN
72
BAB 72. KATA CINTA
73
BAB 73. KECURIGAAN
74
BAB 74. SEBUAH PETUNJUK
75
BAB 75. KORBAN
76
BAB 76. IBU
77
BAB 77. PRADUGA
78
BAB 78. PEMICU, LAGI
79
BAB 79. LELAH
80
BAB 80. APAKAH AKU?
81
BAB 81. PUNCAK RASA
82
BAB 82. MENEPI
83
BAB 83. LEMBARAN SATU
84
BAB 84. LEMBARAN DUA
85
BAB 85. MULAI MENGERTI
86
BAB 86. FLIGHT
87
BAB 87. BUKTI
88
BAB 88. ASYRAF HAMID
89
BAB 89. SHAN
90
BAB 90. TERULUR NAMUN TERGENGGAM
91
BAB 91. KEHATI-HATIAN EZRA
92
BAB 92. KEPUTUSAN SULIT, TAPI HARUS
93
BAB 93. SISIPAN
94
BAB 94. GELUT BAYANGAN
95
BAB 95. AL ZAYN
96
BAB 96. RINDU
97
BAB 97. DI UJUNG RINDU
98
BAB 98. INI AYAH
99
BAB 99. MEMBUAT KESEPAKATAN
100
BAB 100. VIDEO
101
BAB 101. PROPOSAL
102
BAB 102. HEART TO HEART
103
BAB 103. PENGORBANAN
104
BAB 104. MISI PERLAWANAN
105
BAB 105. PERTANYAAN SHAN
106
BAB 106. BEREBUT SHAN
107
BAB 107. MISI AL ZAYN
108
BAB 108. SHAN BINGUNG
109
BAB 109. POINT OF
110
BAB 110. SIAPA AKU?
111
BAB 111. SURPRISE
112
BAB 112. MY DADDY
113
BAB 113. MISTERI BOX IDENTITY
114
BAN 114. SURAT USANG
115
BAB 115. MOTIF SELENDANG EMAS
116
BAB 116. MENUNGGU MUSUH
117
BAB 117. PAWON RATU
118
BAB 118. JOGJA, AKU DATANG
119
BAB 119. MENGGEBU
120
BAB 120. TUNTUTAN PUTRA TERBUANG
121
BAB 121. TITIK TERANG
122
BAB 122. KISAH KELAM
123
BAB 123. BOOM
124
BAB 124. PERPISAHAN
125
BAB 125. MAMA & PAPA
126
BAB 126. MAMAKU
127
BAB 127. ON GOING
128
BAB 128. SSSHAAAH
129
BAB 129. HADIAH ANA
130
BAB 130. SKAK MATCH
131
BAB 131. WUJUD CINTA
132
BAB 132. BERTATAP MUKA
133
BAB 133. DIA?
134
BAB 134. KEBENCIAN MITA
135
BAB 135. FAKTA
136
BAB 136. RUSAK SEMUANYA
137
BAB 137. KOMPENSASI
138
BAB 138. LANGKAH BARU
139
BAB 139. MEMAAFKAN
140
BAB 140. PERTIMBANGAN
141
BAB 141. HONEYMOON
142
BAB 142. JELANG SIDANG
143
BAB 143. MOOOODD
144
BAB 144. KEPASTIAN
145
BAB 145. SIDANG ANA
146
BAB 146. TERLANJUR
147
BAB 147. PUTUSAN
148
BAB 148. MOMENT
149
BAB 149. HOPE
150
EXTRA PART 1
151
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!