BAB 5. SPECIAL NAMUN BUKAN SPECIAL

Malam menjelang, kediaman Dilara.

Kedua wanita beda jaman masih disibukkan oleh aktivitas masing-masing. Dilara sedang mengamati gelang giok titipan pria paruh baya yang dia tolong sementara Bu Ruhama masih menyetrika baju milik keluarga pak Haji yang beliau bawa kerumah karena sudah terlalu sore.

Didalam kamar sederhana berlantai tegel hitam khas rumah jaman dulu, Dilara duduk menghadap lemari kaca kuno peninggalan sang nenek untuknya. Dia menatap pantulan dirinya.

"Kalau ini dipakai, pasti aku dikira mencuri barang majikan Ibu. Tapi jika ditinggal malah takut hilang meski di rumah tiada benda berharga namun ini adalah amanah," ucap Dila dalam hati.

Mata dengan iris coklat tua itu mengikuti arah dimana tangan kanannya mencoba memakai giok yang sedang dia genggam.

"Kebesaran, gimana ya?" Dila berpikir.

Gadis yang tidak memakai hijab bila sedang ada dikamar, bangkit dari duduk meraih kerudung coklat tua diatas dipan lalu memakainya dan keluar dari kamar menuju dapur.

Berniat mengambil seutas tali kasur di laci lemari makan yang sama usang dengan semua perabotan didalamnya.

"Nah, pakai ini saja, sebagai kalung agar aman," ujarnya sumringah menemukan ide.

Dila lalu membawa tali yang baru saja dia ambil kedalam kamarnya. Jemarinya lincah memotong lalu memilin tali agar kokoh ketika dijadikan penahan berat batu giok hijau tadi.

Rupanya Dilara sangat berkonsentrasi melakukan kegiatan, hingga kehadiran Ibu yang mengamatinya sejak beberapa menit yang lalu dia abaikan.

"Dila," tegur Ibu lembut dan tangannya menyentuh bahu sang anak.

Dila terkejut, mengelus dada dengan ekspresi wajah kaget dengan mata bulat yang membola sempurna.

"Lagi apa?" tanya Ibu pelan menggerakkan bibirnya agar Dilara dapat mengerti ucapannya.

"Bikin kalung pake ini," jawab Dila seperti biasa selayaknya gadis normal. Jika dengan ibu, ia jarang menggunakan jemari sebagai bahasa isyarat. Sebab menurutnya, Ibu selalu mengerti maksud dari ucapannya.

"Sudah malam, tidur. Meski tidak sekolah tapi kan besok ngaji pagi dan kursus bahasa. Sholehah ya Nak, agar bisa mendoakan ibu nanti," ucap Ruhama seraya mengelus pipi dan kepala anak gadis satu-satunya.

Dilara mencerna pelan ucapan Ibunya, lalu memeluk tubuh setengah renta itu erat. Menganggukkan kepala dalam dekapan hangat wanita yang dia sebut sebagai Ibu.

Tak ingin membuat kecewa, tanpa bantahan, Dilara membereskan semua benda yang masih berserakan dilantai. Menyapu kotoran yang tersisa lalu bersiap wudhu agar tidurnya lebih tenang.

Ibu Ruhama memastikan pintu rumahnya terkunci rapat, bukan hanya gembok namun juga pasak sebagai penghalang pintu khas kunci jaman dahulu telah terpasang.

Mereka hanya tinggal berdua, dan Dilara adalah anak gadisnya yang ayu. Ruhama tidak ingin kejadian diluar kuasanya terjadi ketika ia masih mampu melindungi diri.

"Selamat malam sayang, baca doa ya," kecup Ibu di dahi putrinya sambil menarik selimut hingga dada lalu mematikan lampu kamar sebelum dia beranjak.

"Ya Allah, terimakasih. Meski aku hanyalah anak pungut yang tak diinginkan nenek, tapi ibu menyayangiku. Ampunilah segala dosa Ibuku dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Aamiin." Dila melafalkan doa.

...***...

Mansion El Qavi.

Jarum jam sudah menunjukkan angka pukul sepuluh malam. Namun justru Ezra baru akan memulai pekerjaannya.

Menggambar sebuah site plan untuk proyek salah satu kliennya di Jakarta. Rumah seluas 400 meter bergaya American style menjadi pilihan sang empunya dengan budget fantastis, wajar jika Ezra sangat teliti dalam mendesain.

Saat dia menorehkan tinta untuk merancang garis fasad depan, ingatannya kembali pada saat sore tadi, tentang informasi gadis yang menolong ayahnya.

"Coba aku lihat siapa dia," Ezra mendorong kursinya kembali ke meja kerja utama, jemarinya meraih ponsel yang ia letakkan diatas map hitam.

Layar pipih itu dia angkat lalu menggeser tombolnya kesamping untuk membuka kunci. Aplikasi email yang Ezra tuju kini terbuka memperlihatkan sosok gadis yang menurutnya biasa saja bahkan terlihat sedikit kumal.

"Ck apanya yang special? begini? dengan para pembantuku saja masih cakepan mereka ... Lex, matamu rabun." Sudut bibir duda tampan tertarik ke atas menyunggingkan sebaris senyum sinis diwajah maskulinnya.

Ezra melemparkan ponselnya kembali ke atas meja lalu dia membalikkan kursi ke meja teknik khusus menggambar, melanjutkan apa yang tertunda.

Aktivitas itu ia lakukan hingga menjelang dini hari. Merasa tubuhnya telah kaku dan mata kian lelah, Ezra menyudahi pekerjaannya lalu bangkit dari kursi kulit beroda. Meraih ponselnya di atas meja kemudian keluar ruang kerja menuju kamar di lantai dua Mansion.

Cklak.

"Lelah sekali hari ini," keluh Ezra saat tubuh kekar itu menyentuh permukaan ranjang yang telah rapi dengan seprei warna hitam favoritnya.

Dingin.

Inginnya menarik selimut namun apa daya tubuh tak lagi merespon apa yang otaknya perintahkan hingga Ezra terlelap begitu saja dengan posisi kaki yang masih menggantung diujung ranjang.

...***...

Keesokan pagi.

Jam enam pagi, Dilara telah rapi membawa mushaf keluar dari rumahnya. Mengayuh sepeda ungu miliknya menuju kediaman Nyai Syuria didalam komplek pesantren Assalam.

Nyai Syuria sendiri yang meminta gadis itu agar belajar ngaji padanya setiap pagi. Bagai ketiban durian runtuh, Dila sangat bahagia hingga tak pernah melewatkan satu hari pun meski tubuhnya lelah, tetap akan dia paksakan untuk datang mengaji.

Udara pagi yang teduh di pedesaan membuat anak perawan ini selalu nyaman melewati sawah yang membentang di kanan kiri jalan hingga tanpa dia sadari, dua pria mendahului laju sepedanya dan menjegal di depan.

"Nona, ikut kami," tulis salah satu pria pada secarik kertas.

Dilara menggelengkan kepalanya pelan, bersiap melakukan aksi melarikan diri.

"Hanya ikut kami sebentar, kami tak akan menyakitimu bila kamu bekerja sama," pria yang sama, menulis lagi.

Dilara tetap pada pendiriannya, enggan mengikuti keinginan dua pria tak dikenal itu.

Teriak pun rasanya percuma karena tidak ada orang yang melintas kecuali dirinya. Pun Dila tak dapat bicara dengan sempurna. Otaknya berpikir cepat, namun kali ini tak ada ide dikepala gadis itu.

"Akibat belum sarapan, kayaknya nih jadi aku blank," keluh Dila.

"Ibu, aku ga akan melanggar ucapanmu lagi tentang sarapan. Kiranya benar istilah sarapan dulu agar kuat menghadapi kenyataan. Ya mungkin seperti ini hikmahnya," Dila menyesal namun tiada guna.

Salah satu pria merangsek mendekati sepeda Dilara, berusaha menarik lengan, saat gadis itu terlihat bingung.

Namun bukan Dilara jika hanya diam. Dengan sigap, sepeda ungu itu dia angkat ban depannya lalu dibenturkan pada dada sang pria hingga lelaki itu mundur beberapa langkah.

Kesempatan bagi Dila untuk kabur. Ia memutar sepedanya berbalik arah lalu mengayuh sekuat tenaga menjauh.

Nahas, kekuatan manusia kalah dengan mesin yang beradu. Sepeda gadis itu ditabrak oleh dua pria yang menggunakan motor trail dari belakang yang berniat menggilas kakinya.

Slutt.

Suara letupan senjata api dengan peredam.

"Arghh," pekik satu orang pria tumbang.

Sementara pria satunya bersiap menodongkan pistol ke arah lawan. Seseorang datang dari belakang Dilara yang telah tersungkur.

"Pergi atau kau mau lagi? aku tahu darimana kalian berasal. Bilang pada bos mu, ada Rolex yang melindunginya," hardik Rolex pada kedua penjahat bayaran.

Kedua pria asing itupun pergi terburu dan kepayahan karena salah satu dari mereka terluka akibat tembakan timah panas milik Rolex.

Dilara bangkit, memapah sepedanya berdiri lalu bersiap meninggalkan tempat itu.

"Eh, Nona mau kemana?" Rolex mencegah Dila pergi.

Dilara tak melihat wajah pria yang menolongnya. Dirinya terlalu takut, dua hari dihadapkan pada kejadian serupa membuatnya agak trauma dan memilih segera menjauh.

"Ibuu, aku takut," jerit Dila dalam hati.

"Nona, Nona," Rolex meneriakkan namanya berkali.

"Sh-itt aku lupa dia special." Rolex gusar sembari mengacak rambut yang telah tersugar rapi.

.

.

...________________...

Terpopuler

Comments

Ersa

Ersa

Aamiin

2023-05-14

1

lisna

lisna

bilang kumel..ntar bucin loooh😅

2023-03-14

1

Agustino Kurniawan

Agustino Kurniawan

waduh.... bahaya nih....

2022-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. GELANG GIOK
2 BAB 2. PENYELIDIKAN
3 BAB 3. SEBUAH PERMINTAAN
4 BAB 4. ANDAI
5 BAB 5. SPECIAL NAMUN BUKAN SPECIAL
6 BAB 6. PRADUGA
7 BAB 7. FITNAH
8 BAB 8. MEMBELA DIRI
9 BAB 9. DUDA SEHARI
10 BAB 10. RESAH
11 BAB 11. ULAT KEKET
12 BAB 12. PERGULATAN BATIN EZRA
13 BAB 13. MISI MENCARI ALASAN
14 BAB 14. SEMUA KARENA DILARA
15 BAB 15. KEPUTUSAN
16 BAB 16. KEMARAHAN RUHAMA
17 BAB 17. MUFAKAT
18 BAB 18. PREPARE
19 BAB 19. SEMUA MEMIKIRKAN DILARA
20 BAB 20. KHUTBATUL HAJAT
21 BAB 21. NYONYA MUDA EL QAVI
22 BAB 22. FIX, TUAN
23 BAB 23. TIDAK PEKA
24 BAB 24. PINDAH
25 BAB 25. BYE IBU
26 BAB 26. WELCOME JEKARDAH
27 BAB 27. LANGKAH AWAL DILARA
28 BAB 28. BAHAYA MENGINTAI
29 BAB 29. AWAL JUMPA DIA
30 BAB 30. KANGEN
31 BAB 31. DIAGNOSA
32 BAB 32. KEBAHAGIAAN DILARA
33 BAB 33. JERAT KHAMR
34 BAB 34. PENYANGKALAN
35 BAB 35. MULAI GOYAH
36 BAB 36. ANCAMAN BAGI EZRA
37 BAB 37. AWAL PETAKA
38 BAB 38. SAKIT
39 BAB 39. ALAM BAWAH SADAR, YANG SAMA
40 BAB 40. FIRASAT
41 BAB 41. GUGUP KEMBALI
42 BAB 42. MULAI PEDULI
43 BAB 43. BIMBANG
44 BAB 44. DIAM-DIAM OVERPROTECTIVE
45 BAB 45. PRINCE ABDEEN
46 BAB 46. KEBIASAAN YANG TERTUKAR
47 BAB 47. SAYANG
48 BAB 48. ALASAN EZRA
49 BAB 49. MEMBAIK
50 BAB 50. KONSPIRASI
51 BAB 51. FIRASAT
52 BAB 52. LEGA
53 BAB 53. PERLAHAN BERUBAH
54 BAB 54. ERMITA TAHU
55 BAB 55. KEBAHAGIAAN
56 BAB 56. WELCOME HOME
57 BAB 57. AKU PULANG
58 BAB 58. PEDEKATE
59 BAB 59. MENCOBA LAGI
60 BAB 60. PERHATIAN
61 BAB 61. AKSI CINTA
62 BAB 62. KENCAN
63 BAB 63. MULAI PAMER
64 BAB 64. BERHARAP SATU KAMAR
65 BAB 65. SEDIKIT LAGI, LULUH
66 BAB 66. AYAH SIAGA
67 BAB 67. SATU KAMAR
68 BAB 68. KANGEN AYAHNYA
69 BAB 69. WARMING-UP
70 BAB 70. NYANDU
71 BAB 71. BERMUNCULAN
72 BAB 72. KATA CINTA
73 BAB 73. KECURIGAAN
74 BAB 74. SEBUAH PETUNJUK
75 BAB 75. KORBAN
76 BAB 76. IBU
77 BAB 77. PRADUGA
78 BAB 78. PEMICU, LAGI
79 BAB 79. LELAH
80 BAB 80. APAKAH AKU?
81 BAB 81. PUNCAK RASA
82 BAB 82. MENEPI
83 BAB 83. LEMBARAN SATU
84 BAB 84. LEMBARAN DUA
85 BAB 85. MULAI MENGERTI
86 BAB 86. FLIGHT
87 BAB 87. BUKTI
88 BAB 88. ASYRAF HAMID
89 BAB 89. SHAN
90 BAB 90. TERULUR NAMUN TERGENGGAM
91 BAB 91. KEHATI-HATIAN EZRA
92 BAB 92. KEPUTUSAN SULIT, TAPI HARUS
93 BAB 93. SISIPAN
94 BAB 94. GELUT BAYANGAN
95 BAB 95. AL ZAYN
96 BAB 96. RINDU
97 BAB 97. DI UJUNG RINDU
98 BAB 98. INI AYAH
99 BAB 99. MEMBUAT KESEPAKATAN
100 BAB 100. VIDEO
101 BAB 101. PROPOSAL
102 BAB 102. HEART TO HEART
103 BAB 103. PENGORBANAN
104 BAB 104. MISI PERLAWANAN
105 BAB 105. PERTANYAAN SHAN
106 BAB 106. BEREBUT SHAN
107 BAB 107. MISI AL ZAYN
108 BAB 108. SHAN BINGUNG
109 BAB 109. POINT OF
110 BAB 110. SIAPA AKU?
111 BAB 111. SURPRISE
112 BAB 112. MY DADDY
113 BAB 113. MISTERI BOX IDENTITY
114 BAN 114. SURAT USANG
115 BAB 115. MOTIF SELENDANG EMAS
116 BAB 116. MENUNGGU MUSUH
117 BAB 117. PAWON RATU
118 BAB 118. JOGJA, AKU DATANG
119 BAB 119. MENGGEBU
120 BAB 120. TUNTUTAN PUTRA TERBUANG
121 BAB 121. TITIK TERANG
122 BAB 122. KISAH KELAM
123 BAB 123. BOOM
124 BAB 124. PERPISAHAN
125 BAB 125. MAMA & PAPA
126 BAB 126. MAMAKU
127 BAB 127. ON GOING
128 BAB 128. SSSHAAAH
129 BAB 129. HADIAH ANA
130 BAB 130. SKAK MATCH
131 BAB 131. WUJUD CINTA
132 BAB 132. BERTATAP MUKA
133 BAB 133. DIA?
134 BAB 134. KEBENCIAN MITA
135 BAB 135. FAKTA
136 BAB 136. RUSAK SEMUANYA
137 BAB 137. KOMPENSASI
138 BAB 138. LANGKAH BARU
139 BAB 139. MEMAAFKAN
140 BAB 140. PERTIMBANGAN
141 BAB 141. HONEYMOON
142 BAB 142. JELANG SIDANG
143 BAB 143. MOOOODD
144 BAB 144. KEPASTIAN
145 BAB 145. SIDANG ANA
146 BAB 146. TERLANJUR
147 BAB 147. PUTUSAN
148 BAB 148. MOMENT
149 BAB 149. HOPE
150 EXTRA PART 1
151 EXTRA PART 2
Episodes

Updated 151 Episodes

1
BAB 1. GELANG GIOK
2
BAB 2. PENYELIDIKAN
3
BAB 3. SEBUAH PERMINTAAN
4
BAB 4. ANDAI
5
BAB 5. SPECIAL NAMUN BUKAN SPECIAL
6
BAB 6. PRADUGA
7
BAB 7. FITNAH
8
BAB 8. MEMBELA DIRI
9
BAB 9. DUDA SEHARI
10
BAB 10. RESAH
11
BAB 11. ULAT KEKET
12
BAB 12. PERGULATAN BATIN EZRA
13
BAB 13. MISI MENCARI ALASAN
14
BAB 14. SEMUA KARENA DILARA
15
BAB 15. KEPUTUSAN
16
BAB 16. KEMARAHAN RUHAMA
17
BAB 17. MUFAKAT
18
BAB 18. PREPARE
19
BAB 19. SEMUA MEMIKIRKAN DILARA
20
BAB 20. KHUTBATUL HAJAT
21
BAB 21. NYONYA MUDA EL QAVI
22
BAB 22. FIX, TUAN
23
BAB 23. TIDAK PEKA
24
BAB 24. PINDAH
25
BAB 25. BYE IBU
26
BAB 26. WELCOME JEKARDAH
27
BAB 27. LANGKAH AWAL DILARA
28
BAB 28. BAHAYA MENGINTAI
29
BAB 29. AWAL JUMPA DIA
30
BAB 30. KANGEN
31
BAB 31. DIAGNOSA
32
BAB 32. KEBAHAGIAAN DILARA
33
BAB 33. JERAT KHAMR
34
BAB 34. PENYANGKALAN
35
BAB 35. MULAI GOYAH
36
BAB 36. ANCAMAN BAGI EZRA
37
BAB 37. AWAL PETAKA
38
BAB 38. SAKIT
39
BAB 39. ALAM BAWAH SADAR, YANG SAMA
40
BAB 40. FIRASAT
41
BAB 41. GUGUP KEMBALI
42
BAB 42. MULAI PEDULI
43
BAB 43. BIMBANG
44
BAB 44. DIAM-DIAM OVERPROTECTIVE
45
BAB 45. PRINCE ABDEEN
46
BAB 46. KEBIASAAN YANG TERTUKAR
47
BAB 47. SAYANG
48
BAB 48. ALASAN EZRA
49
BAB 49. MEMBAIK
50
BAB 50. KONSPIRASI
51
BAB 51. FIRASAT
52
BAB 52. LEGA
53
BAB 53. PERLAHAN BERUBAH
54
BAB 54. ERMITA TAHU
55
BAB 55. KEBAHAGIAAN
56
BAB 56. WELCOME HOME
57
BAB 57. AKU PULANG
58
BAB 58. PEDEKATE
59
BAB 59. MENCOBA LAGI
60
BAB 60. PERHATIAN
61
BAB 61. AKSI CINTA
62
BAB 62. KENCAN
63
BAB 63. MULAI PAMER
64
BAB 64. BERHARAP SATU KAMAR
65
BAB 65. SEDIKIT LAGI, LULUH
66
BAB 66. AYAH SIAGA
67
BAB 67. SATU KAMAR
68
BAB 68. KANGEN AYAHNYA
69
BAB 69. WARMING-UP
70
BAB 70. NYANDU
71
BAB 71. BERMUNCULAN
72
BAB 72. KATA CINTA
73
BAB 73. KECURIGAAN
74
BAB 74. SEBUAH PETUNJUK
75
BAB 75. KORBAN
76
BAB 76. IBU
77
BAB 77. PRADUGA
78
BAB 78. PEMICU, LAGI
79
BAB 79. LELAH
80
BAB 80. APAKAH AKU?
81
BAB 81. PUNCAK RASA
82
BAB 82. MENEPI
83
BAB 83. LEMBARAN SATU
84
BAB 84. LEMBARAN DUA
85
BAB 85. MULAI MENGERTI
86
BAB 86. FLIGHT
87
BAB 87. BUKTI
88
BAB 88. ASYRAF HAMID
89
BAB 89. SHAN
90
BAB 90. TERULUR NAMUN TERGENGGAM
91
BAB 91. KEHATI-HATIAN EZRA
92
BAB 92. KEPUTUSAN SULIT, TAPI HARUS
93
BAB 93. SISIPAN
94
BAB 94. GELUT BAYANGAN
95
BAB 95. AL ZAYN
96
BAB 96. RINDU
97
BAB 97. DI UJUNG RINDU
98
BAB 98. INI AYAH
99
BAB 99. MEMBUAT KESEPAKATAN
100
BAB 100. VIDEO
101
BAB 101. PROPOSAL
102
BAB 102. HEART TO HEART
103
BAB 103. PENGORBANAN
104
BAB 104. MISI PERLAWANAN
105
BAB 105. PERTANYAAN SHAN
106
BAB 106. BEREBUT SHAN
107
BAB 107. MISI AL ZAYN
108
BAB 108. SHAN BINGUNG
109
BAB 109. POINT OF
110
BAB 110. SIAPA AKU?
111
BAB 111. SURPRISE
112
BAB 112. MY DADDY
113
BAB 113. MISTERI BOX IDENTITY
114
BAN 114. SURAT USANG
115
BAB 115. MOTIF SELENDANG EMAS
116
BAB 116. MENUNGGU MUSUH
117
BAB 117. PAWON RATU
118
BAB 118. JOGJA, AKU DATANG
119
BAB 119. MENGGEBU
120
BAB 120. TUNTUTAN PUTRA TERBUANG
121
BAB 121. TITIK TERANG
122
BAB 122. KISAH KELAM
123
BAB 123. BOOM
124
BAB 124. PERPISAHAN
125
BAB 125. MAMA & PAPA
126
BAB 126. MAMAKU
127
BAB 127. ON GOING
128
BAB 128. SSSHAAAH
129
BAB 129. HADIAH ANA
130
BAB 130. SKAK MATCH
131
BAB 131. WUJUD CINTA
132
BAB 132. BERTATAP MUKA
133
BAB 133. DIA?
134
BAB 134. KEBENCIAN MITA
135
BAB 135. FAKTA
136
BAB 136. RUSAK SEMUANYA
137
BAB 137. KOMPENSASI
138
BAB 138. LANGKAH BARU
139
BAB 139. MEMAAFKAN
140
BAB 140. PERTIMBANGAN
141
BAB 141. HONEYMOON
142
BAB 142. JELANG SIDANG
143
BAB 143. MOOOODD
144
BAB 144. KEPASTIAN
145
BAB 145. SIDANG ANA
146
BAB 146. TERLANJUR
147
BAB 147. PUTUSAN
148
BAB 148. MOMENT
149
BAB 149. HOPE
150
EXTRA PART 1
151
EXTRA PART 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!