Legenda Putri Qingping

Legenda Putri Qingping

Bab 1. Menemui Kematian

Di dalam sebuah kamar dengan cahaya agak redup, seorang wanita duduk bersandar pada kepala tempat tidur. Kakinya yang panjang dibiarkan lurus tanpa ditutupi selimut. Dia memegang sebuah novel berjudul Legenda Putri Qingping.

Jika bukan karena gerakan membalik halaman sesekali, dia praktis akan menyerupai patung. Wanita itu benar-benar diam, hanya fokus pada novel yang sedang dibacanya.

"Andai Putri Qingping tidak selemah itu, mungkin dia tidak akan berakhir terbunuh." Sebuah gumaman akhirnya keluar dari bibir Xiao Qing. Ini kali kedua dia membaca novel Legenda Putri Qingping yang merupakan novel kesayangannya.

"Andai aku bisa hidup di masa Kerajaan Zhao, akan aku pinjamkan kekuatanku untuk membantu Liu Qingqing supaya dia tidak menjadi korban kekejaman Pangeran Zhou Yicheng. Aku bisa memimpin Kavaleri Feilong untuk menjadi pasukan yang lebih hebat," lanjut Xiao Qing, tetapi sayangnya itu hanya sebuah angan-angan semata. Bagaimana mungkin dia bisa membantu Liu Qingqing yang mana hanyalah sebuah tokoh protagonis di cerita fiksi.

Sementara Xiao Qing merupakan wakil ketua dari organisasi pembunuh bayaran di Beijing. Xiao Qing sudah menjadi yatim piatu dari kecil sehingga dia menjalani hidup dengan kasar dan keras. Di tengah kehidupan yang serba dalam kekurangan Xiao Qing dilatih menjadi pembunuh, tetapi prinsipnya tidak pernah berubah.

Setiap hutang ada tuannya, yang harus mati akan mati, yang harus hidup akan hidup!

Itulah prinsip yang dipegang erat oleh wanita berusia awal dua puluhan. Satu hal yang menarik dari Xiao Qing adalah dia tidak pernah mengarahkan senjatanya kepada seorang wanita dan anak-anak. Selain itu, Xiao Qing selalu menyelesaikan setiap tugas tanpa meninggalkan jejak dan kesalahan.

Tiba-tiba seseorang menerobos masuk ke kamar Xiao Qing. Itu seorang pemuda dengan rambut sedikit ikal kecokelatan. Napasnya terengah-engah ketika dia mengatakan, "Berita buruk, Wakil Ketua! Mereka telah bertindak dan membunuh seluruh Keluarga Han!"

"Apa?" Xiao Qing terkejut bukan main. Dia menutup bukunya dan melempar sembarang ke atas kasur. "Mereka membunuh seluruh Keluarga Han? Apa mereka tidak menganggap perkataanku kemarin? Jiang Yu, kita harus ke tempat Bei Muchen sekarang!"

Xiao Qing mengambil jaket kulit hitam di sofa dan sebuah pistol dari laci meja dekat tempat tidur. Kemudian dengan langkah panjang dia keluar kamar diikuti Jiang Yu. Mereka segera meluncur pergi menggunakan mobil menuju Vila Musim Panas, tempat Bei Muchen menghabiskan sebagian waktunya.

Jalanan malam penuh lalu lalang kendaraan, tetapi Xiao Qing mengemudikan mobilnya dengan sangat baik. Dia menggunakan kecepatan di atas rata-rata dari biasanya. Bahkan saat lampu merah menyala Xiao Qing terus melaju dengan kencang. Untung saja keahlian menyetirnya benar-benar bagus, sehingga dia mampu menghindar ketika hampir bertabrakkan dengan mobil lain.

Cara mengemudi Xiao Qing cukup membuat pengendara lain geram, itu bisa dilihat dari bagaimana mereka membunyikan klakson mobil dengan keras. Akan tetapi, tampaknya Xiao Qing sama sekali tidak peduli. Dia hanya fokus menyetir berharap bisa cepat sampai ke tujuan.

"Wakil Ketua, hati-hati!" ujar Jiang Yu ketika Xiao Qing akan menyerempet sebuah mobil di depannya.

Perkataan Jiang Yu sama sekali tidak dihiraukan oleh Xiao Qing. Wanita itu malah mempercepat laju kendaraannya membuat Jiang Yu merasa agak ketakutan. Kemarahan tampak jelas di wajah cantik Xiao Qing.

Setelah menempuh perjalanan dua jam mereka sampai di Vila Musim Panas. Xiao Qing segera turun dari mobilnya diikuti Jiang Yu. Namun, sayang sekali kedatangan mereka tidak disambut baik oleh anak buah Bei Muchen. Sepertinya Bei Muchen telah memberi perintah untuk menahan kedatangan wakil ketua dari organisasi pembunuh tersebut.

Mau tidak mau perkelahian pun terjadi. Xiao Qing melawan anak buah Bei Muchen dengan tangan kosong. Jiang Yu juga tidak tinggal diam melihat Xiao Qing diserang oleh kelompok mereka sendiri. Keduanya benar-benar tidak ragu untuk saling melawan demi menerobos masuk ke vila.

Xiao Qing memelintir tangan seseorang yang hendak memberikan pukulan kepadanya sampai menimbulkan bunyi retakan pada tulang. Dia juga beberapa kali telah memberikan serangan yang bagus, membuat para anak buah Bei Muchen kalah dengan lengan atau kaki patah. Keahlian bela diri Xiao Qing tidak perlu diragukan lagi, karena dalam waktu singkat saja dia sudah bisa menjatuhkan pertahanan yang menjaga gerbang masuk Vila Musim Panas.

Xiao Qing dan Jiang Yu masuk ke vila dan langsung menemukan Bei Muchen sedang duduk di kursi kebesarannya. Senyum khas penuh kesombongan mengembang di wajah Bei Muchen. "Kamu datang karena masalah Keluarga Han?"

"Kenapa kau membunuh mereka semua? Apa kau lupa dengan janjimu?" tanya Xiao Qing dengan marah.

Bei Muchen menjawab, "Aku berjanji untuk melepaskannya waktu itu. Jika sekarang mereka meninggal, itu bukan lagi urusanku! Melepaskan mereka hanya akan menimbulkan masalah di waktu mendatang."

"Kita hanya perlu membunuh Tuan Han. Istri dan anaknya tidak bersalah, tapi kenapa kau tetap membunuh mereka?" Xiao Qing menatap tajam ke arah Bei Muchen. Tangannya terkepal dengan erat. "Seperti perkataanku kemarin, jika kau menyentuh mereka aku akan keluar dari organisasi!"

Bei Muchen berdiri kemudian menggebrak meja dengan keras. "Xiao Qing, kau tidak diizinkan keluar! Jika kau ingin keluar dari organisasi, maka kau harus meninggalkan nyawamu!"

Sudut mulut Xiao Qing terangkat sedikit kemudian dia mencibir, "Memberikan nyawaku? Jangan bermimpi! Ingat, Bei Muchen, hanya Bos yang bisa memberikan keputusan!"

Bei Muchen tertawa. "Apa kamu kira aku akan membiarkanmu bertemu dengan Bos setelah malam ini? Pengawal tangkap mereka!"

Mendengar perintah Bei Muchen puluhan orang langsung muncul di ruangan itu. Mereka segera menyerang Xiao Qing dan Jiang Yu tanpa ragu-ragu. Bei Muchen sendiri masih berdiri di tempat. Dia memperhatikan pertarungan dengan seksama.

Bagi Bei Muchen puluhan orang pasti mampu menjatuhkan Xiao Qing. Namun, perkiraan dia salah karena Xiao Qing masih bisa berdiri untuk melawan anak buah Bei Muchen meski tubuhnya telah terluka. Bei Muchen akhirnya ikut terjun ke pertempuran.

Bei Muchen tidak langsung menyerang Xiao Qing, tetapi dia lebih memilih Jiang Yu sebagai lawannya. Dibandingkan dengan kekuatan Bei Muchen, kekuatan Jiang Yu bukanlah apa-apa. Pukulan dan tendangan telah dilayangkan oleh Bei Muchen kepada Jiang Yu. Itu berhasil membuat wajah Jiang Yu babak belur dan mengeluarkan darah segar.

Setelah saling menyerang dengan selusin gerakan akhirnya Jiang Yu jatuh ke tangan Bei Muchen. Dia berteriak, "Xiao Qing, berhenti! Kalau tidak akan aku bunuh bawahan kesayanganmu ini!"

Melihat pistol Bei Muchen menempel pada pelipis Jiang Yu, Xiao Qing hanya bisa menurut. Dia berhenti melawan dan kemarahan meluap di matanya. "Bei Muchen, lepaskan dia! Jika kau ingin membunuh, maka bunuh saja aku!"

"Wakil Ketua, aku tidak apa-apa. Jika aku harus mengorbankan nyawaku demi Anda, aku tidak keberatan sama sekali!" tegas Jiang Yu.

Bei Muchen merasa senang melihat adegan bagus. Dia menjambak rambut Jiang Yu dengan kasar membuat Jiang Yu meringis kesakitan. "Lihatlah, Xiao Qing, bahkan dia rela mati demi kau! Sebaiknya kita penuhi saja harapan dia!"

"Bei Muchen, apa maumu?" tanya Xiao Qing dengan geram.

Bei Muchen menyeringai. "Berikan pistolmu dan berlututlah di hadapanku!"

Sekali lagi Xiao Qing hanya bisa menurut. Dia mengambil pistol di saku, lalu memberikannya kepada anak buah Bei Muchen. Setelah itu dia langsung berlutut di hadapan lelaki yang sedang menyandera Jiang Yu. Kemarahan Xiao Qing hanya bisa ditahan dalam hatinya karena dia tidak ingin melihat Jiang Yu kehilangan nyawa dengan sia-sia.

"Pukul dia sampai tidak bisa bangun!" perintah Bei Muchen.

Beberapa bawahan yang memegang tongkat bisbol segera mengindahkan ucapan Bei Muchen. Mereka memukuli Xiao Qing dengan sekuat tenaga membuat tubuh Xiao Qing dipenuhi luka berdarah. Dia mengatupkan rahangnya dengan sangat kuat, mencoba menahan gejolak amarah yang menguasai dirinya. Xiao Qing mencoba menahan sakit tanpa mengeluarkan erangan sedikit pun.

Namun, bawahan Bei Muchen tidak punya balas kasihan sama sekali. Mereka tidak mengendurkan pukulan meski punggung Xiao Qing tidak lagi tegak. Pada akhirnya Xiao Qing tidak mampu menahan siksaan lagi, dia ambruk ke lantai dengan mulut mengeluarkan seteguk darah segar.

Keadaan Xiao Qing sungguh mengkhawatirkan. Seolah-olah dia sudah berada di ujung hidupnya. Jika siksaan berlanjut mungkin Xiao Qing akan segera meninggal.

Melihat keadaan Xiao Qing yang jauh lebih parah dari dirinya, Jiang Yu tidak bisa menahan amarahnya. Dia memberontak untuk melepaskan diri dari Bei Muchen. Jiang Yu melawan Bei Muchen sekali lagi dengan sisa kekuatannya, tetapi itu percuma saja karena dengan sekali gerakan Bei Muchen menembakan pistol ke arah jantung Jiang Yu.

Akhirnya Jiang Yu meninggal persis di hadapan Xiao Qing.

Bei Muchen mendekat ke arah Xiao Qing. Dia menunduk dan memegang dagu Xiao Qing dengan gerakan kasar. "Lihatlah, Jiang Yu sudah meninggal! Orang-orang yang ingin kamu lindungi hanya berakhir dengan tragis. Xiao Qing, aku sudah peringatan kamu, kita sebagai pembunuh tidak boleh memiliki hati yang lembut! Jika itu musuh kita harus menghabisi mereka, baik itu seorang wanita tua atau anak-anak!"

"Bei Muchen, aku hanya tidak ingin melihat anak-anak menjadi yatim piatu seperti diriku!" ucap Xiao Qing lirih.

"Kamu terlalu naif! Jika anak-anak harus jadi yatim piatu, salahkan saja orangtua mereka! Kalau tidak, kita harus lebih membunuhnya supaya mereka tidak menjadi yatim piatu!" Bei Muchen tersenyum tanpa dosa.

Mendengar perkataan Bei Muchen yang sangat keterlaluan Xiao Qing menjadi muak. Dia meludahi wajah Bei Muchen tanpa rasa takut. "Bei Muchen, kamu sungguh bajingan!"

Sikap kasar Xiao Qing menyulut kemarahan Bei Muchen. Dia menampar dengan keras wajah Xiao Qing beberapa kali, membuatnya mengeluarkan seteguk darah sekali lagi. Tidak berhenti di situ, Bei Muchen bangkit kemudian dia menendangi tubuh Xiao Qing yang terbaring lemah di atas lantai.

Bei Muchen benar-benar manusia tak berperasaan, dia mirip seekor serigala buas. Itu bisa dilihat dari cara dia memperlakukan Xiao Qing dan Jiang Yu yang pernah menjadi bagian dari organisasi tersebut. Setelah melampiaskan kemarahannya Bei Muchen memberi perintah, "Buang tubuh Xiao Qing ke danau di tengah hutan!"

Terpopuler

Comments

Aisyah RM

Aisyah RM

kakak aku datang lagi.... mau baca ulang dri awal

2022-12-31

0

y@y@

y@y@

👍👍🏾👍🏿👍🏾👍

2022-11-24

1

y@y@

y@y@

👍🏿👍🏾👍👍🏾👍🏿

2022-11-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!