Bab 3. Menolak Lamaran

...Mulai dari bab ini mungkin akan berkurang penyebutan untuk Xiao Qing karena dia sudah menjadi Liu Qingqing. Jadi, pembaca hanya perlu ingat tubuh Liu Qingqing jiwa Xiao Qing. Aku yakin pembaca sudah pada pintar hehehe...

Liu Qingqing tidak menjawab. Dia semakin menekan chainya seolah-olah keinginan untuk mengambil nyawa Liu Yifei tidak terbendung lagi. Sebuah senyuman terpampang jelas di wajahnya yang agak pucat.

"Ibu, tolong aku! Aku tidak ingin mati muda!" teriakan Liu Yifei dengan wajah pucat. Tubuhnya bergetar hebat disertai keringan dingin. Dia benar-benar merasa nyawanya sedang berada di ujung tanduk.

"Liu Yifei, bukankah kau juga berencana membunuhku?" tanya Liu Qingqing. Dia mengetahui dari novel bahwa Liu Yifei dan Li Shu adalah dalang dari tenggelamnya Liu Qingqing di Danau Barat. "Aku hanya membalas apa yang kamu lakukan tempo hari!"

Li Shu mengerti betul tentang maksud Liu Qingqing. Namun, melihat anaknya terancam dia tidak mungkin diam saja. "Liu Qingqing, jangan macam-macam! Aku bisa meminta pelayan untuk menangkapmu!"

"Silakan saja, jika kamu ingin melihat mayat Liu Yifei sekarang!" ancam Liu Qingqing tidak main-main.

Bai Liu yang melihat sejak awal sangat terkejut dengan perubahan sikap Liu Qingqing. Sebelumnya Liu Qingqing merupakan gadis penurut dan lemah lembut, tetapi setelah sadar dari koma dia telah berubah total. Liu Qingqing mulai berani melawan Li Shu dan Liu Yufei.

Dalam hati Bai Liu merasa senang, tetapi dia juga merasa sedikit khawatir. Bai Liu takut Li Shu dan Liu Yifei tidak akan tinggal diam setelah masalah hari ini. "Nona, tolong jangan gegabah. Saya takut mereka akan menyakiti Anda kembali."

Liu Qingqing memandang ke arah Bai Liu. "Liu'er, jangan khawatir. Mereka tidak akan berani macam-macam lagi. Jika Li Shu ingin melukaiku, aku pastikan Liu Yifei yang akan terbunuh lebih dahulu."

Mendengar pernyataan Liu Qingqing, Liu Yifei semakin menggigil. Bagaimana mungkin dia tidak merasa takut dengan ancaman Liu Qingqing, karena dari sorot matanya saja itu sudah menunjukkan niat membunuh. "Liu Qingqing, tolong jangan bunuh aku! Aku minta maaf atas kejadian di danau tempo hari, tapi aku pasti tidak akan mengulanginya lagi. Aku berjanji!"

"Huft, mudah sekali kau mengatakan begitu!" cibir Liu Qingqing. Dia jelas tidak akan dengan mudah memaafkan perbuatan mereka setelah berniat membunuh dirinya. "Aku akan buat perhitungan kepada kalian atas setiap perbuatan jahat kalian kepadaku. Mulai sekarang aku bukan lagi Liu Qingqing yang mudah kalian gertak. Aku juga bukan seorang pelayan yang bisa kalian suruh seenaknya. Li Shu, kau dengarkan baik-baik, jika kamu tidak ingin Liu Yifei menderita lebih jauh lagi sebaiknya kamu turuti semua perkataanku!"

Li Shu bertanya, "Apa yang kamu inginkan?"

Liu Qingqing menjawab, "Pertama siapkan sarapan untuk aku dan Bai Liu. Kedua kirim semua pembukuan bisnis keluarga ke sini. Ketiga jangan mengganggu aku dan Bai Liu lagi, apalagi berniat mencelakai kami!"

"Hanya itu?" tanya Li Shu sekali lagi.

"Cukup tiga hal yang aku sebutkan untuk sementara ini," jawab Liu Qingqing acuh.

"Ibu cepat turuti keinginannya, aku benar-benar takut. Aku tidak ingin mati sekarang, Ibu!" rengek Liu Yifei disertai tangisan. Air matanya mulai turun membasahi pipi. Jika terus dibiarkan mungkin dia akan segera pingsan di tempat.

Li Shu mengangguk dengan berat hati. Meski ingin menolak, tetapi nyawa putrinya jauh lebih berharga daripada tiga permintaan Liu Qingqing yang terbilang mudah. "Aku akan turuti semua permintaanmu, tapi lepaskan dulu Liu Yifei!"

"Setelah sarapan siap dan semua dokumen pembukuan dikirim, aku akan melepaskannya!" terang Liu Qingqing dengan dingin.

Segera setelah itu Li Shu keluar dari ruangan untuk memenuhi permintaan Liu Qingqing. Tidak butuh waktu lama setumpuk dokumen pembukuan dikirim ke kamar Liu Qingqing oleh dua pelayan. Liu Yifei sendiri sudah didudukkan di kursi dengan tangan dan kaki terikat.

Bai Liu masih tidak bisa menjernihkan pikirannya dengan semua hal yang terjadi. Sikap Liu Qingqing sangat bertolak belakang dengan kebiasaannya. Entah itu hal bagus atau bukan, Bai Liu hanya bisa berharap semua akan baik-baik saja.

Liu Qingqing memperhatikan Bai Liu sembari menunggu sarapan datang. Dia mengatakan sesuatu seolah-olah mengerti tentang kecemasan pelayannya. "Liu'er, kamu tidak perlu khawatir, mulai sekarang aku akan melindungimu!"

Bai Liu tidak tahu harus berkata apa, itu cukup mengejutkan. Meski suara Liu Qingqing terdengar cukup tegas, tetapi itu memberikan rasa manis. Pada akhirnya yang bisa dia lakukan hanya memberikan anggukan kecil sebagai tanda persetujuan.

Berkat membaca novel Xiao Qing bisa mengetahui penderitaan Liu Qingqing dan Bai Liu. Dia juga mengerti tentang kebenaran dari peristiwa tenggelamnya Liu Qingqing yang didalangi oleh Li Shu dan Liu Yifei. Namun, untuk membalas kejahatan mereka Xiao Qing punya rencana yang jauh lebih menarik dan itu tidak perlu tergesa-gesa.

Hari pertama menempati tubuh baru bagi Xiao Qing sangat melelahkan meski tidak banyak kegiatan yang dilakukan. Pengecekan pembukuan berakhir sampai malam hari dan Xiao Qing pergi tidur lebih awal. Ketika dia membuka mata langit sudah kembali cerah.

Bai Liu datang guna membantu Liu Qingqing membersihkan diri seperti biasa. Sarapan juga telah disiapkan dan diantar langsung ke kamar. Bahkan Li Shu dan Liu Yifei tidak membuat masalah sama sekali, entah karena ketakutan atau hanya memainkan trik mundur selangkah guna merencanakan trik-trik licik yang lain.

Di waktu sore hari seseorang yang terhormat datang berkunjung. Dia memiliki niat jahat, tetapi disembunyikan dengan baik dalam sebuah senyuman. Orang itu berpura-pura ingin mengajukan lamaran untuk menjadi satu keluarga. Sungguh langkah yang bagus, selain mendapatkan istri cantik juga memperoleh kekuatan besar atas ribuan pasukan.

Untung saja Liu Qingqing mengetahui niat orang itu dari novel, jika tidak mungkin dia akan tertipu. Liu Qingqing pasti tidak punya kuasa untuk menolak, entah karena ketampanan dan kehormatan yang dimiliki lelaki tersebut atau suka rela karena cinta pandangan pertama. Dilihat dari mana pun lelaki yang datang tidak memiliki celah kekurangan.

Tamu yang datang tidak lain adalah Zhou Yicheng, anak pertama Raja Zhao dan merupakan pangeran pertama. Wajahnya tampan dengan garis hidung tinggi. Bagi Liu Qingqing Zhou Yicheng agak mirip dengan Bei Muchen, tetapi mata Zhou Yicheng jauh lebih hitam dan membawa niat mengintimidasi. Orang yang pantas menjadi seorang pemimpin.

Ketika Liu Qingqing menemui Zhou Yicheng di aula utama, dia tidak bisa tidak berpikir dalam hati. "Bagaimana lelaki ini bisa mirip dengan Bei Muchen? Apa Bei Muchen reinkarnasi dari pangeran pertama? Atau Bei Muchen juga ikut berpindah dimensi seperti aku?"

Zhou Yicheng datang bersama Guan Zhong dari Divisi Urusan Negara. Keduanya memang memiliki hubungan yang baik sejak dulu sehingga tidak heran kalau mereka sering terlihat bersama. Liu Qingqing mengetahui Guan Zhong bukanlah orang baik dari novel yang dibacanya, menurut Liu Qingqing Guan Zhong seperti rubah tua yang licik.

Suara dehaman dari Guan Zhong menarik kesadaran Liu Qingqing. Dia segera membungkukkan badannya untuk memberi salam dengan gerakan anggun. "Liu Qingqing memberi salam kepada Yang Mulia Pangeran Pertama dan Tuan Guan. Saya baru saja sembuh dari koma sehingga tidak bisa menyambut kedatangan kalian dengan baik."

"Tidak masalah, kesehatan Nona Liu jauh lebih penting," ujar Zhou Yicheng dengan ramah. "Semoga Nona Liu memaklumi kedatangan kami yang tiba-tiba ini."

Liu Qingqing merasa sebentar lagi akan ada hal yang tidak begitu bagus. Tidak mungkin Zhou Yicheng datang berkunjung dengan cuma-cuma. Jika sesuai alur di dalam novel seharusnya hari ini kedatangan mereka karena sebuah rencana besar.

"Berkah bagi Keluarga Liu bisa mendapatkan tamu agung hari ini," kata Liu Qingqing setelah duduk di kursinya. "Ada keperluan apa Yang Mulia datang kemari? Semoga saya bisa sedikit membantu."

"Nona Liu, mungkin ini kurang sopan dan sedikit terburu-buru. Aku datang untuk meminta kamu menjadi istriku. Bagaimana?" tanya Zhou Yicheng.

Liu Qingqing sedikit tersenyum. Dia sama sekali tidak terkejut dengan pengakuan Zhou Yicheng karena hal inilah yang diam-diam dia tunggu. Jika tidak mengetahui resiko dari penawaran ini, jelas Liu Qingqing akan langsung menerimanya. Bagaimanapun Zhou Yicheng merupakan sosok lelaki idaman para wanita. Bahkan anak tunggal perdana menteri, Song Nian, sangat menyukai Zhou Yicheng.

Masih dengan ramah Liu Qingqing menjawab, "Saya berterima kasih untuk niat baik, Yang Mulia. Tetapi, maaf sekali saya tidak bisa menerimanya."

"Nona Liu, bukankah Anda terlalu buru-buru mengambil keputusan? Apa tidak sebaiknya Anda pikirkan terlebih dahulu?" tanya Guan Zhong setengah membujuk.

Zhou Yicheng tidak suka ditolak sehingga dia merasa kesal. Namun, dia tetap menjaga kesopanannya demi mendapatkan Pelat Feilong. "Nona Liu, aku bisa menunggu jawabanmu. Sebaiknya kamu diskusikan masalah ini dengan ibu dan saudaramu terlebih dahulu baru ambil keputusan setelahnya. Tidaklah baik jika masalah pernikahan langsung diputuskan oleh kehendak sendiri."

"Yang Mulia Pangeran, sepertinya Anda sedikit salah paham. Saya dengan mereka memang keluarga, tetapi hubungan kami tidak terlalu baik. Masalah pernikahan biasanya memang diatur oleh pihak orang tua, tetapi karena kedua orangtuaku telah meninggal jadi semua keputusan ada di tanganku." Liu Qingqing menjelaskan setiap katanya dengan tenang dan jelas. Ada ketegasan dalam sorot matanya yang cerah. Sedari awal memang dia tidak berniat menjadi wanita penurut yang menerima perjodohan begitu saja.

"Lalu, kenapa Anda menolak niat baikku?" tanya Zhou Yicheng sedikit penasaran.

Liu Qingqing menjawab, "Ini tahun ketiga ayahku meninggal, bagaimana saya bisa langsung menikah? Meski itu diperbolehkan, tapi saya rasa ini bukanlah hal yang bagus. Pada akhirnya hal ini akan menjadi perbincangan orang-orang."

Guan Zhong tidak tinggal diam. Dia ikut menimpali, "Orang-orang tidak akan berani berbicara sembarangan tentang keluarga bangsawan, apalagi ini menyangkut putra dari sang raja. Pernikahan bisa dilakukan nanti, untuk sementara cukup dengan pertunangan saja."

"Apa yang dikatakan Tuan Guan benar, kita bisa melakukan pertunangan terlebih dahulu. Nona Liu, seharusnya tidak keberatan bukan?"

Sepertinya Zhou Yicheng sudah benar-benar bertekad untuk mendapatkan Liu Qingqing. Meski dia mengusulkan pertunangan terlebih dahulu, tetapi hal itu tidaklah berbeda dengan mengikat Liu Qingqing dalam jeratannya. Jika surat pertunangan sudah ditulis akan lebih sulit untuk menghapusnya.

Sudah sampai ke titik ini di mana Zhou Yicheng tidak ingin menyerah. Liu Qingqing hanya bisa mengerutkan kening. Senyum kepahitan muncul ketika dia berkata, "Keluarga Liu meski terlihat terhormat itu hanya seperti cangkang kosong. Pada akhirnya kehormatan itu akan sirna jika nanti saya dan Liu Yifei menikah dan meninggalkan kediaman. Saya akan jujur kepada Yang Mulia Pangeran kalau saya ingin memperkuat pondasi Keluarga Liu terlebih dahulu. Masalah pernikahan belum saya pikirkan untuk sekarang ini."

Guan Zhong ingin membujuk Liu Qingqing sekali lagi, tetapi sebelum dia berbicara Liu Qingqing sudah mendahuluinya. "Tuan Guan, tolong jangan terus-menerus membujuk saya. Saya sudah membuat keputusan dan maaf atas sikapku yang kurang sopan. Jika tidak ada hal lain, saya akan undur diri karena saya masih perlu beristirahat."

"Nona Liu, apakah Anda mengusir kami?" tanya Guan Zhong dengan nada sedikit meninggi.

"Jika Tuan Guan ingin tetap tinggal, silakan saja! Saya bisa panggilkan Liu Yifei untuk menemani Anda!" Liu Qingqinq sedikit tersenyum.

Sikap Zhou Yicheng jauh lebih toleran untuk saat ini. Dia berkata sembari menarik ujung bibirnya ke atas. "Karena Nona Liu harus beristirahat maka kami akan pulang. Masalah pernikahan bisa kita bicarakan lagi lain waktu. Bila ada persyaratan tertentu, tolong jangan sungkan untuk menyebutkannya. Aku pasti akan berusaha memenuhi keinginan Nona Liu."

Liu Qingqing akhirnya bisa bernapas lega setelah kepergian Zhou Yicheng dan Guan Zhong. Namun, sayang sekali dua mahluk pengganggu kembali datang dengan wajah dipenuhi amarah.

"Liu Qingqing, kenapa kamu menolak lamaran Yang Mulia Pangeran Pertama?" tanya Li Shu sembari berteriak.

Untuk bab selanjutnya mungkin up-nya agak lama karena harus menunggu acc dari editor terlebih dulu, jadi tetap bersabar yah para reader kesayangan 😊😊

Terpopuler

Comments

Aisyah RM

Aisyah RM

hanya Liu Qingqing yg berani menolam Zhou Yicheng..padahal udh jadi pangeran

2022-12-31

0

y@y@

y@y@

👍🏿👍👍🏼👍👍🏿

2022-12-05

1

y@y@

y@y@

👍🏾👍🔥👍👍🏾

2022-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!