ELEGI CINTA DIANDRA
"Cantik, mana minumnya lagi? Tuangin dong Honey bunnyku!"
Rezky meneguk cepat minuman berwarna orange dengan soda yang menyembur ke atas. Tentu bukan minuman berkadar alkohol tinggi, hanya alkohol rendah dengan perasa jeruk. Rezky masih tahu kalau minum-minuman yang memabukkan itu dilarang oleh bang Rhoma, seorang penyanyi yang sering ia dengar lagunya di kamar sang ayah, bisa membuat otak tak bekerja sempurna menurut sang bintang.
Rezky yang sering nonton Film barat memang masih butuh kewarasan otaknya, ia masih ingat beberapa cerita yang ditontonnya. Seorang lelaki dengan banyak uang sepertinya akan dibuat mabuk dan tiba-tiba bangun di pagi hari dengan wanita tanpa busana. Selanjutnya wanita itu akan mengaku hamil anaknya dan Rezky terpaksa harus menikahinya. Rezky memang masih belum siap punya anak, terlebih menambah istri. Dipaksa menikah dengan satu istri saja Rezky sudah merasa pusing, sungguh tak terbayang jikalau ada dua makhluk yang akan menginterogasinya selalu, Rezky bisa kejang dibuatnya.
"Eitz, kamu ngapain Cantik, kok buka-buka kancing kemeja aku? Ini masih sore lho. Jangan ya!" Rezky dengan sigap mengancingkan lagi kancing kemejanya, baru setelahnya ia meletakkan lagi lengan ke bahu snag wanita yang duduk di samping yang baru dipacarinya selama satu minggu tersebut.
"Habis kamu ngelamun terus sih, Sayang! Kamu jangan ngelamun dong, sini lihat aku aja!" Dia Bella, dengan sangat agresif merangkum rahang Rezky. Bella baru saja ingin mendekatkan bibirnya, namun tiba-tiba sebuah suara menggagalkan niat Bella.
"Bro Rezky ... Lo di sini? Siapa nih cewek? Baru lagi ya?" Tyo temannya sejak SMA mendekat dan terus menepuk pundak Rezky. Rezky menggedikkan bahu, ia tak suka perilaku Tyo, tapi Tyo tak peka. Alhasil Rezky hanya mendengus napas kasar saja.
"Iya lah baru, masa gak ganti-ganti. Bosen dong!" jawab Rezky dengan santainya.
"Dasar lo! Ibu negara emang gak marah tuh?" tanya Tyo sambil menarik sepasang alisnya ke atas. Keduanya santai saja membicarakan istri Rezky padahal ada Bella. Bella yang sudah tau dirinya hanya rekan enak-enak Rezky saja terlihat berkali menyesap minuman di gelas, berpura tidak mendengar.
"Please deh nggak usah ngomongin yang di rumah sekarang!"
"Oh oke-oke!" Tyo mengangguk paham maksud sang sahabat.
"Eh Rez, lo jalan sama nih cewek emang lo udah bisa ngelupain Nesa?"
"What? Ne-sa?" Rezky mematung tiba-tiba. Sesak menguasai hatinya seolah jantungnya lupa cara berdetak. Ia menghela napas panjang berusaha menetralkan emosi yang seketika tak stabil.
"Yuk kita pergi!" Rezky seketika menarik kasar lengan Bella menjauh dari suasana kafe yang mulai padat di jam yang semakin malam. Rezky memang selalu merasa resah saat mendengar nama wanita masa lalunya itu.
"Rez ... Rez ... lo mau ke mana? Rez!" Rezky tak ingin mendengar apa pun, ia berlalu begitu saja dengan cepat meninggalkan Tyo yang mematung.
Rez ... Rez ... nyatanya hati lo masih punya Nesa.
.....🕷️🕷️.....
Rezky menghempaskan kening ke dashboard setibanya di mobil. Ia mengabaikan Bella yang terus menanyakan yang terjadi. Bella bingung Rezky seketika tak asik, seolah begitu rapuh dan sedih.
"Sayang ... kamu kenapa sih? Kamu jangan cuekin aku dong, Yang! Kamu bisa cerita sama aku kenapa kamu tiba-tiba begini." Bella mendekat dan merangkul bahu Rezky, jemarinya tak henti mengusap-usap kepala Rezky.
"Bell, please jangan deket-deket aku dulu, oke! Mood aku nggak bagus, nanti malah nyakitin kamu!" kata Rezky yang seketika tadi tercekam pilu.
"Gpp, aku siap kok disakitin," kata Bella menganggap ucapan Rezky candaan saja.
"Bell, stop nggak! Kamu nggak denger ucapan aku sih!" Rezky menghempas jemari Bella yang terus mengusap paha bagian atasnya.
Rezky mengangkat kepala dari Dashboard, ia merentangkan tangannya melewati tubuh Bella menggapai handle pintu. "Kamu ke luar gih!"
"Kamu ngusir aku, Sayang!"
"Terserah pendapat kamu. Nih buat kamu, cukup kan untuk naik taxi?" Rezky menyodorkan uang lembaran merah sebanyak tiga lembar yang sontak mengubah raut memberengut Bella menjadi sebuah senyuman.
"Oke makasih, Sayang. Besok kita ketemu lagi kan, Yang?" tanya Bella setelahnya dengan antusias, tak sabar mendapat jawaban Rezky.
"Gak tau!" Rezky dengan kuat menarik handle pintu dan menutup pintu dengan kuat. Bella yang masih fokus menatap wajah Rezki dibuat kaget, ia spontan mundur ke belakang dan tak tahu ada lubang alhasil tubuhnya terjungkal ke belakang.
"Ihh sebel! Sebel! Apa lo liat-liat!" decak Bella membelalakkan mata pada beberapa orang yang tersenyum melihat kondisi bokongnya yang basah. Tak jauh dari lobang memang ada genangan air sisa hujan tadi sore, tubuh Bella terjungkal dan sialnya bokong indah itu mendarat tepat di dalam kubangan air.
"Rezky Rese'! Ngapain juga sih lo pake nyuruh gue turun di sini! Sebel! Sebel!" Bella masih saja bergumam sambil menyetop taxi yang lewat. Beberapa taxi memang berhenti, tapi melihat bokong Bella yang basah mereka urung dan akhirnya kembali menjauh. Jok mereka memang berbahan bludru yang tidak bisa cuma di lap jika kena basah. Basahnya pun bukan basah biasa, basah hingga air genangan itu menetes pula di rok pendek Bella.
.....🕷️🕷️.....
Rezky sudah sampai di rumah. Dengan langkah cepat ia langsung masuk kamar. Ia tak mengindahkan Dian yang sedang sholat tahajud. Ia langsung saja merebahkan diri di ranjang, Rezky memiringkan tubuh ke kanan dan mengatur napasnya. Rezky masih saja terdiam, hingga bayangan Nesa yang meninggalkannya tanpa kabar memenuhi otak, bongkahan sesak langsung menyergapnya dengan kuat.
"Mas sudah pulang?" Kalimat Dian mengaburkan angan Rezky. Rezky seketika bangkit, duduk bersandar head board. Ia menatap wanita berbulu mata lentik yang sudah mendampinginya selama dua tahun, tapi sayangnya tak juga bisa menggantikan posisi Nesa di hatinya.
"Mas ... Mas kenapa bengong? Aku buatin teh, ya? Atau kopi? Atau mas mau makan dulu? A-tau mau mandi? Aku siapkan air hangat ya? Mas ... Mas? Kok bengong aja, sih?" kata Dian melambaikan jemari di depan wajah Rezky. Dian memang begitu antusias karena tak biasanya Rezky pulang di bawah jam 12 malam. Jam saat ini memang menunjukkan pukul 23:58 alias jam 12 kurang dua menit. Biasanya Rezky pulang selalu di atas jam satu malam.
Kok Mas Rezky gak jawab, sih? Yauda aku buatin teh aja.
Dian baru saja ingin beranjak, tapi jemari Rezky mencengkram lengannya cukup kuat. "Jangan ke mana-mana! Gue mau elo!" Dian tercekat antara bahagia dan sedih. Ia sangat tahu Rezky sedang membutuhkan penyaluran hasratnya saja. Dian tau selama ini ia hanya cinta sendirian. Hatinya sakit, terlebih ia tahu Rezky memiliki beberapa wanita di belakangnya. Hal menyakitkan yang ia telan sendiri sebab satu alasan, Cinta.
Sebelum perjodohan terjadi, Dian memang sudah lama memperhatikan Rezky. Siapa yang tak kenal Rezky, pria begajulan yang memiliki paras rupawan dan karir mapan. Bahkan hanya melihat bahunya di kejauhan saja hati setiap wanita sudah meleleh, seperti halnya hati Dian. Oleh karenanya, Dian begitu bahagia saat pak Saeful bertandang ke rumahnya, pak Saeful nyatanya memilih Dian sebagai kandidat utama menantunya.
"Ma-ss?"
Tanpa izin Dian, Rezky sudah melancarkan inginnya. Keduanya pun bercinta tanpa pemanasan. Rezky hanya berpikir kesenangannya saja, merilex otaknya, tanpa memikirkan rasa sakit yang dirasa oleh Dian. Rezky langsung membuang karet pengaman yang sudah berisi benihnya ke sembarang arah setelahnya, Rezky sungguh tak ingin anak dari Dian. Rezki pun langsung membalik badan dan tidur memunggungi Dian.
Rezky tak menyadari air mata dari sesungguhnya bidadarinya mengalir. Hati Dian sesak, ia juga ingin mendengar ucapan cinta, luapan terima kasih, sentuhan sayang setelah berhubungan, tapi ia nyatanya tak mendapat itu. Dian menarik napas panjang dan membuangnya. Ia berusaha memejamkan mata, berharap malam menyapu kepedihannya seperti malam-malamnya yang lain.
______________
🕷️Semoga suka, wajib komen ya❤️
🕷️Karya ini mengikuti even rumah tangga dengan #Suami Tak Berguna, jadi sudah bisa dibayangkan isinya😤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Putri Bintang
ya ampun baru baca uda nyesek
2022-12-14
0
💖Yanti Amira 💖
hadir
2022-11-20
0
Erna Yunita
Bismillahirrohmanirrohim
2022-11-07
0