"Kamu kok tumben telat sih Di, jadi telat kan nyatet pelajaran Bu Winda."
"Iya, Kak. Tadi ada yang terjadi di rumah pas mau berangkat. Kakak gak apa-apa kan nungguin Dian nyatet. Kalau Kakak buru-buru nanti Dian pinjem buku teman yang lain aja."
Dian sebetulnya gak enak meminjam bukunya Irwan, tapi Irwan yang menyodorkan bukunya lebih dulu sebelum Dian meminta. Kini diam-diam Dian melirik Irwan, ia takut Irwan salah paham pada sikap open-nya.
Dian menulis sambil terus berpikir, sebenarnya Dian tak nyaman duduk berdua dengan Irwan, apalagi ia adalah wanita bersuami. Ya, walau suaminya itu agak cuek padanya, tetap saja keduanya sudah sah, harus saling menjaga perasaan satu sama lain. Kalau pun Rezky tidak menjaga perasaannya, Dian tak boleh bersikap yang sama. Dian sadar harus menjaga perasaan Rezky, menjaga dirinya sendiri dari lawan jenis lebih tepatnya.
Kini Dian mengedar pandang mencari teman sekelasnya yang perempuan. Dian mau pinjam buku temannya yang perempuan saja. Dian tak nyaman, ia merasakan Irwan terus menatapnya. Walau Dian tahu Rezky juga tak ada di tempat itu, tapi Rabb-nya maha tahu, Dian takut, bisa timbul fitnah.
"Kamu cari apa, Di? Kamu haus? Mau pesen minuman, sebentar aku pesenin ya!" Belum lagi Dian menjawab, Irwan sudah berlalu saja mendekati mbak Iroh penjual minuman. Tak lama Irwan datang dengan dua air jeruk dingin di tangan. Dian semakin bingung, keadaan semakin membuatnya tersudut, Dian paling tidak suka punya budi sama manusia. Kalau Irwan sangat baik padanya, ia takut tidak bisa membalas kebaikan itu.
Karena tak mendapati satu orang pun teman sekelasnya, Dian melanjutkan menulis dengan hati yang ketar-ketir, gelisah.
Maafin Dian Ya Rabb. Dian cuma lihat catatan kak Irwan aja nggak lebih kok, habis ini Dian janji akan langsung pulang.
Dian terus menulis tak menyadari Irwan masih terus mencuri pandang ke arah wajah cantik Dian yang natural tanpa pewarna. Irwan ini memang sudah lama menyukai Dian, tapi Dian selalu menjaga jarak darinya. Nah hari itu, Dian datang terlambat, ia pun diminta ke ruangan Bu Winda setelah jam pelajaran berakhir. Bu Winda memperingati Dian supaya tidak datang terlambat lagi, ia juga berharap nilai ulangan Dian stabil, keterlambatan hari itu tidak menjadi kendala. Dian pun langsung menuju kelas mau mencatat materi yang ditulis Bu Winda di white board, sayangnya white board di kelasnya sudah bersih, materi pelajaran Bu Winda sudah terhapus. Teman-teman sekelas Dian pun sudah pulang semua.
Dian merasa putus asa di Kantin hingga Irwan menghampirinya. Irwan bagai malaikat tak bersayap menyodorkan buku catatan miliknya pada Dian.
Dian masih terus menulis tak menyadari dari arah belakang Rezky datang dalam keadaan perut yang lapar.
Rezky sedang berdiri belum menyadari kehadiran Dian. Ia bernapas lega saat sudah sampai di kantin. Belum lagi Rezky memesan makanan, matanya dibuat kaget melihat tampilan dua insan di hadapannya. Tampilan wanita berjilbab yang seolah pernah ia lihat sebelumnya. Rezky terus mengingat-ingat, hingga ia sangat yakin setelahnya kalau itu Dian.
Duh pantesan aku nggak asing, itu kan gamis dan jilbab yang dipakai Dian tadi waktu berangkat. Ta-pi ... Dian sama siapa tuh? Wah ternyata nakal juga tuh anak di Kampus. Gangguin ah ....
Rezky berjalan sambil tersenyum menyeringai. Ia berhenti saat jarak tubuhnya semakin dekat dari Dian. Ia melihat dua insan sedang serius hingga tak melihat kehadirannya. Dian sedang serius mencatat, sedang Irwan tak kalah serius dari Dian, Irwan tertangkap Rezky sedang menelusuri wajah Dian.
Wahh jelas banget nih cowok suka Dian. Ini Diannya yang gak paham, atau pura-pura bodoh nih. Kira-kira Dian suka cowok itu juga gak ya?
Setelah Rezky meyakini satu hal, ia mulai menyapa Dian.
"Wahh kayaknya gue ganggu kalian, nih," kata Rezky dengan posisi mencondongkan tubuhnya dan berbisik di dekat telinga Dian. Dian kaget mendengar suara yang sangat dihapalnya. Ia pun membalik kepala dengan cepat.
DUK
AKHHHH
Rezky meringis, Dian yang menoleh tanpa aba-aba membuat Rahang Rezky terkena kepalanya Dian.
"Mas Rezky? Maaf ... Maaf ... Dian gak sengaja!" Dian spontan berdiri, baru mau menjulurkan tangan mencari letak yang sakit. Rezky melarang.
"Lo mau ngapain? Mundur Mundur! Ahhh, lo kejem banget sih, Di. Sakit tau! Bilang-bilang dong kalau mau nengok!"
Irwan yang melihat interaksi keduanya menatap Dian dan Rezky bergantian. Ia bingung mengapa Dian yang dikenalnya selalu menjaga jarak dari lelaki dan selalu menjaga iffahnya kini begitu akrab dengan lelaki. Irwan resah, khawatir lelaki yang belum lama datang itu punya hubungan dengan Dian. Irwan yang risau berkali menyeruput air jeruk hingga gelas yang dipegang nyaris kosong.
Rezky masih mengusap rahangnya yang sakit terkena kepala Dian. Dian memberengut merasa bersalah.
"Rese lo, Di. Kalo dendam sama gue bilang dong, gak usah kayak gini! Lo mau bikin gue malu ya di Kampus lo! Emang lo gak bisa apa kalau nengoknya pelan-pelan dan gak grusak-grusuk kayak tadi. Gue jadi curiga ... biasanya kalau orang salah tingkah itu dia habis buat kesalahan! Ayo jujur, lo habis buat kesalahan apa!" ucap Rezky sambil melirik Irwan dan Dian semakin resah saja. Dalam hati Dian sedikit membenarkan asumsi Rezky, sejak tadi ia memang tak tenang, merasa bersalah berduaan sama Irwan.
"Mas, Ma_____
"Dia siapa kamu, Di?"
Belum lagi kata maaf itu terlontar, Irwan sudah menyela kalimat Dian. Dian langsung lupa dengan kata maaf yang mau diucap dan sekarang fokus dengan pertanyaan Irwan.
"Dia i-ni sua_____
"Sepupu! Kami sepupuan. Masih ada hubungan darah dari nyokap." Dian menelan kasar saliva mendengar Rezky berbohong.
"Bener, Di? Kok kalian gak mirip sih?" tanya Irwan menatap Dian dan Rezky bergantian. Ia sebetulnya tenang karena tidak ada hubungan antara Rezky dan Dian, tapi entah mengapa ia sangat heran tak ada satu bagian wajah keduanya yang mirip sedikit pun.
Mas Rezky kenapa bohong sih, bikin aku tambah pusing aja. Kak Irwan jadi nanya macem-macem, kan!
"Ya iyalah kita nggak mirip. Gue emang mirip nyokap gue, tapi Dian mirip bokapnya. Adek ipar nyokap. Lo siapa sih? Kepo banget sama keluarga Dian, Lo suka sama Dian, ya?"
Sungguh jawaban Rezky membuat Irwan benar-benar bernapas lega. Lega bidadarinya masih dalam posisi aman, sendiri. Irwan kini tampak semringah menatap Rezky.
"Oh jadi begitu, gue seneng dengernya, gue pikir kalian tadi ada apa-apa ternyata cuma sodaraan." Irwan terkekeh.
"Jadi gimana! Belum dijawab tuh pertanyaan gue. Lo suka Dian, kan?"
Irwan melirik Dian sebelum menjawab tanya Rezky. Hatinya bimbang antara menjawab jujur atau berkilah dari gejolak rasanya.
"I-ya gue suka Dian, Ma-s."
"Kak Irwan ngomong apa sih?" Dian tercekat. Bukannya melihat Irwan, ia justru terus memandang Rezky. Dian tak menyadari Irwan terus menghela napas ingin mengutarakan rasanya. Ya, Irwan merasa ini lah saat yang pas memberi tahu pada Dian perasaannya.
"Di-an, maaf situasinya me-mang kurang pas, tapi yang aku ucapin ke sepupu kamu jujur dari hati aku. A-ku sebenernya sudah merhatiin kamu lama, Dian. Kamu itu spesial di mata aku, kamu gak seperti wanita lain yang aku kenal, kamu punya inner beauty. Kamu juga punya iman yang baik terlihat dari cara kamu berpakaian dan bicara, kamu gak neko-neko dan serius ingin menggapai mimpi kamu, kamu gak seperti banyak mahasiswa di sini yang suka nongkrong gak jelas, suka pamer harta orang tua, belajar juga sekedarnya aja gak kayak kamu. Selain itu, di mata aku kamu tuh sabar bang____
"KAK, SUDAH! CUKUP!" sela Dian meninggi.
"Kok kamu gak sopan banget sama dia sih, Di. Dia tulus suka kamu lho, aku aja bisa lihat. Terima! Terima! Terima!"
Seketika suasana kantin menjadi riuh, mereka mengikuti ucapan Rezky yang meminta Dian menerima Irwan jadi kekasihnya padahal Irwan juga belum melontarkan maksud itu, baru sampai memuji Dian saja.
TERIMA!
TERIMA!
TERIMA!
Dian panik, bukan hanya suara yang semakin riuh, mahasiswa yang menuju kantin dan ikut menyuarakan kata 'terima' juga semakin banyak. Di satu sisi, Irwan terus menatap Dian dengan pancaran pengharapan.
Mas Rezky gimana sih. Masa istrinya disuruh nerima pernyataan cinta lelaki lain!
____________
🕷️Happy reading ❤️
🕷️Jangan lupa komen dan like-nya yaa😘
🕷️Senin manis, mau vote-nya juga dong😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
mala
suami eror emng
2022-09-25
1
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
astaga 🙄🙄🤦🏻🤦🏻🤦🏻
suami gemblong emang, ehh...
gemblung pean 🤭🤭🤭🙈🙈
esmosi jiwa aku dibuatnya 😝😝
2022-08-06
1
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
tuh... dengarkan baik-baik Rezky...
apakah akan kau biarkan orang lain memuji² istrimu, haa...
sementara kamu sia-siakan ia
2022-08-06
1