Destroy
Pintu gerbang rumah tahanan wanita di buka oleh seorang Penjaga, beberapa saat kemudian, berjalan seorang gadis cantik berusia 25 tahun keluar dari dalam rumah tahanan, pintu gerbang di tutup kembali oleh Penjaga.
Gadis cantik yang tinggi semampai dengan rambut tergerai sebahu menengadahkan kepalanya ke langit, Dia bibirnya tersungging, Dia tersenyum bahagia menatap langit. Lalu, Dia menghirup udara dengan nikmatnya, udara kebebasan tentunya, setelah selama 10 tahun Dia terkurung dalam Penjara wanita tersebut.
" Astriiid !!"
Terdengar suara seorang Pria memanggil, Gadis cantik itu terkejut, dan segera melihat ke arah suara yang memanggil itu. Dia melihat seorang Pria berusia 35 tahun berdiri di depan mobil.
Gadis cantik yang bernama Astrid itu melihatnya, Dia heran pada Pria yang tampak tersenyum senang melihatnya. Astrid segera berjalan mendekati Pria tersebut.
"Mau apa kamu ke sini ?" Tanya Astrid ketus.
"Hai, Aku sengaja datang menjemputmu, Aku tau, kamu bebas hari ini." Ujar sang Pria tersenyum menatap wajah Astrid.
Astrid diam berdiri di hadapannya, Dia menatap lekat wajah Pria itu, terlihat raut wajah Astrid sebal, Dia benci melihat Pria itu tersenyum padanya. Merasa sok akrab dengan dirinya.
"Aku bisa pulang sendiri." Ujar Astrid.
Dia berjalan pergi meninggalkan sang Pria. Pria itu cepat berlari mengejarnya, lalu menahan langkah Astrid.
"Tunggu dulu ! Ayolah, ikut bersamaku. Aku udah janji pada Bapakmu, kalo Aku akan menjemputmu jika kamu sudah di bebaskan dari penjara." ujar Pria itu.
"Kamu ingat namaku kan? Aku Alex, kita pernah bertemu 8 tahun lalu, saat Aku mengunjungimu di penjara." ujar Pria yang bernama Alex itu.
Astrid diam tak menjawab, Dia hanya berdiri dan menatap tajam wajah Alex yang terlihat bersungguh sungguh mengatakan hal itu.
"Ada beberapa barang peninggalan Bapakmu yang harus Aku serahkan juga padamu, itu semua amanah Bapakmu dulu padaku." Jelas Alex.
Astrid langsung menatap tajam wajah Alex yang berdiri di hadapannya itu, Dia mengamati Alex dari ujung kaki hingga ujung kepalanya.
Astrid berfikir, sedekat apa Pria ini dengan Bapaknya, sehingga Bapaknya mempercayakan Dia untuk menyerahkan barang barang miliknya.
"Dimana barang itu?" tanya Asrtrid, menatap tajam wajah Alex.
"Ada di bagasi mobilku. Ayolah. Kita ambil." Jelas Alex.
Tanpa menjawab Astrid langsung berjalan meninggalkan Alex, Dia segera mendekati mobil Alex dan berdiri di belakang mobil. Alex berlari lari mendekat, lalu segera membuka pintu bagasi mobil, dan mengambil kotak besar dari dalam bagasinya.
"Ini, Di dalam ini semua barang milik Bapakmu." ujar Alex.
Astrid menerima kotak dari tangan Alex, Dia menatap kotak yang kini ada dtiangannya, wajahnya menyiratkan keheranan, Dia tak tahu, apa saja isi yang ada di dalam kotak tersebut.
"Masuklah ke dalam mobil, Aku akan mengantarmu." Ujar Alex.
"Antar kemana? Aku gak punya rumah, dan belum ada tujuan, mau kemana Aku dari sini." Ujar Astrid.
"Tenang saja. Kamu akan Aku antar kerumahmu dulu." Ujar Alex, tersenyum.
"Maksudmu?" tanya Astrid heran.
"Rumah lama kamu itu di lelang, pemilik sebelumnya menjual rumah itu, karena pindah ke Amerika, Aku langsung membelinya. Itu ku siapkan untukmu." Ujar Alex.
Astrid tercengang dan kaget mendengar penjelasan Alex, Dia seakan tak percaya dengan semua perkataan Alex itu.
"Gila apa ini orang ya? Begitu mudahnya membeli rumah dan menyerahkannya padaku, Apa Dia benar benar mengenalku?" Bisik Bathin Astrid.
"Percayalah padaku, Aku berbuat ini karena Bapakmu." Jelas Alex.
"Huufft... lagi lagi Dia mengatakan untuk Bapakku, apa sih hubungannya dengan bapakku?" Gumam bathin Astrid.
Astrid menatap tajam wajah Alex, Dia ingin menyelami isi hati Alex dan mencari tahu, apakah Alex sosok Pria jujur dan bisa Dia percaya nantinya.
"Kamu jangan ragu padaku, Aku akan membantumu, apa saja yang kamu pinta, Aku akan memenuhinya." Jelas Alex, dengan wajah seriusnya.
Astrid diam, Dia menatap tajam wajah Alex, memastikan kebenaran dari perkataan Alex, Dia melihat, raut wajah Alex menyiratkan kejujuran, tak ada ke pura puraan dan kebohongan pada diri Alex. Astrid akhirnya luluh, dan mau menurut pada Alex.
"Baiklah. Aku ikut denganmu." Ujar Astrid.
"Nah, gitu dong. Ayo kita pergi sekarang. Biar gak ke sorean sampe di rumahmu itu." Ujar Alex, dengan wajah senangnya.
Astrid hanya mengangguk, mengiyakan perkataan Alex. Dia lalu berjalan ke depan mobil sambil menenteng kotak besar yang ada ditangannya.
Alex membukakan pintu depan mobil, Astrid lalu masuk ke dalam mobil, Dia duduk di jok depan, kotak ada dalam pangkuan kedua pahanya.
Alex juga masuk ke dalam mobil, dan segera menyalakan mesin mobilnya. Lalu, beberapa saat kemudian, Alex menjalankan mobilnya. Mereka pergi meninggalkan area rumah tahanan khusus wanita tersebut.
---
Mobil Alex berhenti di pekarangan halaman sebuah rumah besar dan luas, rumah itu terlihat megah dan mewah, berlantai dua.
Astrid segera keluar dari dalam mobilnya, Sambil memegang kotak besar ditangannya, Dia berdiri dihalaman rumah, dan memandangi seluruh area rumahnya itu.
Alex keluar dari dalam mobilnya setelah mesin mobil dimatikan, Dia berjalan mendekati dan berdiri di samping Astrid.
"Selamat datang kembali kerumah masa kecilmu." Ujar Alex, tersenyum senang.
"Benar, rumah ini sudah sah menjadi milikku lagi?" tanya Astrid pada Alex.
"Ya, rumah ini milikmu, setelah Aku membelinya, Aku membuat surat surat kepemilikan rumah ini atas namamu. Semuanya sudah beres Aku urus." Ujar Alex , menjelaskan pada Astrid.
"Bagaimana kamu mendapatkan tanda tanganku?" tanya Astrid heran.
"Gampang itu, Aku ahli komputer, apa saja bisa Aku lakukan dengan komputerku, termasuk membuat tanda tanganmu seperti aslinya." Jelas Alex.
"Kamu hacker?" tanya Astrid, menatap tajam wajah Alex.
"Bisa di bilang begitu, tapi, kecerdasanku di atas rata rata, Aku sangat sangat menguasai komputer. Apa saja bisa Aku buat dari komputer, Aku juga sudah membuat beberapa macam aplikasi sendiri." Jelas Alex.
"Oh ya?" Astrid kaget.
"Ya. Nanti kamu juga akan tau siapa Aku, Kita akan akrab nantinya." Ujar Alex tersenyum.
Astrid tersungging tipis menahan nyengirnya, merasa bahwa Alex kepedean , dengan menganggap mereka akan bisa akrab. Dalam hatinya Astrid menolak, bagaimana bisa mereka yang beda umur selisih 10 tahun bisa akrab. Alex terlalu percaya diri di nilai Astrid.
"Ah, mari, masuklah ke dalam rumahmu." Ujar Alex, mengajak Astrid masuk kerumahnya.
Astrid mengangguk, Dia lalu berjalan mengikuti Alex menuju teras rumahnya, Alex segera membuka pintu dengan kunci yang diambilnya dari dalam kantong celananya.
Pintu terbuka, Alex lalu menyerahkan kunci pintu rumah pada Astrid, yang berdiri diam di depan pintu masuk.
"Ini kuncinya, simpanlah." Ujar Alex.
Astrid mengambil kunci pintu rumah, bukan hanya satu kunci saja, tapi, ada beberapa kunci lainnya yang tergantung bersama kunci pintu depan rumahnya itu.
Alex masuk kedalam rumah, Dia heran melihat Astrid yang hanya diam berdiri di depan pintu, Astrid terlihat ragu ragu untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Ayolah, masuk, ini rumahmu. Kenapa ragu?" Ujar Alex.
Astrid masih diam saja, tiba tiba wajahnya tegang, Dia melihat ke dalam rumahnya.
Tiba tiba, muncul kembali dalam ingatannya. Sebuah kejadian yang tak terlupakan terlintas dalam benaknya saat ini.
Astrid mengingat masa lalunya, Dimana saat itu, Dia masih berumur 12 tahun, dan saat itu, Bapaknya, Di seret paksa dan dibawa keluar dari dalam rumahnya.
Astrid kecil yang berusia 12 tahun itu bersembunyi dibalik lemari, wajah mungil dan imutnya tegang, Dia menangis takut, melihat Bapaknya di pukuli lalu di bawa paksa kedua orang yang bertubuh kekar.
Astrid kecil lalu melihat seorang wanita cantik yang berjalan keluar mengikuti Bapaknya yang diseret paksa, Wanita itu sempat melihat Astrid, Dia tersenyum menyeringai, wajahnya menakutkan. Astrid terkesiap takut dan memejamkan kedua matanya.
"Astrid, kamu kenapa?" Tanya Alex, menepuk bahu Astrid.
Astrid tersentak kaget, lamunannya segera buyar, kenangan masa lalunya langsung menghilang dalam ingatannya, Dia tersadar dari lamunannya.
"Ah, nggak...Aku gak apa apa." ujar Astrid, berusaha menyembunyikan keresahan dan kedukaannya.
Alex diam menatap wajah Astrid, Dia sebenarnya tahu kalau Astrid melamun mengingat masa lalunya di rumahnya, namun Alex tak mau mengusik ketenangan hati Astrid. Dia membiarkan Astrid menenangkan dirinya sendiri.
Dengan langkah gontai dan ragu ragu, Astrid melangkahkan kakinya, masuk melewati pintu depan rumahnya itu, wajahnya masih sedikit tegang. Dia berusaha menenangkan Dirinya agar tak gugup dan mampu masuk kedalam rumahnya tanpa ada rasa takut.
Alex sudah duduk di sofa besar dan empuk serta bagus, Astrid berjalan gontai mendekatinya, Dia lalu meletakkan kotak diatas meja tamu. Astrid berdiri, dan mengamati seluruh ruangan dalam rumahnya itu.
Kembali terlintas dalam ingatannya, kejadian lainnya, Dimana dulu, Dia pernah memergoki Bapaknya sedang bermesraan, memadu kasih di sofa ruang keluarga rumahnyq. Wanita itu adalah wanita yang sama seperti wanita yang Dia lihat saat Bapaknya di serang dan di pukuli lalu di seret paksa dan di bawa pergi dua orang bertubuh kekar serta bersama wanita itu.
Astrid menghela nafasnya, Dia tampak geram, saat mengingat kilatan masa silamnya itu, namun, Dia segera menepis dan menghilangkan ingatan itu dari kepalanya.
"Oh ya, Di kulkas, sudah Aku siapkan semua kebutuhan makanan kamu selama sebulan ke depan. Aku sengaja menyiapkannya buatmu." Ujar Alex.
"Terima kasih." Jawab Astrid datar.
"Baiklah. Aku pulang dulu, oh ya, ini Hape buatmu, kita bisa komunikasi lewat hape nantinya." Ujar Alex.
Alex berdiri dari sofa, Dia mengambil sebuah Hape dari dalam kantong celananya dan memberikan Hape itu pada Astrid.
Astrid menerima Hape tersebut, Dia mrnggenggam hape pemberian Alex, Alex tersenyum berdiri di hadapannya.
"Apa saja yang kamu butuhkan, segera telpon Aku. Aku pasti langsung datang ke sini dan menyiapkan semuanya." Ujar Alex.
"Ya." Jawab Astrid datar.
"Baiklah. Aku pulang, Baik baik di sini ya." Ujar Alex tersenyum.
Astrid mengangguk, mengiyakan, Alex lalu pergi keluar dari dalam rumahnya, Astrid tak mengantarkannya, Dia masih berdiri terpaku di tempatnya. Pintu depan rumah di tutup Alex yang keluar rumah.
"Pak. Aku kembali kerumah kita, mulai saat ini, Aku akan merencanakan semuanya, Akan Aku hancurkan semua orang yang sudah membuat kehidupan kita hancur, termasuk wanita itu." Ujar Astrid, dengan raut wajah menahan geram dan marahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
💎hart👑
👣👣👣
2022-08-11
0
cat
good!
2022-07-19
2