Pertemuan Tak Terduga

Astrid menghela nafasnya, Dia lalu menghempaskan tubuhnya duduk di sofa yang ada di ruang tamu rumahnya.

"Gak ada yang berubah, rumah ini masih sama seperti dulu." Gumam bathin Astrid, memandangi sekitar ruangan rumahnya itu.

Astrid melihat kotak besar yang tergeletak di atas meja tamu, Dia kernyitkan keningnya menatap kotak tersebut.

"Apa yang di simpan Ayah dalam kotak ini?" Gumam Astrid, bertanya tanya.

Dia kembali menghela nafasnya, lalu, perlahan, Dia membuka kotak yang tak di kunci gembok itu. Astrid tercekat dan kernyitkan keningnya melihat isi di dalam kotak tersebut.

Ada beberapa barang barang berupa dokumen dokumen, sepucuk surat, dan juga selembar photo usang.

Astrid mengambil surat yang ada di dalam kotak dan menyobeknya. Dia lalu mengambil secarik kertas dari dalam amplop tersebut, kemudian, Dia membuka lembaran kertas dan membaca tulisan di dalam kertas tersebut.

"Hai, Nak. Kalau Kamu membaca surat Ayah ini, artinya kamu sudah di bebaskan dari penjara."

Astrid kernyitkan kening kembali setelah membaca tulisan Ayahnya dalam kertas surat tersebut, Dia lalu melanjutkan membacanya.

"Nak, Ayah sudah menyimpan harta warisan untuk bekal hidupmu, jauh sebelum Ayah mendapatkan masalah dalam hidup Ayah ini." Ujar Ayah Astrid dalam surat tersebut.

"Nak, temuilah Alex, Dia tau, dimana kamu bisa mengambil uang tabungan yang Ayah simpan selama ini untukmu." Jelas surat itu.

"Nak. Maafkan Ayah, harus meninggalkanmu dulu. Tapi, Percayalah Nak. Ayah gak pernah melakukan hal buruk itu, Percayakah kamu Anakku, bahwa Ayahmu ini di fitnah sebagai koruptor dan pembunuh?" Astrid tampak sedih membaca tulisan ayahnya dalam surat itu. Namun, berusaha ditahannya kesedihannya.

"Nak, hiduplah bahagia. Raihlah segala impianmu." Ujar Ayahnya dalam surat tersebut.

"Ayah sangat mencintaimu, Nak."

Astrid lantas melipat lembaran kertas surat tersebut dan memasukkannya kembali ke dalam amplop. Dia menghela nafasnya.

"Aku tau, Yah. Aku tau, Ayah korban fitnah , itu semua perbuatan manusia manusia hina dan biadab itu. Aku gak akan pernah memaafkan perbuatan mereka yang telah menghancurkan kebahagiaan kita berdua." Ujar Astrid geram.

"Aku bertekat, akan aku hancurkan mereka mereka yang sudah membuat Ayah dan Aku menderita selama ini, mereka harus membayar segala perbuatan jahatnya, Tunggu saja, waktu pembalasanku akan tiba dan datang pada mereka." Lanjutnya,dengan raut wajah yang menahan amarahnya.

Astrid lalu mengambil selembar photo usang yang ada di dalam kotak besar tersebut. Dia tersenyum memandangi photo yang di pegangnya itu.

Photo usang, Dimana photo itu saat Astrid berusia 10 tahun dan menjadi juara umum dalam kejuaraan bela diri tingkat nasional. Dalam photo itu, tampak Astrid kecil begitu sangat bahagianya berphoto bersama Ayahnya.

Ya Sejak kecil Astrid sudah diajarkan ilmu bela diri oleh Ayahnya, Dia belajar beberapa jenis ilmu bela diri, dan selalu menjadi pemenang dalam kejuaraan kejuaraan penting yang di ikutinya dulu.

Keahlian Astrid dalam ilmu bela diri semakin terasah hingga Dia dewasa, sebab, Dia selalu rajin berlatih ilmu bela dirinya.

Karena itu juga, Astrid disegani saat berada dalam penjara, Dia menjadi pemimpin diantara para tahanan tahanan wanita lainnya yang ada dalam rumah tahanan tersebut.

"Aku selalu ingat pesanmu dulu Yah. Kamu katakan, jika ada yang mencoba melukai, berbuat jahat padaku, jangan diam, Aku harus melawannya, agar tak di nilai lemah." Gumamnya tersenyum.

"Aku melakukan apa yang kamu pesan itu, Yah. Gak akan ada seorang pun yang berani mengusikku dulu." Ujarnya.

"Yah, Aku rindu padamu." Gumamnya.

Air matanya menetes di pipinya, Astrid menangis, begitu rindunya Dia pada Ayahnya, Saat dalam penjara, Dia di kabarkan, bahwa Ayahnya mati terbunuh di dalam penjara, saat makan siang, Ayahnya di serang dan di tikam oleh salah seorang narapidana, Ada yang membayar narapidana tersebut untuk membunuh Ayah Astrid.

Astrid tak bisa menerima hal itu, Dia juga mengincar narapidana yang telah membunuh Ayahnya dalam penjara, Dia menaruh dendam, dan bertekat akan membunuhnya.

Astrid lalu melihat kembali ke dalam kotak, Dia meletakkan photo usang yang ada ditangannya kedalam kotak. Lalu, Astrid mengambil sebuah dokumen yang ada dalam kotak tersebut.

Dokumen berisi data data pemasukan dan pengeluaran keuangan perusahaan milik Ayahnya dulu, Dokumen tersebut asli, Ada data data siapa saja sebenarnya yang telah menggelapkan uang perusahaan.

Astrid geram melihat dokumen itu, Dia membaca nama nama yang terdata sebagai koruptor dalam dokumen tersebut, lalu, Dia meletakkan kembali dokumen kedalam kotak dan menutupnya.

"Akan Aku hancurkan kalian semua." Gumamnya geram.

---

Angin berhembus dengan sepoi sepoi, gelegar suara petir terdengar sahut menyahut, cahayanya menerangi gelapnya malam. Udara terasa dingin dan menusuk tulang, terlihar Astrid berdiri di teras lantai atas rumahnya, Dia memandang jauh ke sekitarnya.

Di seberang rumahnya, berhadapan dengan rumah milik Astrid, hanya di pisahkan oleh jalanan yang lebar, berdiri tegak dan kokoh rumah mewah dan megah, rumah mewah tersebut milik seorang pengusaha sukses dan kaya raya.

Pengusaha itu bernama Gerard, Dia dulunya rekan kerja di perusahaan Ayah Astrid, dan menjadi wakil Ditektur di perusahaan.

Sejak Ayah Astrid di tangkap dan di penjara, Gerard inilah yang mengambil alih perusahaan, dengan memenangkan hasil pemungutan suara yang di laksanakan para pemegang saham, Dia terpilih menjadi pemimpin dan pemilik perusahaan menggantikan Ayah Astrid.

Di depan jendela rumah mewah milik Gerard, berdiri seorang wanita cantik , walau sudah berumur diatas 50 tahun lebih, Wanita itu masih terlihat menarik, tubuhnya langsing dan tinggi, wajahnya cantik, tak ada kerutan kerutan terlihat di wajahnya.

Wanita itu bernama Zahara, Dia istri dari Gerard, Dialah wanita yang dilihat Astrid saat masih kecil dulu, Dimana wanita tersebut ada saat penjemputan paksa Ayahnya astrid saat di tangkap pihak kepolisian.

Zahara melihat keluar rumah, Dia melihat rumah yang ada di seberang rumahnya, rumah yang berhadapan dengan rumahnya. Dia melihat rumah tersebut terang benderang karena lampu lampu menyala semua dari rumah itu.

Zahara kaget, saat Dia melihat ke atas, Di teras lantai atas rumah, Dia melihat sosok gadis berdiri di teras tersebut.

Gadis itu Astrid, dari kilatan cahaya petir yang menyambar selintas Zahara melihat wajah Astrid, namun, Dia tak bisa melihatnya dengan jelas. Dia tak kenal dengan Astrid.

"Siapa gadis itu? Mengapa Dia ada di rumah Zairina ?" Gumam bathin Zahara.

Zahara kernyitkan keningnya, Dia tampak berfikir, menerka nerka, siapa gadis yang ada di rumah temannya itu, karena setahu Dia, teman baiknya yang bernama Zairina tidak punya anak gadis, dan rumah tersebut di beli Zairina dulu, saat di lelang karena pemilik rumah tersebut, yakni Ayahnya Astrid di penjara.

"Apa hubungan gadis itu dengan Zairina?" Gumam Zahara lagi berfikir.

Dia lalu menghela nafasnya, Kemudian, Dia menutup horden jendelanya, sebelum pergi, sekali lagi Dia melihat ke arah Astrid yang masih berdiri di teras lantai rumahnya.

Kemudian, Zahara bergegas pergi dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.

Di rumahnya, Astrid terlihat menatap jauh ke depan, Dia melihat rumah Gerard dan Zahara, raut wajah Astrid terlihat geram dan menahan amarahnya.

"Kalian akan aku hancurkan. Tunggulah pembalasanku." Gumam Astrid geram.

Air hujan turun dengan derasnya di sertai angin kencang dan petir yang menggelegar keras, Astrid lalu bergegas masuk ke dalam rumahnya, Dia menutup pintu dan menguncinya. Astrid beranjak masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.

---

Keesokan harinya, Astrid berjalan jalan menyusuri sekitar area kompleks perumahannya, Dia ingin mengingat dan mencoba mengenang kembali masa lalunya.

Astrid berjalan santai lalu berbelok ke sebuah jalanan, menyusuri ruko ruko, Astrid lalu masuk ke dalam sebuah mini market yang ada di sekitar jalanan dekat komplek perumahannya.

Astrid terdiam, berdiri kaku, menatap ke depan, ke sebuah meja kasir, Dia melihat seorang pemuda gagah sedang melayani pembeli di meja kasir tersebut.

"Antoni..." Gumam bathin Astrid.

Ya. Astrid ingat dengan pemuda itu, dan Dia tak akan pernah melupakan wajah pemuda tersebut.

Antoni, teman masa kecil Astrid, satu satunya orang yang menjadi teman bermain Astrid, mereka sangat dekat dan akrab sekali saat kecil dulu.

Namun, mereka berdua berpisah, karena, saat Ayahnya di tangkap dan di jebloskan kedalam penjara, Astrid di ambil dan di rawat oleh Om Guntur, adik dari Ayahnya, sejak saat itu, mereka terpisah dan tak bertemu hingga saat ini, dimana mereka sudah sama sama dewasa.

"Maaf, mbak. Mau beli apa?" Tanya Antoni ramah.

Astrid tersentak kaget, Dia tersadar dari lamunannya, yang mengingat masa lalunya saat kecil bersama Antoni, yang kini tumbuh menjadi pemuda gagah dan keren serta berbadan atletis.

"Mbak...Hallo?" Kembali Antoni menegur ramah Astrid.

"Oh, maaf, maaf." Ujar Astrid gugup.

"Silahkan yang lain dulu, saya masih nyari nyari keperluan lainnya." ujar Astrid, mengalihkan diri dari kegugupannya di depan Antoni.

Astrid cepat pergi meninggalkan meja kasir, Dia lalu mengambil beberapa makanan yang ada pada etalase. Sambil melayani pembeli yang membayar belanjaannya, sesekali Antoni dari meja kasir melirik dan melihat ke arah Astrid yang sedang memilah milah belanjaan yang akan dia beli.

"Duuh, apa Antoni masih mengenaliku?" Gumam bathin Astrid.

Astrid resah, Dia benar benar gugup karena tak sengaja bertemu lagi dengan Antoni, teman baiknya di masa kecil dulu.

Astrid khawatir, Antoni masih mengenali sosok dirinya, Jika Antoni benar benar bisa mengenalinya, maka, rencana penyamaran Astrid yang sudah dia rencanakan dan persiapkan lama akan berantakan. Dan Dia tak ingin rencananya gagal.

Astrid lalu meletakkan keranjang berisi belanjaan di lantai, lalu, Dia bergegas pergi keluar dari dalam mini market tersebut.

Dari meja kasir, Antoni heran melihat kepergian Astrid yang tergesa gesa dan tak jadi belanja itu.

"Aneh sekali gadis itu." Gumam bathin Antoni.

"Sepertinya Dia orang baru di sini, Aku belum pernah melihat Dia sebelumnya." Lanjut Antoni berfikir.

Antoni kemudian menghela nafasnya, lalu, Dia kembali melayani pembeli yang mengantri di meja kasirnya.

Episodes
1 Bebas
2 Pertemuan Tak Terduga
3 Jack Berulah
4 Bertemu Wanita Iblis
5 Dendam Muncul Di Hati
6 Bertemu Wanita Ular
7 Memulai Rencana Balas Dendam
8 Persiapan Menjalani Misi
9 Pura Pura tak Kenal
10 Api Permusuhan Muncul
11 Mengejar Sulis
12 Tangkapan yang Gagal
13 Mengingat Masa Lalu
14 Pembunuhan Pertama Astrid
15 Ulang Tahun Melani
16 Jack di Tangkap Polisi
17 Perselingkuhan
18 Bukti
19 Khawatir
20 Jack Kembali
21 Gerard Berbohong
22 Samuel bertemu Astrid
23 Menemui Sulis
24 Penemuan Tak Terduga
25 Sulis Rela Berkorban
26 Menyelidiki Kasus Sulis
27 Mulai Menuntut Balas
28 Sebuah Pesan Peringatan
29 Keraguan Gerard
30 Menyelidiki Astrid
31 Dimana Kamu bersembunyi?!
32 Geger
33 Siapa Kamu?!
34 Titik Terang
35 Amarah Zahara
36 Karina Melabrak Astrid
37 Menyingkirkan Karina
38 Merasa Terancam
39 Tak ada Jalan Lain
40 Kecelakaan
41 Wajah si Pelaku di kenal Patrick
42 Dia Astrid Kan ?
43 Patrick Syock
44 Kedatangan Tamu Penting
45 Kemunculan si "Boss"
46 Kejutan Zahara untuk Gerard
47 Tamu yang tak pernah Di Undang
48 Astrid berhadapan dengan Jackson
49 Astrid semakin Penasaran
50 Menyingkirkan Jackson
51 Teriakan Melani
52 Gerard Tak Menyangka
53 Jack Masih Koma
54 Kencan Pertama
55 Niat Buruk Samuel
56 Samuel mengikuti Melani
57 Misi yang Gagal
58 Samuel Mengawasi
59 Telepon dari Karina
60 Gerard bertemu Karina
61 Zahara yang Menyuruh
62 Mengejar Karina
63 Astrid tiba di Villa
64 Hai, Karina
65 Misi Astrid Berhasil
66 Gerard bertemu Zahara
67 Bayangan dibalik Horden Jendela
68 Terungkap
69 Membuat Alibi
70 Gagal
71 Perintah Gerard
72 Amarah yang Meluap
73 Kecurigaan Astrid pada Samuel
74 Mereka Orang yang Sama
75 Gerard Mengancam Astrid
76 Di Keroyok
77 Antoni Mengenali Astrid
78 Aku tak pernah bisa Melupakanmu
79 Gerard mengincar Antoni
80 Kejutan Besar
81 Kilas Balik
82 Hidupku selalu dalam Bahaya
83 Patrick Mulai Beraksi
84 Murka
85 Ada yang Mengawasi
86 Pertarungan
87 Mengungsi
88 Apa Kabar Jack ?!
89 Ambillah !
90 Akmal jadi Korban
91 Marwan Jadi Target Juga
92 Amarah Patrick
93 Cerita Masa Lalu Edward
94 Astrid Berbohong
95 Mengawasi Hardi Wijaya
96 Selangkah Lagi
97 Eksekusi
98 Astrid Kaget
99 Kesedihan Hati Patrick pada Marwan
100 Dia Dalangnya ?
101 Tuntas
102 Siapa Bayi Itu ?
103 Melacak
104 Edward Bertemu Zahara
105 Ya, Dia Anak Kandungmu
106 Aku Menemukan Photo Itu
107 Termakan Omongan
108 Melani Kabur
109 Maafin Mama
110 Pengakuan Edward
111 Antoni di Bekuk
112 Penelpon Misterius
113 Belum Saatnya Kamu Tau Aku
114 Wanita Pendusta
115 Akhir Hidup Jack
116 Astrid menolong Antoni
117 Akhirnya Aku Kaya
118 Zahara Menanti Gerard
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bebas
2
Pertemuan Tak Terduga
3
Jack Berulah
4
Bertemu Wanita Iblis
5
Dendam Muncul Di Hati
6
Bertemu Wanita Ular
7
Memulai Rencana Balas Dendam
8
Persiapan Menjalani Misi
9
Pura Pura tak Kenal
10
Api Permusuhan Muncul
11
Mengejar Sulis
12
Tangkapan yang Gagal
13
Mengingat Masa Lalu
14
Pembunuhan Pertama Astrid
15
Ulang Tahun Melani
16
Jack di Tangkap Polisi
17
Perselingkuhan
18
Bukti
19
Khawatir
20
Jack Kembali
21
Gerard Berbohong
22
Samuel bertemu Astrid
23
Menemui Sulis
24
Penemuan Tak Terduga
25
Sulis Rela Berkorban
26
Menyelidiki Kasus Sulis
27
Mulai Menuntut Balas
28
Sebuah Pesan Peringatan
29
Keraguan Gerard
30
Menyelidiki Astrid
31
Dimana Kamu bersembunyi?!
32
Geger
33
Siapa Kamu?!
34
Titik Terang
35
Amarah Zahara
36
Karina Melabrak Astrid
37
Menyingkirkan Karina
38
Merasa Terancam
39
Tak ada Jalan Lain
40
Kecelakaan
41
Wajah si Pelaku di kenal Patrick
42
Dia Astrid Kan ?
43
Patrick Syock
44
Kedatangan Tamu Penting
45
Kemunculan si "Boss"
46
Kejutan Zahara untuk Gerard
47
Tamu yang tak pernah Di Undang
48
Astrid berhadapan dengan Jackson
49
Astrid semakin Penasaran
50
Menyingkirkan Jackson
51
Teriakan Melani
52
Gerard Tak Menyangka
53
Jack Masih Koma
54
Kencan Pertama
55
Niat Buruk Samuel
56
Samuel mengikuti Melani
57
Misi yang Gagal
58
Samuel Mengawasi
59
Telepon dari Karina
60
Gerard bertemu Karina
61
Zahara yang Menyuruh
62
Mengejar Karina
63
Astrid tiba di Villa
64
Hai, Karina
65
Misi Astrid Berhasil
66
Gerard bertemu Zahara
67
Bayangan dibalik Horden Jendela
68
Terungkap
69
Membuat Alibi
70
Gagal
71
Perintah Gerard
72
Amarah yang Meluap
73
Kecurigaan Astrid pada Samuel
74
Mereka Orang yang Sama
75
Gerard Mengancam Astrid
76
Di Keroyok
77
Antoni Mengenali Astrid
78
Aku tak pernah bisa Melupakanmu
79
Gerard mengincar Antoni
80
Kejutan Besar
81
Kilas Balik
82
Hidupku selalu dalam Bahaya
83
Patrick Mulai Beraksi
84
Murka
85
Ada yang Mengawasi
86
Pertarungan
87
Mengungsi
88
Apa Kabar Jack ?!
89
Ambillah !
90
Akmal jadi Korban
91
Marwan Jadi Target Juga
92
Amarah Patrick
93
Cerita Masa Lalu Edward
94
Astrid Berbohong
95
Mengawasi Hardi Wijaya
96
Selangkah Lagi
97
Eksekusi
98
Astrid Kaget
99
Kesedihan Hati Patrick pada Marwan
100
Dia Dalangnya ?
101
Tuntas
102
Siapa Bayi Itu ?
103
Melacak
104
Edward Bertemu Zahara
105
Ya, Dia Anak Kandungmu
106
Aku Menemukan Photo Itu
107
Termakan Omongan
108
Melani Kabur
109
Maafin Mama
110
Pengakuan Edward
111
Antoni di Bekuk
112
Penelpon Misterius
113
Belum Saatnya Kamu Tau Aku
114
Wanita Pendusta
115
Akhir Hidup Jack
116
Astrid menolong Antoni
117
Akhirnya Aku Kaya
118
Zahara Menanti Gerard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!