Bertemu Wanita Iblis

Astrid dan Alex baru saja keluar dari dalam Bank. Dia dan Alex mengurus dokumen dan uang yang di simpan Bapaknya di bank.

Uang itu menjadi hak Astrid sepenuhnya.

Astrid dan Alex masuk ke dalam mobil, Astrid duduk diam di jok depan. Alex yang duduk di sampingnya, tepat di belakang stir mobil meliriknya.

"Kenapa?" Tanya Alex.

"Ah, nggak...nggak apa apa." ujar Astrid.

"Kamu pasti kaget, gak menyangka, uang sebanyak itu di berikan Bapakmu bukan?" Tanya Alex tersenyum.

Astrid menoleh dan menatap Alex yang tersenyum menatap wajahnya.

"Ini orang tau aja apa yang aku pikirkan." Gumam bathin Astrid.

"Bapakmu sudah tau, kalo Dia akan di khianati, karena itu Dia sengaja menyimpan semua hartanya di Bank, tanpa ada yang tau, semua untukmu diberikannya." Jelas Alex.

Astrid diam saja tak menjawab penjelasan Alex. Ponsel Alex berbunyi. Alex segera mengambil ponselnya dari dalam kantong celananya.

"Sebentar, Adikku telepon." Ujar Alex, memberi tahu Astrid.

Astrid diam, Dia lantas memalingkan wajahnya, menatap ke luar mobil. Alex menerima panggilan telepon.

"Ya, ada apa, Trick?" Ujar Alex, bicara di teleponnya.

A...apaaa...!!" Alex tersentak kaget.

Tiba tiba saja suara Alex keras, Dia terkejut saat mendapat kabar dari adiknya di telepon. Astrid kaget mendengar suara keras Alex.

"Oke...Aku segera ke sana, tunggu Aku." Ujar Alex.

Astrid menatap wajah Alex, Dia melihat ada kepanikan dalam diri Alex, Alex menutup telepon dan menyimpan ponsel ke dalam saku kemejanya.

"Kita ke rumah sakit sekarang, ya." Ujar Alex.

"Ada apa?" Tanya Astrid heran.

"Kakak Aku dan suaminya meninggal karena kecelakaan, katanya tabrakan beruntun di jalan raya." Ujar Alex, menjelaskan pada Astrid.

"Oh." Jawab Astrid, lalu diam.

Alex menyalakan mesin mobil, lalu, Dia bergegas menjalankan mobilnya, mobil melaju tinggalkan halaman gedung Bank.

---

Di sebuah restoran yang cukup mewah, terlihat Zahara duduk di sebuah kursi yang ada di sudut ruangan dalam restoran mewah itu.

Beberapa saat kemudian, datang seorang wanita setengah baya, berusia sekitar 50 tahunan seperti dirinya, berjalan mendekati mejanya.

"Hai Zahara. Sorry, Aku telat." Sapa wanita itu.

Zahara menoleh, Dia melihat wanita berdiri disampingnya, Zahara berdiri dan tersenyum menatapnya.

"Karina, bagaimana kabarmu?" Sapa Zahara.

Mereka lantas cipika cipiki, Wanita yang bernama Karina itu lalu duduk di kursi yang ada di depan Zahara. Zahara ikut duduk di kursinya.

"Kabarku baik. Sudah lama juga kita gak ketemu ya." Ujar Karina, tersenyum tipis.

"Ya. Sejak kamu dan suamimu pindah ke Amerika." Ungkap Zahara, tersenyum tipis juga.

"Itu masa lalu, Sekarang Aku sudah kembali lagi ke negara ini." Ucap Karina tersenyum.

"Oh. Bagaimana dengan suamimu?" tanya Zahara.

"Kami bercerai, Dia tetap tinggal di Amerika mengurus perusahaannya di sana, dan Aku memilih kembali ke sini. Karena disana Aku gak ada keluarga." Jelas Karina.

"Oh." Ujar Zahara.

"Ada apa kamu tiba tiba menelponku?" tanya Karina, menatap tajam wajah Zahara yang duduk di hadapannya.

"Oh, itu. Begini. Aku lihat di rumahmu ada seorang gadis, apa Dia keluarga kamu yang sengaja kamu suruh menjaga rumahmu itu?" tanya Zahara.

"Gadis? Gadis siapa? Aku gak punya keluarga atau keponakan seorang gadis." Ujar Karina santai.

"Oh, begitu. Terus, kenapa ada seorang gadis di dalam rumahmu? Aku pernah milhatnya berdiri di teras atas rumahmu." Jelas Zahara.

"Mungkin penghuni baru." Ujar Karina santai.

"Penghuni baru? Maksudmu?" Tanya Zahara heran.

"Rumah itu sudah di jual suamiku, pas kami mau pindah ke Amerika dulu. Mungkin saja sekarang ada yang beli." Ujar Karina, menjelaskan pada Zahara.

"Rumah itu kamu jual? Sayang sekali?" Ujar Zahara kaget.

"Dari pada gak ada yang mengurusnya, lebih baik di jual, uangnya bisa digunakan ke hal yang lain." Ujar Karina tersenyum.

Zahara diam mengangguk, Karina menatap lekat wajah Zahara yang diam itu.

"Memang kamu belum ketemu dengan pemilik rumahku itu?" tanya Karina.

"Belum. Makanya Aku kaget dan penasaran, siapa Dia." Ujar Zahara.

"Nanti juga kamu pasti kenal. Aku juga belum tau, siapa yang beli rumahku itu." Ujar Karina.

"Ya, mungkin Aku akan mengundangnya ke acara ulang tahun anakku nanti, biar Aku bisa melihatnya langsung dan tau siapa Dia." Ujar Zahara.

"Ya." Angguk Karina.

"Oh, ya. Bagaimana dengan kerjaanmu? Apa kamu akan buka praktek lagi nantinya?" Tanya Zahara.

"Ya, Aku akan kembali bekerja dan buka praktek, kalo nggak kerja, darimana Aku punya penghasilan? Mengandalkan harta hasil perceraian tanpa di olah pasti habis." Ujar Karina tertawa.

Zahara ikut tertawa juga. Mereka berdua ini teman baik, tapi pernah menjadi musuh, karena dulu, Karina sempat berselingkuh dengan suaminya , Gerard, dan itu sangat melukai hati Zahara, mereka sempat tak bicara selama beberapa tahun, apalagi dulu Karina belum punya suami.

Namun, akhirnya, hubungan mereka membaik, setelah Karina memutuskan meninggalkan Gerard, lalu menikah, itu membuat Zahara memberi kesempatan dia dan memaafkannya, lalu kembali menjadi teman.

Apalagi diantara mereka berdua ada satu rahasia besar yang tetap mereka simpan dan jaga selama ini, keduanya tidak akan membongkar rahasia tersebut. Sebab, jila rahasia itu terbongkar, mereka akan mendapatkan masalah besar pastinya.

---

Di kamar jenazah, Patrick berdiri disamping jenazah Kakaknya dan suaminya yang sudah meninggal karena kecelakaan mobil.

Alex dan Astrid masuk ke dalam kamar jenazah, Dokter forensik yang menemani Patrick menyambut kedatangan mereka.

Alex langsung mendekati jenazah Kakaknya, Dia terdiam berdiri disamping Patrick yang menangis sedih , Astrid hanya diam berdiri di samping Alex.

"Aku gak menyangka, Kak Rianti meninggal secepat ini, padahal, kami baru bicara di telepon, Aku menyuruh Kakak untuk melahirkan di rumah sakit pilihanku, semua biaya sudah aku siapkan, menyambut kelahiran keponakanku , tapi... apa yang terjadi sekarang..." Ujar Patrick menangis tersedu sedu.

"Sudah...sudah , tenangkan dirimu, jangan terus menangis." Ucap Alex. Mencoba menenangkan diri Patrick yang menangis sedih itu.

"Bagaimana Pelaku yang menyebabkan kecelakaan itu? Apakah Dia bertanggung jawab dan menyerahkan dirinya ke polisi?" tanya Alex.

"Polisi masih mencarinya." Ujar Patrick.

"Oh begitu. Ya sudah. Sebaiknya, kita persiapkan segera pemakaman Kakak dan suaminya." Ujar Alex.

Patrick mengangguk sambil menghapus air matanya, Astrid tetap diam tak bicara, begitu juga Dokter forensik yang menemani mereka.

---

Malam harinya, Astrid baru saja merapikan dirinya, habis mandi dan sedang berdandan di meja riasnya, Bel rumah berbunyi. Astrid terdiam heran.

"Ngapain lagi si Alex malam malam datang ke sini?" Gerutu Astrid.

Astrid dengan wajah kesal segera berdiri dari duduknya di kursi meja rias, ĺalu bergegas jalan keluar dari dalam kamarnya.

Dengan wajah kesal karena merasa terganggu dengan kedatangan orang kerumahnya Dia berjalan cepat dan membuka pintu rumahnya.

"Ada apa sih kamu da..." Astrid terdiam, tak melanjutkan perkataannya.

Dia tercekat kaget, karena ternyata yang berdiri di depan pintu rumahnya bukanlah Alex seperti yang Dia duga, melainkan Zahara yang datang.

Astrid berdiri terpaku di depan pintu rumah menatap wajah Zahara yang tersenyum manis padanya.

Tampak kedua mata Zahara mencoba melihat kedalam rumah Astrid.

"Wanita Iblis...mau apa Dia datang kerumahku?" Bathin Astrid bicara.

Astrid mengenali sosok Zahara, Dia tak pernah melupakan wajah Zahara yang tak berubah, tetap sama seperti dulu saat Dia kecil, walau pun sudah ada kerutan kerutan di wajahnya, tapi tak ada yang berubah di wajahnya.

Astrid terlihat jijik dan muak melihat Zahara yang tersenyum manis berdiri di depannya. Ingin rasanya saat itu juga Dia menampar wajahnya lalu mencabik cabik dengan kuku kukunya, merusak wajah Zahara, wanita yang sangat Dia benci seumur hidupnya. Sampai kapanpun Astrid tak akan pernah melupakan semua perbuatan Zahara terhadap dirinya, dan juga Bapaknya.

Astrid menjadikan Zahara musuh besarnya, karena , Zahara lah penyebab Bapaknya dulu di pukul dan ditangkap dengan di seret paksa lalu di jebloskan ke dalam penjara hingga mati di dalam rumah tahanan.

Dendam membara di dalam jiwa Astrid seumur hidupnya. Sejak kejadian dulu, Dia sudah bertekat untuk membalaskan dendamnya, menghancurkan Zahara dan keluarganya.

Bukan hanya itu saja kejahatan Zahara, bersama suaminya, Dia mengambil begitu saja perusahaan milik Bapaknya.

Astrid begitu geram sebenarnya, tanpa merasa bersalah Zahara berani datang kerumahnya dan menemuinya dengan menebar senyum yang di buat buatnya. benar benar wanita ular berhati iblis.

Episodes
1 Bebas
2 Pertemuan Tak Terduga
3 Jack Berulah
4 Bertemu Wanita Iblis
5 Dendam Muncul Di Hati
6 Bertemu Wanita Ular
7 Memulai Rencana Balas Dendam
8 Persiapan Menjalani Misi
9 Pura Pura tak Kenal
10 Api Permusuhan Muncul
11 Mengejar Sulis
12 Tangkapan yang Gagal
13 Mengingat Masa Lalu
14 Pembunuhan Pertama Astrid
15 Ulang Tahun Melani
16 Jack di Tangkap Polisi
17 Perselingkuhan
18 Bukti
19 Khawatir
20 Jack Kembali
21 Gerard Berbohong
22 Samuel bertemu Astrid
23 Menemui Sulis
24 Penemuan Tak Terduga
25 Sulis Rela Berkorban
26 Menyelidiki Kasus Sulis
27 Mulai Menuntut Balas
28 Sebuah Pesan Peringatan
29 Keraguan Gerard
30 Menyelidiki Astrid
31 Dimana Kamu bersembunyi?!
32 Geger
33 Siapa Kamu?!
34 Titik Terang
35 Amarah Zahara
36 Karina Melabrak Astrid
37 Menyingkirkan Karina
38 Merasa Terancam
39 Tak ada Jalan Lain
40 Kecelakaan
41 Wajah si Pelaku di kenal Patrick
42 Dia Astrid Kan ?
43 Patrick Syock
44 Kedatangan Tamu Penting
45 Kemunculan si "Boss"
46 Kejutan Zahara untuk Gerard
47 Tamu yang tak pernah Di Undang
48 Astrid berhadapan dengan Jackson
49 Astrid semakin Penasaran
50 Menyingkirkan Jackson
51 Teriakan Melani
52 Gerard Tak Menyangka
53 Jack Masih Koma
54 Kencan Pertama
55 Niat Buruk Samuel
56 Samuel mengikuti Melani
57 Misi yang Gagal
58 Samuel Mengawasi
59 Telepon dari Karina
60 Gerard bertemu Karina
61 Zahara yang Menyuruh
62 Mengejar Karina
63 Astrid tiba di Villa
64 Hai, Karina
65 Misi Astrid Berhasil
66 Gerard bertemu Zahara
67 Bayangan dibalik Horden Jendela
68 Terungkap
69 Membuat Alibi
70 Gagal
71 Perintah Gerard
72 Amarah yang Meluap
73 Kecurigaan Astrid pada Samuel
74 Mereka Orang yang Sama
75 Gerard Mengancam Astrid
76 Di Keroyok
77 Antoni Mengenali Astrid
78 Aku tak pernah bisa Melupakanmu
79 Gerard mengincar Antoni
80 Kejutan Besar
81 Kilas Balik
82 Hidupku selalu dalam Bahaya
83 Patrick Mulai Beraksi
84 Murka
85 Ada yang Mengawasi
86 Pertarungan
87 Mengungsi
88 Apa Kabar Jack ?!
89 Ambillah !
90 Akmal jadi Korban
91 Marwan Jadi Target Juga
92 Amarah Patrick
93 Cerita Masa Lalu Edward
94 Astrid Berbohong
95 Mengawasi Hardi Wijaya
96 Selangkah Lagi
97 Eksekusi
98 Astrid Kaget
99 Kesedihan Hati Patrick pada Marwan
100 Dia Dalangnya ?
101 Tuntas
102 Siapa Bayi Itu ?
103 Melacak
104 Edward Bertemu Zahara
105 Ya, Dia Anak Kandungmu
106 Aku Menemukan Photo Itu
107 Termakan Omongan
108 Melani Kabur
109 Maafin Mama
110 Pengakuan Edward
111 Antoni di Bekuk
112 Penelpon Misterius
113 Belum Saatnya Kamu Tau Aku
114 Wanita Pendusta
115 Akhir Hidup Jack
116 Astrid menolong Antoni
117 Akhirnya Aku Kaya
118 Zahara Menanti Gerard
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bebas
2
Pertemuan Tak Terduga
3
Jack Berulah
4
Bertemu Wanita Iblis
5
Dendam Muncul Di Hati
6
Bertemu Wanita Ular
7
Memulai Rencana Balas Dendam
8
Persiapan Menjalani Misi
9
Pura Pura tak Kenal
10
Api Permusuhan Muncul
11
Mengejar Sulis
12
Tangkapan yang Gagal
13
Mengingat Masa Lalu
14
Pembunuhan Pertama Astrid
15
Ulang Tahun Melani
16
Jack di Tangkap Polisi
17
Perselingkuhan
18
Bukti
19
Khawatir
20
Jack Kembali
21
Gerard Berbohong
22
Samuel bertemu Astrid
23
Menemui Sulis
24
Penemuan Tak Terduga
25
Sulis Rela Berkorban
26
Menyelidiki Kasus Sulis
27
Mulai Menuntut Balas
28
Sebuah Pesan Peringatan
29
Keraguan Gerard
30
Menyelidiki Astrid
31
Dimana Kamu bersembunyi?!
32
Geger
33
Siapa Kamu?!
34
Titik Terang
35
Amarah Zahara
36
Karina Melabrak Astrid
37
Menyingkirkan Karina
38
Merasa Terancam
39
Tak ada Jalan Lain
40
Kecelakaan
41
Wajah si Pelaku di kenal Patrick
42
Dia Astrid Kan ?
43
Patrick Syock
44
Kedatangan Tamu Penting
45
Kemunculan si "Boss"
46
Kejutan Zahara untuk Gerard
47
Tamu yang tak pernah Di Undang
48
Astrid berhadapan dengan Jackson
49
Astrid semakin Penasaran
50
Menyingkirkan Jackson
51
Teriakan Melani
52
Gerard Tak Menyangka
53
Jack Masih Koma
54
Kencan Pertama
55
Niat Buruk Samuel
56
Samuel mengikuti Melani
57
Misi yang Gagal
58
Samuel Mengawasi
59
Telepon dari Karina
60
Gerard bertemu Karina
61
Zahara yang Menyuruh
62
Mengejar Karina
63
Astrid tiba di Villa
64
Hai, Karina
65
Misi Astrid Berhasil
66
Gerard bertemu Zahara
67
Bayangan dibalik Horden Jendela
68
Terungkap
69
Membuat Alibi
70
Gagal
71
Perintah Gerard
72
Amarah yang Meluap
73
Kecurigaan Astrid pada Samuel
74
Mereka Orang yang Sama
75
Gerard Mengancam Astrid
76
Di Keroyok
77
Antoni Mengenali Astrid
78
Aku tak pernah bisa Melupakanmu
79
Gerard mengincar Antoni
80
Kejutan Besar
81
Kilas Balik
82
Hidupku selalu dalam Bahaya
83
Patrick Mulai Beraksi
84
Murka
85
Ada yang Mengawasi
86
Pertarungan
87
Mengungsi
88
Apa Kabar Jack ?!
89
Ambillah !
90
Akmal jadi Korban
91
Marwan Jadi Target Juga
92
Amarah Patrick
93
Cerita Masa Lalu Edward
94
Astrid Berbohong
95
Mengawasi Hardi Wijaya
96
Selangkah Lagi
97
Eksekusi
98
Astrid Kaget
99
Kesedihan Hati Patrick pada Marwan
100
Dia Dalangnya ?
101
Tuntas
102
Siapa Bayi Itu ?
103
Melacak
104
Edward Bertemu Zahara
105
Ya, Dia Anak Kandungmu
106
Aku Menemukan Photo Itu
107
Termakan Omongan
108
Melani Kabur
109
Maafin Mama
110
Pengakuan Edward
111
Antoni di Bekuk
112
Penelpon Misterius
113
Belum Saatnya Kamu Tau Aku
114
Wanita Pendusta
115
Akhir Hidup Jack
116
Astrid menolong Antoni
117
Akhirnya Aku Kaya
118
Zahara Menanti Gerard

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!