Istri Paksa Tuan Mafia
"Tuan, kami sudah menemukan Belia. Akan kah kami bawah gadis itu kesini?" salah seorang pengawal melapor.
"Kurung pelacur itu di mansion tepat nya di kamar saya!" balas nya dengan sorot mata tajam, mengingat penghinaan Belia di pesta pertunangan mereka. Kobaran api kebencian pun terlihat jelas di manik kecoklatan pria yang sedang asik di cumbu oleh seorang gadis.
Setelah mendengar persetujuan dari Tuan nya, pengawal itu pun pamit undur diri.
"Hey, lepaskan aku. Kalian siapa?" teriak sang gadis mencoba melepaskan diri dari para pria berjas hitam.
"Kau akan tau sebentar lagi, pelacur!" balas salah seorang pria dengan wajah sangar.
Deg..
Mendengar diri nya di sebut dengan kata pelacur, jantung Rania berpacu dengan kuat, ia gugup setengah mati, terlihat peluh sudah membasahi pelipis nya.
"Lepaskan aku! aku tidak tau apa maksud kalian." mohon nya lagi dengan suara bergetar ketakutan.
"Diam, atau kau akan ku bunuh!" marah pria sangar tersebut dengan mengacungkan senjata ke arah Rania.
Bulir air mata membasahi pipi nya, ia begitu takut, ia yang tak ingin terjadi sesuatu kepada nya pun memilih diam, wajah nya berubah pucat saat pistol tersebut mengarah ke arah nya.
Ya Allah, selamat kan Rania, Rania takut.
Rania kembali was-was saat wajahnya akan di tutup menggunakan kain hitam, ia mencoba memberontak dengan sisa tenaga nya, namun semua perlawanan Rania, membuat para pengawal itu geram dan melayang kan tamparan yang cukup kuat hingga Rania tak sadarkan diri.
Hampir sejam berlalu, perjalanan yang ditempuh para pengawal Delta pun akhir nya memasuki mansion megah yang berada di tengah-tengah hutan belantara. Rania yang masih tak sadarkan diri saat melakukan perjalan ke mansion itu pun, tersentak kaget kala pergelangan tangannya di tarik dengan kasar.
"Ayo keluar!" seru pria bertubuh kekar dengan wajah sangar nya.
Rania pun mengikuti langkah kaki pria tersebut, dengan terseok-seok Rania menguatkan hati nya, ia percaya akan keajaiban. Rania di giring menaiki anak tangga yang tak habis nya. Kaki nya terasa pegal, namun ia mencoba memaksakan berjalan.
Terdengar suara pintu terbuka, tubuh nya di dorong masuk setelah ikatan tangan nya di buka, tubuh nya terperosok ke lantai dengan keras. Baru saja diri nya hendak bangun terdengar pintu itu tertutup lagi. Dengan cepat nya Rania membuka penutup hitam yang menutup mata nya.
Ia tak dapat melihat apapun, ruangan itu begitu gelap, Rania yang takut akan kegelapan pun meringkuk di lantai dengan memeluk kedua lutut nya, ketakutan akan kegelapan membuat tubuh Rania bergetar hebat, ia menangis dalam diam, gadis itu merasakan sesak nafas. Hingga pada detik berikut terdengar kenop pintu yang di buka dari luar, pencahayaan pun masuk ke ruangan itu, Rania dapat melihat tubuh kekar berotot seorang pria yang berdiri di ambang pintu, namun karena kurang nya pencahayaan di ruangan itu membuat Rania tak dapat melihat wajah pria tersebut.
Delta tersenyum sinis ketika melihat keberadaan Belia di sana, ia pun berjalan mendekati gadis yang sedang menekuk kepala nya di antara kedua kaki nya.
"Belia Amor." ucap pria tampan itu dengan rahang mengeras, mengeja nama perempuan yang begitu di benci nya selama hampir setahun ini.
"Aku pikir kau begitu cerdik namun nyata nya kau itu hanya gadis bodoh dan murahan saja."
Rania yang mendengar suara yang begitu dingin dan mengintimidasi perlahan lahan mengangkat kepala nya, tatapan nya terkunci dengan sorot mata tajam milik pria yang sama sekali tidak di kenal nya, ada ketakutan saat menatap manik mata kecoklatan pria itu, kedua bola mata nya mengisyaratkan permohonan.
"Aawwh!" rintihan Rania tertahan kala pria di depan nya menjambak rambutnya ke belakang. Gadis itu menggeleng dengan wajah yang sudah basah penuh air mata.
Tangan kekar pria itu tak henti-henti nya melempar tamparan ke wajah mulus Rania.
"Tamparan ini belum seberapa dengan penghinaan kamu untuk ku dan keluarga ku." seru Delta tanpa belas kasihan.
"Aarrkkh!"
"Dan ini untuk keangkuhan kamu yang merasa gadis tercantik di muka bumi ini." Delta kembali melayangkan tamparan yang cukup keras hingga darah segar pun keluar dari ujung bibir Rania.
"Kau meninggalkanku di pesta pernikahan kita hanya karena kau pikir aku pria yang tak dapat membuat kau bergairah, bukan? akan ku buktikan jika semua penghinaan kamu waktu itu hanyalah omong kosong!" cecar Delta dengan sorot mata bak seperti elang yang siap memangsa buruan nya.
Delta meraih sebuah minuman di samping ranjang nya dan menegakkan minuman itu dengan paksa ke mulut Rania yang sudah terlihat begitu pasrah dengan apa yang terjadi pada diri nya.
Rania terbatuk kala minuman itu masuk ke rongga mulut nya, Delta memaksa Rania menghabiskan minuman tersebut. Delta dengan penuh kemarahan dan kebencian itu mengangkat tubuh Rania seperti karung beras dan membanting nya ke atas ranjang king size milik nya.
Rania merintih kesakitan saat tubuh nya jatuh dengan kuat di atas ranjang. Kepala nya terasa berputar, tubuh nya terasa begitu panas, jantung nya berdebar kencang, Rania pikir tubuh nya hanya tidak enak badan saja. Namun di detik berikut nya Rania tampak gelisah dengan jantung berdebar lebih kencang. Keringat nya terus bercucuran ia merasa begitu haus.
Akan ku buat kau mendesah dengan nikmat dan menyesali segala omong kosong mu!
Tanpa sadar Rania membuka dua kancing teratas kemeja nya hingga kulit leher mulus nya itu mengintip dan berhasil membuat sosok pria di depan nya berulang kali menelan saliva nya kasar. Delta yang melihat nya pun terbakar gairah, hasrat nya untuk menyetubuhi gadis di depan nya pun bangkit lebih cepat.
Tanpa permisi, Delta pun membuka kancing kemeja nya dengan cepat, ia pun menindih tubuh Rania, mendapat sentuhan lembut dari pria di depan nya, membuat Rania mendesah.
"Aahhh!"
Hasrat Delta pun makin meninggi ketika melihat ekspresi Rania yang terangsang akan sentuhannya, sampai sesuatu di bawah tubuh Delta pun sudah menegang sempurna.
Dengan satu hentakan, Delta menarik kasar kemeja Rania hingga robek, meski tubuh nya merespon sentuhan itu namun Rania mencoba bertahan ketika pria di depan nya menangkup kedua belahan dada nya.
"Tolong hentikan! apa yang kau lakukan?" mohon Rania dengan isak tangis, meski diri nya menolak, namun ia merasa apa yang di lakukan pria itu cukup mengobati rasa yang bergemuruh di tubuh nya.
"Kau begitu cantik, namun kesombongan mu lah yang mengakibat kan mala petaka ini terjadi pada dirimu sendiri. Akan aku tunjukkan kehebatan ku ini, hanya untukmu seorang, Belia Amor!" bisik Delta dengan lirih sembari tangan nya tetap bermain di gundukan Rania yang di kira nya Belia.
Delta terus melancarkan aksi nya di tengah amarah dan gairah yang bercampur demi membuktikan jika ia pria jantan yang bisa memberikan kepuasan pada seorang wanita.
"Aku mohon, jangan lakukan itu!" mohon Rania dengan suara melemah.
Namun permohonan nya sama sekali tidak di gubris oleh Delta, yang kemudian melucuti pakaian bawah hingga memperlihat kan bagian inti tubuh nya. Delta yang tengah emosi pun melancarkan aksi nya lebih cepat, tanpa aba-aba Delta memasukkan senjata kelakian nya ke lubang inti tubuh Rania hingga gadis itu mengernyit dan merintih kesakitan.
Apa ini? mengapa Belia masih perawan? bukan nya Belia gadis yang suka gonta-ganti pasangan saat mencari kepuasan?
Rania terus terisak, bayangan seorang pria mulai berputar di kepala nya, pria yang begitu tulus mencintai dirinya, menerima setiap kekurangan yang ada pada diri nya, hari-hari bahagia mereka kini semua nya tinggal kenangan dan semua itu hanya bisa di kenang nya, semua nya hancur saat diri nya tak lagi suci.
Tanpa belas kasihan, Delta terus mendorong simbol kejantanan nya dengan kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan pada para wanita pemuas nafsu nya.
"Shiitt! kau begitu nikmat, Belia." umpat Delta tanpa mau berhenti sedikit pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Aulia Izatunnissa
sungguh bar² kali
2023-02-22
0
Ika Sari
waw sungguh deg degan, d part awal
2023-01-03
0