Setelah berhasil menenangkan Hendro, Rania pun berjalan masuk ke kamar nya, dengan berlinang air mata, ia membereskan semua barang-barang nya, entah apa yang akan di lakukan Rania saat ini, ia tidak tau harus kemana saat keluar dari rumah ini, selama ini ia hanya hidup bersama Hendro dan istri nya. Mengenai Ibu kandung nya, Rania memilih tidak ingin mencari tau apapun mengenai wanita itu sampai kapan pun.
Mungkin dengan tabungan ini aku bisa menyewa sebuah apartemen kecil.
Ya, meski ia bukan anak kandung Hendro, namun Hendro membesarkan dan merawat nya layak nya anak kandung, Hendro pun tak tanggung-tanggung menyekolahkan diri nya hingga lulus SMA, setelah mendapat kan ijasah SMA, Rania pun mulai melakoni pekerjaan kasar, setelah mendapatkan cukup uang gadis itu pun meneruskan untuk melanjutkan kuliah di Universitas terbaik yang berada di Kota nya. Rania pun menjadi mahasiswi terbaik dan berprestasi di Universitas nya dengan kepribadian nya yang cuek akan semua hal menjadi kan ia sosok yang sangat di senangi di Universitasnya.
Beberapa bulan kemudian. Seorang gadis cantik dengan dress selutut sedang di sibukkan dengan beberapa file di depan nya, beberapa kali gadis itu merenggang kan otot-otot tangan nya. Meski perut nya sudah tak rata lagi, ia masih saja sibuk dengan pekerjaan nya sebagai seorang desainer di sebuah perusahan ternama di Kota A.
Semua staf kantor merasa kasihan melihat keadaan Rania yang hidup sendiri dengan beban sebuah janin di perut nya. Saat mengetahui Rania yang sedang hamil pun gadis itu di gunjing oleh sesama staf perusahan namun seiring waktu berjalan gunjingan mengenai diri nya pun hilang bagai di telan bumi.
"Rania, berhenti mengerjakan draf kamu, ini udah waktu jam makan siang. Kasian bayi kamu, pasti udah kelaparan." ajak Medina dengan cekikikan.
"Nanggung Din, bentar lagi selesai kok, kamu duluan aja bersama Nanda dan Aldo. Ntar gue susul kok." balas Rania sembari tersenyum ke arah teman sekantor nya.
"Ya udah cepetan ya, jangan sampe jam makan siang kamu habis dan kamu nggak makan kasian anak loh nanti." pesan Medina yang tau jika Rania sedang sibuk pasti akan melupakan kehamilan nya.
"Makasih ya, ya udah pergi sana." usir Rania dengan melambai ke arah Medina.
Tanpa Rania sadari, sejak tadi sepasang suami istri sedang menatap nya dengan iba, mereka tak tau apa yang akan terjadi ke depan nya jika Rania tau siapa pemilik perusahan tempatnya bekerja. Pasal nya sejak malam itu, Delta meninggalkan kota A dan memilih mengelola perusahan nya yang berada di Kota C. Dania menatap lamat-lamat gadis cantik itu dengan mata yang sudah basah, ia tidak menyangka jika perbuatan anak nya beberapa bulan yang lalu merubah segala yang ada pada diri Rania. Kini wanita itu sedang mengandung seorang diri tanpa ada suami di samping nya.
"Aku udah nggak tahan lagi, apapun yang terjadi aku bakalan paksa Rania buat tinggal di rumah kita, Ashraf. Aku nggak mau terjadi sesuatu kepada mereka berdua." ucap Dania merasa sangat bersalah kepada gadis yang sedang mengandung itu. Dania pun tak menggubris tatapan tajam suami nya yang mengisyaratkan diri nya untuk tidak gegabah.
"Terserah kamu saja, aku bisa apa! jika setelah kamu menghampiri Rania dan mengajak nya pulang dengan paksa, aku yakin gadis yang hati nya begitu terluka itu pasti akan menolak mentah-mentah permintaan kamu, Dania. Dan mungkin Rania bakalan berpindah pindah lagi demi menghindari kita." balas nya telak, ia dapat melihat sorot kebencian pada manik mata kecoklatan Rania.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang, Ashraf? aku nggak mau sesuatu menimpah mereka, kehidupan yang di jalani Rania pun begitu sulit, ia harus mengerjakan segala sesuatu sendiri tanpa bantuan seorang art dengan perut nya yang sudah mulai membesar itu." Isak tangis pun mulai terdengar kala Dania mengingat setiap aktifitas sehari-hari Rania yang di pantau oleh beberapa orang suruhan mereka.
"Rania wanita tangguh, aku yakin ia bisa menjalani semua ini dengan baik. Aku bersyukur Rania tidak memiliki keinginan untuk menggugurkan janin itu. Setelah anak Delta lahir, aku bakalan mengambil anak itu, entah Rania mau ikut atau tidak! yang pasti nya aku nggak bakalan biarin Rania mengurus anak itu di tempat tinggal nya yang tidak baik itu." meski ia berbicara dengan suara yang pelan, namun dari setiap perkataan nya tersirat suatu penekanan.
Awal nya Dania tidak beraksi namun di akhir ucapan nya ia melotot tak suka dengan ucapan suami nya.
"Jangan pernah berpikir untuk menjauh kan Rania dari anak nya. Enak sekali kamu berbicara seperti itu, apa kamu lupa jika anak kamu yang tidak mau bertanggung jawab? kenapa harus Rania yang merasakan sakit hati lagi, jangan egois! seharusnya kita masih bisa mendapatkan seorang cucu dari rahim wanita sebaik dan setulus Rania. Apapun yang terjadi tak seorang pun yang boleh merebut anak itu dari Rania, jika ada yang berani memisahkan mereka kelak nanti,
aku Dania Wiratmadja bersumpah akan menghancurkan siapapun termasuk kamu atau pun Delta. Sudah cukup luka yang keluarga kita toreh kan pada Rania." ancam Dania dengan sungguh-sungguh, ia bertekad untuk melindungi Rania sampai kapan pun, meski ia harus menjadi musuh suami dan juga anak nya.
Setelah membantah keras ucapan suami nya, Dania pun melangkah pergi meninggal kan ruangan suami nya itu. Dania adalah wanita dingin dan mudah sekali menangis, oleh karena itu ia memilih keluar dan hendak kembali ke rumah, ia tidak ingin bertengkar atau pun beradu argumentasi dengan suami nya, pikiran nya akhir-akhir ini sudah terlalu berat memikirkan segala hal termasuk Rania, Delta dan calon cucu nya tersebut.
Ashraf di buat bungkam dengan perkataan Dania, Ashraf tau jika ucapan nya barusan telah melukai hati istri nya, tak seharusnya ia bersikap seperti itu menanggapi perihal Rania dan cucu mereka, Ashraf tidak dapat membantah perkataan Dania, ia begitu takut kehilangan wanita seperti Dania yang sudah menemani nya dari nol hingga mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki segala nya untuk saat ini. Oleh karena itu Ashraf pun membiarkan Dania pergi sendiri, ia ingin memberi ruang cukup kepada istri.
Tak ingin terlihat oleh Rania, Dania pun turun menggunakan lift khusus CEO yang langsung mengarah ke basemen di mana mobil nya terparkir. Ashraf menatap satu pantulan di layar monitor, ia jarang sekali melihat istri nya itu bersikap dewasa seperti ini, ia tersenyum lebar kala mengingat ultimatum istri nya barusan.
Maafkan aku Dania, aku tau perkataan ku barusan telah melukai hati kamu, tapi jujur dari hatiku yang terdalam, tak sekali pun aku berniat memisah kan gadis sebaik Rania dengan cucu kita, aku bahagia melihat kamu sudah semakin dewasa seperti saat ini. Apapun bakalan aku lakukan untuk kebahagiaan keluarga kita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sayu Melly
semangat thor
2023-05-09
0